Buah merah
(Pandanus conoideus
Lam.)

1. Nama tanaman

Logo daerah: Biji zakar merah (Indonesia)

2. Klasifikasi tumbuhan

Divisi : Spermatophyta
Papan bawah : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledonae
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies :
Pandanus conoideus
Lam.

3. Uraian Tumbuhan

Kultivar buah abang dibedakan berdasarkan ukuran buah, warna biji zakar, dan bentuk biji kemaluan. Kultivar nan dikenal antara lain yaitu kultivar sirah sumir, merah coklat, merah semenjana, merah panjang, kuning panjang, dan kuning pendek (Sadsoeitoeboen 2003; Limbongan dan Uhi 2005). Umumnya tanaman berumur setakat 10 tahun, berbuah plong vitalitas 3-5 tahun, dan umur buah sampai panen 3-4 bulan. Tanaman tumbuh mengelompok dengan kerapatan 12-30 orang setiap rumpun. Tanaman buah berma punya akar susu 0,20-3,50 m, lingkung akar tunjang 6-20 cm, bercat coklat dengan bercak kalis, rajah bulat, dan permukaan berangka. Jumlah akar tunggang internal satu rumpun berkisar antara 11-97. Lingkar layon terdepan berkisar antara 20-40 cm, tinggi pokok kayu 2-3,50 m. Bangkai berwarna coklat dengan bercak suci, berbentuk buntak, berkas tenggorokan tidak terlihat jelas, gentur, arah merecup vertikal atau tegak, jumlah percabangan 2-4, dan satah berkerangka. Daun berukuran 96 cm x 9,30 cm sampai 323 cm x 15 cm. Ujung daun bertusuk (micronate), pangkal merompong (cut off), tepi daun dan bagian bawah tangkai daun berduri. Komposisi daun tunggal dengan susunan daun berseling (alternate). Daun lentur, bercat baru tua bangka, pola pertulangan daun sekufu, sonder tulang daun (sessile), dan tidak beraroma. Anakan menyerupai rente nangka dengan warna kemerahan. Buah berukuran jenjang 68- 110 cm, sengkang 10-15 cm, berbentuk silindris, ujung menumpul, dan pangkal menjantung. Saat masih muda, buah bercat merah pucat, dan berubah menjadi merah bata saat bertongkat sendok. Suka-suka tiga jenis buah abang unggul, yaitu buah merah Mbarugum, Maler, dan Magari. Beberapa kriteria biji pelir merah unggul yaitu: 1) jumlah buah 5-10 butir/rumpun, 2) empulur lunak, 3) dimensi buah osean (diameter 10-15 cm) dan jenjang (60-110 cm), 4) hasil sari (minyak) tataran, rata-rata 120 ml/kg buah, 5) besaran anakan banyak, yaitu 5-10 anakan/rumpun, dan 6) total akar tunjang banyak, adalah 11-97 akar/rumpun,sehingga berlimpah memasok hara makin banyak, menyerap oksigen dari udara, dan memperkokoh tanaman mencacak (Lebang dkk.,
2004).

4. Habitat dan Penyebaran

Tanaman buah sirah banyak ditemukan di negeri Papua, Papua Nugini. dan secara sporadik menginjak ditanam di sejumlah daerah seperti Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, dan Sumatera Tanaman ini dapat tumbuh pada dataran rendah hingga ketinggian 2.500 m berpangkal rataan laut (dpl), dengan kesuburan petak rendah, asam sampai agak asam (pH 4,30- 5,30), dengan naungan 0-15%, dan bertaruk bergerombol di sekitar aliran batang air (Nainggolan, 2001; Hadad dkk., 2005).

5. Kegunaan di mahajana

Biji kemaluan merah digunakan oleh mahajana sebagai penyedap makanan yang bernilai nutrisi tinggi karena mengandung beta-karoten, pewarna alami yang lain mengandung logam berat dan jasad renik berbahaya. Selain itu buah berma difungsikan laksana penunjang perut gerendel sehari-tahun, dan remedi bermacam ragam penyakit yaitu puru ajal, HIV, malaria, kolesterol, diabetes melitus, bersut urat dan osteoporosis. Ampas buah ahmar bisa pula dimanfaatkan sebagai pakan unggas sedangkan bagian akarnya dapat dibuat tali, pengikat dan kasah kemudian batangnya sebagai kusen rumah (Moeljopawiro dkk., 2007a; Limbongan dan Malik, 2009).

5. Lambung Kimia

Alat pencernaan kimia patra biji zakar merah(
Pandanus

conoideus

Lam.)
yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yakni seumpama berikut

Kandungan kimia Nilai (saban 100 g minyak) Peranakan ilmu pisah Kredit (masing-masing 100 g minyak)
Lipid 94,2 g a
-karoten
130 µg
Asam palmitat 19,7% β -karotene 1.980 µg
Asam oleat 64,9% β -cryptoxanthin 1.460 µg
Cemberut linoleat 8,6% Vit E (
a
-tocopherol)
21,2 mg
karbohidrat 5,1 g sodium 3 mg

( Waspodo dan Nishigaki, 2007)

6. Penelitian Antikanker

Esensi biji zakar merah memiliki efek antikanker lega hotel prodeo kanker nafkah, payudara (sel T47D), sel kanker usus samudra (kerangkeng CC531) dimana surat berharga pada sel puru ajal ki gua garba dan sel kanker usus besar lebih ki akbar dari pada sel puru ajal payudara. IC50
pati buah sirah pada kamp kanker kolon adalah 200 ppm sedangkan pada bui kanker payudara yakni 600 ppm. Aktivitas antikanker dari jus biram ini ternyata makin ki akbar dibandingkan agen kemoterapi doksorubisin. Situasi ini ditunjukan melalui investigasi ekstrak metanol buah merah jenis Mbarugum dan ekstrak kloroform buah ahmar macam Maler yang makin berperilaku sitotoksik pada tangsi kanker susu T47D dibandingkan doksorubisin dan struktur senyawa bioaktif pada bibit tersebut adalah
hexadecanoic acid dan
9-octadecanoic acid. Mekanisme nan memperantarai efek sitotoksik sari biji kemaluan merah ini adalah apoptosis. Selain surat berharga sitotoksik, efek antiproliferatif juga ditunjukan melalui uji
doubling time
lega jam ke 0, 24, 48 dan 72. Potensi antiproliferatif ini memvisualkan terjadinya penghambatan pertumbuhan tangsi puru ajal oleh sari biji pelir ahmar (Moeljoprawiro dkk., 2007a; Moeljoprawiro dkk., 2007b)

Penggalian secara
in vivo
melalui pengamatan histologi paru-paru tikus terinduksi dimetilbenz(a)antrasen (DMBA) menunjukan bahwa pati buah bangkang punya kemampuan menyergap pertumbuhan tumor ganas pada dosis 0,21 mL/ 200 g BB sementara itu pada dosis yang makin tinggi terjadi peningkatan pertumbuhan tumor. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tingginya predestinasi
β-karoten kerumahtanggaan sari buah merah, sehingga meningkatkan terjadinya kerusakan jaringan dan pertumbuhan tumor lega paru-paru. Berlandaskan pengkhususan yang telah dilakukan mengenai pengaruh
β-karoten terhadap pertumbuhan tumor peparu yang diuji pada musang, dinyatakan bahwa rahmat
β-karoten plong dosis tinggi (2,4 mg/kgBB tiap-tiap masa) selama enam bulan dapat menyebabkan urut-urutan proliferasi tangsi alveolar dan metaplasia keratinisasi skuamosa (Wolf, 2002; Munim dkk., 2006).

Kandungan esensi buah merah yang memiliki aktivitas antikanker merupakan
β -cryptoxanthin
yang merupakan provitamin A. Jenis karotenoid lain seperti
a
-karoten dan β-karoten ternyata bukan mempengaruhi pertunbuhan kamp kanker justru β-karoten plong dosis tinggi meningkatkan mortalitas penjamin kanker peparu di USA jika dibandingkan dengan penderita kanker rabu yang tidak diberi β-karotene dan nutrisi A sintetik (Waspodo dan Nishigaki, 2007).

Pengujian minyak biji kemaluan sirah pada sel A549 (sel puru ajal paru) menunjukan bahwa sreg konsentrasi makin besar dari 500 mg/ mL terjadi penghambatan pertumbuhan sel A549.  Dari 500 mg minyak buah merah tersebut terkandung 0,015 µg
β-cryptoxanthin
sehingga pemfokusan
β -cryptoxanthin
yang relatif kecil sudah lalu ki berjebah menghambat pertumbuhan terungku kanker paru dan hal ini diperkuat dengan uji klinis terhadap 18.244 pria Shanghai yang merokok. Pada pengujian tersebut diketahui bahwa pertambahan takdir
β-cryptoxanthin
pada pembawaan menaruh insiden tumor ganas paru sedangkan mikronutrien lainnya seperti
a
-carotene, β-carotene, vitamin E tidak berpengaruh pada insiden kanker paru pada penyedot
(Waspodo dan Nishigaki, 2007).

Penelitian β-cryptoxanthin berusul jangat jeruk puas sel kanker hati ternyata membuktikan kemampuannya sebagai antikanker pada spesies tumor ganas lainnya, selain tumor ganas paru. Berdasarkan mekanisme aksi karotenoid sebagai nutrien lega Retinoic Acid Receptors (RARs) maka dimungkinkan β-cryptoxanthin bekerja menerobos jongkong RARs yang mempengaruhi berbagai rupa faktor transkripsi gen baik lega kanker paru maupun pada jenis kanker lainnya (Waspodo dan Nishigaki, 2007).

Kandungan asam legit nan menjejak 94% bermula minyak biji zakar merah mutakadim terbukti mirip dengan komposisi bersut lemak berpunca fauna dibandingkan tata letak asam enak terbit tanaman. Keberagaman bersut eco tersebut tak termasuk intern gologan asam mak-nyus trans sehingga minyak buah merah bukan akan menyebabkan obesitas, atherosklerosis, diabetes mellitus dan kanker payudara (Waspodo dan Nishigaki, 2007).

Daftar bacaan

Hadad, Atekan, M., Malik, A., dan Wamaer, D., 2006, Karakteristik dan potensial tanaman buah merah (Pandanus conoideus
Lamk.) di Papua,
Prosiding Seminar Kewarganegaraan BPTP Papua,
Jayapura 24-25 Juli 2006. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanaman, Bogor, hlm. 243-255.

Lebang, A., Amiruddin, Limbongan, J., Kore, G.I., Pambunan, S., dan Budi. I.M., 2004. Pelepasan Varietas Biji kemaluan Merah Mbarugum,
Pesiaran Usulan Partisipasi Balairung Pengawasan dan Sertifikasi Sperma Tumbuhan Pangan dan Hortikultura Area Papua dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanaman Daerah Papua.

Limbongan, J. dan Uhi, H.Tepi langit., 2005, Riset Data Pendukung Domestikasi dan Komersialisasi Jenis, Spesies dan Varietas Tanaman Buah di Provinsi Papua,
Prosiding Sanggar kegiatan I Domestikasi dan Komersialisasi Pohon Hortikultura,
Jakarta 15 September 2005, Pusat Pengkajian
dan Pengembangan Hortikultura, Jakarta. hlm. 55-82.

Limbongan, J., dan Malik, A., 2009, Peluang Pengembangan Biji pelir Merah (Pandanus conoideus
Lamk.) di Provinsi Papua,
Surat kabar Litbang Perladangan, 28(4): 134-136.

Moeljopawiro, S., Anggelia, M.R.,  Ayuningtyas, D.,  Widaryanti, B., Pati, Y., dan Khuluk, I.M.,  2007a, Pengaruh Jus Merah (Pandanus conoideus
Lamk.) terhadap Pertumbuhan sel Puru ajal Susu dan Sengkeran Kanker Usus besar,
Periodik Ilmiah Biologi,

6(2) : 121-130.

Moeljoprawiro, S., Nuringtyas, Horizon.R., Noveriza, R., dan Trisilawati, O., 2007b. Kajian Bioaktif Antikanker 3 Varietas Biji pelir Merah: Identifikasi fraksi bioaktif antikanker payudara dan kanker rahim dan mikrobia kontaminan pada 3 varietas buah merah (Pandanus
conoideus
Lamk.),
Laporan Hasil Penelitian Kerja Sekufu Universitas Gadjah Mada dengan Badan Litbang Pertanian, hlm. 61.

Munim, Andrajati, A.r., dan Susilowati, H., 2006, Uji hambatan tumorigenesis sari buah merah (Pandanus conoideus
Lamk.) terhadap tikus putih lebah ratulebah yang diinduksi 7, 12 dimetilbenz(a)antrasene (DMBA),
Majalah Ilmu Kefarmasian, III(3): 153-161.

Nainggolan, D., 2001, Aspek Ekologis Kultivar Biji kemaluan Berma Strata (Pandanus conoideus
Lamk.) di Daerah Dataran Rendah Manokwari,
Skripsi, Fakultas Kehutanan, Universitas Negeri Papua, Manokwari.

Sadsoeitoeboen, M.J., 2003, Buah merah (Pandanus conoideus
Lamk.) dalam Atma Suku Arfak di Kabupaten Manokwari,
Prosiding Sanggar kegiatan Nasional Pengusahaan Pangan Spesial Lokal,
Jayapura 2-4 Desember 2003. Kolaborasi
Biro Perkebunan Tumbuhan Jenggala dan Hortikultura Kabupaten Jayapura dengan Jamiah Negeri Papua. hlm. 155-160.

Waspodo, I.S., dan Nishigaki, T., 2007, Novel Chemopreventive Herbal Plant Buah Merah
(
Pandanus

conoideus)
for Lung Cancers, PATPI Conference Bandung,

17 – 18 Juli 2007.

Wolf, G., 2002, The Effect of
β
-carotene on Gendewa and Skin Carcinogenesis,
Carcinogenesis,
23:1263-1265.

Kontributor: Sendy Junedi

Penyunting: Sarmoko

Foto: Edy Meiyanto, dari Kebun B2P2TO2T, Tawang Mangu, Karanganyar

Last update: 9 November 2010