Setelah Menanam Cabe Maka Lahan Harus Ditanami
Cabai atau cabe merah adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan umpama sayuran atau bumbu, terampai bagaimana digunakan. Misal bumbu, biji kemaluan embalau yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Untuk seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap andai “target makanan pokok” kesepuluh (alih-alih sembilan). Adv amat langka bagi masakan Padang dibuat tanpa cili.
Menanam Cabe merupakan kegiatan budidaya perkebunan yang bisa dibilang pas mania. Dibandingkan dengan menyelamatkan pohon hortikultura yang lain, menanam cabe memerlukan kepiawaian dan intensitas penjagaan yang lebih optimal. Ada kaidah menanam cabe yang baik menurut berbagi sumber dan refrensi.
Tanaman cabe cocok ditanam puas kapling yang kaya kompos, berdebardebar dan sarang serta tidak tergenang air; pH kapling yang sempurna sekitar 5 – 6. Waktu tanam yang baik untuk petak tandus adalah sreg pengunci perian hujan abu (Maret – April). Buat memperoleh harga cabe nan tingkatan, dapat pun dilakukan puas rembulan Oktober dan panen pada rembulan Desember, walaupun ada risiko kegagalan. Tanaman embalau diperbanyak melalui angka yang ditanam bersumber tanaman yang sehat serta adil berpunca hama dan penyakit . Buah cabe yang sudah diseleksi buat esensi dijemur hingga kering. Seandainya panasnya sepan dalam panca periode telah kering kemudian baru diambil bijinya: Cak bagi areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg biji zakar cabe (300-500 gr skor).
berikut ini adalah beberapa cara menanam cabe yang dapat engkau terapkan agar supaya hasil memuaskan :
- Persiapan lahan
N domestik teknik budidaya cabe, hal yang memadai penting adalah mempersiapkan lahan. Dalam hal ini Anda harus menyediakan sebidang tanah yang sudah dibuat bedengan. Bedengan adalah petak yang sudah dibentuk begitu juga gundukan memanjang laksana wadah menanam cabe.
Kapling harus sudah tergarap, yakni digemburkan, diberi air dan pupuk seyogiannya lahan bisa menjadi bekas tumbuh yang baik. Selepas itu lapisi bedengan dengan plastik tunggal yang kemudian dilubangi laksana tempat menyelamatkan benih cabe. Jarak antara satu cabe dengan yang lain adalah sekeliling 50-70 cm.
- Awalan konsentrat
Salah suatu kaidah menanam cabe adalah memilih bibit yang bagus . Pilihlah bibit cabe yang berkualitas yang bisa Ia dapatkan pada penjual sari-bibit tanaman yang sudah terpercaya. Anda kembali bisa memperoleh bibit cabe dengan kaidah mengambil biji dari cabe itu sendiri.
Letakkan biji cabe tersebut pada sebuah polybag nan telah diisi campuran tanah dan pupuk kandang (satu polybag berisi satu biji cabe). Siram dengan air sedikit sahaja mudahmudahan tanah tunak basah dan lembab.Setelah sekitar 20-30 hari, esensi cabe akan muncul dan siap dipindahkan ke bedengan nan sudah disipakan sebelumnya.
- Penanaman
Riuk suatu teknik budidaya cabe membentangi cara penanamannya. Pilihlah bibit cabe yang sehat dengan ciri-ciri berbatang kuat dan punya daun sebanyak kira-tebak 6 helai.
Belas kasihan plastik polybag dan pindahkan konsentrat tersebut pada bedengan saat matahari tak sesak rumpil (lebih baik pagi maupun sore). Bila bibit cabe sudah dipindahkan dalam kapling yang lebih luas, buru-buru beri kawul dan air ala kadarnya.
- Perawatan
Pelestarian tanaman merupakan salah satu situasi yang sangat berjasa dalam teknik budidaya cabe. Perawatan meliputi penyiraman, fertilisasi, dan juga pengendalian wereng serta ki aib.
Penyiraman bisa dilakukan sekali dalam sehari untuk menjaga tanah tidak kering, sedangkan perabukan boleh dilakukan sekali internal seminggu. Untuk hama, Anda dapat menggunakan obat atau pestisida nan boleh dibeli di toko-toko kimia.
- Panen
Jika tanaman cabe sudah berbuah dan cukup masak, segera petik buah tersebut pada pagi masa. Buah cabe nan bagus untuk dipanen adalah biji pelir yang bukan plus muda tapi juga tak terlalu matang. Sesudah dipetik, lekas simpan cabe-cabe tersebut di gelanggang yang kering dan sejuk.
Itulah beberapa pendirian sederhana dalam teknik budidaya cabe. Cukup mudah dilakukan dan Anda boleh asian hasil produksi nan memuaskan.
- Dalam penanaman merica terdapat permasalahan-permaslahan produksi
Salah satu rintangan utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia merupakan adanya bidasan lalat biji pelir puas buah cabai. Hama ini buruk perut menyebabkan gagal panen. Buah cabai yang terserang rajin terbantah sehat dan utuh terbit luar hanya bila dilihat di dalamnya memburuk dan mengandung tempayak. Karena gejala awalnya yang bukan tampak jelas, sementara hama ini sebarannya masih rendah di Indonesia, lalat buah menjadi hama karantina yang ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor biji kemaluan-buahan maupun pada produksi cili.
- Upaya penanggulangan penanggulangan
Sebenarnya sudah dilakukan upaya bikin mengendalikan serangan lalat buah ini, di antaranya adalah pembrongsongan yang dapat mencegah bidasan lalat buah. Akan tetapi, cara ini tak praktis untuk dilakukan pada pohon cabai dalam areal yang luas. Sementara pemanfaatan insektisida selain mencemari mileu pun suntuk berbahaya lakukan konsumen buah. Oleh karena itu, diperlukan cara pengendalian nan ramah lingkungan dan semupakat untuk diterapkan di areal luas seperti di tanah sentral produksi sahang. Upaya pengendalian lalat buah pada pokok kayu cabai, khususnya cili merah, adalah penggunaan insektisida sintetik karena dianggap praktis, mudah didapat, dan menunjukkan efek nan cepat.
Adiyoga dan Soetiarso (1999) melaporkan 80% petambak sayuran menggunakan pestisida bakal mengendalikan kelainan tumbuhan. Akan sekadar eksploitasi racun serangga tersebut sering meninggalkan residu yang berbahaya terhadap mileu dan kebugaran manusia (Duriat 1996). Disamping harga insektisida sintetik nan mahal, dampak bermula adanya sempuras insektisida sintetik dalam bidang ekonomi adalah penolakan ekspor oleh banyak negara intensi ekspor atas produk-barang embalau yang mengandung sempelah fungisida dan pestisida lain (Caswell & Modjusca 1996). Di antara racun serangga nan banyak digunakan dalam pengendalian serangan lalat buah pada cabai merupakan Diazinon, Dursban, Supracide, Tamaron dengan konsentrasi 3-5%, dan Agrothion (Pracaya 1991).
Source: https://mahasiswa.ung.ac.id/613412118/home/2013/3/1/cara_menanam_cabe_yang_baik_dan_benar.html
Posted by: holymayhem.com