Suhu Yang Mempengaruhi Proses Fotosintesis Tanaman Hortikultura Sayuran Pangan
III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TANAMAN Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh dua faktor: A. Faktor dalam (internal factor) adalah faktor tanaman itu sendiri/resan yang terdapat dalam tanaman (jauhar) B. Faktor mileu (environmental factors). A. Faktor Dalam (Internal Factor) Faktor dalam atau faktor genetik adalah faktor tanaman itu seorang, yaitu aturan yang terdapat di dalam sasaran tanam/benih yang digunakan privat budidaya tanaman. Mengenai yang dimaksud dengan bahan tanam/benih menurut Undangundang RI No. 12 tahun 1992 adapun Sistem Budidaya Tanarnan adalah tanaman alias bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau memijahkan tanaman. Dengan demikian sperma tersebut bisa berasal berpunca biji, batang/cabang, akar tunggang, daun, pongkol dan sebagainya. Ditinjau dari asal bahan tanam, pohon bisa diperbanyak secara generatif (dengan biji) dan secara vegetatif (selain biji). Perbanyakan tanaman dengan incaran yang berpangkal dari poin (secara generatif) mempunyai beberapa stempel dan kelemahan, antara bukan: Keunggulan: 1. memiliki perakaran yang kuat (akar senja) 2. berumur tinggi 3. n domestik waktu singkat boleh diperoleh kuantitas pokok kayu yunior yang lebih banyak 4. plong tanaman bunga-bungaan dapat diperoleh beraneka ragam rona bunga apabila terjadi persimpangan. Kelemahan: 1. lain lekas berbuntut 2. tanaman barn belum karuan sama sifatnya dengan pokok kayu induknya, kecuali apabila poin tersebut dari dari tanaman homozigot (misalnya pada biji tanaman alpokat, srikaya, sirsak, duku, belimbing, pijetan, kokosan) dan biji apomiktik (jernk dsb.) 3. suka-suka beberapa tumbuhan yang menghasilkan biji dormant (bernaung) sehingga untuk mendapatkan tumbuhan baru perlu waktu bertambah lama, atau perlu ada perlakuan khusus. Multiplikasi tanaman secara vegetatif (selain biji) juga memiliki keunggulan dan kelemahan sebagai berikut:
Institut Gadjah Mada
Cap: 1. tanaman baru kebanyakan lekas berbuah 2. memiliki sifat sama dengan pokok kayu induknya 3. dapat diperoleh sifat yang lebih baik dari induknya (bagaikan hasil pemanjangan) Kelemahan: 1. punya perakaran kawul sehingga adv minim kuat apabila tertiup angin 2. umur produksi lebih ringkas 3. lakukan memperoleh tanaman mentah n domestik jumlah banyak diperlukan waktu yang cukup lama. Perbanyakan tumbuhan secara vegetatif selain dengan akar, mayat/cabang, dan daun adalah dengan jaringan tanaman yang dikenal dengan peradaban jaringan (tissue culture) dan dengan teknologi mentah yaitu bioteknologi yang akan diuraikan privat pintu Pemakaian teknologi baru kerumahtanggaan bidang persawahan di episode bukan. Untuk memperoleh pokok kayu baru yang baik dengan hasil nan tataran diperlukan benih yang bermutu tinggi dengan tolok bak berikut (perumpamaan pada pokok kayu kedelai): 1. daya kecambah tinggi (makin berpokok 80 %) 2. vigomya tinggi (bertaruk serentak, fit, cepat tumbuh) 3. sehat, berada, lain jejas ataupun kerut 4. murni (tidak teraduk dengan varietas tidak) 5. bersih (tidak tercampur dengan feses) 6. masih yunior, tidak apek (invalid dari 6 bulan). Selain kriteria seperti tersebut di atas, untuk mendapatkan hasil nan baik, benih harus berpangkal dari tanaman indung yang bersifat produksi tinggi, tahan hama/komplikasi/ pengganggu enggak atau tanaman induk yang bertabiat unggul (keberagaman unggul). Macam berjaya ada unggul lokal dan unggul nasional. Unggul tempatan: hanya menang pada suatu kawasan tertentu saja medium di daerah lain tidak unggul. Ulung nasional: unggul sreg sebagian besar satu wilayah atau negara. contoh unggul lokal: tanaman gabah Rojolele di daerah Delanggu contoh menang nasional: IR-64, Cisedane, Aromatik.
Universitas Gadjah Mada
B. Faktor Lingkungan (Environmental factors) Faktor mileu adalah faktor yang ada di sekitar pokok kayu. Cak semau beberapa ilmuwan yang mengelompokkan faktor mileu ini menjadi dua kelompok, adalah kelompok abiotik (iklim, kapling) dan kelompok biotik (makluk arwah) merupakan biotis (tanaman dan fauna) dan anthrofis (khalayak). 1. Faktor iklim (climatic factor) terdiri atas: a.
Presipitasi. Menutupi semua air yang terban mulai sejak atmosfir ke bidang bumi, berupa: hujan abu, salju, kabut dan embun. Faktor hujan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pohon yakni jumlah/debit hujan, penyebaran/distribusi hujan dan efektivitas hujan. Jumlah dan rotasi hujan angin lewat berpengaruh terhadap keberagaman/jenis tanaman yang dapat dibudidayakan puas suatu daerah. Besaran hujan nan janjang dengan sirkuit merata sepanjang pertumbuhan pohon akan berpengaruh baik pada tanaman tertentu tetapi bukan baik buat tan aman yang lain. Maka dari itu karena itu wajib adanya pemilahan pohon nan sesuai dengan keadaan iklim di suatu derah. Untuk area-daerah yang siram hujannya strata seperti di Indonsia bagian barat baik digunakan untuk pembudidayaan pohon padi pada dataran rendah, pohon teh dan surat pada plato. Daerah dengan curah hujan abu nan minus (Indonsia bagian timur) baik bikin membudidayakan tanaman jagung, sorghum, kacang hijau, kapas, dan sebagainya. Di daerah tropis basah seperti di Indonesia, adanya curah hujan nan tataran dengan suhu nan strata menyebabkan susunan alias formasi vegetasi nan tumbuh paling banyak. Efektivitas hujan diukur dari kemanfaatan air hujan abu untuk pertumbuhan tumbuhan. Curah hujan nan tataran belum tentu efektif apabila evaporasi (evaporasi lewat satah tanah) dan transpirasi (penguapan lewat permukaan tanaman) lebih besar dari jumlah curah hujan angin yang jatuh di suatu daerah. Jadi efektivitas bukan bisa diukur dengan besarnya total guyur hujan. Di Sulawesi Daksina, guyur hujan angin 10 mm yang drop puas musim hujan kian efektif terbit 10 mm yang jatuh pada tuarang. Presipitasi merupakan fungsi linear dari evaporasi, transpirasi, run off (sirkulasi meres), dan smokel (air yang masuk ke dalam tanah). Smokel merupakan kemustajaban linear bersumber perkolasi, rembesan dan kelembaban tanah. Rumusnya adalah bagaikan berikut (Whiteman, 1974)
Institut Gadjah Mada
P = presipitasi P=E+N+R+I
E=evaporasi Cakrawala = transpirasi R = run off (rotasi parasan) I = Perembesan
I=U+S+A
U = perkolasi (hilang ke bawah) S = rembesan (aliran ke samping) A = kelembaban yang disimpan intern petak
Kelembaban nan tersimpan kerumahtanggaan tanah (A) berpengaruh tinggal nyata kerjakan pertumbuhan tanaman, terutama kelembaban tanah yang sesuai (available soil moisture) yang terdapat antara kapasitas lapang (field capacity) dan titik layu permanan (the wilting point). Presipitasi nan didominasi maka dari itu air hujan, setelah jatuh ke dunia akan menjadi: 1)
air higroskopis: air yang terlalu kuat terikat oleh partikel-anasir tanah dengan kekuatan 15 atm. Air ini lain dapat diserap tanaman karena kekuatan akar tunggang bikin menyerap air hanya 2 atm.
2)
air gravitasi: air nan mengalir ke bawah (perkolasi) karena adanya gaya gravitasi bumi. Air ini tak dapat dimanfaatkan oleh tanaman karena bergerak dengan cepat.
3)
air kapiler: air yang mengisi pori-pori mikro tanah yang berasal berbunga air rembesan (lateral seepage). Air ini tersimpan lama dalam petak, sehingga boleh dimanfaatkan maka dari itu tanaman bakal pertumbuhannya.
b. Suhu (temperatur) Kisaran hawa untuk pertumbuhan pohon puas umumnya berkisar antara °
15 -40°C (59°440°F). Suhu suatu palagan ditentukan oleh altitude (keluhuran) dan latitude (garis lintang). Berlandaskan atas hawa kancah merecup pohon dikenal vegetasi: tropical, temperate, taiga, tundra dan polar. Beberapa ilmuwan menjatah vegetasi di marcapada ini privat 4 kelas berdasar suhu tempat, yakni: 1)
megatherms (suhu tangga sepanjang musim)
2)
mesotherms (guru janjang dan rendah bergantian)
3)
microtherms (suhu invalid)
4)
hekistotherms (guru sangat terbatas)
Universitas Gadjah Mada
Setiap peguyuban tanaman mengenal adanya noktah kardinal. Bakal daerah tropis titik kardinal tersebut adalah: 1)
suhu minimum (50-150C): apabila temperatur suatu daerah rendah berbunga temperatur ini tanaman akan terganggu pertumbuhannya tambahan pula bisa menyebabkan kematian apabila suhu tersebut berlantas memadai lama.
2)
master optimum (sekitar 300C): suhu yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman.
3)
suhu maksimum (sekitar 400C): apabila hawa lingkungannya di atas suhu maksimum, pertumbuhan tanaman lagi akan terganggu justru boleh menyebabkan kematian.
Suhu atmosfer yang jenjang akan memburu-buru pertumbuhan tanaman dan pernapasan. Akan semata-mata kembali dapat merugikan tanaman apabila kelembaban kurang layak sehingga bisa menyebabkan keguguran bunga, biji kemaluan muda alias daun. Udara merangsang dan angin yang kering akan meningkatkan kerusakan pokok kayu lebih lanjut. Hawa persil dapat mempengaruhi pengisapan air oleh tanaman. Sebagai contoh: 1) pada tanaman kapas, apabila suhu tanah mencecah 100C, penghirupan air hanya 20 % dari keadaan normal. 2) puas pokok kayu kubis, suhu persil 10°C pengisapan air masih sebesar 75 % dari keadaan normal. Oleh karena itu tanaman kol termasuk tumbuhan nan tahan terhadap suhu invalid. Master tanah yang rendah (20°C) plong pohon ketela pohon-ubian menyegerakan pembentukan dan pembesaran umbi, kecuali sreg tanaman bawang merah. Neko-neko fasad tanaman akibat pengaruh suhu: 1)
chilling injury: kehancuran suhu rendah di kewedanan palms
2)
freezing injury: kerusakan karena terjadi pembekuan
3)
suffixation: kehancuran tanaman menjadi lemas
4)
heaving: kerusakan tumbuhan terangkat pecah gelanggang tumbuhnya (di daerah temperate)
5)
nach frost: hawa cacat di lilin lebah hari secara start-mulai; banyak memburukkan tumbuhan apel, kentang, dan teh.
Universitas Gadjah Mada
d. Kelembaban Kelembaban awan pada umumnya dinyatakan dalam kelembaban relatif yang
mempengaruhi
evapotranspirasi
tanaman.
Evapotranspirasi
akan
meningkat ataupun laju apabila kelembaban udara di sekitar tanaman rendah. Transpirasi tanaman lalu dempet hubungannya dengan penyerapan unsur hara bermula n domestik tnah. Apabila transpirasi cepat, penghirupan unsur hara juga akan cepat. Akan sekadar apabila kelembaban udara tinggi menyebabkan transpirasi menjadi lambat, sehingga penyedotan anasir hara juga akan lambat. Kelembaban gegana yang tingkatan boleh menstimulir pertumbuhan jamur, fungi, bakteri, yang dapat merugikan tanaman. Maka itu karena itu salah satu pendirian perawatan tanaman adalah mencegah terjadinya kelembaban yang tinggi di sekitar tanaman dengan memangkas cabang-silang nan enggak mewah atau recup-semi air dan cabang maling pada tanaman kopi. e. Cahaya matahari Cerah matahari merupakan sumber utama energi yang diperlukan dalam proses respirasi tanaman. Cahaya rawi mempengaruhi kehidupan tanaman karena 4 situasi: 1)
intensitasnya: banyaknya jumlah sinar (dalam foot candle) yang hingga pada tanaman
2)
kualitasnya: strata gelombang (dalam satuan mg) nan dapat ditangkap/ disekap tanaman
3)
durasi: lamanya pencahayaan
4)
arah datangnya sorot: berkaitan dengan ketekunan.
1) Intensitas cahaya. Kurat matahari yang mencapai bumi secara serta merta privat bentuk cahaya gelombang pendek hanya 24 %, sebagan dipantulkan kembali ke angkasa luar dalam rencana gelombang panjang, konduksi, konveksi, dan lakukan evapotranspirasi. Apabila atmosfer berawan, maka intensitas semarak akan menciut. Di wilayah tropis, intensitas cahaya caruk berkurang karena terlayang maka itu awan yang tebal, terutama puas tahun hujan. Berdasarkan atas tanggapan tanaman terhadap kesungguhan cahaya dan asimilasi CO2, tanaman dibedakan menjadi 3 gerombolan yaitu:
Perhimpunan Gadjah Mada
a) Pokok kayu C-3: tanaman yang bukan dapat memanfaatkan ketekunan pendar matahari
secara
penuh
dalam
proses fotosintesisnya.
Pohon
ini
mempunyai bintik kompensasi CO2 50 ppm dan terjadi fotorespirasi yang dapat mengurangi hasil fotosintat bersih. Fiksasi CO2 dalam proses pernapasan dilakukan oleh paduan RuDP (Ribulose diphosphat) dan membentuk senyawa fosfoglyserat (phosphoglycerit acid = PGA) dengan rumus:
sempurna: bit gula, kacang, sorgum, dan tanaman-tanaman wilayah temperate. b) Pokok kayu C-4: tanaman yang memanfaatkan intensitas cahaya secara munjung, tutul kompensasi CO2 hampir mendekati nol. Fiksasi CO2 dilakukan makanya phosphoenol pyruvate (PEP) dan membentuk senyawa oxaloacetate (OAA) dalam proses fotosintesisnya (Hatch and Slack, 1970 cit. Landsberg and Cutting, 1977) dengan rumus:
Secara anatomi tumbuhan C-4 dicirikan dengan adanya kloroplast nan terdapat dalam jaringan mesofil dan sel pengiring jaringan halkum (bundle sheath cells). Kloroplast mesofil ukurannya kecil, memiliki grana dan tidak mengakumulasi bibit, padahal kloroplast dalam bundle sheath adalah besar, tak mempunyai grana dan mengakumulasi pati. Lega tumbuhan ini tidak terjadi proses fotorespirasi sehingga hasil fotosintesis bersihnya lebih hierarki dibandingkan dengan tumbuhan C-3. ideal: jagung, tebu, sorghum, bayam dan banyak tanaman rumputan tropis.
Perguruan tinggi Gadjah Mada
c) Tanaman CAM (Crassulacea acid metabolism): pohon nan boleh mengasimilasi CO2 kerumahtanggaan keadaan gelap privat keadaan cekaman, stomata membuka lega malam hari dan menutup pada siang hari. Privat proses fotosintesisnya komoditas pertama nan dibentuk adalah asam malat dengan rumus:
Karena stomatanya mendedahkan puas lilin batik hari dan menyelimuti pada siang hari, maka tanaman ini sangat efisien dalam memanfaatkan air (kebutuhan airnya sangat mungil) sehingga hasil fotosintesis bersihnya juga kecil. Contoh: anggrek, kaktus, nanas. 2) Kualitas Sorot Kualitas cahaya menunjukkan tinggi gelombang yang terkandung dalam cahaya. Menurut Penman (1968) berpangkal 75 satuan (unit) cahaya yang sampai di permukaan bumi atau atmosfer, apabila semua unit enggak dipantulkan oleh mega, kira-sangkil 44 % mengandung panjang gelombang yang aktif untuk pernapasan (photo-synthetically active wavelengths) dengan jenjang gelombang listrik 0,4 – 0,7 atau 400-700 mg. Panjang gelombang listrik ini kebanyakan nan dapat ditangkap/dilihat maka itu alat penglihatan makhluk, yaitu: 1)
ultraviolet (tangga gelombang 400-435 m)
2)
sensasional (janjang gelombang elektronik 435-490 m)
3)
mentah (panjang gelombang elektronik 490-574 m)
4)
asfar (panjang gelombang 574-595 m)
5)
oranye (panjang gelombang listrik 595-626 m)
6)
abang (tingkatan gelombang 626-750 m)
Perserikatan Gadjah Mada
Semenjak tinggi gelombang listrik di atas yang efektif bakal respirasi adalah oranye, merah, disusul violet dan spektakuler. Apabila cahaya matahari sampai pada daun, maka sorot nan efektif akan disekap, sementara itu sisanya (hijau dan asfar) yang kurang efektif akan diteruskan ke bawah. Maka itu karena itu daun-daun yang ternaung enggak dapat menghasilkan fotosintat secara maksimal. Lakukan mendapatkan hasil tanaman yang maksimal perlu adanya pengurangan daun sebatas pada batas luas daun tertentu (luas daun yang optimal) yang diukur dengan indeks luas daun. Yang dimaksud dengan penunjuk luas daun (leaf negeri index maupun LAI) adalah perbandingan antara luas patera pokok kayu dengan luas lahan yang ditempati oleh pokok kayu tersebut. LAI optimum kerjakan tanaman satu berbeda dengan LAI optimum tanaman nan bukan, lakukan mendapatkan hasil tanaman yang maksimum. 3) Durasi atau lamanya pencahayaan (fotopepriodisme) Pada umumnya waktu waktu cak bagi pertumbuhan aktif suatu tanaman setiap tahun dibatasi oleh sejumlah faktor. Bagaikan ideal pada daerah dengan garis lintang tinggi, pertumbuhan aktif dibatasi maka itu suhu cacat selama waktu cahang. Di daerah tropis, kelembaban yang sesuai sepanjang waktu kemarau lebih membatasi panjangnya musim pertumbuhan tanaman. Dalam pembudidayaan tanaman hams disesuaikan aktivitas tanaman dengan perubahan kondisi iklim yang terjadi selama setahun. Apabila tanaman hams berseregang, ia hams menyesuaikan dengan daerah dimana anda merecup. Sejumlah mekanisme atau peristiwa telah terjadi yang memungkinkan tanaman bertaruk pada waktunya. Salah satu mekanisme nan paling penting adalah fotoperiodisme, atau kepekaannya pada tataran hari/lamanya pencahayaan (atau malam). Pengaruh fotoperiodisme paling berupa adalah lega induksi pembungaan yaitu perubahan tanaman berusul fase vegetatif ke fase reproduktif. Akan tetapi fotoperiodisme dapat mempenganihi sejumlah aspek tidak dari fase reproduktif, menghampari lamanya pembungaan, panjang periode reproduktif, pembentukan tepungsari nan boleh usia (viable) dan pembentukan buah dan ponten. Tanggapan pohon terhadap fotoperiodisme dikelompokkan dalam: a) Tanaman hari netral (day neutral plants): pokok kayu yang intern pembungannya tidak dipengaruhi makanya lamanya pencahayaan. Pada tanaman ini suhu yang lebih tinggi umumnya menyegerakan/mempercepat pembungaan pokok kayu.
Universitas Gadjah Mada
b) Pohon tahun pendek totaliter (A bsolut short day plants): pokok kayu yang namun akan berbunga apabila lamanya pencahayaan lebih pendek berusul tinggi hari spesifik atau paham. c) Tumbuhan periode pangkat absolut (Absolut long day plants): tanaman yang belaka akan berbunga apabila tangga hari atau lamanya pencahayaan lebih pangkat dari panjang masa spesifik atau reseptif. d) Tumbuhan tahun singkat kuantitatif (Quantitative short day plants): hari pendek mempercepat pembungaan adalah tanggapan kuantitatif sreg waktu singkat yang suka-suka, tidak memerlukan adanya lama pencahayaan kritis sebelum terjadi pembungaan. Akan cuma galibnya tanaman akan berasal takdirnya mendapatkan lama pencahayaan yang panjang dalam periode waktu yang cukup. Suhu nan lebih strata kebanyakan memacu proses pembungaan. e) Tumbuhan periode strata kuantitatif (Quantitative long day plants): pembungaan tanaman dipacu maka dari itu musim panjang dan dihambat makanya hari pendek. Suhu yang lebih tingkatan umumnya memacu proses pembungaan, teristimewa dalam tangga hari nan lebih ringkas. Sebagian ki akbar tanaman semusim yang sudah lalu beradaptasi di daerah tropis tertera dalam kelompok pokok kayu hari sumir kuantitatif, misalnya tanaman kacang, jagung, padi, dan sorghum. 4) Arah datangnya cahaya Arah datangnya kurat berkaitan dengan jumlah cahaya yang boleh dituruti pokok kayu. Cahaya yang datangnya condong akan menerimakan energi yang bertambah kecil tinimbang yang datangnya dari arah vertikal, sehingga pengaruhnya lega pertumbuhan tanaman juga akan farik. Kilap surya pada pagi hari bertambah baik cak bagi pertumbuhan tanaman nan masih mulai dewasa (sreg pembibitan dan pesemaian). Oleh karena itu dalam membuat sengkuap pembibitan biasanya pencong ke sisi barat (sengkuap bagian timur bertambah tinggi dari fragmen barat). e. Angin Angin dahulu utama bagi pertumbuhan tumbuhan, terutama angin nan tidak terlalu kencang karena angin atau mega yang bergerak merupakan penyedia gas CO2 nan sangat dibutuhkan pokok kayu dalam proses respirasi. Privat budidaya pokok kayu, kontrol sebelah bala tanaman hams memperhatikan arah angin. Apabila jihat barisan merembas literal dengan arah
Universitas Gadjah Mada
datangnya angin, akan terjadi turbulensi awan sehingga pucuk tanaman terombang-ambing dan akhimya dapat memburukkan tanaman. Kekuasaan angin terhadap pertumbuhan pokok kayu dapat terjadi secara serentak dan tidak langsung. Kontrol bersama-sama adalah: 1) kerusakan mekanis tumbuhan sebagai halnya daun sobek, jaringan tanaman bengep, akar tanaman terangkat dan tertumus 2) pokok kayu kejut-kejut misalnya sreg tanaman padi, sorgum, jagung, tebu, sehingga akan menurunkan hasil tanaman 3) di daerah padang pasir menyebabkan erosi kapling sehingga tanaman selit belit bersemi 4) mempengaruhi macam hujan dan kelengasan atmosfer di suatu kewedanan. Pengaruh tidak kontan: 1) mempengaruhi kederasan transpirasi 2) angin kencang yang panas merusak pembungaan 3) penguapan sekresi kepala putik bunga gugur 4) keseimbangan air dalam tanaman terganggu pembentukan buah sedikit Oleh karena pengaturan angin tersebut, baik langsung maupun tidak sewaktu, maka di daerah pertanian yang banyak angin diperlukan penanaman tanaman pematah angin. Selain pengaruh langsung dan tidak langsung, angin lagi berlaku kerumahtanggaan: penyerbukan bunga, penyebaran ponten, biji pelir, dan jasad renik. Di provinsi temperate alias subtropis, angin yang panas kadang-kadang menguntungkan karena dapat hadang penyiaran penyakit karat kuning pada pokok kayu gandum. f. Gas-asap dalam bentangan langit Atmosfer yang mengelilingi bumi mengandung senyawa tabun-gas: karbon dioksida (0,03 %), oksigen (20,95 %), nitrogen (78,09 %), argon (0,93 %), dan bilang spesies asap (0,02 %) kerumahtanggaan rasio yang ki ajek. Tipe lain dapat dijumpai di atas industri nan mengeluarkan tabun/uap seperti mana SO2, CO2, dan CO, seperti mana ibun dan atom-partikel mineral. Karbon dioksida (CO2): seumpama sumber penting karbon bagi beraneka rupa fusi organik privat tubuh tanaman, juga sebagai pembentuk pembuatan karbohidrat tanaman hijau kerumahtanggaan proses fotosintesis. Asimilasi kira-agak
Universitas Gadjah Mada
sebanding den gan pemusatan CO2 awan di sekitar patera tanaman. CO2 yang terjaga n domestik senyawa organik n domestik tumbuhan kembali ke atmosfer karena proses pernapasan tanaman, tumbuhan-tanaman yang mati, busuk dan pembakaran tanaman. Peningkatan pertumbuhan dan hasil yang kian besar sreg tanaman sayuran dimungkinkan dengan meningkatkan ki gua garba CO2 n domestik kondominium kaca. Gas-gas tertentu seperti SO2, CO, dan HF di udara dalam total yang cukup akan meracuni tanaman. Kerusakan pokok kayu juga sudah dilaporkan di dekat industri nan menghasilkan alumina (tawas) dan fosfat, karena berbunga keduanya dilepaskan fluorin yang menyebabkan kenisakan. Di dekat industri semen, partikel-anasir benih halus yang jatuh pula menyebabkan kebinasaan tanaman. Ki gua garba CO2 privat air tinggi, sehingga tumbuhan air dapat memperoleh CO2 tersebut dari air. Rezeki CO2 dalam kapling menyebabkan rendahnya laju fotosintesis tanaman dan jadinya mengganggu aktivitas metabolisme akar. Oksigen: setiap organisme hidup menggantungkan pada oksigen bagi kelangsungan hidupnya. Total oksigen dalam udara normal teguh karena pokok kayu menyerahkan oksigen sepanjang proses asimilasi. Nitrogen: nitrogen dalam angkasa luar menjadi tersedia dalam petak oleh adanya sinar, hujan angin dan penambatan (fiksasi) nitrogen maka itu mikroorganisme. Bakteri nan hidup bebas sebagaimana azotobacter, bakteri simbiotik seperti rhizobium, jeruji biru hijau dan sebagainya penarik nigtrogen yang baik dalam petak. Proses dekomposisi protein tanaman dan sato nan sudah senyap maka itu mikroorganisme sekali lagi menggunung kandungan nitrogen n domestik tanah. Nitrogen dalam kapling dapat tersedia bagi tanaman oleh aktivitas bakteri nitrifikasi. Pengikatan senyawa nitrogen di latar tanah berkisar 100 miliun ton per tahun, dan 90 %-nya berasal dari pengikatan secara biologi (Donald, 1960). Jaringan pohon sebagian samudra dikonsumsi oleh hewan/sato umpama pakan. Bagan nitrogen jaringan tanaman dikembalikan ke dalam tanah privat bentuk kotoran atau jaringan fauna yang mati. 2. Faktor Tanah Faktor-faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan pokok kayu merupakan: a. kelembaban tanah, b. air lahan, c. suhu tanah, d. mangsa mineral petak, e. suku cadang anorganik, f. bahan organik tanah, g. organisme tanah, dan h. reaksi tanah.
Universitas Gadjah Mada
a. Kelembaban petak Jaringan tanaman mengandung sekitar 90 % air. Kandungan air dalam tumbuhan dapat hilang melalui transpirasi nan bisa diganti hanya dengan pengisapan air dari tanah. Fungsi penting air dalam tumbuhan ialah: 1)
memasrahkan turgiditas pokok kayu sehingga pohon konstan tegak
2)
mengatur master privat tubuh tanaman
3)
berfungsi sebagai pelarut dan pengusung hara. Keikhlasan air dalam persil mendukung tanaman intern banyak kejadian:
1)
fasilitator mangsa mentah esensial untuk produksi karbohidrat melalui proses respirasi.
2)
memacu secara fisis, khemis dan biologis aktivitas dalam tanah.
3)
sifat-sifat fisik tanah seperti pembentukan struktur, plastititas, daya tembus, friabilitas, keterikatan dan sebagainya dirubah oleh rahim lengas kapling. Di samping itu konduktivitas dan absorbsivitas sekali lagi dipengaruhi oleh rezeki lengas kapling.
4)
rancangan dan kandungan unsur yang berbeda kerumahtanggaan mineral, perubahan ilmu pisah seperti hirolisis, hidrasi dan sebagainya, dan konsentrasi garamgaram yang farik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dipengaruhi makanya kandungan lengas tanah.
5)
jasad renik tanah baik yang menguntungkan maupun mudarat pertumbuhan tumbuhan dikendalikan oleh kandungan lengas persil.
6)
pembauran gas kerumahtanggaan tanah lakukan aerasi tergantung pada rahim lengas tanah.
Kandungan lengas lahan sangat dinamis dan bineka dari waktu ke waktu. Korespondensi air dengan tanah akan dibicarakan dalam mata syarah lain. b. Udara n domestik tanah Aerasi kapling mutlak diperlukan untuk absorbsi air oleh akar tanaman. Absorbsi air oleh akar-akar tanaman terjadi sangat cepat dalam petak nan aerasinya baik, sedangkan pada tanah yang padat akan kehilangan persediaan oksigen. Oksigen diperlukan kerjakan respirasi akar. Kerumahtanggaan tanah yang aeasinya baik, CO2 dilepaskan dalam respirasi akar dan mikroorganisme menukarnya dengan udara di atas persil. Internal kapling nan aerasinya jelek akan terjadi penimbunan karbonium dioksida dan mengganggu proses absorbsi air maka itu tanaman.
Universitas Gadjah Mada
Udara dalam tanah kembali bermanfaat dalam eskalasi ketersediaan hara internal tanah dengan cara: 1) memecah mineral nan tidak sagu betawi menjadi garam-garam yang sagu belanda. 2) dekomposisi sisa-endap-endap pokok kayu dan hewan. 3) nitrifikasi dan penambatan nitrogen oleh patogen. c. Suhu internal tanah Hawa n domestik lahan di samping mempengaruhi proses fisis dan khemis nan terjadi di dalam tanah lagi mempengaruhi kelajuan absorbsi air dan zat-zat yang terlarut, perkecambahan biji dan kecepatan pertumbuhan bagian-penggalan pohon yang cak semau di kerumahtanggaan tanah. Proses metabolisme tumbuhan dan penyerapan air oleh akar tunjang yang maksimum umumnya terjadi antara 20-30°C. Suhu terbatas di radiks 200C menyebabkan pengkhitanan absorbsi air nan layak raksasa. Tanah-tanah yang dingin tidak membantu untuk pertumbuhan yang cepat puas sebagian besar tanaman. Guru tanah merupakan salah suatu faktor yang membereskan aktivitas mikroorganisme dan proses penyediaan hara bagi tanaman. Nitrifikasi tidak dapat terjadi apabila suhu tanah menjejak sekitar 5OC (40OF). d. Sasaran mineral internal tanah Kandungan mineral petak bermula terbit pelapukan batuan dan mineral dan terdiri atas partikel-partikel intern plural format. Mineral-mineral pangkal yang terjadi dalam indra peraba bumi adalah: felspar (48 %), quartz (36 %), mica (10 %), limestone (kapur) dan kapur Mg (2 %), hornblent dan augite (1 %), olivine dan serpentine (1 %), clays (1 %), mineral-mineral lain (1 %). Macam
dan banyaknya mineral kerumahtanggaan tanah lewat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. e. Komponen anorganik Paduan-sintesis Si, Ca, Mg, Fe, K, Na dan Al merupakan fusi terdepan pembuat tanah. Di samping senyawa di atas, tanah juga mengandung sejumlah raksasa unsur mineral lain seperti B, Mn, Mo, Zn, Cu, Co, J dan F yang diketahui sebagai unsur yang diperlukan pokok kayu n domestik kuantitas abnormal dan dinamakan unsur mikro.
Perserikatan Gadjah Mada
Jumlah kuantitas unsur yang terkandung internal tanah tergantumg plong bagian batuan alam mana ia dibentuk dan umur batuan serta produk enceran nan sudah mengalami perlindian/pencucian. Komposisi ilmu pisah plong horison yang berbeda menunjukkan banyak variasi. Komponen tanah terdiri atas: bahan mineral (30 %), air tanah (30 %), udara tanah (30 %), dan objek organik tanah (5-10 %). Klasifikasi petak berpedoman teksturnya dibedakan sebagai halnya pada Diagram 1. Diagram 1. Klasifikasi tanah berpegang tekstur Tera partikel clay silt very fine sand fine sand medium sand coarse sand Sumber: Morachan (1978).
Format partikel (mm) 0,0001 – 0,005 0,005 – 0,05 0,05 – 0,10 0,10 – 0,25 0,25 – 0,50 0,50 – 2,00
Umumnya tekstur tanah yang baik menyambung banyak air yang tersedia bikin pertumbuhan pohon kerumahtanggaan periode yang lebih panjang. Penetrasi akar dihambat maka dari itu banyaknya clay dan silt nan terkandung dalam petak. Persil loam adalah yang paling baik untuk pertumbuhan tumbuhan apabila mengandung pasir bergairah (coarse sand) sebaik partikel silt dan clay. Persil loam memiliki aerasi yang baik, smokel dan rayapan air baik, penetrasi akar tunjang mudah dan lagi kapasitas menyimpan air baik dan subur. f. Bahan organik Di samping kekayaan anorganik, tanah juga mengandung bahan organik n domestik jumlah nan berkisar : cacat dari 1 % pada tanah ramal (sandy soils) sampai 90 % (pada tanah gambut). Bahan organik ditambahkan pada bahan mineral tanah setiap waktu, meskipun persentase sasaran organik kurang berpunca 5 % selit belit kering tanah, hal ini dapat mempenganuhi resan kapling dan pertumbuhan tumbuhan. Bahan organik tanah sebagian besar dari mulai sejak: 1)
akar-akar tanaman dan organisme nasib dalam persil yang sudah lalu lengang.
2)
daun-patera kersang, ranting-ranting, tanaman dan hewan yang telah nyenyat. Objek organik tanah merupakan amber hara mineral esensial untuk
pertumbuhan pokok kayu. Humus yang telah terdekomposisi dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan air. Bahan organik dapat mencantumkan sejumlah besar mineral terutama dalam bentuk ion, dengan demikian meningkatkan kapasitas perubahan ion
Universitas Gadjah Mada
petak. Sasaran organik lagi merupakan amber alat pencernaan bagi organisme persil. Bak mata air hara tanaman, bulan-bulanan organik mengandung 95 % total nitrogen, 50-60 % total fosfor dan 10-20 % total welirang. g. Organisme tanah Alamat organik mentah internal kapling tak sedarun digunakan tanaman sebagai makanan. Ia hams mengalami perombakan pertama dalam humus dan kemudian ke dalam produk terlambat sebelum dia dapat dimanfaatkan. Jalan hidup/perombakan ini dilakukan oleh mikroorganisme berbagai jenis yang ada di internal kapling. Gula, pati, dan protein dirombak purwa kali, kemudian selulose dan aset legit (lipoid), dan bungsu lingin (zat tiang) dan substansi berkayu. Jenis/jenis organisme hidup yang terdapat dalam lahan dapat berbentuk tanaman (patogen, actinomycetes, fungi, algae, akar-akar; rhizoid dan rhizome) dan hewan (protozoa, nematoda, tuma, serangga terutama semut dan kumbang, cacing tanah, tikes, dan sebagainya). Sejumlah besar bakteri dan fungsi menyebabkan berkurangnya khazanah organik. Mereka mengamalkan proses mineralisasi menghasilkan majemuk keberagaman hara nan cawis buat tanaman. Bakteri ammonifikasi merubah protein ke privat ammonia. Mikroba nitrifikasi mengoksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat. Sejumlah basil dan terali biru yunior menambat nitrogen dalam tanah dalam kondisi anaerob pada lahan yang terendam air, kuman tertentu menyebabkan denitrifikasi, mengeluarkan nitrogen bebas yang hilang di awan. Banyak bakteri dan fungi patogenik menyebabkan komplikasi pada tumbuhan. Beberapa fungsi
berbentuk
mycorrhiza bekerjasama dengan akar pohon tinggi untuk mendukung tumbuhan dalam penghirupan air dan mineral. Organisme lain yang bertambah besar seperti cacing tanah, binatang pengerat, dan sebagainya memperbaiki aerasi petak. Mereka berperanan dalam pelapukan tanah dan mineral, dan dalam pembentukan kapling. h. Reaksi tanah Tanah dapat berwatak netral, asam maupun basa (alkalin) tersidai pada komponen garam-garam asal dan senderut. Tan ah-kapling yang netral paling balk untuk pertumbuhan sebagian besar tanaman. Tanah asam memsakkan pertumbuhan tanaman dengan alasan:
Universitas Gadjah Mada
1)
keasaman yang panjang (terutama kandungan aluminium nan jenjang).
2)
keasaman yang tinggi bertentangan/membantut absorbsi beberapa hara terutama kation seperti K, Ca, dan Mg yang kadarnya sedikit di n domestik petak. Hara P terikat kerumahtanggaan petak asam.
3)
dekomposisi korban organik oleh mikrob dapat menurun.
4)
aktivitas bakteri nitrifikasi dan penambat nitrogen dihambat.
5)
jenis penyakit nan disebabkan oleh fungi tertentu seperti penyakit kudis plong ubi benggala (potato scab) dipacu oleh tanah yang asam. Hal nan setimbang kebasaan tanah yang tahapan (high alkalinity) kembali
berpengaruh kurang baik buat pertumbuhan tanaman. Kebasaan kapling berwibawa pada ke-beradaan kation seperti Na, K, Ca, dan Mg dalam tanah. 3. Faktor Biotik Faktor biotik merupakan faktor nan berpengaruh menguntungkan maupun mudarat nan disebabkan oleh pokok kayu lain dan dabat puas tanaman pertanian. a. Faktor tanaman/tumbuhan Kompetisi dan komplementer antar tumbuhan: sayembara akan terjadi apabila antar tanaman membutuhkan hara, air, dan cerah rawi. Kerjakan mendapatkan hasil tanaman nan maksimum diperlukan luas daun yang maksimum untuk dapat memanfaatkan cuaca matahari, hara, dan air yang terhidang secara maksimum. Jarak tanam nan sempit mengurangi hasil per pohon, sedangkan jarak tanam yang lebar akan mengurangi hasil total tiap-tiap satuan luas karena jumlah pokok kayu makin adv minim. Maka dari itu karena itu jarak tanam optimum habis penting kerumahtanggaan praktek budidaya tanaman. Akan semata-mata n domestik kasus penghijauan tanaman yang farik secara bersamaan seperti penanaman campuran, hasil menjadi bertambah baik. Misal kamil reboisasi bersama tanaman legume dengan serealia. Kompetisi antara gulma dengan tumbuhan: Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh dimana mereka tidal( dikehendaki baik perian maupun tempatnya. Gulma dapat menurunkan hasil tanaman karena berkompetisi dengan pokok kayu kerumahtanggaan hal mendapatkan air, hara dan kilat syamsu. Di samping itu kehadiran gulma di antara tanaman menyebabkan meningkatnya biaya tenaga untuk menyiang dan biaya lakukan peralatan, mempersulit panenan, menurunkan kualitas dan pemasaran, menjadi tumbuhan inang serangga, kurnia, virus dan patogen, dan beberapa tipe gulma meracun manusia dan temak.
Universitas Gadjah Mada
Pada provinsi non pengairan, sayembara antara gulma dan tumbuhan besar dalam memperebutkan air. Koefisien transpirasi untuk Bermuda grass (Cynodon dactylon) adalah 813, sedangkan bakal sorghum cuma 430. Dengan melepaskan persil dari gulma, dalam satu are tanah dengan kedalaman 6 suku, dapat dihemat 300-500 ton air. Di
kewedanan
yang
beririgasi, kompetisi terjadi dalam mendapatkan unsur hara. Gulma di petak yang bero menghabiskan kelembaban dan hara tanah. Di samping itu gulma kembali akan menutup terusan drainase dan menghalangi diseminasi air internal pant dan sungai. Pengendalian gulma hams dilakukan bagi mendapatkan perputaran air kerumahtanggaan pant dan sungai. Pengendalian gulma harus dilakukan bagi mendapatkan hasil tanaman yang janjang. Tanaman dan parasit: Parasit tanaman, bikin bisa hidup tersidai puas tanaman inangnya. Dalam keadaan yang menguntungkan, sakat berusaha kerjakan mempengaruhi komunitas tanaman. Seumpama model parasit yang nyata fungi, bakteri, virus dan sebagainya menyebabkan macam ki kesulitan yang farik plong pokok kayu pertanian. Mikroorganisme lakukan memperoleh makanannya melampaui perombakan tanaman-tanaman yang sudah mati dan sisa-sisa satwa (saprofit) alias dengan mengecap tanaman dan hewan yang masih spirit (sakat). Dalam mendapatkan makanannya, organisme parasit membunuh jaringan dan sel-sel tanaman inang sehingga tanaman atau bagian-bagiannya rusak dan hening, atau mengganggu proses metabolisme tanaman nan hidup. N domestik beberapa kasus mereka juga menghasilkan aset racun. Pengendalian komplikasi dapat dilakukan dengan penanaman varietas yang tahan, dengan khemikalia, sanitasi kapling dan praktek budidaya. b. Simbiosis Hubungan timbal balik antar organisme secara biologis dinamakan dengan simbiosis. Simbiosis antara pokok kayu legume dengan rhizobia penambat nitrogen sangat konkret dalam meningkatkan hasil tanaman. Tanaman itu seorang enggak congah memanfaatkan anasir nitrogen yang cak semau di peledak/ruang angkasa untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena perlu organisme lain bakal mendapatkannya. Dua kelompok bakteri nan ikut serta intern penangkapan/penambatan gas nitrogen dan memanfaatkannya adalah Rhizobium sp. nan terdapat dalam bintil akar tunggang tanaman legume dan beberapa variasi bibit penyakit yang hidup objektif sebagaimana
Universitas Gadjah Mada
Azotobacter dan Aerobacter yang kehidupan secara aerob heterotrof. Mikroba lain yang nyawa secara anaerob heterotrof adalah Clostridium dan Derxia. Selain dengan tanaman legume, simbiosis dengan tanaman lain (non legume)
sekarang
sudah
banyak
dikenal,
misalnya
dengan
tanaman
Angiospermae ((Alnus, Casuarina, Cercocarpus, Dryas, Myrica, Comptonia, dan sebagainya)
dan
Gymnospermae
(Ceratozamia,
Cycas,
Encephalaaros,
Podocarpus, Macrozamia, dsb). Meskipun demikian, pada simbion tanaman nonlegume ini isolasi terhadap organisme penganjur nitrogennya masih sukar dilakukan, tidak sebagai halnya pada tanaman legume. Pada tanaman Alnus dan Myrica bintil endofit berupa actinomycetes yang menginfeksi pada kortek nodul/bintil, tidak seperti lega pohon legume yang menginfeksi pada jaringan intravasculer (halkum). Simbion plong Gymnospermae Podocarpus berupa phycomycetes yang terjadi internal hotel prodeo kortek nodul. Sebaliknya tampin Gymnospermae Macrozamia dan Encephalartos adalah ganggang biru hijau (species Nostoc dan Anabaena) nan terdapat dalam ruang udara khusus dalam nodul. Ganggang sensasional hijau sekali lagi menambat nitrogen bersama dengan baja/fungsi (dalam lichenes) dan dengan paku air Azolla. Pada Azolla, terali simbion ialah Anabaena azollae yang terwalak pada sinus udara di bawah ujung daun (Duckett et al. cit. Matheson et al., 1975). Bintil penambat nitrogen puas Trema sp. tanaman tahunan berkayu (Angiospermae) ditemukan penutup-penghabisan ini (Trinick, 1973 cit. Matheson et al., 1975). Simbion lega tanaman cowpea (kacangkacangan) telah diidentifikasi sebagai patogen Rhizobium. Sumbangan N plong penambatan tanaman non-legume Angiospermae cukup besar, ibarat contoh penambatan maka itu tanaman Alnus dan Hippophae menghasilkan 150 kg per hektar per perian. Akan sekadar sumbangan/kontribusi dari Gymnospermae sangat mungil. Penambatan nitrogen simbiotik dengan pokok kayu legume: Simbiosis antara legume – Rhizobium telah banyak dipelajari secara luas. Tanaman ini sangat berwujud kontributif orang n domestik pengemasan pangan dan pakan. Peranan legume kerumahtanggaan penyediaan pangan dan pakan karena kemampuannya dalam menghubungkan nitrogen dari udara/ruang angkasa. Pada padang penggembalaan (pasture) legum ditanam berasosiasi dengan spesies rumputan. Legume meluangkan sumber protein yang pangkat pada tumbuhan makanan ternak (forage) dan juga menambat nitrogen cak bagi kebutuhan dirinya koteng. Nitrogen menjadi tersedia bagi rumputan setelah sisa pohon legume mengalami proses
Institut Gadjah Mada
dekomposisi. Dengan demikian legume lalu signifikan dalam menyumbang nitrogen lega sistem padang penggembalaan. Pada sistem pertanaman (cropping system) pokok kayu legume penghasil angka dapat menyumbang nitrogen secara nyata. Sebagai contoh tumbuhan legume berbiji (grain legume) yang takhlik nodul dengan baik menghubungkan nitrogen kerjakan kebutuhan dirinya seorang sehingga hasil bijinya berprotein tinggi. Sisa tanaman sebagaimana daun, batang, akar tunggang dan nodul mengandung nitrogen nisbi tinggidibandingkan dengan pokok kayu non-legume sebagai halnya jagung dan sorghum. Kecepatan dekomposisi sisa-sisa tanaman tergantung pada bilang faktor seperti: kas dapur air, suhu dan jumlah nitrogen n domestik bahan tanaman. Sumbangan nitrogen hasil penambatan tumbuhan legume. pada padang penggembalaan dan sistem penanaman banyak beraneka macam terjemur lega jenis, dan kondisi mileu. Puas padang penggembalaan di kewedanan temperate, penambatan nitrogen umumnya berkiblat 150-250 kg Tepi langit/ha masing-masing tahun. Di daerah tropis dan subtropis dimana pertumbuhan dapat terjadi selama tahun dengan pengairan, hasil penambatan nitrogen makin tataran, menyentuh 400 kg/ha saban tahun. Penambatan N puas tanaman bin berkisar 80-160 kg Horizon/ha per tanaman. Pada simbiosis tanaman legume, bibit penyakit menggunakan karbohidrat tanaman inangnya sebagai energi untuk menyambat nitrogen dari atmosfer, sebagian buat menginfeksi tanaman inang. Bakteri yang hidup nonblok mendapatkan energinya dari bahan organik tanah, menambat nitrogen bebas dan menggunakan lakukan dirinya. Apabila mikroba tersebut senyap, nitrogen yang tersaji n domestik jaringan tubuhnya digunakan bakal pohon. c. Satwa/fauna Fauna dalam tanah meliputi: protozoa, nematoda, siput, dan serangga ialah fragmen berharga berpangkal lingkungan akar tanaman. Semua organisme ini kontributif dalam proses dekomposisi bahan organik tanah dan digunakan bagi keistimewaan hidupnya. Sebagian dari fauna tanah yang berwujud serangga dan nematoda dapat merusak tanaman sebagai hama, lebih lagi setelah panen, angka-biji dapat rusak karena serangga. Lazimnya kehilangan hasil akibat serangan insek telah dilaporkan terka-kira 20 % di seluruh dunia. Hewan yang menguntungkan: banyak tanaman yang dalam penyerbukannya dibantu/dilakukan oleh serangga. Kumbang dan kumbang mungkin merupakan
Universitas Gadjah Mada
penyerbuk tanaman yang lewat penting. Ngengat dan rama-rama sekali lagi mampu mengerjakan pembuahan. Cacing lahan dapat memperbaiki aerasi dan drainase persil sehingga dapat mengoreksi pertumbuhan tanaman. Hewan-hewan mungil dan samudra juga sangat mempengaruhi vitalitas pokok kayu karena hewan-hewan mengkonsumsi tanaman ibarat pakannya. Pohon pertanian yang terdapat di dekat habitat satwa-hewan tersebut akan mengalami kebinasaan lautan apabila tidak dilakukan pengendalian/ pelestarian. 4. Faktor fisiografik Lapisan ilmu bumi dan topografi sangat mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Lapisan ilmu bumi: diversifikasi/jenis lapisan geologik tidak saja mempengaruhi macam batuan induk yang membuat tanah, sekadar pula mempengaruhi variasi tanaman nan dapat dibudidayakan. Topografi: sifat atau peristiwa tunggul permukaan tanah dikenal misal faktor topografi, yaitu meliputi: a. jalal tempat b. keterjalan kemiringan c. kemiringan nan terkena cahaya dan angin d. arah rentetan pegunungan. Faktor topografi berpengaruh pada vitalitas tanaman oleh adanya modifikasi iklim dan faktor tanah satu bekas. ad a. Jalal tempat. Ketinggian tempat biasanya berhubungan dengan: 1) penjatuhan temperatur 2) eskalasi presipitasi 3) eskalasi kecepatan angin Mutakadim diketahui bahwa eskalasi tinggi tempat masing-masing 1000 m akan menurunkan temperatur 6-7°C kecuali pada kanyon dan dataran cacat. Peningkatan presipitasi dan kekuatan angin mempengaruhi hal tunggul tanah dan vegetasi. Bahan organik meningkat dan kandungan nitrogen serta keasaman tanah. Di gunung-gemunung terjadi perubahan suhu sesuai dengan ketinggan tempat, memberikan pola sonasi (pengelompokan) vegetasi tertentu seperti halnya sekaan vegetasi yang dijumpai dari daerah equator ke kutub. ad b. Keterjalan kemiringan. Kemiringan yang terjal mempercepat run-
Perserikatan Gadjah Mada
off sesudah hujan abu. Keadaan ini menurunkan ki gua garba lengas tanah. Di samping tanah menjadi tak stabil juga akan menyebabkan terjadinya erosi, soren bukan dapat terakumulasi sehingga batuan botak akan nampak. Keadaan ini tidak dapat digunakan lakukan meningkatkan hasil tanaman. Oleh karena itu mesti dilakukan penjagaan tanah. ad c. Kemiringan yang terkena nur dan kilangangin kincir. Lereng jabal mendapat/rantus intensitas sorot nan terbatas/lemah dan tiupan kilangangin kincir yang langgeng, sebagaimana halnya di lereng bagian utara di daerah temperate dan pegunungan Himalaya tanaman pelik/kurang untuk mendapatkan kilauan dan kelembaban. Hal sama dijumpai sreg kemiringan bagian barat daerah gunung-gemunung Tamil Nadu didapatkan tanaman yang rusak karena angin. ad d. Arah deretan pegunungan. Pembagian curah hujan abu di seluruh negara selama masa hujan ditentukan oleh sisi rentetan rangkaian gunung. Pola hujan sangat mempengaruhi type atau jenis tanaman yang dibudidayakan dengan kondisi kering dan petak yang berbeda. 5. Faktor antrofik Manusia telah menghasilkan banyak transisi pohon di lingkungan/ sekitarnya. Pengaruh perbaikan makanya pemulia tanaman telah meningkatkan hasil tanaman, introduksi tumbuhan dari asing area sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Keberhasilan pertanian tidak doang terampai pada pengetahuan jasmani, ilmu pisah, dan biologis tanah yang baik, tetapi alamat tanah dan pengelolaannya. Keadaan yang paling penting hams diperhatikan dalam budidaya pohon ialah koneksi antara tanah dan tanaman yang akan dibudidayakan. Walaupun masalah manajemen tanah sangat berlainan dengan kejadian alam tanah, keadaan iklim dan jenis tanaman nan akan dibudidayakan, masih merupakan faktor dasar nan hams dikuasai dalam praktek tata lahan di manapun. Penyelenggaraan persil yang baik hams didasarkan plong petunjuk sebagai berikut: a. melembarkan tanaman yang tepat pada tanah tertentu b. memelihara tanah sehingga sesuai bakal pertumbuhan pokok kayu c. meningkatkan kemampuan produktivitas persil d. merekomendasikan metode pertanian yang menguntungkan secara ekonomi. Pengetahuan tanah dan praktek pengelolaan tanaman sangat berpengaruh pada kenaikan hasil pohon.
Universitas Gadjah Mada
Source: https://adoc.pub/iii-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-tanaman.html
Posted by: holymayhem.com