Usaha Dan Produksi Tanaman Sayuran

(1)

i

Kajian USAHA SAYURAN HIDROPONIK

PADA PT Kebun SAYUR SEGAR

KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

RATNA INDRIASTI

H34104055

Kementerian AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT Pertanaman BOGOR

(2)

Kajian Aksi SAYURAN HIDROPONIK PADA
PT KEBUN SAYUR Segar KABUPATEN BOGOR

Ratna Indriasti1)dan Nunung Kusnadi2)

1) Mahasiswa, Kementerian Agribisnis FEM IPB, H34104055 2) Dosen Penyuluh, Departemen Agribisnis FEM IPB, Dr.Ir., MS

Tanwujud

Hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam tanpa tanah, dengan menunggangi larutan nutrisi di dalam air. Sayuran hidroponik nan dihasilkan lebih higienis, tanpa pestisida, kian renyah dan segar. Harga jual sayuran hidroponik jauh lebih mahal dibandingkan dengan sayuran formal, namun biaya investasi dan operasional sekali lagi tinggi. Oleh karena itu, pengusahaan hidroponik wajib menghakimi tipe sayuran yang diproduksi yaitu sayuran yang memiliki nilai jual tahapan atau sayuran nan tergolong khusus. Harapan mulai sejak penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur biaya, penerimaan, keuntungan, dan efisiensi aksi sayuran hidroponik puas PT KSS. Penelitian dilakukan sreg Desember 2012 sampai Februari 2013. Hasil pengkhususan menunjukkan bahwa sungguhpun PT KSS memproduksi keberagaman sayuran yang setolok dengan sayuran konvensional (bayam, katak, caysim, dan pakcoy), aksi yang dilakukan tetap menguntungkan dan efisien dikarenakan harga jual dan produktivitas yang janjang sehingga bisa menutupi biaya yang dikeluarkan. Angka R/C perimbangan yang diperoleh tiap komoditas berkisar antara 1,3 hingga 2,9. Komoditas kangkung hidroponik merupakan dagangan yang paling efisien dan menguntungkan dibandingkan dengan dagangan lainnya.

(3)

Kajian USAHA SAYURAN HIDROPONIK Plong
PT KEBUN SAYUR SEGAR KABUPATEN BOGOR

Ratna Indriasti1)dan Nunung Kusnadi2)


ABSTRACT

Hydroponic is a technology of growing plants using mineral nutrient
solutions in water, without soil. Hydroponic technology produces more hygienic,
non pesticide, crisper and fresher vegetables. Hydroponic vegetables price is far
more expensive than conventional vegetables, however the investment and
operating costs are higher. Therefore, in hydroponic cultivation need to consider
the type of vegetables produced are high value vegetables or exclusive. The aim of
this research is to analyze the cost structure, revenue, profit, and efficiency of
hydroponic vegetables business in PT KSS. This research was conducted from
December 2012 to February 2013. The results of the research showed that
although the PT KSS producing the same type vegetables with conventional
vegetables (such as spinach, water spinach, caysim, and pakcoy), the business
remain profitable and efficient because of the higher price and higher
productivity of hydroponic vegetables that can cover the cost. The R/C ratio
obtained by each commodity is ranging from 1,3 to 2,9. Hydroponic water
spinach commodity is the most efficient and profitable commodity compare to the
other.

(4)

ii

Ikhtisar

RATNA INDRIASTI.
Analisis Aksi Sayuran Hidroponik Puas PT Kebun

Sayur Segar Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di pangkal bimbingan NUNUNG KUSNADI).

Teknologi hidroponik ialah metode bercocok tanam sonder tanah, tetapi menggunakan enceran zat makanan di privat air. Sayuran hidroponik yang dihasilkan kian higienis, sonder pestisida, lebih renyah dan fit. Harga jual sayuran hidroponik jauh lebih mahal dibandingkan dengan sayuran seremonial, belaka biaya investasi dan operasional pula tingkatan. Oleh karena itu, pengusahaan hidroponik teradat memaki jenis sayuran yang diproduksi yaitu sayuran yang mempunyai biji jual tingkatan atau sayuran nan tergolong partikular.

PT Tipar Sayur Segar (PT KSS) yakni salah satu perusahaan nan bergerak di meres produksi sayuran hidroponik. PT KSS mengusahakan sayuran hidroponik yaitu bayam, berudu, pakcoy, dan caysim. Sayuran nan diproduksi maka itu PT KSS merupakan jenis sayuran yang lazim diproduksi dengan menggunakan teknologi konvensional nan dicirikan dengan harga jual murah di pasaran dan bukan tergolong sayuran yang memiliki nilai jual pangkat (high value).

Pamrih pecah pengkhususan ini yakni bakal menganalisis struktur biaya, penerimaan, keuntungan, dan efisiensi aksi sayuran hidroponik puas PT KSS. Penelitian ini dilaksanakan di PT KSS yang berada di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Waktu pengutipan dan pengolahan data dilaksanakan sreg rembulan Desember 2012 sebatas Februari 2013. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program petisi komputer seperti mana Microsoft Excel. Konsep dan gawai kajian nan digunakan merupakan analisis struktur biaya, analisis keuntungan dan efisiensi usaha serta analisis titik impas.

Beralaskan analisis struktur biaya, biaya loyal yang dikeluarkan terdiri berpokok biaya sewa lahan, penyusutan
greenhouse
persemaian, penyusutan
greenhouse
pembesaran, penyusutan media irigasi, penyusutan peralatan, tenaga kerja tetap, listrik, distribusi. Komponen biaya konsisten teratas yakni biaya tenaga kerja dan biaya diseminasi. Persentase jumlah biaya patuh terhadap total biaya sreg tiap-tiap komoditas sayuran berkisar antara 60-71 persen. Pada usaha hidroponik biaya kapitalisasi yang dibutuhkan tinggi sehingga biaya tetap merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi. Biaya variabel yang dikeluarkan terdiri berasal biaya tenaga kerja koran, biaya penggunaan benih,
rockwool, nutrisi, dan sampul. Komponen biaya fleksibel terala adalah biaya tenaga kerja buletin. Persentase jumlah biaya variabel terhadap kuantitas biaya berkisar antara 28-40 uang jasa. Biaya produksi yang minimum kerdil yaitu sreg dagangan bangkong. Pengusahaan metode substrat dengan media gravel pada komoditas kangkung bisa menghemat biaya.

(5)

iii dijual dengan harga konvensional maka PT KSS tidak dapat menghampari biaya nan dikeluarkan. Harga jual yang tinggi pun dikarenakan tingginya kualitas sayuran hidroponik.

Dari hasil analisis efisiensi gerakan (R/C perimbangan) menunjukkan bahwa usaha sayuran hidroponik PT KSS efisien kerjakan dijalankan (R/C > 1). Nilai R/C rasio pada komoditas caysim yaitu 1,27, pakcoy 1,49, bayam 1,61, dan kangkung 2,71. Penerimaan kecebong hidroponik minimal tinggi dengan eksploitasi biaya yang paling minus sehingga menghasilkan manuver yang sangat efisien. Berdasarkan amatan titik impas memperlihatkan bahwa kuantitas minimum sayuran hidroponik yang harus dijual pada tiap komoditas berbeda sesuai dengan besarnya jumlah biaya variabel rata-rata per kilogramnya. Komoditas bancet memiliki jumlah paling kecil/tutul impas nan paling invalid, sedangkan produk caysim memiliki titik impas yang minimum tinggi. Lega komoditas bancet jumlah minimum produksi yaitu 3.473 kg, sedangkan jumlah produksi aktual mencapai 13.300 kg. Semakin jauh nilai titik impas produksi dengan jumlah produksi positif, maka dapat dikatakan bahwa keuntungan yang diperoleh semakin besar.

(6)

iv

Amatan Manuver SAYURAN HIDROPONIK

Plong PT KEBUN SAYUR Cegak

KABUPATEN BOGOR

RATNA INDRIASTI

H34104055

Skripsi ini yakni riuk satu syarat untuk memperoleh gelar Jauhari Ekonomi plong

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Perguruan tinggi PERTANIAN BOGOR

(7)

v Judul Skripsi : Amatan Usaha Sayuran Hidroponik Pada PT Ladang Sayur

Segar Kabupaten Bogor

Jenama : Ratna Indriasti

NIM : H34104055

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19580908 198403 1 002

Diketahui,

Kepala Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Perladangan Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

NIP. 19580908 198403 1 002

(8)

vi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Kajian Operasi Sayuran Hidroponik Pada PT Kebun Sayur Segar Kabupaten Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tataran manapun. Perigi mualamat nan bersumber atau dikutip dari karya yang diterbitkan alias tak diterbitkan dari katib lain telah disebutkan dalam referensi dan dicantumkan dalam bentuk daftar bacaan di putaran akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2013

(9)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penyalin dilahirkan di Jakarta pada tanggal 8 Juni 1989. Perekam adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Widayat dan Ibu Waltiyah. Pendidikan SD ditempuh katib berusul tahun 1994 di SDN Peninggilan 01 Tangerang sampai plong tahun 2000. Penyalin kemudian menempuh pendidikan SMP pecah hari 2000 di SMPN 3 Tangerang setakat pada tahun 2003. Panitera melanjutkan pendidikan puas tahun berikutnya di SMA Yadika 5 Jakarta dan lulus sreg tahun 2006 dengan jurusan IPA.

Penulis dikabulkan di Program Kepakaran Pengelolaan Industri Jasa Makanan dan Gizi, Programa Diploma Perguruan tinggi Pertanian Bogor, pada tahun 2006 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Perekam pernah melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di RSUD Cibinong Bogor dan Hotel Pangrango 2 Bogor plong tahun 2008-2009. Pada tahun 2009-2010, penulis bekerja di Bumi Hospital Tangerang sebagai nutrisionis.

(10)

viii

Kata sambutan

Puji terima kasih juru tulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan hadiah dan kasih-Nya sehingga juru tulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Usaha Sayuran Hidroponik Puas PT Kebun Sayur Afiat Kabupaten Bogor”. Skripsi ini disusun umpama pelecok suatu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi sreg Program Jauhari Alih Varietas Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Jamiah Pertanian Bogor.

Skripsi ini disusun beralaskan hasil penelitian di PT Kebun Sayur Segar ibarat salah suatu firma pencipta sayuran hidroponik. Tujuan berasal penelitian ini yakni untuk menganalisis struktur biaya, keuntungan, dan daya guna propaganda sayuran hidroponik sreg PT KSS.

Penulis mengingat-ingat bahwa skripsi ini masih jauh dari paradigma dan terwalak kesuntukan karena keterbatasan dan hambatan nan dihadapi. Semoga skripsi ini boleh bermanfaat dikemudian hari.

(11)

ix

UCAPAN TERIMA Karunia

Penuntasan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan berbagai pihak, baik secara sekaligus alias tidak langsung. Maka dari itu karena itu, plong kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima rahmat kepada :

1. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku dosen penatar atas pimpinan, ilmu, arahan dan keluasan pikiran yang telah diberikan kepada carik sebatas penyusunan skripsi ini radu.

2. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS atas kesediaannya menjadi dosen penguji terdahulu. Terima karunia atas koreksi dan masukan nan mutakadim diberikan.

3. Ir. Harmini, MS atas kesediaannya menjadi dosen penguji Uang jasa Pendidikan. Peroleh kasih atas koreksi dan masukan yang telah diberikan.

4. Dr. Ir. Dwi Rachmina, M.Si selaku dosen evaluator plong kolokium yang telah memberikan saran dan masukan bagi penyempurnaan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Sang yang telah menjadi pengajar akademik selama perkuliahan dan seluruh dosen serta staf Kementerian Agribisnis. 6. Orangtua (Kiai Widayat dan Ibu Waltiyah), kedua kakak tersayang (Risad

Yanuar dan Anjar Hermawan S.Kom, MT) dan keluarga tercinta atas setiap tahlil dan dukungan yang demap diberikan kepada carik.

7. Pihak PT Huma Sayur Afiat terutama manajer produksi yang mutakadim menyenggangkan masa, memberikan kesempatan dan berbagai informasi nan dibutuhkan penulis.

8. Sahabat dan teman seperjuangan Agribisnis Alih Jenis 1 terutama Dwi Gama dan Tita Nursiah yang telah mengasihkan dukungan, spirit, serta
sharing

selama perkuliahan sampai penulisan skripsi ini.

9. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan suatu masing-masing suatu yang sudah lalu memberikan berbagai bantuan kepada penulis.

(12)

x

3.1.1 Hubungan Struktur Biaya Produksi dengan Harga Jual … 15

3.1.2 Analisis Keuntungan dan Kesangkilan Usaha Sayuran Hidroponik … 18

3.1.3 Analisis Titik Impas Usaha Sayuran Hidroponik … 20

3.2 Lembaga Pemikiran Operasional … 22

5.3 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perusahaan … 32

5.4. Sarana dan Infrastruktur Budidaya Sayuran Hidroponik … 34

5.5 Proses Budidaya Sayuran Hidroponik … 37

(13)

xi

VI

Amatan USAHA SAYURAN HIDROPONIK PT KSS ……

43

6.1 Analisis Struktur Biaya Sayuran Hidroponik … 43

6.1.1 Biaya Konstan … 43

6.1.2 Biaya Variabel … 47

6.2 Kajian Pengajian pengkajian Sayuran Hidroponik … 50

6.3 Analisis Keuntungan, Efisiensi Usaha, dan Titik Impas Sayuran Hidroponik … 52

6.4 Proporsi Sayuran Hidroponik dengan Sayuran Konvensional … 55

VII Konklusi DAN SARAN ………

57

7.1 Kesimpulan … 57

7.2 Saran … 58

Daftar bacaan … 59

(14)

xii

DAFTAR TABEL

Nomor


Halaman

1. Nilai PDB Hortikultura di Indonesia Bersendikan Harga

Berlaku Tahun 2007-2010 … 1 2. Perkembangan Produksi Beberapa Pokok kayu Sayuran (ton)

di Indonesia Tahun 2009-2010 … 2 3. Perbandingan Produktivitas Sayuran Hidroponik dengan

Sayuran Non Hidroponik … 14 4. Struktur Biaya Usaha Sayuran Hidroponik PT KSS

per 500 m2 tiap-tiap perian … … 27 5. Analisis Struktur Biaya, Keuntungan dan Efisiensi Propaganda

Sayuran Hidroponik per 500 m2 per tahun… 29

6. Komponen Biaya Tetap Persuasi Sayuran Hidroponik


Per 500 m
2 dalam Periode Satu Musim … 45

7.

Komponen Biaya Variabel Usaha Sayuran Hidroponik


Sendirisendiri 500 m
2 dalam Waktu Satu Perian … 48 8. Struktur Biaya Produksi Sayuran Hidroponik … 50 9. Penataran Usaha Sayuran Hidroponik Per 500 m2


privat Waktu Satu Periode … 51


10.

Keuntungan Usaha Sayuran Hidroponik pada


Luasan 500 m
2 dalam Musim Satu Tahun … 52

11.

Efisiensi Propaganda Sayuran Hidroponik puas


Luasan 500 m
2 kerumahtanggaan Hari Suatu Periode … 53 12. Titik Impas pada Tiap Komoditas Sayuran Hidroponik … 54 13. Neraca Sayuran Hidroponik dengan Sayuran

(15)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor


Pekarangan

1. Kurva Biaya Tetap Besaran dan Biaya Fleksibel Total … 16

2. Perikatan Antara Kurva Biaya dengan Harga Jual … 17

3. Tutul Impas, Laba, dan Volume Penjualan … 21

4. Kerangka Pemikiran Operasional … 24

5.
Greenhouse
Keberagaman
Piggyback
dengan Kerangka Buluh … 35

6. Sarana Irigasi Sistem Hidroponik NFT di PT KSS … 35

7. Bedengan/Rak Tanam Sayuran Hidroponik di PT KSS … 36

8. Ki alat Tanam
Rockwool
di PT KSS… 36

9. Sperma Pakcoy Takii … 36

10. Sistem Budidaya NFT dan NFT Metode Substrat … 37

11. Proses Persemaian Sperma di PT KSS … 38

12. Proses Pembesaran Bibit di PT KSS … 38

13. Daun Bayam yang Dijangkiti Tungau … 39

14. Kegiatan Panen di PT KSS … 40

(16)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor


Halaman

1. Ancangan Penyusutan
Greenhouse
Persemaian

dan Basal di PT KSS … 63 2. Penyusutan Kendaraan Irigasi lakukan Komoditas Bayam,

Caysim, Pakcoy pada Luas Persil 500 m2 … 64 3. Penyusutan Sarana Irigasi lakukan Komoditas Kangkung

Media Kerikil pada Luas Persil 500 m2 … 65 4.
Join Cost
PenyusutanPeralatan untuk Komoditas

Bayam, Pakcoy, Caysim, Bongkok … … 66 5. Perhitungan Tenaga Kerja buat Komoditi Bayam,

Caysim, Pakcoy, Kangkung … 67 6. Struktur Biaya, Keuntungan, dan Daya guna Aksi Sayuran

Hidroponik per 500 m2 dalam Perian Suatu Masa

(17)

1

I.

PENDAHULUAN

1.1
Permukaan Belakang

Negara Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi bagi dikembangkan. Salah satu barang pertanian yang berpotensi cak bagi dikembangkan yaitu komoditas hortikultura. Hortikultura yaitu bagian dari sektor persawahan yang terdiri atas sayuran, biji pelir-buahan, tanaman hias, dan biofarmaka. Komoditas hortikultura memiliki nilai ekonomi nan tinggi, sehingga kampanye agribisnis hortikultura (biji pelir, sayur, florikultura dan tanaman obat) dapat menjadi sumber pendapatan bakal masyarakat. Produk hortikultura mutakadim memberikan sumbangan nan berarti bagi sektor pertanian atau perekonomian nasional, yang dapat dilihat berpokok nilai Produk Tempatan Bruto (PDB). Nilai PDB hortikultura berdasarkan harga berperan puas periode 2007-2010 boleh dilihat pada Tabulasi 1.

Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura di Indonesia Berdasarkan Harga Dolan Tahun

2007-2010

No. Kerumunan Dagangan

Angka PDB (Milyar Rupiah) Lancar pertumbuhan (%)

2007 2008 2009 2010 2008 2009 2010

(18)

2 Komoditas sayuran dapat menerimakan kontribusi terhadap PDB hortikultura sebesar 33 hingga dengan 36 persen berpokok total PDB hortikultura sreg musim 2007 sampai 2010.

Komoditas sayuran menjabat peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan manusia khususnya intern hal kecukupan alas dan vitamin yang dibutuhkan. Meningkatnya populasi warga, ketenteraman masyarakat, serta embaran publik akan kesehatan maka akan berpengaruh terhadap peningkatan permintaan sayuran sehingga produksi sayuran harus ditingkatkan. Secara umum, produksi sayuran di Indonesia sreg waktu 2009-2010 mengalami perkembangan produksi yang positif. Perkembangan produksi sejumlah pohon sayuran (ton) lega musim 2009-2010 boleh dilihat pada Tabulasi 2.

Diagram 2. Perkembangan Produksi Sejumlah Pokok kayu Sayuran (ton) di Indonesia

Tahun 2009-2010

No. Jenis Sayuran 2009 2010 Perkembangan (%)

1 Kembang Kubis 96.038 101.205 5,38

2 Paprika 4.462 5.533 24,00

3 Jamur 38.465 61.376 59,56

4 Tomat 853.061 891.616 4,52

5 Terung 451.654 482.305 6,81

6 Buncis 290.993 336.494 15,64

7 Ketimun 583.139 547.141 -6,17

8 Labu siam 321.023 369.846 15,21

9 Bancet 360.992 350.879 -2,80

10 Bayam 173.750 152.334 -12,33

Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

(19)

3 juta ton. Pada kenyataannya, terletak banyak masalah yang ditemukan pada komoditas impor sehingga produk sayuran impor tidak baik cak bagi dikonsumsi secara terus menerus. Sayuran yang diimpor berusul luar negeri beraneka macam macam jenisnya sama dengan bunga kubis, brokoli, bayam, pakcoy, seledri, paprika, dan kentang. Sayuran impor dinilai memiliki penampakan yang lebih baik dibandingkan dengan sayuran produksi dalam negeri. Daya saing dagangan hortikultura terutama sayuran harus ditingkatkan bakal dapat bersaing dengan dagangan impor yang ada1.

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pendapatan, dan pendidikan mahajana, permintaan terhadap komoditas sayuran terutama sayuran bugar terus meningkat. Konsumsi sayuran di Indonesia menurut Kementrian Perladangan plong perian 2010 sebesar 35 kg/kapita/musim dan meningkat pada tahun 2011 menjadi 41,9 kg/kapita/tahun2. Meningkatnya pendapatan dan ketenteraman awam detik ini lagi menyebabkan adanya pergeseran pola konsumsi dan tendensi hidup ke sisi nan bertambah baik. Pergeseran tersebut meningkatkan permintaan terhadap sayuran lebih higienis dan bukan memperalat pestisida. Bilang tahun terakhir sudah bermunculan pabrik sayuran yang berbeda dengan normal. Industri ini menghasilkan sayuran nan higienis dengan memperalat teknologi strata seperti hidroponik dan aeroponik.

Teknologi hidroponik dan aeroponik sudah diterapkan oleh berbagai perusahaan bakal menangkap prospek besar terhadap permintaan sayuran sehat dan higienis. Perusahaan yang pas raksasa antara lain PT Ladang Sayur Cegak dan PT Saung Mirwan di Bogor, PT Amazing Farm di Bandung, dan PT Horti Jaya Lestari di Sumatera Utara. Pengusahaan teknologi tinggi tersebut membutuhkan biaya yang juga tinggi sehingga petani tradisional belum jatuh cinta untuk mengusahakan sayuran tersebut. Teknologi aeroponik lebih jarang diusahakan dibandingkan dengan teknologi hidroponik.

Teknologi hidroponik ialah metode bercocok tanam tanpa tanah, tetapi menggunakan larutan nutrisi sebagai perigi. Teknologi hidroponik ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan teknik bertegal secara

1

www.waspada.co.id. 19 Keberagaman Penyakit Eksotis Buah dan Sayuran Impor. [12 November 2012]

2

(20)

4 tradisional. Keunggulan hidroponik antara tidak ramah lingkungan, produk yang dihasilkan higienis, pertumbuhan tanaman lebih cepat, kualitas hasil pokok kayu dapat terjaga, dan kuantitas dapat bertambah meningkat. Sayuran yang diproduksi dengan sistem hidroponik juga menjadi makin afiat karena terbebas berpokok polusi besi elusif industri yang cak semau di dalam lahan, fit dan tahan lama serta mudah dicerna3.

Seiring dengan perkembangan zaman dan peningkatan makrifat masyarakat akan pentingnya kesehatan, sayuran nan diproduksi dengan lain menggunakan pestisida mulai dipilih untuk dikonsumsi sehari-hari. Peningkatan total penduduk dan disertai dengan kesadaran tinggi akan dagangan yang bersih dan higienis menjadi peluang pasar yang amat samudra. Saat ini penduduk kota besar terutama halangan atas memiliki tren lakukan mengoreksi kualitas hidup mereka. Penggunaan komoditas-produk berkualitas mengasihkan rasa nyaman bagi penggunanya. Kalau 10 uang saja warga Indonesia memilih produk yang berkualitas dan tulus, berjasa ada sekitar 20 juta penghuni yang membutuhkan barang hidroponik setiap harinya4.

Sayuran nan dihasilkan dengan menggunakan teknologi hidroponik memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan sayuran konvensional namun biaya nan diperlukan tataran. Maka itu karena itu, segmen pasar yang dituju umumnya yaitu kalangan ekonomi menengah ke atas. Dengan kualitas yang hierarki dan segmen pasar yang tersendiri tersebut, sayuran hidroponik dapat dijual dengan harga premium atau harga yang jauh lebih strata dibandingkan dengan harga pasar. Sayuran hidroponik yang diproduksi dipasarkan ke
supermarket, swalayan, hotel, dan restoran. Diversifikasi sayuran hidroponik nan dipasarkan umumnya yaitu sayuran nan punya nilai jual tangga (high value) sebagaimana paprika, timun jepang, merica jepang, dan lain sebagainya. Melihat hal tersebut, pengusahaan hidroponik menjadi penting untuk menuduh spesies sayuran yang diusahakan.

3

www.jirifarm.com Keuntungan Budidaya Tanaman Hidroponik [23 September 2012]

4

(21)

5
1.2

Perumusan Masalah

Seiring dengan adanya peningkatan siaran pemakai terhadap kesehatan, bahaya racun hama, serta isu ramah mileu membuat sayuran hidroponik mulai diminati masyarakat buat dikonsumsi sehari-perian. Peningkatan konsumsi sayuran hidroponik menyerahkan prospek osean bikin usaha sayuran hidroponik. Usaha sayuran dengan teknologi hidroponik n kepunyaan banyak keunggulan dibandingkan dengan sistem konvensional, yakni ramah lingkungan, barang nan dihasilkan higienis dan sehat, pertumbuhan tanaman kian cepat, kualitas hasil tanaman bisa terdidik, dan total dapat makin meningkat5.

Riuk satu perusahaan yang mengalir di bidang produksi sayuran hidroponik yaitu PT Kebun Sayur Sehat (PT KSS). PT KSS memulai usaha hidroponik sejak masa 2000, dan berbentuk jasmani syariat PT pada tahun 2003. Berdasarkan konsultasi dengan manajer produksi diperoleh informasi bahwa tuntutan sayuran hidroponik rata-rata tiap tahunnya meningkat. Sebagai contohnya, sreg tahun 2011 permintaan bayam hidroponik PT KSS rata-rata sebanyak 220
pack/waktu, dan meningkat pada tahun 2012 rata-rata mencapai 240
pack
setiap harinya maupun setimpal dengan 60 kg/harinya. PT KSS meribakan produknya ke berbagai
supermarket
dan
hypermart.

Teknologi hidroponik n kepunyaan banyak jenama, namun konsekuensinya gerakan sayuran hidroponik membutuhkan biaya yang tangga kerumahtanggaan produksinya. Biaya investasi serta biaya operasional yang dibutuhkan seperti tenaga kerja, distribusi, penyiapan sarana tali air memerlukan biaya yang enggak rendah sehingga jenis sayuran yang diusahakan serta harga jual sayuran hidroponik terdepan bikin diperhatikan maka itu pengusaha sayuran hidroponik.

PT KSS mengusahakan sayuran hidroponik ialah bayam, bongkok, pakcoy, dan caysim. Sayuran yang diproduksi maka dari itu PT KSS merupakan macam sayuran yang resmi diproduksi dengan menggunakan teknologi konvensional yang dicirikan dengan harga jual murah di picisan dan bukan tergolong sayuran nan mempunyai nilai jual tinggi (high value). Oleh karena itu, menjadi penting cak bagi dipelajari struktur biaya, penelaahan, dan keuntungan usaha sayuran hidroponik PT KSS. Apakah aksi sayuran hidroponik PT KSS efisien kerjakan dijalankan?

5

(22)

6
1.2
Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan nan ingin dicapai dalam penyelidikan ini adalah untuk :

1. Menganalisis struktur biaya usaha sayuran hidroponik pada PT KSS. 2. Menganalisis penelaahan operasi sayuran hidroponik pada PT KSS.

3. Menganalisis keuntungan dan kesangkilan operasi sayuran hidroponik PT KSS.
1.3
Manfaat Penelitian

Mengenai kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan boleh menjadi warta dan gambaran yang signifikan lakukan pencipta sayuran hidroponik khususnya untuk menjumut keputusan dalam perencanaan dan pelaksanaan produksi agar memperoleh usaha nan efisien dan menguntungkan. Kegunaan pendalaman untuk penulis sendiri yaitu bermanfaat intern melatih kemampuan amatan serta latihan di n domestik menerapkan guna-guna-ilmu nan telah dipelajari. Pengkajian ini juga diharapkan dapat memberikan permakluman, sebagai objek referensi akan halnya analisis usaha berdasarkan struktur biaya dan harga jual serta dapat digunakan sebagai perbandingan bakal penekanan seterusnya.

1.4

Ruang Lingkup Penelitian

(23)

7

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1
Keunggulan Teknologi Hidroponik

Hidroponik merupakan sebutan untuk sebuah teknologi bercocok tanam sonder menunggangi tanah. Media bagi mengebumikan digantikan dengan media tanam enggak seperti
rockwool, arang sekam, zeolit, dan berbagai media nan ringan dan putih bikin digunakan. Peristiwa yang terpenting pada hidroponik adalah penggunaan air sebagai pengganti tanah kerjakan menghantarkan cair hara ke dalam akar pokok kayu. Hidroponik sebenarnya berpangkal berpokok bahasa Yunani yaitu
hydroponick. Introduksi
hydroponick
yakni koalisi dari dua kata yaitu
hydro
yang artinya air dan
ponos
yang artinya bekerja. Jadi bisa dikatakan hidroponik merupakan proses pengerjaan dengan air, yaitu merupakan sistem penanaman dgn media tanam nan banyak mengandung air (Prihmantoro H dan Indriani YH 1998; Sameto H 2003).

Budidaya tanaman hidroponik dilakukan di dalam
greenhouse.
Greenhouse
sering diartikan sebagai rumah beling, namun momen ini pengusahaan beling telah banyak digantikan dengan penggunaan plastik karena harganya yang lebih murah dan mudah didapat. Penggunaan
greenhouse
pada dasarnya bagi melindungi tanaman dari faktor kalimantang seperti kilat yang ekstrim (angin kencang, intensitas hujan dan radiasi matahari yang tinggi), gangguan hama, serta melindungi tanaman berpokok kelembaban yang tinggi. Penggunaan
greenhouse

menciptakan menjadikan pohon terlindungi dari gempuran hama sehingga penggunaan racun hama dapat dihindari dan produk yang dihasilkan menjadi kian afiat. Menurut Prihmantoro H dan Indriani YH (1998), walaupun
greenhouse
pada dasarnya digunakan untuk menciptakan kondisi mileu yang ideal, namun untuk usaha komersial seleksi lokasi juga harus diperhatikan. Beberapa syarat seleksi lokasi pendirian
greenhouse
yaitu ditempatkan di arena terbuka, n kepunyaan sirkulasi, boleh mengurangi intensitas cahaya surya, boleh mengurangi angin, serta lugu.

(24)

8 dan steril, (4) pekerjaan nisbi lebih ringan karena lain harus mengolah tanah dan memberantas gulma, (4) larutan gizi dapat disesuaikan dengan kebutuhan pokok kayu, (5) hidroponik dapat diusahakan di mana saja, tidak harus diusahakan pada persil luas, (6) tanaman hidroponik dapat dibudidayakan minus bergantung puas musimnya (Prihmantoro H dan Indriani YH 1998; Suhardiyanto H 2011). Dari plural cap tersebut, teknologi hidroponik lebih efektif dan efisien untuk dijalankan dibandingkan dengan berdapat tanam secara absah. Pendayagunaan media air bak pengganti media tanah juga yakni pendirian bakal menghasilkan produk nan lebih kalis, higienis, minus adanya kontaminasi dari beragam limbah maupun zat berbahaya yang mungkin terdapat di n domestik tanah. Produk yang kian higienis boleh menjadi keistimewaan penting dari produk hidroponik yang bisa menarik minat konsumen lakukan memintal dagangan hidroponik tersebut.

Dagangan biasa nan ditanam dengan media tanah menghasilkan pertumbuhan dan kualitas tanaman nan kurang baik karena tanah nan digunakan secara terus menerus dan bersambung-sambung akan menurun tingkat kesuburan serta strukturnya. Teknologi hidroponik ialah alternatif yang baik untuk memperoleh hasil produksi nan lebih baik mulai sejak segi kualitas, besaran serta kontinuitas. Vitamin yang diberikan sreg tanaman hidroponik bisa langsung diserap sempurna dan perian panen lebih cepat. Sebagai paradigma, tingkat pertumbuhan pakcoy nan ditanam secara hidroponik dan non hidroponik berbeda. Pakcoy yang ditanam secara hidroponik memiliki tingkat pertumbuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan non hidroponik. Pakcoy hidroponik ditanam dengan wahana arang sekam dan hasil produksinya memiliki tinggi pohon, jumlah patera, serta luas daun yang makin samudra. Hal ini membuktikan bahwa teknologi hidroponik menghasilkan komoditas nan lebih baik dari segi kualitas dan kuantitas (Permana HW 2001; Savvas D 2003).

(25)

9 Paprika hidroponik lagi berkualitas lebih baik dibandingkan seremonial ialah daging buah yang lebih deras dan gigih, warna buah nan lebih merata dan mengkilap serta lebih higienis (Wahendra R 1999; Widia HS 2000; Prihmantoro H dan Indriani YH 2002). Bermula berbagai contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa komoditas hidroponik memiliki kualitas yang lebih baik berpangkal segi manifestasi raga dan rasa.

Keunggulan dan kualitas yang makin baik pada komoditas hidroponik ternyata menjadi pertimbangan awal bagi pemakai intern keputusan pembelian sayuran hidroponik. Konsumen memperhatikan kebersihan, kebugaran, warna dan ukuran bermula sayuran hidroponik yang bertambah baik dibandingkan sayuran resmi. Aspek higienis menjadi alasan utama konsumen untuk mengkonsumsi sayuran hidroponik. Higienis seringkali menjadi pembeda penting sayuran hidroponik dengan sayuran jamak dikarenakan sayuran hidroponik tidak ditanam pada sarana tanah. Disamping itu, pengguna kecam kandungan nutrisi yang ada lega sayuran hidroponik yang dianggap makin tinggi. Cuma kandungan gizi sebenarnya tidak dapat diketahui secara serempak sehingga diragukan apakah konsumen tekun mencerna mengenai kandungan nutrisi sayuran hidroponik (Halim P 2000). Pada pengamatan di lapangan, sayuran hidroponik yang dijual di pasar berbudaya lazimnya menggunakan bungkusan nan baik dan kedap udara sehingga produk dapat terbebas dari kontaminasi kotoran dan bakteri yang ada di awan luar.

Bineka penelitian tersebut menunjukkan bahwa produk hidroponik punya kualitas nan bertambah baik dibandingkan dengan produk konvensional. Kualitas yang lebih baik misalnya berpokok segi rasa, tekstur, aroma, penampilan raga, dan yang paling utama produk nan dihasilkan lebih higienis. Kualitas dan aspek higienis menjadi alasan utama konsumen dalam mengidas produk hidroponik.
2.2
Karakteristik Produk Hidroponik

(26)

10 khas. Sayuran distingtif ini merupakan kelompok sayuran komersial saringan yang diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen golongan tertentu (khusus), sehingga nilai jualnya kembali lebih tangga dibandingkan dengan sayuran tempatan lainnya. Keberagaman sayuran yang tergolong eksklusif dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu misal berikut (Soeseno S 1999).

1) Sayuran daun ialah sayuran yang dipungut hasil daunnya, sama dengan baby kailan brokoli,
horenzo
atau bayam jepang, kubis merah,
mithsuba
alias seledri jepang, tang oh atau tong hao,
lettuce
nan terdiri dari
lettuce head
(selada berkrop) dan
lettuce leaf
(selada patera).

2) Sayuran buah merupakan sayuran yang dipungut buahnya, begitu juga
kaboca
atau labu jepang,
nasubi
atau terong jepang,
okura
alias
okra,
zucchini
atau labu sucini, paprika, tomat recento,
kyuuri
maupun mentimun jepang.

3) Sayuran penyedap masakan yaitu sayuran yang dipungut hasilnya misal bumbu penyedap, seperti
bibit penyakit
atau selasih,
chives
atau bawang kucai,
dill

ataupun
hades,
marjoram,
sage,
parsley
alias peterseli.

Dagangan hidroponik yang diusahakan di Indonesia pula beragam jenisnya. PT Saung Mirwan nan berlambak di Mega Mendung Bogor mengusahakan bineka sayuran sebagaimana paprika, tomat apel, tomat cherry,
lettuce,
shisito
atau sahang jepang, timun mini, dan timun jepang. Perusahaan lain sebagaimana PT Amazing Farm di N baruh Bandung mengusahakan sayuran hidroponik dan aeroponik. Sayuran nan minimal banyak diproduksi yakni berbagai jenis selada (selada keriting,
lollorossa, dan
romaine). Selain itu, jenis sayuran jamak pun diproduksi dengan aeroponik ialah caysim, bayam, katak, dan pakcoy. PT Horti Jaya Kuat di Sumatera Utara menjualbelikan paprika dan timun jepang hidroponik (Astuti MD 2007; Ginting D 2009; Prawoto B 2012).

(27)

11 Dari berbagai penelitian tersebut, boleh disimpulkan bahwa komoditas sayuran hidroponik yang diusahakan biasanya merupakan komoditas yang mempunyai poin jual tinggi (high value) dan juga berupa tanaman sayuran sub tropis nan terik diproduksi dengan teknologi stereotip. Komoditas yang
high

value
berkesempatan lautan untuk diusahakan karena permintaan yang juga tinggi baik untuk kebutuhan n domestik wilayah maupun kebutuhan ekspor.

2.3
Struktur Biaya dan Kapasitas Sayuran Hidroponik

Sebagaimana nan mutakadim dijelaskan sebelumnya, teknologi hidroponik yaitu teknologi tangga dalam memproduksi sayuran. Teknologi panjang umumnya membutuhkan biaya yang juga janjang baik dari segi biaya kapitalisasi maupun biaya operasional sehingga mempengaruhi bagaimana struktur biayanya. Struktur biaya ditentukan makanya teknologi yang digunakan, besaran skala usaha, dan sekali lagi komoditas yang diusahakan sehingga struktur biaya satu usaha berlainan dengan manuver lainnya.

Hidroponik merupakan teknologi tahapan dalam memproduksi sayuran sehingga biaya yang dibutuhkan lagi tingkatan. Penggunaan
greenhouse
serta beraneka ragam wahana dan infrastruktur penunjang dalam teknologi hidroponik menyebabkan dibutuhkannya biaya kapitalisasi nan tinggi. Biaya yang tinggi sering disebut sebagai kelemahan privat teknologi hidroponik. Hidroponik membutuhkan modal yang besar alias penanaman modal nan dibutuhkan bagi penyelenggaraan sistemnya. Pengusahaan
greenhouse,
sarana irigasi, dan peralatan menjadi modal utama untuk dapat menjalankan teknologi hidroponik. Terlebih lagi apabila dilakukannya peningkatan kualitas sistem yang lebih canggih seperti mana penggunaan permohonan komputer yang otomatis maka biaya pendanaan nan dibutuhkan akan semakin besar (Rosario AD dan Santos 1990; Chow V 1990; Savvas D 2003).

(28)

12 tomat recento hidroponik juga diteliti maka dari itu Dahlia E (2002) pada perusahaan nan berbeda. Biaya pemodalan juga merupakan komponen biaya terbesar puas persuasi tomat recento hidroponik di PT Prima Tani dengan biaya pembangunan
greenhouse
dengan luas 1 Ha mencecah 42 uang jasa semenjak total biaya kapitalisasi yang dikeluarkan. Biaya variabel yakni biaya terbesar kedua pasca- biaya pemodalan yang terdiri dari biaya penyediaan input seperti
polybag, sekam, sari, zat makanan dan tenaga kerja. Input yang digunakan plong persuasi sayuran hidroponik memang berbeda dengan konvensional sehingga biaya plastis pada aksi hidroponik relatif kian besar. Dapat disimpulkan bahwa dalam pengusahaan sayuran hidroponik, biaya produksi yang dibutuhkan tinggii karena adanya pendayagunaan teknologi tinggi yang farik dengan teknik berhuma baku.

Penelitian akan halnya struktur biaya sayuran hidroponik juga dilakukan oleh Tampubolon SH (2005) yang membandingkan struktur biaya tiga perusahaan (PT ABBAS Agri, PT JORO, PT Triple A) buat menganalisis persaingan usaha. Struktur biaya usaha sayuran hidroponik pada ketiga perusahaan berbeda-beda dikarenakan adanya perbedaan pada penggunaan inputnya seperti jauhar, nutrisi, sarana tanam serta perbedaan sewa lahan alias eigendom sendiri. Biaya tetap nan suka-suka kasatmata biaya penyusutan
greenhouse
dan penyusutan sarana tali air. Buat menganalisis persaingan aksi, selain struktur biaya digunakan pula analisis pendapatan dan pengeluaran hendaknya diketahui usaha yang menguntungkan.

Selain biaya kapitalisasi, biaya tenaga kerja dan sirkuit internal manuver sayuran hidroponik kembali tangga. Plong produksi bayam hidroponik dengan sistem NFT media kelikir, biaya tenaga kerja nan dibutuhkan mencecah 35,3 persen mulai sejak jumlah biaya, sedangkan biaya bahan bakar untuk arus mencapai 21,8 persen mulai sejak jumlah biaya (Anggayuhlin R 2012).

(29)

13 tersebut, biaya produksi pada hidroponik dapat doang ditekan dengan penggunaan tanah, air dan zat makanan secara efisien serta adanya peningkatan produksi dan hasil panen (Rosario AD dan Santos 1990; Chow V 1990; Agustina H 2009).

Daya produksi sayuran hidroponik juga makin tangga bila dibandingkan dengan produktivitas sayuran nan ditanam secara konvensional. Daya produksi sayuran hidroponik yang tinggi dikarenakan pemberian nutrisi dan air yang langsung bisa diserap oleh akar susu tanaman dan dialirkan ke seluruh putaran tanaman serta tumbuhan tidak terkontaminasi dengan adanya kemungkinan metal, bahan kimia, dan zat lain yang ada di n domestik tanah. Hal ini dibuktikan dengan pengkajian yang dilakukan makanya Jensen dan Collins pada hari 1985 mengenai proporsi produktivitas bilang sayuran yang ditanam secara hidroponik dan konvensional di Universitas Arizona. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya produksi sayuran hidroponik jauh lebih panjang dibandingkan dengan produktivitas non hidroponik, kejadian ini dapat dilihat puas Tabel 3.

Sreg penelitian lain menunjukkan bahwa produktivitas selada keriting hidroponik sampai ke 12 ton/Ha, sementara daya produksi selada biasa hanya menjejak 3-8 ton/Ha (Prawoto B 2012). Produktivitas sayuran hidroponik yang lebih tinggi dibandingkan biasa diduga bisa menjadi solusi lakukan menekan biaya hidroponik yang janjang.

(30)

14
Tabel 3. Perbandingan Produktivitas Sayuran Hidroponik dengan Sayuran Non

Hidroponik Di Universitas Arizona

Sumber : Jensen MH dan Collins WL (1985) Tanaman

Hidroponik Non Hidroponik (kendaraan tanah) Hasil panen

(Ton/Ha)

Jumlah panen per waktu

Total (Ton/Ha/Perian)

Total (Ton/Ha/Tahun)

Brokoli 32.5 3 97.5 10.5

Kubis 57.5 3 172.5 30

Mentimun 250 3 750 30

Terong 28 2 56 20

Lettuce

31.3 10 313 52

Merica 32 3 96 16

(31)

15

III.

Rancangan PEMIKIRAN

3.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Perhubungan Struktur Biaya Produksi dengan Harga Jual

Biaya adalah semua beban yang harus ditanggung kerjakan menyediakan barang agar siap digunakan maka dari itu konsumen. Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan yg dilakukan untuk memperoleh suatu barang atau jasa yang diukur dengan biji tip, baik itu pengeluaran faktual tip, melalui ganti mengganti atau melalui pemberian jasa. Komposisi biaya yang terjadi pada suatu aksi disebut struktur biaya (Rony H 1990; Sudarsono 1995).

Secara mahajana pengertian produksi adalah kegiatan suatu organisasi/perusahaan untuk memproses dan mengubah mangsa stereotip
(raw

material)
menjadi komoditas bintang sartan
(finished goods) melalui penggunaan tenaga kerja dan fasilitas produksi lainnya. Sukirno (2009) mengklarifikasi bahwa biaya produksi merupakan semua biaya yang dibebankan kepada perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan membeli bulan-bulanan baku yang akan digunakan bakal menciptakan produk-barang yang diproduksi makanya firma tersebut. Menurut Rosyidi S (2009), biaya produksi adalah biaya nan dibebankan kepada pengusaha kerjakan dapat menghasilkan output. Kerumahtanggaan penelitian ini, biaya produksi bisa diartikan sebagai biaya yang dibebankan kepada PT KSS untuk dapat menghasilkan berbagai sayuran hidroponik semenjak proses sediakala penanaman, pemeliharaan, panen, pasca pengetaman hingga sayuran hidroponik tersebut dipasarkan.

Biaya produksi merupakan skor semua faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan output. Biaya produksi setiap output tergantung pada dua situasi yaitu sebagai berikut.

1) Berapa raksasa biaya yang harus dikeluarkan oleh firma bagi mendapatkan input, yaitu harga input yang digunakan.

(32)

16 Berdasarkan teori biaya, biaya produksi dianalisa dalam kerangka waktu yang berlainan yaitu n domestik paser sumir dan jangka panjang. Privat jangka pendek terdapat biaya ki ajek dan biaya variabel, sedangkan internal jangka strata semua biaya adalah lentur sebagaimana halnya semua faktor juga variabel dalam jangka periode tinggi ini. Biaya tetap merupakan biaya nan jumlahnya lain tersampir atas segara kecilnya kuantitas produksi yang dihasilkan. Contoh berpangkal biaya konsisten yaitu gaji fungsionaris manajerial, penyusutan mesin-mesin, bangunan dan peralatan lain. Biaya variabel ialah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan pergantian besaran produksi yang dihasilkan. Semakin besar besaran produksi, makin besar pula besaran biaya variabel. Contoh biaya laur antara lain adalah biaya objek sah, biaya tenaga kerja langsung, zat makanan. Biaya ini mempunyai hubungan langsung dengan kuantitas produksi. Biaya tetap dan biaya fleksibel boleh dirumuskan ke dalam bentuk kurva, yang dapat dilihat sreg Rancangan 1.

Rp Rp

TFC TVC TVC

TFC

0 Q 0 Q Keterangan :

TFC : Biaya Ki ajek Kuantitas (Total Fixed Cost) TVC : Biaya Variabel Besaran (Total Variable Cost) Q : Output yang dihasilkan

Gambar 1. Kurva Biaya Tunak Total dan Biaya Variabel Kuantitas

(33)

17 pula biaya produksinya. Bertambahnya biaya jumlah bikin setiap kenaikan satu satuan output disebut biaya marginal.

Kejadian nan dipelajari dalam penelitian ini merupakan korespondensi struktur biaya dengan harga jual produk. Biaya produksi yang dibutuhkan dalam gerakan sayuran hidroponik sepan tinggi. Sementara itu, penjualan sayuran hidroponik pun sangat dipengaruhi maka dari itu harga jualnya. Harga jual sayuran hidroponik lebih mahal bila dibandingkan dengan sayuran konvensional. Secara teoritik dapat dijelaskan pada Gambar 2.

PH : Harga jual sayuran hidroponik (Rp)

PK : Harga jual sayuran lumrah/harga di kacangan (Rp)

MC : Biaya Marjinal (Marginal Cost)

ATC : Biaya Kuantitas Galibnya (Average Total Cost) AVC : Biaya Variabel Rata-rata (Average Variable Cost)

Rencana 2. Hubungan Antara Kurva Biaya dengan Harga Jual

Bersendikan Gambar 2 diperlihatkan sangkut-paut kurva biaya dengan harga jual. Harga sayuran hidroponik (PH) dan harga sayuran halal (PK)

diperoleh bersumber harga keseimbangan pasar dari pasar yang berbeda yaitu sayuran jamak semenjak pasar tradisional dan sayuran hidroponik dari pasar modern. Pada kurva tersebut diasumsikan bagaimana struktur biaya perusahaan secara orang. Kurva biaya dengan harga boleh menyantirkan berapa besarnya harga jual untuk dapat menutupi biaya yang dikeluarkan. Selain itu, kurva tersebut juga dapat menunjuk-nunjukkan kuantitas yang harus diproduksi (Q) untuk bisa menutupi

(34)

18 biaya yang dikeluarkan. Sreg kurva di Gambar 2, diasumsikan bahwa biaya variabel (AVC) pada sayuran hidroponik dan konvensional sebanding osean. Lega hidroponik memerlukan biaya investasi nan lautan sehingga biaya tetap yang dihitung juga semakin osean dikarenakan adanya perhitungan penyusutan. Maka itu karena itu, biaya jumlah rata-rata (ATC) pada hidroponik jauh bertambah janjang dibandingkan pada usaha sayuran konvensional (ATCH > ATCK). Untuk dapat

menutupi biaya yang tinggi, maka sayuran hidroponik harus dapat mempunyai harga jual premium atau harga jual nan jauh bertambah tangga berpangkal harga pasar (PH > PK).

Apabila sayuran hidroponik dijual dengan harga sayuran protokoler maka tingginya biaya bukan dapat tertutupi. Usaha sayuran hidroponik tersebut hanya mampu menutupi biaya variabel (AVC) cuma sedangkan biaya kukuh (AFC) lain bisa tertutupi. Biaya tunak n domestik usaha sayuran hidroponik adalah biaya penyusutan
greenhouse, instalasi irigasi, sarana penunjang lainnya serta biaya tenaga kerja patuh. Makanya karena itu, n domestik jangka ringkas perusahaan masih dapat berjalan tetapi intern paser tangga perusahaan tidak dapat melakukan reinvestasi sehingga lama kelamaan firma harus menutup usahanya.

Selain harga jual yang tahapan, besaran produksi sayuran hidroponik juga harus bertambah tahapan dibandingkan dengan sayuran konvensional (QH > QK). Kuantitas

produksi yang tinggi plong hidroponik boleh menutupi tingginya biaya sehingga produktivitas sayuran hidroponik juga harus lebih tinggi dibandingkan sayuran konvensional. Oleh karena itu, pada usaha sayuran hidroponik yang membutuhkan biaya nan besar harus dapat memproduksi sayuran hidroponik kian banyak dan harga jual sayuran hidroponik harus n kepunyaan harga premium yang lebih tinggi dari harga pasar. Kendatipun sayuran hidroponik nan diproduksi maka dari itu firma ialah keberagaman sayuran yang sebagaimana sahih, harga jual dan produktivitas sayuran hidroponik harus kukuh jenjang seyogiannya dapat menguntungkan.

3.1.2 Analisis Keuntungan dan Efisiensi Manuver Sayuran Hidroponik

(35)

19 usahatani yaitu maujud nilai penggunaan wahana produksi, upah dan bukan-lain nan dikeluarkan sepanjang proses produksi (Soekartawi; Dillon JL; Hardaker JB; Soeharjo A 2011). Total biaya tersebut dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel. Kajian keuntungan usaha punya dua maksud yaitu untuk melukiskan keadaan sekarang dari suatu usahatani dan untuk mencitrakan keadaan yang belakang hari berbunga suatu perencanaan dan tindakan. Kajian keuntungan usaha memberikan bantuan untuk mengeti apakah kegiatan usahatani nan dijalankan pada waktu ini berbuah atau tidak.

Dalam analisis keuntungan, terdahulu buat mengetahui biaya yang dikeluarkan serta harga jual nan digunakan oleh firma. Harga jual dalam hal ini adalah biji yang diperoleh perusahaan puas produk yang dipasarkannya. Misal pada studi ini, harga jual yang digunakan bermanfaat harga tiap komoditas sayuran hidroponik nan dijual kepada konsumen maupun distributor sebagaimana
supermarket
dan
hypermart.
Biaya yang dirinci terdiri bersumber biaya tunak dan biaya laur. Biaya konstan seperti biaya penyusutan
greenhouse, instalasi irigasi, peralatan dan sarana penunjang lainnya, sedangkan biaya variabel seperti biaya pembelian semen, nutrisi, media tanam, dan tak sebagainya.

Keuntungan = pendedahan total – biaya total π = TR – TC

π = TR – TVC – TFC π = P*Q – Q*AVC – TFC Warta :

TR = besaran penerimaan propaganda sayuran hidroponik PT KSS TC = total biaya usaha sayuran hidroponik PT KSS

(36)

20 Salah satu pendirian untuk kesangkilan propaganda yaitu dengan mengukur inversi penataran dan biaya dengan menggunakan analisis R/C perbandingan. Analisis R/C perimbangan bisa digunakan untuk mengetahui seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang dikeluarkan dapat memberikan beberapa nilai pengajian pengkajian misal manfaatnya. Penerimaan yang besar lain selalu menunjukkan efisiensi yang tinggi, karena dapat sahaja biaya yang dikeluarkan juga tinggi. Misalkan dua komoditas sayuran hidroponik (contohnya bayam dan caysim) memperoleh keuntungan yang ekuivalen besar, tak berarti kedua produk tersebut seimbang-sekufu efisien dan menguntungkan, harus dilihat bagaimana inversi penerimaan dan biaya yang dikeluarkan dengan kajian R/C proporsi. Nilai yang didapat dari hasil amatan R/C nisbah tidak memiliki satuan. Nilai dari R/C rasio yang boleh dijadikan tolak ukur kesangkilan yang mempunyai arti sebagai berikut.

1) R/C perbandingan > 1, menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan dalam satu usaha akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari suatu. Jadi boleh dikatakan operasi tersebut bertambah efisien.

2) R/C rasio < 1, menunjukkan bahwa setiap satu euro biaya yang dikeluarkan intern suatu manuver akan menghasilkan penerimaan nan bertambah kecil dari satu. Jadi dapat dikatakan usaha tersebut enggak efisien.

3) R/C neraca = 1, menunjukkan bahwa setiap satu dolar biaya yang dikeluarkan intern suatu usaha akan menghasilkan penerimaan selaras dengan satu. Bintang sartan penerimaan yang diperoleh sama dengan biaya yang dikeluarkan, dan dapat dikatakan efisien.

Efisiensi suatu usaha bergantung puas pemakaian
input

secara optimal untuk menghasilkan
output
yang maksimal. Pada pengkhususan ini, pengukuran tingkat efisiensi gerakan dapat dilihat pecah struktur biaya puas masing-masing komoditas sayuran hidroponik nan diusahakan serta penerimaan nan diperoleh.
3.1.3 Kajian Titik Impas Usaha Sayuran Hidroponik

(37)

21
total cost
(TC), plong kondisi tersebut perusahaan lain mengalami untung atau rugi. Sekiranya kondisi suatu perusahaan subur di bawah
break even point, maka perusahaan tersebut masih mengalami kerugian tetapi perusahaan tersebut masih mampu menutupi biaya operasional perusahaan. Puas perhitungan tutul impas terdapat beberapa premis pokok, yakni sebagai berikut.

1) Biaya harus dikelompokkan menjadi dua adalah biaya luwes dan biaya kukuh. 2) Total nan diproduksi selaras dengan jumlah nan dijual. Makara, tidak terdapat

persediaan atau sisa produk.

3) Harga jual per unit tetap walaupun volume penjualan meningkat dan tak suka-suka korting penjualan.

Bikin menentukan titik impas, apalagi dahulu biaya-biaya dikelompokkan menjadi biaya tetap (fixed
cost) dan biaya plastis (variable
cost). Rekapitulasi titik impas (BEP) dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

BEP (unit) = Total Biaya Loyal

Harga jual per unit – Biaya variabel tiap-tiap unit

Penentuan tutul impas juga dapat dilakukan dengan pendekatan grafis, dimana titik impas yaitu pertemuan antara garis biaya dan garis pendapatan penjualan. Tutul pertemuan antara garis biaya dan garis penerimaan tersebut merupakan titik impas (break
even). Untuk dapat menentukan titik impas, harus dibuat tabulasi dengan api-api datar menunjukkan tagihan penjualan, sedangkan sumbu tegak menunjukkan biaya dan pendapatan penjualan. Tabel titik impas, laba, dan penjualan boleh dilihat pada Buram 3.

(38)

22

Q BEP : Volume penjualan pada saat bintik impas

Pada Bentuk 3, dapat dilihat dimana titik impas merupakan perpotongan mulai sejak garis penerimaan total (TR) dan biaya jumlah (TC), ketika volume penjualan sebesar Q dan memperoleh pendapatan sebesar P. Jikalau keadaan pada garis penerimaan besaran ada di radiks garis biaya kuantitas atau produksi (Q) mengalami penjatuhan, maka menunjukkan kemalangan (provinsi B). Jika garis penerimaan besaran ada di atas garis biaya total atau total produksi (Q) meningkat, maka perusahaan akan memperoleh laba atau untung (distrik A).

Lega PT KSS, apabila harga jual dan jumlah produksi sayuran hidroponik makin tinggi maka penataran (TR) nan diperoleh meningkat sehingga kurva TR bergeser ke arah kiri atas (TR1 ke TR2) dan menyebabkan distrik A lebih besar

sehingga keuntungan yang diperoleh semakin tinggi. Perusahaan juga mempunyai QBEP yang semakin sedikit (bermula QBEP1 ke QBEP2) sehingga total sayuran

hidroponik yang harus dijual cak bagi dapat menutupi biaya menjadi lebih sedikit. Sebaliknya dari segi biaya yang dikeluarkan, apabila biaya yang dikeluarkan semakin besar maka akan menyebabkan kurva TC bergeser ke kidal atas sehingga daerah A lebih katai dan keuntungan yang diperoleh lebih sedikit. Perusahaan juga harus memproduksi dan menjual sayuran hidroponik lebih banyak untuk dapat menutupi biaya yang dikeluarkan. Volume penjualan pada saat bintik impas (QBEP) semakin lautan jumlahnya.

3.2

Lembaga Pemikiran Operasional

Teknologi hidroponik merupakan teknologi yang tinggi intern memproduksi sayuran dan mempunyai banyak nama dibandingkan produksi secara formal. Kualitas sayuran yang dihasilkan bertambah segar, renyah, dan higienis cak bagi dikonsumsi. Adanya aplikasi terhadap sayuran yang kian higienis mendedahkan probabilitas besar bagi usaha sayuran hidroponik. Riuk satu

(39)

23 perusahaan yang memproduksi sayuran hidroponik merupakan PT Kebun Sayur Segak (PT KSS). Usaha sayuran hidroponik di PT KSS dilakukan secara membahu dengan menunggangi media
greenhouse, instalasi irigasi, dan peralatan yang farik dengan pemakaian sayuran secara resmi. Pemodalan yang dibutuhkan serta biaya yang dikeluarkan cukup besar untuk memproduksi sayuran hidroponik nan berkualitas baik. Oleh karena itu, menjadi berjasa buat dipelajari struktur biaya usaha sayuran hidroponik PT KSS.

PT KSS mengusahakan sayuran hidroponik yaitu bayam, bongkok, pakcoy, dan caysim. Sayuran nan diproduksi oleh PT KSS merupakan jenis sayuran yang biasa diproduksi dengan teknologi protokoler yang dicirikan dengan harga jual murah di pasaran dan tidak tergolong sayuran yang memiliki nilai jual tinggi (high value). Jenis dan jumlah sayuran yang diproduksi akan menentukan berapa besar penerimaan yang diperoleh dengan mengalkulasi harga jual sayuran hidroponik dan nilai penjualan.

(40)

(41)

25

IV.

METODE Pengkhususan

4.1
Lokasi dan Waktu Penekanan

Eksplorasi ini dilaksanakan di PT Huma Sayur Bugar (PT KSS), Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT KSS adalah perusahaan yang memproduksi sayuran hidroponik dan memasarkan hasil produksinya ke banyak
supermarket
di area Jabodetabek seperti
Giant,

Carrefour,
All Fresh
dan
Lotte Mart. Waktu pengambilan dan pengolahan data dilaksanakan pada rembulan Desember 2012 setakat Februari 2013.

4.2
Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini data nan digunakan menghampari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan dan melalui wawancara serta merta dengan pihak PT KSS. Data biaya yang digunakan sesuai dengan harga pada ketika penelitian berlangsung. Data sekunder merupakan data adendum dari data primer yang dari berpokok literatur-literatur yang relevan. Data sekunder yang dikumpulkan yaitu data yang berusul berasal instansi nan terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Direktorat Jenderal Hortikultura. Selain itu, dilakukan juga penelusuran melalui internet, siasat serta investigasi-pengkhususan terdahulu nan dapat dijadikan andai bahan rujukan.

4.3
Metode Pengolahan dan Analisis Data

(42)

26
4.3.1
Analisis Struktur Biaya

Analisis struktur biaya dilakukan dengan merinci komposisi biaya yang dikeluarkan pada kampanye sayuran hidroponik PT KSS. Struktur biaya tersebut dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya plastis. Di dalam biaya tetap terwalak biaya penyusutan yang harus diperhitungkan. Biaya penyusutan terdiri semenjak bangunan
greenhouse,
sarana tali air dan sarana penunjang lainnya yang dihitung berdasarkan metode penyusutan garis harfiah atau umumnya, adalah nilai pembelian dikurangi prakiraan skor sempuras dibagi dengan umur gemi. Nilai akhir dianggap nol takdirnya barang tersebut tidak laku kembali dijual. Rumus yang digunakan adalah :

Penyusutan = Nb – Ns horizon Keterangan :

Nb : Ponten pembelian barang n domestik rupiah

Ns : Prakiraan ponten berak (harga yang diperoleh apabila dagangan dijual sekali lagi) kerumahtanggaan mata uang

t : Umur ekonomis produk internal tahun

Secara matematis, perhitungan besaran biaya (besaran cost) nan yaitu total pecah biaya konstan (TFC) dan biaya variabel (TVC) bisa dirumuskan seperti berikut ini.

TC = TFC + TVC

Untuk menghitung besaran biaya rata-rata (average total cost) yaitu penjumlahan biaya tetap rata-rata (AFC) dengan biaya variabel rata-rata (AVC). Rumus yang digunakan sebagai halnya berikut ini.

ATC = AFC + AVC

(43)

27
Diagram 4. Struktur Biaya Usaha Sayuran Hidroponik PT KSS tiap-tiap 500 m2 pertahun

Komponen

Bayam Kangkung Caysim Pakcoy

Rp % Rp % Rp % Rp %

Keterangan : (%) = persentase terhadap kuantitas biaya

(44)

28
4.3.2
Amatan Keuntungan dan Efisiensi Usaha Sayuran Hidroponik

Keuntungan yaitu selisih berpangkal total penerimaan dengan total biaya. Pengajian pengkajian usaha sayuran hidroponik merupakan nilai yang diterima dari penjualan produk, yaitu hasil kali kuantitas produksi sayuran hidroponik yang terjual dengan harga jual sayuran hidroponik tersebut. Perhitungan penataran dapat dirumuskan sebagai berikut.

TR = Pi x Qi Butir-butir :

TR = Total penataran aksi Pi = Harga jual sayuran hidroponik

Qi = Jumlah tiap jenis sayuran hidroponik yang terjual dalam 1 hari

Biaya usaha sayuran hidroponik merupakan biaya yang dikeluarkan sejauh proses produksi sayuran hidroponik yakni kasatmata biaya lentur dan biaya patuh. Biaya variabelnya yaitu semen, wahana tanam, vitamin, sampul, dan upah tenaga kerja harian. Biaya tetapnya yaitu biaya penyusutan
greenhouse,
penyusutan alat angkut tali air, upah tenaga kerja taat, dan biaya listrik. Amatan keuntungan atas biaya total usaha sayuran hidroponik dapat dianalisis dengan rumus :

Keuntungan (π) = TR – TC Makrifat :

TR = Pembelajaran usaha sayuran hidroponik TC = Total biaya yang dikeluarkan

(45)

29 Semakin besar kredit R/C rasio maka usaha tersebut semakin efisien. Rumus yang digunakan dalam anggaran R/C rasio adalah bagaikan berikut.

R/C rasio atas biaya jumlah = TR / TC

Tabel 5. Kajian Struktur Biaya, Keuntungan dan Efisiensi Usaha Sayuran

Hidroponik sendirisendiri 500 m2 sendirisendiri periode

Komponen

Bayam Katak Caysim Pakcoy

(46)

30
4.3.3
Amatan Titik Impas

Analisis bintik impas dilakukan buat mengetahui berapa total minimal sayuran hidroponik yang harus terjual sepatutnya hasil penjualan yang diperoleh sebabat dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Pada kondisi tersebut perusahaan tidak memperoleh keuntungan atau kegeruhan. Kerumahtanggaan runding noktah impas (BEP), biaya variabel dan biaya konsisten yang dikeluarkan harus dipisahkan secara jelas. Pendekatan untuk perhitungan titik impas dalam usaha sayuran hidroponik ini adalah BEP privat jumlah unit produksi (kg). Perhitungan titik impas boleh dilakukan dengan menunggangi rumus seumpama berikut.

BEP (unit) = Besaran Biaya Tetap

Harga jual masing-masing unit – Biaya luwes saban unit BEP = TFC

(47)

31

V.

GAMBARAN Masyarakat Kampanye

5.1
Album Perusahaan

PT Kebun Sayur Segar (PT KSS) merupakan firma yang bergerak di meres agribisnis pohon dan sayuran segar. Firma berdiri sejak tahun 1998 dengan pemilik perusahaan yaitu Bapak Soebagyo Karsono. Ide awal kaidah aksi ialah pemilik diperkenalkan teknologi hidroponik maka itu BPPT pada November 1998, yang pada akhirnya membuat kohesi kerjakan memulai persuasi sayuran hidroponik. Pada awal usaha, dilakukan malar-malar dahulu uji coba lega pokok kayu paprika, tomat recento, mentimun jepang, serta melon pada luasan lahan
greenhouse
400 m2. Semua modal aksi berasal dari dana pribadi pemiliknya.

Pada tahun 2000, perusahaan tiba berkembang dan memasarkan sayuran hidroponik secara komersial dengan cak memindahtangankan hasil produksi hidroponik tersebut ke
supermarket. Pada tahun 2002, perusahaan start menambah macam sayuran hidroponik nan diproduksi sebagai halnya bayam, kodok, caysim, kailan, dan pakcoy. Perusahaan menambah luasan
greenhouse
plonco dan sekali lagi memperluas usaha dengan melakukan varietas usaha kebun anggrek yang bekerjasama dengan karang taruna setempat.

Perusahaan seremonial berbentuk jasmani syariat Persekutuan dagang Terbatas puas tahun 2003. Hasil produksi perusahaan mutakadim menginjak meluas setakat dapat ditemui di
supermarket
dan
hypermart
yang suka-suka di Jabodetabek. Peluasan kampanye terus dilakukan sehingga sreg waktu ini perusahaan memiliki berbagai ragam unit gerakan, seperti persuasi tanaman buah, kebun anggrek, sayuran organik, dan sayuran hidroponik. Sayuran organik diproduksi di ladang yang berada di daerah Cianjur, sedangkan sayuran hidroponik, tanaman buah dan kebun anggrek diproduksi di kebun yang terdapat di Parung.

(48)

32
5.2
Lokasi dan Kondisi Geografis Firma

Lokasi PT KSS berada di Jalan Raya Parung-Bogor Nomor 546, Desa Parung, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perusahaan bakir pada daerah memberahikan dengan suhu udara biasanya 290 – 330C. Faktor iklim dan sorot sangat berwibawa sreg budidaya tanaman, tak semua variasi tanaman dapat bertaruk optimal lega ladang Parung sehingga firma memilih bikin mengusahakan varietas tanaman sayuran sama dengan kangkung, bayam, caysim, dan pakcoy. Perusahaan terletak di daerah yang sepan taktis yaitu kaya di jalan raya nan menghubungkan ii kabupaten Bogor, Tangerang, dan Jakarta sehingga memuluskan proses distribusi dan pelanggan juga dengan mudah dapat mengakses lokasi tersebut.

Perusahaan memiliki lahan seluas 3,8 Ha, semata-mata enggak semua lahan dipergunakan. Puas lahan tersebut terdapat
greenhouse
kerjakan sayuran hidroponik,
greenhouse
kebun anggrek, kolam ikan, ruang penyiapan, bangunan kantor, aula pelatihan, rumah peristirahatan, dan masjid.
Greenhouse
sayuran hidroponik digunakan kerjakan proses persemaian dan basal. Bangunan
greenhouse
diperlukan untuk menjaga tanaman pecah cuaca hujan dan pula mencegah timbulnya hama dan kebobrokan.

5.3
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Firma

Perusahaan punya tiga unit propaganda yaitu unit tegal sayuran segar, unit tipar anggrek parung, dan sekali lagi unit pendidikan dan pelatihan. Pada setiap unit usaha dipimpin langsung makanya manajer unit masing-masing nan bertanggung jawab terhadap kegiatan yang berlangsung di unit tersebut. Manajer lagi dibantu maka itu seorang pembantu manajer serta penanggung jawab lain yang bertugas di lapangan. Setiap manajer bertanggung jawab kepada didikan perusahaan, adalah pemilik PT KSS.

(49)

33 Struktur organisasi perusahaan secara umum terdiri dari arahan perusahaan yaitu pemilik PT KSS, penggalan administrasi dan moneter, adegan produksi, serta bagian pemasaran. Arahan perusahaan hanya bertugas mengawasi keuangan perusahaan dan mengamini deklarasi berbunga manajer unit. Pimpinan lain berperan maupun tidak ki angkat secara langsung dalam kegiatan operasional perusahaan. Bagian administrasi dan keuangan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan maupun transaksi yang gandeng dengan finansial perusahaan. Manajer penggalan produksi bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan produksi dan juga membuat laporan penyediaan kebutuhan bahan protokoler dan alat penunjang bakal proses produksi. Manajer pemasaran bertanggung jawab dalam memasarkan hasil produksi, mengamalkan kegiatan promosi, dan mengamalkan kerjasama dengan pelanggan.

Selain manajer produksi, pada kegiatan produksi di lapangan juga terdapat kepercayaan manajer produksi, penderita jawab lapangan, serta tenaga kerja operasional produksi sreg setiap unit kampanye. Asisten manajer produksi bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan dan keputusan berbunga manajer dan mengawasi kegiatan produksi secara refleks di lapangan. Penanggung jawab lapangan bertugas untuk mengawasi kegiatan produksi, melebun setiap proses produksi agar bepergian laju dan sesuai. Tenaga kerja operasional produksi yaitu tenaga kerja yang mengerjakan kegiatan puas setiap bagian unit usaha masing-masing, contohnya tenaga kerja persemaian, penuaian, dan pengemasan.

(50)

34 Jumlah perian kerja internal firma adalah heksa- hari dalam seminggu dengan besaran jam kerja delapan jam sehari ialah bersumber martil 08.00 hingga pemukul 16.00 WIB. Hanya untuk tenaga kerja persemaian, penuaian, penyiapan memiliki musim bekerja sendiri sesuai dengan pelaksanaan kegiatannya. Tenaga kerja persemaian bekerja lima jam sehari, tenaga kerja panen sahaja dua jam sehari, tenaga kerja pengemasan enam jam sehari. Hari liburan diberikan secara bergantian antara satu pegawai dengan pegawai lainnya sreg masing-masing bagian. Hal ini dikarenakan produksi sayuran hidroponik bepergian setiap hari tanpa libur sehingga kuantitas tenaga kerja harus cinta cukup seyogiannya tidak terjadi kekurangan puas kegiatan produksi. Tenaga kerja produksi biasanya merupakan warga sekitar yang berkampung tinggal di dekat perusahaan sehingga perusahaan juga dapat membantu atau memberdayakan warga sekitar yang ada. Syarat dan kualifikasi pelaku produksi juga lain ditetapkan secara khusus, hal yang terpenting yaitu tenaga kerja tersebut dapat bertanggung jawab dan memeras keringat.

5.4
Sarana dan Prasarana Budidaya Sayuran Hidroponik

(51)

35
Lembaga 5.

Greenhouse
Tipe
Piggyback
dengan Kerangka Bambu di PT KSS

Selain ki alat
greenhouse, budidaya sayuran hidroponik juga membutuhkan sarana tali air. Alat angkut irigasi dibutuhkan buat mengalirkan gizi dan air ke akar tanaman sayuran. Wahana tali air terdiri berasal mesin pompa, bak nutrisi, drum zat makanan dan honcoe paralon. Mesin pompa digunakan untuk mengalirkan air dan nutrisi yang berasal dari tong nutrisi, kemudian larutan vitamin tersebut dialirkan ke tumbuhan melalui gudu-gudu paralon yang terhubung ke bedengan. Air dan nutrisi mengalir secara revolusi sehingga larutan nutrisi tersebut akan kembali bersirkulasi lagi ke sebagai nutrisi.

Susuk 6. Sarana Irigasi Sistem Hidroponik NFT di PT KSS

(52)

36
Gambar 7. Bedengan/Rak Tanam Sayuran Hidroponik di PT KSS

Sarana tanam yang digunakan bagi tanaman sayuran hidroponik yaitu kerikil dan
rockwool. Kerikil dan
rockwool
dipilih karena akar tanaman sayuran boleh tumbuh baik dan terbawa semua ketika pemindahan pati ke pembesaran. Media kerikil digunakan pada tanaman kangkung yang ditanam tanpa menunggangi rak bambu, sedangkan
rockwool
digunakan plong tanaman bayam, caysim, dan pakcoy.
Rockwool
merupakan media tanam sejenis
fiber
(baja) ringan yang memiliki sinus-sinus.
Rockwool
juga congah menahan air dengan baik dan papah tanaman dengan layak kuat.
Rockwool
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam gua-lubang yang suka-suka di
styrofoam.

Input bukan yang digunakan yaitu berupa benih dan nutrisi. Jauhar yang digunakan PT KSS yaitu mani bayam tera Panah Merah, benih katak merek Yayang, jauhar caysim keunggulan Tosakan, dan sperma pakcoy segel Takii. Benih bayam dan kecebong merupakan benih lokal sedangkan sperma caysim dan pakcoy diimpor semenjak negara Jepang, sedangkan gizi yang digunakan merupakan baja AB Mix yang komposisi unsur haranya diformulasikan koteng oleh PT KSS.

Source: https://123dok.com/document/4zp48k4z-analisis-usaha-sayuran-hidroponik-kebun-sayur-segar-kabupaten.html

Posted by: holymayhem.com