Budidaya Pokok kayu Biji pelir Naga sebagai Salah Suatu Solusi Eskalasi Pendapatan Masyarakat Desa Kolobolon

06 Jun, 2018

Buah naga dikelompokan kedalam anak bini tanaman kaktus. Meskipun dikenal sebagai buah dari Asia, tanaman ini aslinya mulai sejak berusul Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Sreg tahun 1870, bangsa Perancis membawa buah naga bermula Guyana ke Vietnam misal tanaman hias. Karena rasanya manis, buah hantu bumi kemudian dikonsumsi secara meluas di Vietnam dan Cina.

Di Indonesia, buah naga mulai populer sejak hari 2000. Tidak jelas sopan barangkali yang pertama kali mengembangkannya. Diperkirakan biji pelir naga yang timbrung ke negeri kita berasal dari Thailand dan dibudidayakan maka dari itu para pehobi tanaman secara sporadis.

Ketika ini terdapat beberapa variasi pokok kayu buah naga nan banyak dibudidayakan. Keberagaman-jenisnya biji kemaluan tersohor yaitu:

  • Hylocereus undatus kulitnya sirah dengan daging biji pelir putih
  • Hylocereus polyrhisus kulit berma dengan daging buah merah
  • Hylocereus costaricensis jangat ahmar dengan daging biji pelir sirah pekat agak keunguan
  • Hylocereus megelanthus kulitnya berwarna kuning dengan daging biji zakar zakiah.

Budidaya buah naga adv amat cocok dengan kondisi iklim dan alam Indonesia. Pokok kayu ini tumbuh optimal pada ketinggian 0-350 meter dpl dengan guyur hujan angin sekitar 720 mm per tahun. Suhu awan ideal bagi pertumbuhan buah naga berkisar 26-36 derajat celcius.  Selain itu biji zakar naga mempunyai nilai ekonomis yang sepan tinggi di pasaran karena mengandung kredit gizi nan tinggi dan cita rasa yang singularis menjadikan biji zakar naga salah satu buah favorite ketika ini.

Mengawasi karakteristik dan peluang ekonomis bermula tanaman biji zakar ular besar, maka Yayasan TLM membantu masyarakat desa Kolobolon bakal memakamkan tanaman ini, bentuk bantuan yang diberikan ialah pengemasan bibit tanaman biji pelir ular besar, pendampingan dan pelatihan Teknik bercocok tanam buah naga sampai tahap pasca panen.

Sreg bulan Maret tahun 2015, Yayasan TLM memulai dengan membentuk kerubungan tani dari awam,  dari hasil pertemuan maka terbentuk gerombolan tani yang berjumlah  12 Kepala Tanggungan dengan 36 anggota.

kerubungan tani bersama fasilitator dari Yayasan TLM takhlik perencanaan buat menanam pokok kayu buah naga di tanah nan tersedia.  Proses reboisasi terdiri atas bilang tahap, antara lain;

Jenjang Pertama – Penggarapan Lahan

Tahap ini tercantum langkah konsentrat, pengolahan lahan, pembuatan tiang panjat dan fertilisasi semula.  Lakukan sari, digunakan jenazah dari pohon buah naga yang sudah pernah berbuah.  Mandu ini biasa disebut cara vegetative, dinilai lebih mudah dan murah dibandingan dengan cara generative (terbit biji).

Yayasan TLM menawarkan Teknik berpatut tanam organik dan menggunakan bahan baku nan cawis di lingkungan desa sebagai serabut, dengan prinsip itu bisa menekan biaya produksi dan mengintensifkan penggunaan bulan-bulanan normal nan tersedia, sebagaimana tinja pungkur ternak boleh dijadikan pupuk kendang, sisa patera-daun pohon boleh dijadikan pupuk plonco.

Tanah di olah mudah-mudahan bergerak-gerak dan lobang tanam dibuat sesuai ukuarn tanam, kemudian diberi cendawan organik dan di buatkan tiang panjat mudah-mudahan nantinya pohon naga tumbuh dan terasuh oleh tiang tersebut.

Bakal 50 tanaman hanya membutuhkan lahan seluas 100 m2, jarak tanam berjauhan 2,5 meter berasal 1 pohon ke pohon lain dengan jalur perkembangan di tengah  andai urut-urutan.

Pengolahan lahan tidur menjadi tegal berada

Tahap Kedua – Penamanan

Sebelum ditanam, stek buah naga dikembangkan plong bedeng kerjakan menumbuhkan akar tunjang-akarnya, terbatas lebih butuh waktu 1 bulan sampai pohon siap di tanam di liang.  Sesudah siap tanam,   anakan buah naga dimasukan kedalam lubang tanam dan diberi air secukupnya.

Tahap Ketiga – Pemeliharaan

Tanaman biji kemaluan dragon mempunyai daya bertaruk yang baik, adaptasi dengan lingkungan nan baik, sehingga tidak memerlukan proteksi yang intensif, cukup memperhatikan irigasi (tidak mesti air yang banyak, karena jenis kaktus), pengumbahan gulma, pengendalian hama penyakit seperti tungau dan kutu.  Selain itu pemeliharaan yang tak kalah berguna adalah pemangkasan agar tanaman cepat berbuah.  Umur pokok kayu dari sejak ditanam sebatas berbuah berkisar 6 sampai 8 rembulan.  Setelah itu setiap tahun (bulan Oktober sampai April) tanaman buah hantu bumi akan rutin berhasil dan karenanya semakin meningkat.

Tabulasi 1. Jumlah dan berat buah ular besar yang ditanam di Desa Kolobolon

Tahun Jumlah Buah Berat Biji kemaluan
Pertama (2015) 10 biji kemaluan/pohon 4-6 buah/kg
Kedua (2016) 20 buah/pohon 3-5 buah/kg
Ketiga (2018) 30 buah/pokok kayu 2-3 buah/kg

Sumber : Yayasan TLM

Tahap Keempat – Pemanenan

Sehabis ditanam selama 6-8 rembulan, pokok kayu biji zakar hantu bumi akan mulai berbunga.  Plong tahap ini anak uang yang muncul pada arah bangkai akan bertumbuh hingga siap bikin fase pembenihan.  Uniknya fase ini belaka terjadi dari jam 21.00 setakat 08.00, jika tak terjadi pembenihan maka bunga akan menutup dan akan gugur, tetapi jika terjadi pembuahan maka anak uang akan menudungi dan berubah menjadi buah.  Karena itu pada tahap penyerbukan boleh dilakukan penyerbukan manual untuk mendukung agar penyerbukan dapat terjadi.

Waktu nan diperlukan dari pembentukan anakan sebatas bagi biji zakar naga siap dipanen berkisar 35 sapai 40 masa.  Jika sudah siap kerjakan dipanen, maka pemotongan bisa dilakukan lega asal buah dan hari pemotongan pada pagi waktu karena lega detik itu buah internal keadaan optimal dan penguapan belum banyak.

Tahap Kelima – Pasca Panen

Setelah biji kemaluan dipanen, maka biji pelir siap dijual ke pemakai.  Asam garam di desa Kolobolon harga jual di palagan pada masa 2015 yaitu Rp. 35.000 saban kilogram.  Dengan total buah 3-5 biji kemaluan per Kilogram.  Bila setiap tahun total buah dan berat biji pelir semakin meningkat maka diharapkan pendapatan dari usaha tanaman biji zakar naga juga akan meningkat.  Bak gambaran dapat di kerjakan sebuah Analisa Usaha budidaya Tanaman Buah naga di desa Kolobon, sebagai berikut :

Tabulasi 2. Analisa Usaha Budidaya Tumbuhan Buah Dragon di Kolobolon bakal 50 tanaman

1.      Pengeluaran

a.      Biaya Produksi Tahun 1

Stek pokok kayu 50 batang @ Rp. 15.000

 

Rp.    750.000

2.      Pemasukan

a.      Musim 1 : 50 X 2 Kg X Rp. 35.000 (premis tahun pertama 1 pohon menghasilkan 2 Kg)

b.      Hari 2 : 50 X 4 Kg X Rp. 35,000 (dugaan tahun kedua  1 pokok kayu menghasilkan 4 Kg)

 

Rp. 3.500.000

Rp. 7.000.000

3.      Keuntungan

a.    Tahun 1 (Pembayaran tahun1 – biaya produksi)

b.    Perian 2

 

Rp. 2.750.000

Rp. 7.000.000

Bila melilhat perhitungan Analisa Manuver Budidaya Tanaman Buah Naga yang layak menjanjikan, dapat dipastikan jika masyarakat di desa Kolobolon yang  menanam buah ular besar maka dapat menjadi alternative penambahan pendapatan mereka, selain itu kapling tidur dapat dimanfaatkan menjadi petak subur.

Jumlah penduduk desa Kolobolon plong tahun 2017 adalah  1584 atma, terdiri atas 348 Majikan Tanggungan, seandainya setiap anak bini menanam pohon ular besar di kebun atau jerambah rumah seluas 100 m2 mengetanahkan sebanyak 50 pohon biji zakar naga, dalam 1 tahun pertama dapat minimal Rp. 3.500.000 dan akan terus meningkat pada waktu berikutnya seiring dengan vitalitas tanaman.

Tanaman buah naga habis prospektif karena permintaan akan produk dari buah hantu bumi yang masih tinggi untuk pasar lokal.  Yayasan TLM berkomitmen untuk bekerjasama dengan umum desa untuk memanfaatkan lahan-lahan tidur dijadikan lahan kreatif, mendampingi terbit segi Teknik bertegal dan system pengairan, juga mendampingi untuk memasarkan produk dari pertanian.  Diharapkan dengan kehadiran Yayasan TLM di masyarakat, khususnya desa Kolobolon boleh memasrahkan kesempatan baru untuk peningkatan taraf umur yang kian baik.

Tanaman biji kemaluan hantu bumi bak produk unggulan kebun berkecukupan Kolobolon yang bertunas subur dan siap panen

Penjualan hasil panen buah ular besar