Tanaman Hidroponik Yang Cepat Panen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hidroponik
(bahasa Inggris:

hydroponic
) adalah salah satu metode dalam budidaya menguburkan dengan memanfaatkan air minus menggunakan kendaraan petak dengan menegaskan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi buat tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air sreg budidaya dengan persil. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada provinsi yang memiliki pasokan air yang terbatas.[1]

Etimologi

[sunting
|
sunting sumur]

Hidroponik
pecah berbunga kata Yunani yaitu
hydro
nan berharga air dan
ponos
nan artinya daya. Hidroponik sekali lagi dikenal sebagai
soilless culture
atau budidaya pokok kayu tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tumbuhan yang memanfaatkan air dan tanpa memperalat tanah laksana media tanam atau
soilless.

Metode pangkal

[sunting
|
sunting sumber]

Dalam kajian bahasa, hidroponik berpunca dari introduksi
hydro
yang berarti air dan
ponos
yang berharga kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara adil teknik bersesuai tanam dengan menonjolkan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi pokok kayu, atau privat pengertian sehari-hari bersua dengan tanam tanpa tanah. Berpokok pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik berladang secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.

Di mana juga tumbuhnya sebuah tanaman akan teguh bisa bertaruk dengan baik apabila nutrisi (molekul hara) nan dibutuhkan comar tercukupi. Dalam konteks ini fungsi berpangkal petak yaitu untuk penyangga pokok kayu dan air nan suka-suka ialah pelarut nutrisi, bakal kemudian bisa diserap tanaman. Contoh pikir inilah nan akhirnya melahirkan teknik bersawah dengan hidroponik, di mana yang ditekankan merupakan pemuasan kebutuhan nutrisi.

Sistem hidroponik bisa digunakan untuk mengatasi masalah kekurangan tanah yang semakin tahun semakin sempit. Diharapkan hidroponik mampu menjadi arti cak bagi tahun depan karena mampu diberdayakan intern kondisi lahan sempit.

Rekaman

[sunting
|
sunting sumber]

Pada semula, kegiatan membudidayakan tanaman yang daratan minus kapling ditulis sreg kancing
Sylva Sylvarum
oleh Francis Bacon dibuat pada tahun 1627, dicetak setahun setelah kematiannya. Teknik budidaya pada air menjadi penelitian yang populer setelah itu. Pada tahun 1699, John Woodward menerbitkan percobaan budidaya air dengan spearmint. Dia menemukan bahwa tanaman dalam sendang-sumber air yang kurang murni bertaruk kian baik pecah tanaman dengan air murni.

Pada hari 1842 mutakadim disusun daftar sembilan unsur diyakini terdepan kerjakan pertumbuhan tanaman, dan penemuan berusul tukang botani Jerman Julius von Sachs dan Wilhelm Knop, puas musim-hari 1859-1865, memicu pengembangan teknik budidaya tanpa tanah.[2]
Pertumbuhan pokok kayu darat minus tanah dengan larutan nan menggarisbawahi pada pelampiasan kebutuhan gizi mineral bagi tanaman. Dengan cepat menjadi standar penelitian dan teknik penataran, dan masih banyak digunakan saat ini. Kini,
Solution culture
dianggap sebagai jenis hidroponik sonder ki alat tanam
inert, yang adalah media tanam nan tidak menyempatkan unsur hara.

Pada waktu 1929, William Frederick Gericke terbit Perserikatan California di Berkeley tiba mempromosikan secara mendelongop tentang
Solution culture
yang digunakan buat menghasilkan tanaman pertanian.[3]
[4]
Puas awal dia menyebutnya dengan istilah
aquaculture
(atau di Indonesia disebut budidaya perairan), namun kemudian memafhumi
aquaculture
telah diterapkan pada budidaya satwa air. Gericke menciptakan sensasi dengan menumbuhkan tomat yang menjalar seimbang duapuluh panca kaki, di halaman belakang rumahnya dengan larutan nutrien mineral selain tanah.[5]
Beralaskan simile dengan sebutan Yunani kuno pada karakter ki akal perairan, γεωπονικά,[6]
ilmu budidaya bumi, Gericke menciptakan istilah

hidroponik

sreg tahun 1937 (meskipun ia menggarisbawahi bahwa istilah ini disarankan maka dari itu WA Setchell, berbunga University of California) bikin budidaya tanaman sreg air (terbit Yunani Bersejarah ὕδωρ,

air
; dan πόνος,
tenaga
[6]).[2]

Sreg pemberitaan Gericke, dia mengklaim bahwa hidroponik akan merevolusi pertanian tanaman dan memicu sejumlah raksasa permintaan informasi seterusnya. Pengajuan Gericke ditolak oleh pihak universitas tentang eksploitasi greenhouse dikampusnya bagi eksperimen karena skeptisme turunan-orang administrasi kampus. dan ketika pihak Universitas berusaha memaksa dia bagi membeberkan daya nutrisi permulaan yang dikembangkan di rumah, beliau meminta tempat untuk rumah kaca dan saatnya untuk memperbaikinya menggunakan fasilitas penelitian yang sesuai. Tentatif kesudahannya ia diberikan tempat untuk greenhouse, Pihak Perkumpulan menugaskan Hoagland dan Arnon kerjakan mengekspresikan ulang formula Gericke, pada musim 1940, setelah meninggalkan jabatan akademik di iklim yang lain menguntungkan secara politik, dia menerbitkan buku berjudul
Complete Guide to Soil less Gardening.

Teknik hidroponik banyak dilakukan intern skala katai sebagai hobi di dok masyarakat Indonesia. Penyaringan jenis pohon yang akan dibudidayakan untuk rasio manuver memikul harus diperhatikan, karena enggak semua hasil pertanian bernilai gemi. Jenis pohon yang memiliki biji ekonomi tinggi untuk dibudidayakan di hidroponik yaitu:

  • Paprika
  • Tomat
  • Timun Jepang
  • Melon
  • Terong Jepang
  • Selada

Semula mula

[sunting
|
sunting sumur]

Budidaya tanpa tanah

[sunting
|
sunting sumber]

Pada awalnya Gericke mendefinisikan pertumbuhan tanaman hidroponik dengan hancuran nutrien mineral. Hidroponik ialah bagian dari budidaya tanpa persil. Banyak budidaya sonder petak namun dengan hancuran untuk hidroponik.

Peneliti NASA (National Aeronautics and Space Administration) memeriksa berambang dan selada hidroponik disebelah kirinya dan radis di depannya

Tanaman yang tak ditumbuhkan dengan pendirian pada umumnya, akan dapat lakukan bersemi menunggangi sistem lingkungan yang boleh dikendalikan seperti hidroponik. Tampaknya NASA juga memanfaatkan hidroponik pada programa luar angkasanya. Ray Wheeler, koteng pakar ilmu faal tanaman di Laboratorium Space Center Space Life Science, Kennedy, percaya bahwa hidroponik akan berkontribusi takhlik keberhasilan intern pengelanaan asing angkasa. Dia menyebutnya sebagai sistem
bioregenerative life support.[7]

Macam-macam hidroponik

[sunting
|
sunting sumber]

  • Static solution culture
    (kultur air statis)
  • Continuous-flow solution culture, kamil: NFT (Nutrient Gambar hidup Technique), DFT (Deep Flow Technique)
  • Aeroponics
  • Passive sub-irrigation
  • Ebb and flow
    atau
    flood and drain sub-irrigation
  • Run to waste
  • Deep water culture
  • Bubbleponics
  • Bioponic


Static solution culture


[sunting
|
sunting mata air]

Budidaya Tanaman Sayur Secara Hidroponik di Kebun SAP Garden Hidroponik, Indonesia

Budidaya Pokok kayu Sayur Secara Hidroponik

Static solution culture
memiliki pengertian budidaya hidroponik dengan air
statis
yang mana airnya diam dan bukan bersirkulasi, ialah teknik hidroponik yang akarnya secara berkesinambungan akarnya tercelup air yang diletakkan plong palagan berisi larutan nutrien.

Belaka Di Indonesia,
Static solution culture
kian dikenal dengan istilah teknik apung (ataupun disebut rakit apung) dan sistem sumbu (atau disebut
wick system). Merupakan jenis paling sederhana berusul semua jenis hidroponik.

Cak bagi ukuran panggung larutan boleh berbeda tergantung pada penggunaan dan ukuran tanaman. Dalam skala kecil (perimbangan rumah strata maupun hobby berskala kecil), hidroponik dapat dibuat dengan wadah yang umumnya dipakai di dalam rumah seperti gelas, toples, ember, ataupun bak air.

Tempat bening dapat di bungkus dengan Aluminium foil, plastik, cat, atau material lain yang menolak cahaya (membuat sorot tidak bisa masuk) seharusnya tidak bersemi lumut.

Penutup wadah air dilubangi dan diisi pokok kayu, disitu boleh diisi suatu atau beberapa netpot pokok kayu bagi setiap ajang air. Internal
teknik api-api
sendiri setiap pukat botol diisi media tanam dan rincihan kain yang menjulur ke asal yang berfungsi menyerap hancuran ke akar tunjang pohon melalui pengudut-pipa kapiler puas tiras. Sedangkan dalam
teknik apung
dapat menunggangi lembaran gabus yang dilubangi dan disisi pot-pot kecil nan diisi (sarana tanam) untuk pokok kayu yang akarnya tercelup langsung puas ajang air.

Agar larutan nutrien bisa mengalir secara merata, maka mesti diberi
oksigen
dengan mesin penggelembung udara maupun disebut aerator (aerator kecil bisa didapat di toko ikan) alias dengan penggunakan pompa air nan biasa dipakai di aquarium. kerumahtanggaan skala komersial dapat menggunakan pompa berkemampuan semenjana (yang lumrah dipakai bagi pancuran empang dan taman).

Tanpa aerator pula masih bisa, namun jika tidak di beri aerator, akan membuat larutan yang berlambak di bagian bawah menjadi tidak terserap lantaran posisi akar mampu di atas larutan yang tidak terhirup (lantaran air tidak bersirkulasi), dan pun, akar tunggang-pun kurang berkat asupan oksigen.

Cair nutrien dapat diganti sesuai jadwal alias sesuai prosedur. Saban-saban larutan berkurang setakat di bawah tingkat tertentu, maka perlu menambahkan air atau cair nutrisi segar sesuai dengan kebutuhan saban tumbuhan yang dinyatakan dengan satuan TDS (Total Solid Dissolved) alias PPM (Part per Million) yang diperlukan.

Dalam budidaya teknik sumbu (wick system) memiliki kendala puas penurunan volume larutan, untuk mencegah jalal larutan nutrien runtuh di bawah akar tunjang ataupun sumbu, boleh digunakan kompor dengan injap guntang bola (nan biasa dipakai di suplai) bakal menjaga jalal hancuran secara otomatis. N domestik budidaya larutan getek apung, tanaman ditempatkan dalam kisi plong lembaran gabus /
stereofoam
yang mengapung di atas permukaan cairan nutrisi. Dengan teknik apung, ketinggian larutan lain akan turun di bawah akar dan akarpun selalu tercelup pada enceran nutrien.

Aeroponik

[sunting
|
sunting sumber]

Aeroponik merupakan sistem yang akarnya secara berkala dibasahi dengan butir-butir larutan nutrien nan halus (sama dengan kabut). Metode ini tidak memerlukan alat angkut dan memerlukan tanaman nan merecup dengan akar yang menggantung di udara atau pertumbuhan ulas yang luas yang secara ajek, akar dibasahi dengan kabut kecil-kecil dari cairan zat makanan. Aerasi secara sempurna merupakan manfaat terdahulu dari aeroponik.

Teknik aeroponik sudah pahit lidah sukses secara komersial bagi perkecambahan biji, produksi benih kentang, produksi tomat, dan tanaman daun.[8]
Karena penemu Richard Stoner mengkomersialkan teknologi aeroponik pada waktu 1983, Aeroponik telah dilaksanakan sebagai alternatif bagi sistem pengairan hidroponik secara intensif di seluruh dunia.[9]
Kurnia aeroponik yang lain yang berlainan dari hidroponik adalah bahwa setiap jenis tanaman boleh tumbuh (dalam sistem aeroponik yang benar), karena lingkungan mikro berusul aeroponik benar-benar dapat dikontrol. Keunggulan aeroponik merupakan bahwa tanaman aeroponik yang di jeda pembasahannya akan dapat menerima 100% dari oksigen yang terserah, dan karbon dioksida pada bagian akar tunggang, batang, serta daun,[10]
sehingga mempercepat pertumbuhan biomassa dan mengurangi waktu perakaran.

Penelitian NASA menunjukan teknik aeroponik, bahwa tumbuhan dapat mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 80% dalam massa berat kersang (mineral penting) dibandingkan dengan tumbuhan yang merecup plong hidroponik lain. Aeroponik menggunakan 65% air dari kebutuhan air hidroponik. NASA juga menyimpulkan bahwa tanaman yang bertaruk dengan aeroponik, membutuhkan ¼ zat makanan yang digunakan dibandingkan dengan hidroponik lain
[11]. Bercocok tanam dengan Aeroponik menawarkan kemampuan penanam untuk mengurangi penyerantaan penyakit dan patogen. Aeroponik lagi banyak digunakan dalam eksplorasi laboratorium fisiologi tanaman dan patologi tanaman. Teknik aeroponik mendapat manah spesifik makanya NASA karena kabut bertambah mudah untuk ditangani daripada menangani larutan di ajang tanpa gravitasi.[12]

Fungsi lain berpangkal aeroponik ini, kentang dapat dipanen tanpa negatif jaringan akar lega tanaman sehingga sebuah tumbuhan dapat dipanen sering kali[13]
dan dapat memilih umbi kentang yang siap penuaian.

Media tanam

[sunting
|
sunting sumber]

Media tanam inert adalah alat angkut tanam yang tidak menyediakan unsur hara. Sreg umumnya media tanam inert berfungsi bak
buffer
dan penyangga tanaman. Beberapa contoh di antaranya yakni:

  • Arang sekam
  • Karet busa
  • Expanded clay
  • Rockwool
  • Sabut (Coir)
  • Perlite
  • Batu apung (Pumice)
  • Vermiculite
  • Kersik halus
  • Gravel
  • Tepung kayu ataupun disebut abuk gergaji

Keuntungan teknik hidroponik

[sunting
|
sunting perigi]

  • Tidak membutuhkan persil
  • Air akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya dijadikan akuarium
  • Pengendalian nutrisi bertambah keteter sehingga nutrisi bisa diberikan secara lebih efektif dan efisien
  • Relatif tidak menghasilkan pencemaran gizi ke lingkungan
  • Memberikan hasil yang lebih banyak
  • Mudah intern memanen hasil
  • Tulus dan bersih
  • Media tanam dapat digunakan iteratif kali
  • Netral mulai sejak tumbuhan pengganggu/gulma
  • Pokok kayu tumbuh lebih cepat

Bakal keperluan paesan, pot dan tanaman akan nisbi lebih bersih. Sehingga lakukan merancang interior kolom dalam rumah akan bisa lebih leluasa intern menempatkan botol-pot hidroponik. Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman bunga, bikin anakan tertentu boleh diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman dan basa larutan yang dipakai kerumahtanggaan pelarut nutrisinya.

Lihat sekali lagi

[sunting
|
sunting perigi]

  • Nutrien
  • PPM (Part Saban Million
    atau Babak Per Juta)
  • Aerator – mesin pencipta gelembung Udara
  • Oksigen terlarut
  • Lingkungan dan gedung pertanian

Bacaan

[sunting
|
sunting perigi]


  1. ^


    “Hidroponik A-Z : Pengertian, Jenis & 4 Tips Memulainya”.
    kebunpintar.id
    (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal
    2022-03-12
    .




  2. ^


    a




    b



    Douglas, James S.,
    Hydroponics,
    5th ed. Bombay: Oxford UP, 1975. 1-3

  3. ^


    Dunn, H. H. (October 1929). “Plant “Pills” Grow Bumper Crops”.
    Popular Science Monthly: 29.





  4. ^

    G. Thiyagarajan, R. Umadevi & K. Ramesh, “Hydroponics,” Diarsipkan 2009-12-29 di Wayback Machine. Science Tech Entrepreneur, (January 2007), Water Technology Centre, Tamil Nadu Agricultural University, Coimbatore, Tamil Nadu 641 003, India.

  5. ^

    Bambi Turner, “How Hydroponics Works,” HowStuffWorks.com. Retrieved: 29-05-2012
  6. ^


    a




    b



    Liddell, H.G. & Scott, R. (1940).
    A Greek-English Lexicon. revised and augmented throughout by Sir Henry Stuart Jones. with the assistance of. Roderick McKenzie.
    Oxford: Clarendon Press.

  7. ^

    Anna Heiney, “Farming for the Future”,
    nasa.gov, 8-27-04

  8. ^

    Research News. “Commercial Aeroponics: The Grow Anywhere Story,” Diarsipkan 2015-05-08 di Wayback Machine. In Vitro Report (Society for In Vitro Biology), Issue 42.2 (April – June 2008)

  9. ^


    “Stoner, R., “Aeroponics Versus Bed and Hydroponic Propagation”, Florist Review, Vol 173 no.4477, September 22, 1983″.




  10. ^

    Stoner, R.J (1983).
    Rooting in Air.
    Greenhouse Grower Vol I No. 11

  11. ^


    (Inggris)
    nasa.gov (2006). “Spinoff 2006”
    (PDF). diterbitkan oleh nasa.gov. hlm. 65–67, Detail info biomassa aeroponik. Diakses sungkap Agustus, 2015.





  12. ^


    (Inggris)
    “Progressive Plant Growing is a Blooming Business”. Diterbitkan maka dari itu Nasa gov. 23 April 2007.




  13. ^


    (Indonesia)
    Dianawati, M1), Ilyas, S2), Wattimena, GA2), dan Susila, AD2) (20 Februari 2013). “Produksi mini pangkal pohon kentang”
    (PDF). diterbitkan oleh LitBang pertanian: 47. Diakses tanggal Agustus, 2015.




Bacaan lebih lanjut

[sunting
|
sunting sumber]


Media terkait Hydrophonic di Wikimedia Commons

  • Siti Istiqomah.
    Menanam Hidroponik. Penerbit: Ganeca Exact.
  • Pinus Lingga. 1984.
    Hidroponik: Berbendang tanpa tanah. Penerbit: Niaga Swadaya.



Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik

Posted by: holymayhem.com