Tanaman Obat Untuk Sakit Mata
Kesehatan
adalah kondisi ketenteraman fisik, mental, dan sosial yang acuan dan tak sekadar lain adanya penyakit ataupun kelemahan.[1]
Pemahaman tentang kesehatan mutakadim bergeser seiring dengan masa. Berkembangnya teknologi kebugaran berbasis digital telah memungkinkan setiap khalayak untuk mempelajari dan memonten diri mereka seorang, dan berpartisipasi aktif n domestik gerakan promosi kesehatan. Berbagai faktor sosial berkarisma terhadap kondisi kesehatan, sebagaimana perilaku individu, kondisi sosial, genetik dan ilmu hayat, perawatan kesegaran, dan lingkungan fisik.
Definisi
[sunting
|
sunting sumber]
Makna kesegaran mutakadim berkembang seiring dengan musim. N domestik perspektif model biomedis, definisi semula kesehatan difokuskan pada kemampuan tubuh bagi berfungsi. Kesehatan dipandang sebagai kondisi tubuh yang berfungsi normal yang boleh terganggu makanya problem semenjak waktu ke waktu.[2]
Pada tahun 1958, Organisasi Kesehatan Mayapada (WHO) mendefinisikan kebugaran umpama “kesejahteraan tubuh, mental, dan sosial, dan bukan namun tidak adanya penyakit dan kelemahan”.[3]
Lamun definisi ini disambut baik oleh sejumlah orang dan dipandang inovatif, definisi ini juga dikritik karena tidak jelas, terlalu luas, dan tidak diuraikan dengan terukur.[2]
Beberapa sarjana mengajukan definisi kesehatan yang lain, misalnya “kondisi yang ditandai dengan integritas anatomi; kemampuan untuk melakukan peran dalam keluarga, pencahanan, dan awam, yang dihargai secara pribadi; kemampuan untuk menghadapi tekanan fisik, biologis, dan sosial; perasaan sejahtera; dan kebebasan dari risiko penyakit dan kematian sebelum waktunya.”[4]
Semakin lama, penyakit enggak lagi dipandang sebagai sebuah kondisi, doang sebuah proses. Pergeseran ki perspektif pandang ini lagi terjadi plong kesehatan. Pada semula 1980-an, WHO mendorong jalan gerakan promosi kesehatan. Aksi ini memungkinkan orang-orang meningkatkan kendali atas kesegaran mereka dan memperbaiki status kesehatan mereka per. Lakukan menciptakan menjadikan kondisi kesejahteraan tubuh, mental, dan sosial yang lengkap, begitu juga definisi WHO tentang kesehatan, seseorang atau sekelompok orang teradat memiliki kemampuan bagi mengenali dan menciptakan menjadikan aspirasi, menunaikan janji kebutuhan, serta memungkiri atau menguasai lingkungannya. Kesegaran dipandang sebagai perigi trik kerjakan usia sehari-perian, tidak harapan spirit.[5]
Untuk mewujudkannya, ada bilang prasyarat nan terlazim dipenuhi, yaitu perdamaian, tempat tinggal, pendidikan, peranakan, pendapatan, ekosistem nan stabil, sumber gerendel kontinu, serta kesamarataan sosial dan kesetaraan.[6]
Kampanye promosi kesehatan memungkinkan kesegaran untuk diajarkan, dipelajari, dan diperkuat. Pemahaman konsep kesegaran sebagai “kemampuan untuk beradaptasi dan mengatur diri sendiri” dan berkembangnya teknologi kesehatan berbasis digital sudah menyibakkan gapura bagi setiap orang untuk menilai diri mereka sendiri.[7]
Hal ini juga memungkinkan setiap orang bagi merasa fit, malar-malar saat mereka mempunyai berbagai kelainan kronis alias bernas dalam kondisi terminal.[8]
[9]
Belakangan, istilah “sehat” lagi banyak digunakan privat majemuk konteks organisasi tak umur nan memengaruhi kepentingan manusia, seperti dalam peguyuban sehat, kota segak, atau lingkungan sehat.
Determinan sosial
[sunting
|
sunting sumber]
Secara umum, satah belakang dan konteks jiwa seseorang sangat memengaruhi status kebugaran dan kualitas hidupnya. Kesehatan tidak sahaja dipertahankan dan ditingkatkan melampaui kemajuan dan penerapan ilmu kesehatan, saja juga melalui kecenderungan jiwa oleh satu individu dan masyarakat sekitarnya. Menurut WHO, determinan sosial kebugaran adalah kondisi yang dialami seseorang ketika dilahirkan, bersemi, bekerja, spirit, dan menua, serta serangkaian manfaat dan sistem yang bertambah luas yang membentuk kondisi jiwa sehari-perian. Kondisi ini dibentuk oleh distribusi uang, pengaruh, dan sendang daya di tingkat global, nasional, dan lokal. Kondisi tersebut sangat bertanggung jawab atas kesenjangan kesehatan, baik di n domestik suatu negara atau di antara negara-negara.[10]
[11]
Faktor-faktor kunci lebih spesifik yang memengaruhi apakah seseorang sehat atau tidak sehat menghampari penghasilan dan status sosial, jaringan dukungan sosial, pendidikan dan literasi, ketenagakerjaan/kondisi kerja, lingkungan sosial, lingkungan fisik, praktik kesehatan pribadi dan kecekatan menguasai masalah, perkembangan masa kanak-kanak yang sehat, kondisi biologis dan genetik, konservasi kesehatan, gender, dan budaya.[12]
[13]
Visualisasi faktor-faktor determinan sosial kesehatan, yang membentangi perilaku individu, kondisi sosial, genetik dan biologi, perlindungan kesehatan, dan lingkungan fisik.
Semakin banyak penyelidikan dan pemberitahuan yang meneliti keterkaitan antara kesehatan dan berjenis-jenis faktor, terjadwal tendensi hidup, lingkungan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan ketatanegaraan kebugaran. Salah satu garis haluan spesifik yang dibuat banyak negara dalam beberapa tahun ragil yakni pengenaan pajak terhadap gula. Minuman manis pun menginjak dikenakan pajak dan berangkat ditargetkan oleh gerakan antiobesitas akibat semakin banyaknya bukti yang menunjukkan gayutan antara minuman bergula tinggi dengan kegemukan.[14]
Sebuah studi menyibakkan bahwa seseorang dapat meningkatkan kebugaran mereka melampaui kursus fisik, tidur yang cukup, membatasi konsumsi alkohol, tidak merokok, menjaga sukar badan, dan sarapan dengan rutin.[15]
Lingkungan sering disebut sebagai faktor penting nan memengaruhi status kesegaran individu, tercatat lingkungan atma, lingkungan binaan, dan lingkungan sosial. Panduan tempat dahulu telah diterbitkan oleh WHO bakal memperbaiki kondisi tempat dahulu sehingga dapat menanam jiwa, mencegah penyakit, meningkatkan kualitas hayat, mengurangi kefakiran, dan kondusif mengurangi perubahan iklim.[16]
Pendalaman menunjukkan bahwa kurangnya pangsa rekreasi, tersurat lingkungan liwa, akan menurunkan tingkat kepuasan pribadi dan meningkatkan tingkat kegemukan, dan dikaitkan dengan rendahnya kesehatan dan kedamaian secara umum.[17]
Sementara itu, semakin banyak waktu nan dihabiskan di lingkungan standard akan berdampak positif puas kesehatan.[18]
Genetik, alias aturan buah tangan dari cucu adam tua, kembali berperan n domestik menentukan status kesegaran makhluk dan populasi. Keadaan ini mencakup gaya terhadap penyakit dan kondisi kebugaran tertentu, serta rasam dan perilaku yang dikembangkan maka itu seseorang akibat mode hidup tanggungan mereka.[19]
Laksana contoh, genetik dapat memengaruhi prinsip seseorang mengatasi stres, baik mental, emosional, atau awak. Misalnya, kegemukan adalah masalah penting yang berkontribusi terhadap kesehatan mental yang buruk dan menyebabkan stres dalam kehidupan banyak khalayak.[20]
Kesegaran global
[sunting
|
sunting sumber]
Kesegaran global adalah penelitian dan tindakan kolaboratif lintas negara buat mempromosikan kesehatan kerjakan semua.[21]
Masalah kesehatan yang melampaui sempadan negara atau memiliki dampak politik dan ekonomi global sering kali ditekankan. Seri
Mualamat Kesehatan Manjapada
yang diterbitkan oleh WHO berfokus lega problem kesehatan universal, termuat akses bikin mendapatkan peladenan kesehatan dan upaya meningkatkan kesegaran publik, terutama di negara-negara berkembang.[22]
Agenda Keluasan pikiran Kesehatan Global (GHSA) merupakan upaya multisektor oleh lebih dari 60 negara dan sejumlah organisasi internasional yang berpusat untuk membangun ketahanan kesehatan internal menghadapi intimidasi kebobrokan infeksi.[23]
Provisional itu, pada waktu 2000, anggota Institut Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan Tujuan Pembangunan Milenium yang ampuh tantangan yang akan diwujudkan umat manusia pada hari 2015. Mangsa ini kemudian dilanjutkan oleh Tujuan Pembangunan Terus-menerus berupa 17 target yang akan dicapai pada hari 2030, termasuk kehidupan segar dan sejahtera.[24]
Kesehatan mental
[sunting
|
sunting sumber]
Mental merupakan salah satu unsur yang dimasukkan oleh WHO privat definisi kesehatan. Kesehatan mental atau kesehatan jiwa didefinisikan WHO umpama “Kondisi kesentosaan saat individu menyadari kemampuannya koteng, boleh menyelesaikan tekanan arwah nan normal, boleh bekerja secara produktif dan berarti, dan berharta memberikan kontribusi kepada komunitasnya”.[25]
Kesehatan nasib bukan hanya ketiadaan bujukan jiwa.[26]
Bineka faktor sosial, serebral, dan biologis menentukan kesehatan vitalitas seseorang. Kekerasan dan tekanan ekonomi yang gentur berisiko mengganggu kesehatan jiwa, provisional kekerasan seksual merupakan faktor yang minimum diasosiasikan dengan kesegaran nyawa yang buruk. Faktor tidak yang berpengaruh di antaranya persilihan sosial yang cepat, kondisi kerja yang mumbung tekanan, diskriminasi gender, pengucilan sosial, gaya hidup tidak sehat, kesehatan tubuh yang buruk, dan pengingkaran eigendom asasi hamba allah.[26]
Bencana semangat hadir n domestik bineka gambar, yang umumnya dicirikan dengan kombinasi antara pemikiran, persepsi, emosi, perilaku serta hubungan dengan turunan lain yang adv minim.[27]
Plong 2001, WHO memperkirakan bahwa satu dari empat orang pernah menderita provokasi semangat maupun batu saraf pada satu tutul kerumahtanggaan kehidupannya.[28]
Pemeliharaan
[sunting
|
sunting sumber]
Diet
[sunting
|
sunting sumber]
Pendirian terdahulu untuk menjaga kesehatan pribadi adalah n kepunyaan diet dan eksemplar makan yang cegak. Diet segak mencakup beragam alat pencernaan nabati dan hewani yang menyisihkan nutrien bagi tubuh. Nutrien akan diubah menjadi energi buat pertumbuhan, perkembangan, perbaikan, dan perlindungan badan. Nutrien makro dikonsumsi dalam kuantitas yang relatif segara, yang mencengap protein, karbohidrat, dan lemak. Nutrien mikro, seperti mana vitamin dan mineral, dikonsumsi dalam jumlah yang relatif makin kecil tetapi lampau penting untuk proses tubuh.[29]
Panduan gizi seimbang yakni panduan nafkah sehat berbentuk limas yang dibagi menjadi bilang bagian. Setiap putaran menunjukkan asupan yang disarankan kerjakan setiap kelompok makanan (misalnya protein, sedap, fruktosa, dan sukrosa). Konsumsi diet segar dapat menurunkan risiko ki kesulitan dalaman, mencegah perkembangan beberapa variasi tumor ganas, dan menjaga berat jasmani yang segak.[30]
Diet mediterania umumnya dikaitkan dengan meningkatnya kebugaran karena diet ini mengandung banyak fusi bioaktif seperti senyawa fenolik, isoprenoid, dan alkaloid.[31]
Tutorial fisik
[sunting
|
sunting mata air]
Tutorial fisik meningkatkan atau mempertahankan kebugaran fisik dan kesehatan, serta kesejahteraan secara keseluruhan. Kegiatan ini memperteguh urat dan meningkatkan kinerja sistem kardiovaskular. Menurut Sekolah tinggi Kesehatan Kebangsaan, terserah empat jenis kursus fisik: sendi tahan, kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan.[32]
Tidur
[sunting
|
sunting sumber]
Usia dan kondisi | Kebutuhan tidur |
---|---|
Baru lahir (0–3 bulan) | 14 sampai 17 jam |
Bayi (4–11 bulan) | 12 sampai 15 jam |
Batita (1–2 tahun) | 11 sampai 14 jam |
Balita (3–4 tahun) | 10 setakat 13 jam |
Anak usia sekolah (5–12 tahun) | 9 sampai 11 jam |
Taruna (13–17 tahun) | 8 sebatas 10 jam |
Dewasa (18–64 periode) | 7 sampai 9 jam |
Lanjut usia (65 tahun ke atas) | 7 sampai 8 jam |
Tidur merupakan komponen terdepan kerjakan menjaga kesehatan. Bagi momongan-anak, tidur kembali bermakna untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kesuntukan tidur dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa masalah kesehatan kronis. Selain itu, kurang tidur terbukti berkorelasi dengan peningkatan kerentanan terhadap komplikasi dan menunggak waktu pemulihan dari penyakit.[34]
Dalam sebuah riset, basyar dengan kehilangan tidur yang kronis, yakni sebagai enam jam tidur dalam semalam maupun kurang, ditemukan empat barangkali makin mungkin terserang radang selaput lendir dibandingkan dengan orang-individu yang melaporkan tidur lilin batik selama tujuh jam atau bertambah.[35]
Karena tidur juga bertindak dalam mengatur metabolisme, kehilangan tidur juga dapat berperan dalam penyisipan berat badan maupun, sebaliknya, menyergap penurunan terik fisik.[36]
Selain itu, puas masa 2007, Badan Dunia semesta buat Eksplorasi Kanker, nan merupakan lembaga penekanan kanker bakal WHO, menyatakan bahwa “jam kerja nan melibatkan godaan ritme sirkadian mungkin bersifat karsinogen untuk manusia.”[37]
Pada 2015, Yayasan Tidur Nasional menerbitkan rekomendasi terbaru tentang persyaratan durasi tidur berdasarkan usia dan merangkum bahwa, “Bani adam nan terbiasa tidur di luar kisaran normal mungkin menunjukkan segel atau gejala ki aib kebugaran yang mendalam atau, jika dilakukan atas karsa sendiri, dapat membahayakan kesehatan dan kesejahteraan mereka.”[33]
[38]
Dalam berkreasi
[sunting
|
sunting sumber]
Selain risiko keselamatan, banyak tiang penghidupan pun berisiko memunculkan penyakit dan masalah kebugaran paser panjang lainnya. Sempurna penyakit akibat pegangan yang paling umum ialah berbagai bagan pneumokoniosis, sebagaimana silikosis dan pneumokoniosis pekerja bisikan bara (penyakit paru-paru hitam). Asma adalah kelainan respirasi tak nan rentan dialami pekerja. Pekerja pun rentan terhadap penyakit kulit, termasuk eksim, dermatitis, urtikaria, bakaran matahari, dan kanker kulit.[39]
Penyakit terkait pekerjaan lainnya misalnya sindrom lorong karpal dan keracunan timbal.
Karena jumlah karier di sektor jasa di negara-negara berbudaya semakin banyak, mode kehidupan kurang mengalir juga semakin meluas. Kejadian ini menghadirkan ki kesulitan kesehatan yang berbeda dibandingkan dengan kebobrokan kebugaran plong industri manufaktur dan sektor primer. Masalah kontemporer, seperti mana meningkatnya tingkat obesitas dan masalah yang berkaitan dengan stres dan pekerjaan plus di banyak negara, semakin mempersulit interaksi antara pekerjaan dan kesehatan.
Banyak pemerintah negara nan memandang kesehatan kerja seumpama tantangan sosial dan mewujudkan organisasi umum bakal memastikan kesehatan dan keselamatan pekerja. Di Britania Raya, Eksekutif Kesehatan dan Keselamatan dibentuk.[40]
Sementara di Amerika Serikat, Jamiah Nasional buat Kesehatan dan Keselamatan Kerja mengamalkan penelitian tentang kesehatan dan keselamatan kerja, sedangkan Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja menindak regulasi dan ketatanegaraan yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan bagi pekerja.[41]
[42]
Bacaan
[sunting
|
sunting sumber]
-
^
Organisasi Kesehatan Dunia (2020). “Constitution of the World Health Organization”.
Basic Documents
(PDF)
(edisi ke-49). Jenewa: Organisasi Kesehatan Bumi. hlm. 1. ISBN 978-92-4-000051-3.
-
^
a
b
“Definitions of Health”.
AFMC. Diarsipkan dari varian kalis copot 12 Agustus 2016.
-
^
Organisasi Kesegaran Dunia (1958).
The First ten years of the World Health Organization. Jenewa: Organisasi Kesegaran Dunia. hlm. 459. ISBN 9241560142.
“Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity“.
-
^
Stokes, Joseph; Noren, Jay; Shindell, Sidney (1982). “Definition of terms and concepts applicable to clinical preventive medicine”.
Journal of Community Health.
8
(1): 33–41. doi:10.1007/BF01324395. ISSN 0094-5145.
A state characterized by anatomic integrity; ability to perform personally valued family, work, and community roles; ability to deal with physical, biological and social stress; a feeling of well-being; and freedom from the risk of disease and untimely death.
-
^
Organisasi Kesehatan Dunia (1984).
Health Promotion: A Discussion Document on the Concept and Principles: Summary Report of the Working Group on Concept and Principles of Health Promotion, Copenhagen, 9–13 July 1984. Kopenhagen: WHO Regional Office for Europe.
Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their health. To reach a state of complete physical, mental and social well-being, an individual or group must be able to identify and to realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment. Health is, therefore, seen as a resource for everyday life, not the objective of living.
-
^
Organisasi Kesehatan Dunia. “The Ottawa Charter for Health Promotion”.
WHO
. Diakses tanggal
22 Juni
2020.
-
^
Jadad, Alejandro R. (November 2016). “Creating a pandemic of health: What is the role of digital technologies?”.
Journal of Public Health Policy.
37
(S2): 260–268. doi:10.1057/s41271-016-0016-1. ISSN 0197-5897.
-
^
Kotha, S.R.; Jadad, A.R.; Hu, H. (2015). “Creating a Pandemic of Health: Opportunities and Lessons for a University Initiative at the Intersection of Health, Equity, and Innovation”.
Harvard Public Health Review: A Student Publication. Diarsipkan berasal versi tulen tanggal 2019-03-07. Diakses tanggal
22 Juni
2020.
-
^
Jadad, A.R. (2013). “On Living a Long, Healthy, and Happy Life, Full of Love, and with no Regrets, until Our Last Breath”.
Verhaltenstherapie.
23
(4): 287–289. doi:10.1159/000357490. ISSN 1423-0402.
-
^
Organisasi Kesegaran Mayapada. “Social Determinants of Health”.
WHO
. Diakses terlepas
22 Juni
2020.
-
^
Organisasi Kesegaran Dunia. “About Social Determinants of Health”.
WHO
. Diakses tanggal
23 Juni
2020.
-
^
“Social Determinants of Health and Health Inequalities”.
Government of Canada
. Diakses terlepas
22 Juni
2020.
-
^
Lalonde, Marc (1981).
A New Perspective on the Health of Canadians: A Working Document
(PDF). Ottawa: Minister of Supply and Services Canada. ISBN 0-662-50019-9.
-
^
Andreyeva, Tatiana; Chaloupka, Frank J.; Brownell, Kelly D. (Juni 2011). “Estimating the Potential of Taxes on Sugar-sweetened Beverages to Reduce Consumption and Generate Revenue”.
Preventive Medicine.
52
(6): 413–416. doi:10.1016/j.ypmed.2011.03.013.
-
^
Wingard, Deborah L.; Berkman, Lisa F.; Brand, Richard J. (November 1982). “A Multivariate Analysis of Health-Related Practices”.
American Journal of Epidemiology.
116
(5): 765–775. doi:10.1093/oxfordjournals.aje.a113466. ISSN 1476-6256.
-
^
Organisasi Kebugaran Dunia (23 November 2018). “WHO Housing and health guidelines”.
WHO
. Diakses tanggal
23 Juni
2020.
-
^
Bjork, J; Albin, M; Grahn, P; Jacobsson, H; Ardo, J; Wadbro, J; Ostergren, P-O; Skarback, E (1 April 2008). “Recreational values of the natural environment in relation to neighbourhood satisfaction, physical activity, obesity and wellbeing”.
Journal of Epidemiology & Community Health.
62
(4): e2–e2. doi:10.1136/jech.2007.062414. ISSN 0143-005X.
-
^
White, Mathew P.; Alcock, Ian; Grellier, James; Wheeler, Benedict W.; Hartig, Terry; Warber, Sara L.; Bone, Angie; Depledge, Michael H.; Fleming, Lora E. (Desember 2019). “Spending at least 120 minutes a week in nature is associated with good health and wellbeing”.
Scientific Reports.
9
(1): 7730. doi:10.1038/s41598-019-44097-3. ISSN 2045-2322. PMC6565732
. PMID 31197192.
-
^
Institute of Medicine (US) Committee on Assessing Interactions Among Social, Behavioral, and Genetic Factors in Health (2006). “3. Genetics and Health”. Intern Hernandez, L.M.; Blazer, D.G.
Genes, Behavior, and the Social Environment: Moving Beyond the Nature/Nurture Debate. Washington DC: National Academies Press.
-
^
Rajan, Tm; Menon, V (2017). “Psychiatric disorders and obesity: A review of association studies”.
Journal of Postgraduate Medicine.
63
(3): 182. doi:10.4103/jpgm.JPGM_712_16. ISSN 0022-3859. PMC5525483
. PMID 28695871.
-
^
Beaglehole, Robert; Bonita, Ruth (Desember 2010). “What is global health?”.
Global Health Action.
3
(1): 5142. doi:10.3402/gha.v3i0.5142. ISSN 1654-9716. PMC2852240
. PMID 20386617.
-
^
Organisasi Kesehatan Dunia. “World Health Report”.
WHO
. Diakses copot
22 Juni
2020.
-
^
“Mendunia Health Security Agenda”.
Mondial Health Security Agenda. Diarsipkan berusul versi bersih tanggal 2020-03-31. Diakses tanggal
24 Juni
2020.
-
^
“About the Sustainable Development Goals”.
United Nations Sustainable Development
. Diakses tanggal
24 Juni
2020.
-
^
Organisasi Kesegaran Marcapada (2004).
Promoting Mental Health: Summary Report
(PDF). Jenewa: Organisasi Kebugaran Dunia. hlm. 12. ISBN 9241591595.
-
^
a
b
“Mental health: strengthening our response”.
WHO. 30 Maret 2018. Diakses tanggal
24 Juni
2020.
-
^
“Mental disorders: Key facts”.
WHO. 28 November 2019. Diakses tanggal
24 Juni
2020.
-
^
“Mental disorders affect one in four people”.
WHO. 4 Oktober 2001. Diakses rontok
24 Juni
2020.
-
^
“Nutrients”.
WHO
. Diakses tanggal
19 Juli
2020.
-
^
“Healthy Eating”.
New South Wales Government. Diarsipkan dari versi masif tanggal 27 Februari 2014.
-
^
Garrido M; González-Flores D; Marchena AM; Propr E; García-Parra J; Barriga C; Rodríguez A.B. (2013). “A lycopene-enriched virgin olive oil enhances antioxidant martabat in humans”.
Journal of the Science of Food and Agriculture.
93
(8): 1820–26. doi:10.1002/jsfa.5972. PMID 23225211.
-
^
“Four Types of Exercise Can Improve Your Health and Physical Ability”.
National Institutes of Health
. Diakses copot
19 Juli
2020.
-
^
a
b
Hirshkowitz, Max; Whiton, Kaitlyn; et al. (14 January 2015). “National Sleep Foundation’s sleep time duration recommendations: methodology and results summary”.
Sleep Health.
1
(1): 40–43. doi:10.1016/j.sleh.2014.12.010. PMID 29073412. Diarsipkan berpangkal varian kudus tanggal 14 November 2017. Diakses tanggal
4 February
2015.
-
^
Pilkington, Stephanie (7 Agustus 2013). “Causes and consequences of sleep deprivation in hospitalised patients”.
Nursing Kalimantang.
27
(49): 35–42. doi:10.7748/ns2013.08.27.49.35.e7649. ISSN 0029-6570.
-
^
Rea, Shilo (31 Agustus 2015). “New Research Confirms Lack of Sleep Connected To Getting Sick – News – Carnegie Mellon University”.
Carnegie Mellon University
. Diakses tanggal
19 Juli
2020.
-
^
Patel, Sanjay R.; Hu, Frank B. (2008). “Short Sleep Duration and Weight Gain: A Systematic Review”.
Obesity.
16
(3): 643–653. doi:10.1038/oby.2007.118. ISSN 1930-739X. PMC2723045
. PMID 18239586.
-
^
“IARC Monographs Programme finds cancer hazards associated with shiftwork, painting and firefighting”.
International Agency for Research on Cancer. 5 Desember 2007. Diarsipkan berasal versi asli tanggal 21 Juli 2011.
-
^
Hirshkowitz, Max; Whiton, Kaitlyn; Albert, Steven M.; Alessi, Cathy; Bruni, Oliviero; DonCarlos, Lydia; Hazen, Nancy; Herman, John; Katz, Eliot S. (Maret 2015). “National Sleep Foundation’s sleep time duration recommendations: methodology and results summary”.
Sleep Health.
1
(1): 40–43. doi:10.1016/j.sleh.2014.12.010.
-
^
“Skin Exposures and Effects”.
CDC
. Diakses terlepas
5 Juli
2020.
-
^
“HSE: Information about health and safety at work”.
HSE
. Diakses tanggal
5 Juli
2020.
-
^
“The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH)”.
CDC
. Diakses copot
5 Juli
2020.
-
^
“Occupational Safety and Health Administration”.
OSHA
. Diakses tanggal
5 Juli
2020.
Pranala luar
[sunting
|
sunting sumber]
-
Media terkait Health di Wikimedia Commons
Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan
Posted by: holymayhem.com