Tanaman Sawo Biar Cepat Berbuah
Budid
ay
a
Tanaman Biji pelir Sawo Agar buah Lebat, Terus Menerus dan Berkualitas B
aik
Sawo yang disebut neesbery atau sapodilas adalah pokok kayu buah berupa yang berasal dari Guatemala (Amerika Tengah), Mexico dan Hindia Barat. Sekadar di Indonesia, tanaman sawo telah lama dikenal dan banyak ditanam mulai dari ceduk adv minim hingga tempat dengan ketinggian 1200 m dpl, seperti di Jawa dan Madura.
Pohon sawo adalah jenis Spermatophyta (Tumbuhan berbiji) berbunga kelas, Dicotyledonae (Skor berkeping dua) Ordo, Ebenales, berpokok famili Sapotaceae. Kerabat akrab sawo bisa dibedakan menjadi dua jenis, yakni:
1) Sawo Haram atau Sawo Hutan
Kerabat hampir sawo haram antara tak: sawo kecik dan sawo tanjung. Sawo kecik atau sawo jawa (Manilkara kauki L. Dubard.) Sawo kecik dimanfaatkan laksana tanaman solek atau pohon peneduh pelataran. Tinggi pohon menyentuh 15 – 20 meter, merimbun dan resistan kehabisan. Gawang pohonnya silam bagus buat dibuat ukiran dan harganya mahal. Sawo ancol (Minusops elingi) mempunyai kecil-kecil bercelup kuning keungu-unguan, jarang dimakan, sering digunakan laksana tanaman hias, atau tanaman pelindung di pinggir-pinggir jalan.
Budidaya Tanaman Buah Sawo Agar Berbuah Lebat, Terus Menerus dan Berkualitas
Berdasarkan bentuk buahnya, sawo budidaya dibedakan atas dua keberagaman, yaitu:
a. Sawo Manilas
Buah sawo manila berbentuk lonjong, daging buahnya tebal, banyak mengandung air dan rasanya manis. Termasuk dalam kelompok sawo manila antara tidak adalah: sawo kulon, sawo betawi, sawo karat, sawo malaysia, sawo maja dan sawo alkesa.
b. Sawo Apel
Sawo apel dicirikan maka itu buahnya yang berbentuk bulat atau melingkar telur mirip buah apel, berukuran mungil sampai agak besar, dan bergetah banyak. Termasuk privat gerombolan sawo apel yaitu: sawo naik banding nyiur, sawo apel lilin dan sawo Duren
Khasiat tanaman sawo merupakan ibarat lambung buah segar maupun bulan-bulanan makan olahan sebagai halnya es krim, selai, sirup atau difermentasi menjadi anggur atau cuka. Selain itu, arti tak tanaman sawo internal jiwa manusia yakni:
1) Tanaman reboisasi di kapling-tanah kering dan kritis.
2) Tanaman rias dalam pot dan kedai obat hidup bagi batih;
3) Tanaman penghasil buah yang bergizi jenjang; dan dapat dijual di intern dan luar negeri yang ialah sumber pendapatan ekonomi bagi anak bini dan negara;
4) Tanaman penghasil getah untuk target baku industri permen karet;
5) Tanaman penghasil kayu yang sangat bagus untuk pembuatan perabotan apartemen tataran.
Syarat Bersemi Pokok kayu Buah Sawo Moga Berbuah Lebat, Terus Menerus dan Berkualitas
Tentang Iklim
1) Tanaman ini optimal dibudidayakan pada distrik nan beriklim basah sampai kering.
2) Curah hujan abu yang dikehendaki ialah 12 bulan basah ataupun 10 bulan basah dengan
2 bulan sangar atau 9 bulan basah dengan 3 rembulan cengkar atau 7 bulan basah dengan 5 rembulan kersang dan 5 bulan basah dengan 7 bulan kering atau membutuhkan curah hujan 2.000 sampai 3.000 mm/tahun.
3) Tanaman sawo dapat berkembang baik dengan layak mendapat habuan sinar surya cuma toleran terhadap keadaan teduh (naungan).
4) Pohon sawo tetap boleh berkembang baik pada hawa antara 22-32 derajat C.
Sarana Tanam Tanaman Biji pelir Sawo
1) Jenis petak yang minimal baik untuk tanaman sawo adalah tanah tanah pekat berpasir (latosol) nan subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik. Namun hampir semua jenis tanah yang diginakan untuk pertanian setuju untuk ditanami sawo, seperti jenis tanah andosol (kawasan vulkan), alluvial loams (daerah aliran batang air), dan loamy soils (persil berlempung).
2) Derajat keasaman kapling (pH tanah) nan sekata untuk perkembangan tumbuhan sawo adalah antara 6–7.
3) Kedalaman air tanah yang cocok untuk perkembangan tanaman sawo, yaitu antara 50 cm sampai 200 cm.
Keagungan Tempat Tanaman Buah Yang Baik
Tanaman sawo boleh spirit baik di dataran invalid maupun legok tinggi hingga dengan ketinggian 1.200 m dpl. Tetapi ada daerah-negeri yang cocok sehingga tanaman sawo dapat berkembang dan berproduksi dengan baik, yaitu pecah n baruh terbatas sampai dengan jalal 700 m dpl.
Pembibitan Tanaman Biji pelir Sawo Agar Berbuah Lebat, Terus Menerus dan Berkualitas
1) Persyaratan Bibit
Saat ini tanaman sawo sudah dapat dikembangkan dalam dua tempat, yaitu di tegal dan di dalam botol. Bibit yang dipilih sebaiknya bibit yang berasal dari menyuntikkan atau sambung, sebab pati yang bermula berusul biji lambat dalam menghasilkan biji kemaluan. Pati dipilih yang segak dengan patera nan terlihat hijau afiat dan mengembang sempurna serta bebas hama dan penyakit. Bibit dari cangkok dipilih yang memiliki simpang ataupun ranting nan bagus dan sehat.
2) Penyiapan Konsentrat
Buat memperoleh pati tanaman sawo ada beberapa cara, misalnya dari biji, sambung, dan cangkok.
a) Penyerbukan nilai
Perbanyakan pokok kayu sawo secara generatif dengan biji memiliki keunggulan dan kelemahan. Bibit yang berasal dari poin memiliki perakaran yang kuat dan n domestik. Akan tetapi perbanyakan secara generatif hampir selalu memberikan anak cucu yang berbeda dengan induknya karena ada pencampuran sifat kedua tetua maupun terjadi proses segregasi genetis. Tanaman sawo nan bersumber dari skor mulai berbuah pada umur 7 hari. Teknik pembibitan tanaman sawo berbunga poin melangkaui tahap tahap sebagai berikut:
1. Penyortiran biji pelir
Membeda-bedakan buah tua yang masak di pokok kayu, segar, bentuknya lazim dan berasal dari pohon induk varietas ulung yang telah berdampak.
2. Pengambilan biji
– Belah buah menjadi beberapa bagian.
– Ambil dan kumpulkan kredit-biji sawo nan baik saja, kemudian tampung dalam ajang.
– Cuci dalam air yang mengalir atau air nan disemprotkan sampai biji etis-benar bersih.
– Keringkan biji selama 3 hari setakat 7 waktu semoga ketentuan air biji berkisar antara 12-14%.
– Masukkan biji ke privat panggung tertutup bersanding lakukan disimpan sejumlah waktu.
3. Pengecambahan benih
– Siapkan perumpamaan pengecambahan yang telah diisi ki alat pasir bersih setebal
10–15 cm.
– Sebarkan biji sawo pada permukaan ki alat, kemudian tutup dengan pasir setebal 1–2 cm.
– Siram sarana dalam sebagai pengecambahan dengan air asli hingga cukup basah.
– Tutup permukaan bak pengecambahan dengan lembaran plastik bening (terobos cahaya) lakukan menjaga kestabilan kelembaban alat angkut.
– Biarkan poin berkecambah ditempat yang teduh sejauh 7 hari sampai 15 hari. Angka sawo yang telah berkecambah atau keluar akar sepanjang 2-5 mm boleh taajul dipindahsemikan.
b) Bibit Radiks Enten (Grafting)
Pemanjangan tanaman sawo bak bangkai atas dilakukan dengan tanaman ketiau atau melali (Bassia sp.) perumpamaan buntang bawahnya. Metoda penyambungan yang dilakukan adalah metoda sambung pucuk (top grafting). Tata perumpamaan memproduksi sari sawo dengan kaidah sambung pucuk (top grafting) adalah andai berikut:
1. Persiapan Tanaman Buah Sawo Agar Berbuah Lebat, Terus Menerus dan Berkualitas
Siapkan organ dan mangsa berupa pisau drastis, rayon rafia atau lungsin plastik, gunting, kantong plastik bening, batang pangkal melali atau bassia kehidupan 3-6 bulan ataupun berdiameter batang 0,3–0,7 cm, dan cabang atau tunas entres.
2. Pelaksanaan sambung pucuk
– Potong ujung layon tumbuhan bassia pada keagungan 15–20 cm dari bidang persil.
– Sayat batang bawah membentuk celah atau huruf V sepanjang 3–5 cm.
– Sayat cabang entres sepanjang 4 cm membentuk baji seukuran sayatan bangkai bawah dan buang sebagian daunnya.
– Masukkan sumber akar cabang entres ke celah mayit asal sampai pas benar.
– Bebat erat-dempet hasil sambungan tadi dengan tali rafia alias lembaran plastik.
– Kerudungi hasil sambungan dengan saku plastik bening selama 10-15 masa.
3. Pengakhiran
Hasil sambungan dapat diperiksa setelah 10 musim hingga 15 waktu kemudian. Caranya adalah dengan menyingkapkan kerudung kocek plastik, kemudian indra penglihatan entres maupun bidang sambungan diperiksa. Kalau ain entres berwarna mentah dan sehat bermanfaat penyambungan berhasil. Sebaliknya, bila mata entres berwarna coklat dan tandus berarti penyambungan gagal.
c) Konsentrat Cangkok
Perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cangkok paling publik dipraktekkan oleh pembibit tanaman tahunan, khususnya biji pelir-buahan. Kelemahan esensi cangkok adalah sistem perakaran cacat kuat karena tidak memiliki akar tunggang. Keuntungan perbanyakan tanaman dengan ki memasukkan, antara lain adalah sebagai berikut:
(1) cangkok menggesakan kemampuan berbuah karena pada umur kurang pecah satu tahun pohon telah mulai mulai sejak atau berhasil;
(2) cangkok memperoleh kepastian kelamin serta sifat genetiknya proporsional dengan pohon induk;
(3) Habitus tanaman plong umumnya pendek (dwarfing) sehingga menggampangkan preservasi dan penuaian.
Tata laksana pembibitan tanaman sawo dengan cangkok adalah bagaikan berikut:
1. Awalan
Siapkan alat dan bahan nan terdiri dari pisau, sabut kelambir atau lembaran plastik, tali pembalut, peti organ, tali, ki alat atau campuran kapling berharta dengan cendawan kandang (1:1), dan cabang nan cukup umur.
2. Pelaksanaan mencangkok
– Memilah-milah cabang yang memenuhi persyaratan, yaitu berdosis memadai besar, lain plus muda ataupun tua lontok, pertumbuhannya baik, sehat dan bukan terbatas, serta lurus.
– Tentukan arena untuk keratan puas bagian simpang nan licin.
– Kerjakan dua keratan (irisan) melingkar cabang dengan jarak antara 3–5 cm.
– Lepaskan kulit cabang bidang keratan tadi.
– Kerik kambium setakat terlihat kering.
– Biarkan bekas keratan meringkai antara 3 hari hingga 5 waktu.
– Olesi bidang sayatan dengan zat pengatur merecup akar susu, sama dengan Rootone
– Taris pembalut cangkok pada bagian radiks keratan.
– Letakkan media pada parasan karatan serampak dipadatkan membentuk bulatan setebal 6 cm.
– Contong sarana dengan pembalut sabut kelapa atau lembaran plastik.
– Ikat ujung pembalut (pembungkus) di episode ujung keratan.
– Taris putaran tengah pembungkus cangkok, dan buat gorong-gorong-terowongan kecil dengan prinsip ditusuk-pancung lidi.
3. Pemotongan bibit cangkok
Selepas esensi cangkok menunjukkan perakarannya (1,5–3,5 bulan dari pencangkokan), tetak sari cangkok berasal pohon tepat dibawah latar keratan.
4. Pendederan bibit menyuntikkan
– Siapkan polybag berdiameter antara 15-25 cm ataupun sesuai dengan ukuran pati ki memasukkan.
– Isi polybag dengan wahana berupa paduan persil dan pupuk kandang menguning (1:1) setakat hingga ke sepiak bagian polybag.
– Lepaskan (beber) pembalut bibit menanamkan.
– pangkas sebagian dahan, ranting, dan daun yang berlebihan untuk mengurangi evaporasi.
– Tanamkan bibit cangkok tepat di tengah-perdua polybag serta merta mengatur perakarannya secara hati-hati.
– Penuhi polybag dengan ki alat hingga sepan penuh sekalian memampatkan tanah lapang-alun-alun pada bagian dasar bangkai konsentrat ki memasukkan.
– Guyur media dalam polybag dengan air bersih sebatas memadai basah.
– Simpan bibit cangkok di tempat yang teduh dan lembab.
– Biarkan dan asuh ekstrak cangkok sejauh 1-1,5 bulan semoga beradaptasi dengan lingkungan setempat dan bertunas recup-semi dan akar tunggang baru.
– Bermigrasi tanamkan esensi cangkok yang sudah tumbuh cukup kuat ke kebun atau kerumahtanggaan botol.
5. Penutupan
Berakibat tidaknya cangkok dapat diketahui setelah 1,5-3,5 bulan kemudian. Berlandaskan pengalaman para pembibit tanaman buah-buahan, pembungkus (penyalut) cangkok nan berupa paisan plastik bertambah cepat menumbuhkan akar tunjang dibandingkan sabut kelapa.
3) Teknik Penyemaian Jauhar
a) Pembuatan media persemaian
Persemaian dapat dilakukan plong bedengan persemaian atau menggunakan polybag. Tata sebagai penyiapan lahan persemaian riil bedengan adalah laksana berikut:
1. Buat bedengan persemaian berformat 100-150 cm, hierarki 30-40 cm, panjang tergantung hal lahan, dan jarak tanam antar bedengan 50-60 cm.
2. Sebarkan serabut kandang sebanyak 2 kg/m2 sampai 3 kg/m2 luas bedengan, lalu campurkan merata dengan sepuhan tanah atas.
3. Cak bagi kayu-tiang persemaian setinggi 100-150 cm di sebelah dan 75-100 cm di sebelah barat, kemudian pasang palang-palang dan sengkuap persemaian nan terbuat dari plastik atau patera kering.
4. Ratakan dan rapikan bedengan persemaian, dulu siram dengan air bersih hingga cukup basah.
Tata cara penyiapan tempat semai dalam polybag ialah sebagai berikut:
1. Siapkan polybag berdiameter 10-15 cm, kendaraan campuran tanah berpunya, pupuk kandang halus (diayak), dan pasir (1:1:1), atau campuran petak dengan pupuk kandang (1:1).
2. Lubangi bagian dasar polybag bagi pembuangan air.
3. Isikan kendaraan ke dalam polybag sebatas cukup munjung.
4. Simpan polybag yang telah diisi kendaraan di tempat yang rata mirip bedengan dan diberi naungan.
b) Penyemaian
1. Semaikan biji sawo nan sudah berkecambah (7-15 hari setelah tahap pengecambahan biji) lega bedengan penyemaian atau dalam polybag sedalam 1-2 cm. Jarak semai antar ponten nan disemai puas bedengan penyemaian diatur 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 15 cm. Penyemaian dalam polybag cukup diisi satu butir kredit sawo tiap polybag.
2. Siram media dengan air bersih sebatas cukup basah.
3. Biarkan biji tumbuh menjadi bibit muda.
4) Penjagaan Pembibitan/Penyemaian
Tata laksana pelestarian bibit dalam tempat penyemaian yaitu andai berikut:
a) Lakukan penyiraman secara kontinu tiap perian 1 barangkali sampai 2 kali, atau tergantung plong cuaca dan keadaan wahana.
b) Pupuklah pokok kayu muda tiap 1 bulan sampai 3 bulan sekali dengan serabut NPK (15-15-15 atau 16-16-16) sebanyak 10 gram hingga 25 gram, yang dilarutkan n domestik 10 liter air untuk disiramkan pada media.
c) Lakukan penyemprotan racun hama bila ditemukan terjangan hama dan penyakit dengan menggunakan dosis rendah (30-50% semenjak dosis anjuran).
d) Mengimbit tanamkan bibit berasal bedengan persemaian secara cabutan ke dalam polybag, alias dari polybag lama ke polybag baru yang ukurannya lebih osean.
e) Jaga sari sawo sampai sepan osean alias sekelas 50-100 cm buat siap ditanam.
5) Pemindahan Konsentrat
Sari sawo yang telah siap dipindahkan adalah bibit yang telah menjejak ketinggian 50-100 cm.
Pengolahan Alat angkut Tanam
1) Persiapan
Penetapan areal lakukan pertanian sawo harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumur air.
2) Prolog Lahan
a) Membongkar tanaman yang lain diperlukan dan mematikan lalang serta menghilangkan rumput-rumput gelap dan perdu berbunga areal tanam.
b) Membajak kapling lakukan menyenangkan bongkahan tanah nan terlalu samudra.
Teknik Penanaman
1) Penentuan Konseptual Tanam
Untuk harapan mendapatkan buah yang banyak, mengebumikan sawo di kebun memang bertambah tepat. Penanaman tidak hanya dilakukan dengan suatu ataupun dua buah pohon, cuma dalam jumlah yang banyak.
Tumbuhan sawo di kebun dapat tumbuh besar dengan tajuk yang gempal. Menghafaz hal ini maka penghijauan sawo harus dilakukan dengan jarak nan tidak terlalu rapat antara tanaman nan satu dengan tanaman yang lain. Jarak tanam untuk sawo yang dianggap pas adalah 12 m x 12 m. Dengan jarak tanam seperti ini, antara pokok kayu sawo yang satu dengan yang lain tidak bersentuhan yang dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada waktu waktu penghujan.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi bibit yang akan ditanam. Buat itu tanah tempat penanaman privat lubang tanam haru gembur karena sistem perakaran pati yang masih lemah.
Lubang tanam bakal sawo dapat dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm. Tanah galian bagian atas 30 cm dipisah dengan kapling bagian bawah. Keduanya kemudian dicampur dengan jamur kandang sebanyak 20 kg sampai rata. Pupuk kandang ini berfungsi umpama pupuk radiks. Selama dua minggu lubang tanam ini dibiarkan terjemur kilat matahari.
Bila bibit telah siap, boleh langsung ditanam di lubang tanam. Tetapi bila bibit belum siap tanam, maka tanah galian adegan asal dikembalikan ke bawah dan persil galian atas dikembalikan ke bagian atas. Umpama tanda bahwa di tempat itu ada lubang tanam, bisa ditandai dengan gawang yang ditancapkan lega lubang tersebut. Selepas bibit siap tanam maka gorong-gorong tanam digali pun.
3) Cara Penanaman
Sebelum ditanam, pembungkus (polybag) harus dilepas dengan hati-hati hendaknya tanahnya tidak bersepah dan perakaran tidak busuk. Penanaman dilakukan sedalam gala akar kabur di tengah gaung tanam.Masukkan tanah penggalan atas lepasan makdan makin dahulu, yunior disusul lahan bagian bawah bekas galian. Tanah di seputar akar tunjang tanaman dipadatkan seyogiannya tidak terjadi rongga-sinus peledak yang boleh menyulitkan akar tunggang mengejar makan.
Pemeliharaan Tumbuhan Buah Sawo Agar Berbuah Baplang, Terus Menerus dan Berkualitas
1) Penyiangan
Sehabis suatu bulan hingga dua bulan tanam, perlu dilakukan penyiangan tanaman sawo untuk membersihkan rumput dan gulma yang menggangu. Takdirnya tanaman sudah lalu tumbuh besar godaan tersebut tidak berfaedah, saja seandainya pohon masih kecil akan lampau berfaedah karena akan mengganggu pertumbuhan tanaman sawo.
Alai-belai pokok kayu parasit seperti benalu juga harus diperhatikan. Takdirnya kelihatan plong ranting pohon sawo terletak sakat atau parasit kiranya lekas dibersihkan dengan prinsip memotong ranting tempat sakat berdampingan. Pemotongan mudah-mudahan dilakukan sebelum benalu berbunga. Teradat kembali dilakukan pemberantasan parasit pada tumbuhan lain di intim pokok kayu sawo untuk mencegah penularan.
2) Pembubunan
Plong momen melakukan penyiangan tumbuhan sawo, bisa sekali lagi dilakukan pembubunan tanah di sekitar pohon. Pembubunan dilakukan cak bagi menggemburkan kapling di sekitar tanaman sawo dan buat memperkokoh batang tumbuhnya.
3) Pemupukan
Sebagai pedoman pemupukan dapat diberikan 250-500 gram urea/pohon/tahun sebelum pokok kayu sawo berbuah. Pemupukan ini dimaksudkan untuk seksi pertumbuhan batang dan daun, karena urea yakni sumber N yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan mayit dan patera.
Bila tumbuhan sudah waktunya berbuah, kurang kian berumur 4 periode, dilakukan pemupukan dengan menunggangi pupuk beragam NPK (10-20-15) yang peranakan fosfor (P) dan kaliumnya (K) tinggi sebanyak 500 gram per pohon tiap tahun. Bila tak suka-suka NPK bisa diganti dengan pupuk urea, DS, dan KCl sebanyak
108 gram, 277 gram, dan 144 gram. Anasir P bakal tanaman berfungsi bagi memperkerap pembungaan, padahal zarah K berfungsi untuk menjaga bunga dan buah biar tidak mudah gugur.
Jumlah pupuk tersebut secara bertahap ditingkatkan sampai 2 kg/tanaman tiap tahun kerjakan tanaman sawo nan telah berumur 15 hari. Selain urea dan NPK yang diberikan, perlu kembali diberikan pupuk kandang sebanyak 10 kg/pohon untuk memperbaiki struktur tanah. Pemberian jamur lanjutan tersebut dilakukan dua mungkin kerumahtanggaan setahun, yaitu pada sediakala dan akhir musim hujan abu. Dosis yang diberikan setengah dari yang disebutkan di atas.
Pendirian anugerah rabuk dengan menaburkan cendawan ke dalam parit yang digali di bawah pohon mengerubuti lingkaran tajuk dengan lebar dan kedalaman 10 cm. Dapat juga ditanam pada empat gua di bawah tajuk tumbuhan dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm untuk tiap terowongan.
4) Penyiraman
Pada tadinya pohon sawo memulai kehidupannya, perlu dilakukan penyiraman paling kecil sedikit dua minggu sekali seandainya enggak ada hujan abu. Hidayah air pada pokok kayu sawo perlu dilakukan sampai tanaman berumur 3-4 perian. Semakin bertongkat sendok pohon, semakin tahan terhadap kehabisan.
Kehilangan air sreg waktu tanaman sawo sedang berbunga ataupun berbuah dapat menyebabkan bunga atau biji zakar mudah gugut. Belas kasih air yang baik dan terkonsolidasi akan menghasilkan buah dengan kuantitas dan kualitas yang baik.
5) Musim Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan dengan pestisida atau racun serangga boleh dilakukan jika pada tumbuhan sawo terwalak hama dan penyakit yang menyerangnya, yaitu:
a) Penyemprotan dengan insektisida tipe Agrothion 50 EC dengan dosis 3-4 cc/liter air untuk menyembelih lalat buah (Ceratitis capitata atau Dacus sp.).
b) Penyemprotan dengan insektisida keberagaman Diasinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/liter air alias Basudin 50 EC dengan dosis 2 cc/liter air untuk membantai kutu hijau (Lecanium viridis atau Coccus viridis) dan tuma coklat (Saissetia nigra) yang menyerang ranting muda dan daun-patera tanaman sawo yang menyebabkan ranting dan daun mengkerut, layu, kering, dan terhambat pertumbuhannya.
c) Penyemburan dengan fungisida Cuspravit OB 21 dengan dosis 4 gram/liter air setiap tiga minggu sekali cak bagi mengatasi dan mencegah serangan jamur upas nan disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor.
d) Penyemprotan dengan fungisida Antracol 70 WP dengan dosis 2 gram/liter air alias Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4 gram/liter air untuk menyelesaikan problem serat jelaga yang disebabkan makanya jamur Capnodium sp.
Pemancaran dengan fungisida Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4 gram/liter air untuk mengendalikan keburukan yang disebabkan makanya jamur Phytopthora valmivora Butl. Yang menyebabkan tembelang buah sawo.
6) Pemangkasan
Jika dibiarkan tumbuh secara alami, tanaman sawo bisa mencapai jalal 20 m. Tumbuhan dengan ketinggian begitu juga itu akan mengusutkan dalam pemetikan buah. Mudah-mudahan tanaman sawo bukan terlalu tinggi, maka dilakukan pemangkasan. Pemangkasan pula bertujuan membuat sistem percabangan yang baik dan langgeng.
Ada dua tahap pemangkasan pada pokok kayu sawo, yaitu pemangkasan rangka dan pemangkasan pemeliharaan.
a) Pemangkasan Susuk
Pemangkasan susuk ditujukan untuk menata tingkatan rendah dan bentuk tajuk bagi memudahkan n domestik pemetikan buah serta pengontrolan terhadap wereng dan penyakit.
Pemangkasan pertama dilakukan ketika tanaman telah mencecah tinggi 100- 160 cm. Pemangkasan dilakukan lega hari penghujan dengan menyelang ujung batang hingga ketinggiannya sangat 75-150 cm. Tempat pemangkasan harus sedikit di atas ruas batang. Untuk mencegah ki aib, luka alumnus pangkasan dapat ditutup dengan cat meni atau parafin. Beberapa hari sehabis pemangkasan akan tumbuh tunas-taruk bau kencur. Tiga dari tunas nan tumbuh cegak dan tidak ubah berdekatan dipilih perumpamaan cabang primer dan semi lainnya dibuang.
Pemangkasan ke dua dilakukan pada awal musim penghujan berikutnya, tunas nan sudah berumur satu hari dipangkas lagi hingga panjangnya tinggal 25-40 cm. Pemangkasan ini dilakukan tepat di atas mata recup. Akibat pemangkasan ini akan unjuk tunas-tunas baru. Tiga sebatas empat tunas yang segak dibiarkan bertaruk menjadi cabang sekunder dan tunas yang tidak dipotong. Pemangkasan ke tiga nan merupakan pemangkasan ragil dilakukan pada awal musim penghujan berikutnya, simpang-cabang sekunder dipotong untuk membentuk cabang-cagak tersier. Penyederhanaan dilakukan sampai jumlah simpang-cabang sekunder adv amat dua pertiganya. Sesudah pemangkasan ini akan unjuk tunas-tunas hijau. Dua atau tiga tunas dari masing-masing cabang sekunder dibiarkan bersemi, yang lainnya dibuang setelah merecup sepanjang
10 cm.
b) Pemangkasan Proteksi
Pemangkasan proteksi ditujukan buat mencegah serangan problem, menumbuhkan tunas baru untuk menggilir cagak tua yang lain berproduktif pula, serta mengurangi kerimbunan sehingga sinar matahari boleh dimasukkan ke mahkota tajuk.
Dalam pemangkasan ini yang perlu dipangkas ialah simpang-cabang air ialah cabang-cabang yang tumbuh lurus ke atas dengan kelancaran pertumbuhan bertambah besar dibandingkan ceranggah enggak. Warna cabang air ini lebih taruna dengan jarak antar ruas cabang nan lebih strata. Selain simpang air nan perlu dihilangkan adalah simpang yang bersemi gelap, cabang yang nyeri alias rusak, dan cabang yang plus rendah. Pemangkasan pemeliharaan ini bisa dilakukan setiap saat seandainya diperlukan.
Hama dan Keburukan Tanaman Buah Sawo
1) Lalat buah(Dacus sp.)
Gejala: terdapat bintik-tutul kecil berwarna hitam maupun cokelat pada latar jangat, tetapi dagin buah sudah membusuk.
Pengendalian:
(1) menjernihkan (sanitasi) sisa-sisa tumbuhan di selingkung tanaman dan huma;
(2) membungkus buah sejak stadium mulai dewasa;
(3) memasang perangkap lalat buah nan mengandung target metyl eugenol, misalnya M-Atraktan, internal botol plastik bekas;
(4) mencipratkan perangkap lalat biji kemaluan, begitu juga Promar yang dicampur dengan insektisida kontak atau sistemik;
(5) menginfus akar tunggang pokok kayu dengan larutan racun serangga sistemik, seperti mana Tamaron, dengan pemusatan 3-5% pada fase sebelum dari;
(6) menjarum tumbuhan dengan racun serangga perantaraan, seperti Agrothion 50 EC dengan dosis 3-4 cc/liter air.
2) Tungau hijau (Lecanium viridis atau Coccus viridis) dan Kutu cokelat(Saissetia nigra) Menyerang ranting muda dan daun tumbuhan sawo dengan cara menghisap larutan yang terdapat di dalamnya. Selain menghisap cairan, kutu-kutu ini juga menghasilkan ibun madu yang dapat mengundang keikhlasan cendawan jelaga.
Pengendalian: dengan penyemprotan insektisida, seperti Diasinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/liter air atau Basudin 50 EC dengan dosis 2 cc/liter air nan disemprotkan serentak ke kutu-tuma tersebut.
Wereng
Tanaman Biji kemaluan Sawo
Jamur upas
Penyebab: baja Corticium salmonocolor. Spora dari jamur ini menular kemana- mana oleh hembusan kilangangin kincir.
Gejala yang ditimbulkan seperti:
(1) Stadium rumah galagasi, yaitu ditandai dengan munculnya meselium tipis berwarna mengkilat seperti sutera atau perak. pada stadium ini jamur belum masuk ke dalam kulit tumbuhan sawo;
(2) Stadium bongkol, yaitu stadium dimana jamur membentuk gumpalan-gumpalan hifa di depan lentisel;
(3) Stadium corticium, yaitu stadium dimana rabuk membentuk kerak bercelup biram cukup umur yang berangsur-angsur berubah menjadi lebih muda lalu menjadi putih. Kerak yang terjaga terdiri berpangkal lapisan basidium yang pada setiap basidiumnya terdapat basidiospora. Kulit tumbuhan sawo yang terdapat di radiks kerak tersebut akhirnya busuk; (4) Stadium necator, yaitu stadium dimana pupuk menciptakan menjadikan banyak piknidium nan bercelup biram. Piknidium ini terdapat pada sisi silang ataupun ranting yang lebih kering.
Pengendalian nan mudah-mudahan dilakukan:
(1) Pada stadium laba-laba, penyakit ini dapat diatasi dengan cara menggosok tempat nan terserang pupuk sampai hilang. Bekas luka gosokan diolesi dengan cat meni, ter, maupun carbolineum;
(2) Penyemprotan dengan fungisida yang mengandung tembaga berkadar tinggi seperti Cupravit OB 21 dengan dosis 4 gram/liter air setiap tiga ahad sekali lakukan meninggalkan munculnya serangan lagi;
(3) Debirokratisasi pada bagian tanaman nan terserang apabila pupuk sudah menyentuh stadium bongkol, corticium, atau necator. Pemotongan dilakukan plong putaran yang fit jauh berpangkal batas bagian yang lindu. Bagian nan dipotong kemudian diolesi dengan fungisida dan dibakar.
2) Jamur jelaga
Penyebab adalah serabut Capnodium sp. Gejala: gempuran jamur ini berwujud rona hitam seperti beludru yang menutupi permukaan daun sawo. Terjangan lebih jauh dapat menghampari seluruh daun dan ranting tanaman sawo.Jika bidasan jamur ini berjumlah banyak, proses fotosintesa tanaman sawo akan terganggu sehingga pertumbuhan tertangguh. Serangan nan terjadi pron bila pokok kayu dari dapat mengakibatkan buah nan terbentuk hanya sedikit. Jika yang terserang ialah biji kemaluan, dapat menyebabkan alopesia atau berkurangnya kualitas buah. Pengendalian: (1) melenyapkan serangga yang menghasilkan uap air madu lebih lagi lalu dengan racun serangga; (2) dilakukan penyemprotan dengan fungisida seperti Antracol 70 WP dengan dosis 2 gram/liter air alias Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4 gram/liter air.
3) Kemungkus buah
Penyebab: jamur Phytopthora palmivora Butl. Gejala: mula-mula jangat buah berbercak-calit katai berwarna hitam ataupun cokelat, kemudian melebar dan menyatu secara tak beraturan, daging buah mereput dan berair, serta kadang-kadang biji pelir berjatuhan (luruh).
Pengendalian:
(1) dengan prinsip penyederhanaan biji pelir nan sakit jarang, pengurukan dan genosida buah yang terserang;
(2) pemancaran fungisida, sebagai halnya Dithane M-45 80 WP dengan dosis
1,8 gr – 2,4 gram/liter air.
4) Pandemi benang putih
Penyebab: kawul (cendawan) Marasmius scandens Mass, yang tumbuh sreg permukaan kunarpa dan cabang tanaman sawo. Gejala: patera-daun mengering dan berguguran. Pada ranting yang meringkai terwalak lawe-sutra rabuk berwarna putih.
Pengendalian:
(1) dengan pendirian mengurangi kelembaban tegal, menyelang penggalan tanaman yang lindu sulit;
(2) mengoleskan atau memercikkan fungisida, seperti Benlate dengan dosis 2 gr/1 air.
Prinsip Panen Tanaman Biji pelir Sawo
Ciri dan Kehidupan Panen, Pokok kayu sawo yang dikembangbiakkan dengan pencangkokan boleh menghasilakan buah hanya hingga 3-5 hari, sedangkan yang melalui penyambungan antara 5-6 tahun.
Biji zakar sawo kadang-kadang matang lain bersama-sama sehingga pemanenan dilakukan dengan bertahap dengan cara memilih biji zakar yang sudah menunjukkan ciri fisiologis bagi dipanen (tua). Ciri-ciri buah sawo nan sudah tua renta yaitu ukuran biji zakar maksimal, jangat bercelup cokelat muda, daging biji pelir tebak lembap, bila dipetik mudah rontok dari tangkainya, serta bergetah relatif kurang. Pemetikan biji kemaluan yang masih muda sebaiknya dihindari karena memerlukan waktu yang lama bakal pemeramannya dan rasa buah tidak manis (sepat).
Cara Pengetaman Buah Sawo
Umumnya pohon sawo cukup tangga, buahnya terdapat di ujung buntang muda nan jumlahnya sekadar adv minim, sehingga untuk memahami biji pelir yang patut tua lalu sulit. Oleh karena itu, pemanenan dilakukan dengan prinsip memanjat pohon. Apabila belum sampai ke buahnya, dapat disambung dengan gantar. Semata-mata penggunaan galah ini belalah menyebabkan biji zakar jatuh dan semenjak.
Pada biji kemaluan yang jatuh hanya enggak berasal, akan terjadi aglutinasi getah di sekitar bijinya. Ada anggapan bahwa penggumpalan getah ini disebabkan karena buah terserang ki aib. Walapun terletak gumpalan getah di sekitar biji, tetapi bukan mengurangi rasa manis buah sawo tersebut.
Bikin menjaga agar buah tidak mulai sejak sewaktu dipetik, sebaiknya sebelum pemetikan, pada episode pangkal pokok kayu diberi jaring sebaiknya buah tak langsung anjlok ke tanah dan sebaiknya pemetikan dilakukan sebelum buah terlalu tua.
Pasca Panen
Pokok kayu Buah Sawo
Sesudah semua biji pelir yang sudah tua dipanen, kemudian dilakukan pengumpulan buah-buah tersebut. Kumpulkan buah-biji pelir tersebut dalam suatu palagan atau tempat, setelah semua terkumpul, kemudian dilakukan pengumbahan untuk mengademkan kulit nan agresif atau indra peraba gabusnya.
Penyortiran dan Penggolongan Pohon Buah Sawo
Penyortiran dan kategorisasi biji kemaluan sawo hasil panen dilakukan untuk membaikkan buah yang baik dari yang jelek dan meragamkan biji pelir yang bertakaran ekuivalen. Kerjakan buah yang sudah lalu sangat rusak, semoga dibuang, belaka buah yang busuk sedikit bisa dipisahkan untuk dijual ketempat yang dekat dengan harga murah.
Penyimpanan Tanaman Buah Sawo
Biji kemaluan sawo yang mutakadim diberi perlakuan (pencucian dan pengasapan) mempunyai selerang nan sangat tipis sehingga mudah kemungkus dan bukan tahan lama dalam penyimpanannya. Cak semau beberapa pendirian penyimpanan moga biji kemaluan kian resistan lama, salah satunya dengan mengatur temperatur ulas penyimpanan.
Buah sawo yang masak bila disimpan dalam guru ira tetapi tahan 2 hari sampai 3 musim, cuma bila internal kolom yang punya temperatur 0 derajat C, buah sawo tetap n domestik hal baik sejauh 12 tahun sampai 14 hari. Kelembaban (nisbi) yang dibutuhkan dalam ruang penyimpanan adalah 85-90%. Buah sawo yang nan belum masak akan resistan disimpan selama 17 waktu n domestik ruangan yang bertemperatur 15 derajat C.
Penyiapan dan Pengangkutan Tanaman Buah Sawo
1) Pengemasan
Pengemasan buah-buahan di Indonesia, masih menggunakan keranjang bambu. Bentuk dan kapasitasnya bervariasi, galibnya kapasitas pak antara 40 kg sampai 100 kg. Dalam pengemasan biji kemaluan digunakan bahan-bahan asisten, misalnya daun kering, daun mauz, merang, dan kertas koran.
2) Pengiriman
Biasanya, petambak penghasil biji zakar di Indonesia mengangkut hasil panennya dengan kreativitas sendiri. Pengangkutan hasil ini n domestik volume kecil, yaitu dari tegal ke tempat penghimpunan, perunding, alias ke muslihat-pusat pengumpul sehingga pemasaran tahap purwa dapat berlangsung.
Pengasapan dan Pemeraman Buah Sawo
Pengasapan dan pemeraman dilakukan agar buah cepat menguning dan empuk. Tata laksana pengasapan dan pemeraman adalah bak berikut:
1) Buat liang plong tanah berbentuk segi empat. Ukuran terowongan disesuaikan dengan jumlah biji kemaluan sawo.
2) Hamparkan dan unta (Glyricidae) atau daun pisang di bagian pangkal dan semua jihat lubang.
3) Masukkan buah sawo secara teratur ke dalam lubang, kemudian tutup dengan
daun onta alias patera mauz.
4) Masukkan rincihan buluh gelondongan buat menghembuskan tabun ke internal lubang.
5) Gunduk liang tanah hingga layak tebal.
6) Bakar dedaunan kersang, habis asapnya diarahkan ke dalam lubang melalui potongan bambu.
7) Tutup atau rampas gelondongan awi.
8) Biarkan buah sawo diperam sejauh sehari kemarin.
Penanganan Lain Tanaman Biji kemaluan Sawo
Buah sawo bisa diawetkan intern air sakarosa atau dibuat selai bikin pengoles roti, dan dapat juga dibuat bandrek maupun dicampur ke dalam es krim. Sari buah sawo bisa digodok menjadi sirup dan difermentasikan menjadi berpangku tangan dan cuka.
Rangkuman Cara Mengetanahkan Biji kemaluan Sawo Agar Berakibat Lebat
Sawo merupakan pelecok satu jenis tanaman biji kemaluan yang banyak diusahakan n domestik skala kecil. Sawo lazimnya ditanam bersama dengan tanaman buah tidak dalam sistem tegal pekarangan. Sawo cukup disukai banyak orang karena buahnya enak dan rasanya khas. Daging buahnya n kepunyaan tekstur yang eksklusif, rasanya manis serta bebauan nan tersendiri dan segar. Sawo layak memberikan prospek ekonomi yang baik bila diusahakan dengan baik.
Sawo yang berasal pecah kredit mulai berbuah sesudah berumur 5 masa. Sawo dari perbanyakan vegetatif kebanyakan berbuah bertambah cepat. Jumlah buah tersampir umur tanaman.
Pohon berumur 15 perian dapat menghasilkan 280-300 kg buah. Sawo bisa berbuah sepanjang masa tetapi biasanya terdapat 1 atau 2 musim penuaian raya.
Daging buah masak akan berubah warna dari yunior menjadi kuning kecoklatan. Berpangkal luar performa buah matang sulit dilihat karena daging buah dilapisi kulit nan berwarna kuning kecoklatan. Buah masak akan menghasilkan bertambah abnormal getah dibandingkan buah yang mentah. Cara nan minimum mudah mengamati biji zakar menguning adalah dengan membelah buah dan meluluk daging biji kemaluan.
Tanaman ini boleh ditanam mulai mulai sejak nilai, jumbo dan sira boleh mengunkan media dalam pot, depan apartemen dan ataupun media lapang lainya, semua media boleh menjadikan tanman sawo berbuntut lebat dan berkualitas baik, asal semua nutrisi yang diperlukan terpenuhi.
Pergandaan tanaman Sawo bisa diperbanyak dengan kaidah generatif (dengan biji) atau secara vegetatif.
Pokok kayu ini layak boleh menyepadankan terhadap berbagai suhu. Akan tetapi temperatur yang terlalu seronok akan destruktif pertumbuhan sawo.
Curah hujan antara 1250-2500 mm masing-masing perian yang tersebar merata sepanjang tahun.
Sawo layak tahan terhadap provokasi angin.
Padahal Sawo bertaruk sangat baik pada ketinggian 100-200 m dari meres laut dan masih dapat tumbuh cukup baik setakat ketinggian 900-2500 m di atas latar laut.
Sawo bertaruk baik sreg tanah alluvial dan tanah berpasir. Pada lahan liat, sawo masih dapat tumbuh asal drainasenya baik.
Sawo patut tahan terhadap kekeringan.
Sawo tumbuh baik lega tanah dengan kisaran pH lahan antara 6-7.
Siapkan persil sebelum musim hujan angin. Bersihkan lahan bermula rerumputan, lalu dibajak, dicangkul.
Jarak tanam sekitar 8-9 m x 8-9 m, sehingga tanaman tidak akan berhimpit kalau mutakadim besar. Pasang ajir sreg tempat yang akan dibuat gaung tanam.
Untuk lubang-lubang dengan dimensi 50 x 50 x 50 cm dan tempatkan ajir sreg fragmen tengahnya.
Pisahkan kapling galian bagian atas dan putaran bawah.
Isi terowongan dengan tanah penggalan atas yang dicampur serat kandang r 30 kg/ lubang.
Biarkan lobang termengung kira-sangka 2 minggu untuk mengacapkan pelapukan.
Kerjakan penanaman pada musim hujan.
Lakukan pada magrib hari.
Pembebasan polibag dengan ketat agar tanah tidak pecah.
Usahakan leher akar patuh sebagaimana pada waktu di persemaian dan bagian nan
diokulasi/sambung tidak tertimbun kapling dan sebelah netra okulasi menghadap timur matahari.
Serah peneduh, mulsa, dan tumbuhan penutup tanah sreg awal pertumbuhan sawo.
Lakukan setiap tahun kiranya pokok kayu tidak layu. Lakukan penyiraman dengan lever-hati sebab sawo sangat peka terhadap genangan air.
Cak semau bilang penyakit yang seremonial menyerang sawo yaitu penyakit pink (cendawan upas) yang disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor dan penyakit calit daun (Phaeophleospora indica) nan disebabkan maka dari itu pupuk. Komplikasi ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida yang mengandung sulfur atau tembaga. Lakukan penyemburan fungisida misalnya dengan bubur Bordeaux (dengan dosis sebagai halnya nan teragendakan di kemasan). Sedangkan hama yang menghakimi sawo yaitu laler buah (Daucus dorsalis) yang meratah daging biji pelir nan mutakadim masak.
Pemangkasan anak uang, ranting dan simpang sementara itu Sawo lain membutuhkan pemangkasan.
Untuk penyiangan gulma.
Lakukan penyiangan pada pokok kayu cukup umur dengan lever-hati, yaitu dengan mencabut gulma
Lakukan penggemburan di sekeliling pokok kayu sawo bersamaan dengan penyiangan sehingga memberikan lingkungan yang baik bagi akar tunggang.
Untuk perihal perabukan Detik umur 1 tahun, beri cendawan 0.5 kg NPK/pohon/masa. Lebih lanjut, tambahkan secara perlahan-lahan sesuai dengan bertambahnya umur. Berikan pupuk 2 boleh jadi setahun, menjelang musim hujan bakal mendukung pertumbuhan dan menjelang musim hujan bercerai untuk membantu produksi biji pelir.
Beberapa macam sawo yang terwalak di murahan di antaranya sawo manila kulon, manila betawi, manila malaysia, manila karat, sawo memanjatkan perkara lilin, sawo apel kerambil, dan sawo duren.
Cara mencangkok Pokok kayu Sawo yang Benar
Sediakan:
1. Pisau nan tajam
2. Plastik Pembungkus
3. Paku
4. Tali rafia
5. Tang
6. umbi lapis nirmala
7. sarana tanah yang sudah di campau pupuk kandang 1:1
8. palastik
Langkah yang harus engkau lakukan ketika mencangkok tanamana sawo
1. Sayat Jangat Seputar dahan dan mengunakan Gegep sampai terbantah bagian kayunya, sepanjang ± 5 Cm disekeliling lingkaran cabang.kalo mengunakan pisau untuk bentang kulit nya maka tahun mencangkok butuh waktu lambat kerja nya
2. Bersihkan Dahak (kambium) latar kayu dengan kain dengan kaidah dilap. Pasca- dilap, ZPT di oleskan di sayatan untuk merangsang pertumbuhan akar susu,boleh mengunakan bawang putih.
3. Pak tanah tersebut di lubangi dengan paku pada bagian dasar.
4. Dahan sawo yang sudah di menanamkan tidak terbiasa pake guyur karena palasti wahana nya lilin batik hari akan menghilang malam hari akan lembab,segala bila (akar sudah tumbuh banyak), Potong mayit dibagian sumber akar akar dengan Gergaji. Cangkokan Jeruk siap dipindahkan dalam Polybag.
Cara yang Baik Menjangkitkan Pati Sawo dari Polibag ke Pot
1. Sediakan jambang berdiameter 40 cm. Jambang pun usahakan memiliki kaki dan berlubang di atom dasarnya.
2. Masukkan pecahan merunjau di dasar pot. Jika ada, tambahkan pun mos dan ijuk ke dalamnya.
3. Masukkan rangkaian media tanam berupa tanah congah, ramal dan pupuk kandang (2 : 1 : 1); kontak tanah, sekam padi dan pupuk kandang (1 : 1 : 1); atau gabungan tanah, serbuk gergaji dan pupuk kandang (1 : 1 : 1) sampai ketinggian separuh vas.
4. Keluarkan pati dari polibag, potong pun sebagian akar tunjang, silang, ranting, atau daun yang berlebihan. Selanjutnya, tanam dan padatkan kendaraan tanamnya.
5. Tambahkan lagi alat angkut tanam sampai ketinggian 2 cm di bawah bibir jambangan.
6. Siram sampai media tanam basah, kemudian simpan di lokasi teduh sekitar seminggu.
Perawatan Surat kabar Pokok kayu Sawo di Dalam Jambang Sebaiknya Berbuah lebat, Terus Menerus dan Berkulitas
1. Ketika masih akil balig, pohon sawo perlu diguyur minimum dua masa sekali saat tahun kemarau. Semakin tua pokok kayu, penyiraman dapat dikurangi.
2. Pada usia satu bulan, berikan pupuk NPK 15-15-15 sejumlah 50 gram sendirisendiri pot. Pupuk diserahkan dengan teknik dibenamkan di dalam kendaraan sepanjang 10 cm masing-masing 3 bulan sekali.
3. Jika tumbuhan mulai berbunga, pakai rabuk NPK 15-20-20 sejumlah 100 gram per pot. Di samping itu, sendirisendiri tahun sebelum tumbuhan berdampak.
4. Di samping urea dan NPK, berikan kembali pupuk kandang bilang 5—10 kg per pokok kayu per 6 rembulan sekali.
5. Pohon sawo pun terbiasa dipangkas guna menyegerakan pembuahan. Cara yang diterapkan tak farik dengan pemangkasan pada tumbuhan buah lain, yakni memakai teknik 1-3-9. Di samping pemangkasan cabang penting, cagak air, simpang yang bertaruk liar, dan cabang yang sakit pun perlu dipangkas secara rutin kendati tumbuhan bisa bersemi optimal.
6. Agar Pokok kayu Sawo Rajin Berbuah sebiknya sekeliling 3 wulan sebelum datang periode hujan abu, untuk stresing air, merupakan tumbuhan bukan diguyur selama seminggu. Sesudah itu, guyur tidak banyak demi tidak banyak selama 3 masa, dan keringkan lagi. Lakukan muslihat pengeringan berulang-ulang sampai unjuk tunas-tunas yunior guna pembungaan.
7. Lilitkan dawai di atom dasar jenazah.
8. Berikan zat pengatur tumbuh, bagaikan Dekamon maupun Atonik, dengan takaran sesuai anjuran.
Sumur:
1) Pracaya. 1991. Wereng dan Ki kesulitan Tanaman. Jakarta : PT. Penebar Swadaya
2) Rahardi, F. 1990. ‘Trend Plonco Pohon Sawo internal Pot’, Trubus (Agustus) No. 249 Th. XXI
3) Skuat Penulis PS. 1993. Menanam Sawo di Vas dan di Kebun. Jakarta : PT. Penebar Swadaya
4) Wudianto, Rini. 1987. Membuat Ki memasukkan, Stek, dan Okulasi. Jakarta : PT. Penebar Swadaya
5) BAPPENAS, Sistim Amanat Manajemen Pembangunan di Perkampungan, Februari 2000. Sawo. Jakarta
Source: https://www.kebumenhow.com/2019/01/budidaya-sawo-buah-lebat-terus-menerus.html
Posted by: holymayhem.com