Serbuk Kayu Sebagai Media Tanam Hias


Areca catechu

Areca catechu

Edit the value on Wikidata

Areca catechu - Köhler–s Medizinal-Pflanzen-014.jpg

Lukisan berpunca Koehler

Data
Sumber dari Arecae Semen
(en)
Terjemahkan,
Kredit Jambe
dan
Areca catechu fruit rind
(en)
Terjemahkan

Edit the value on Wikidata
Tumbuhan
Jenis buah buah berbiji

Edit the value on Wikidata
Taksonomi
Divisi Tracheophyta
Subdivisi Spermatophytes
Klad Angiosperms
Klad monocots
Klad commelinids
Ordo Arecales
Famili Arecaceae
Genus Areca
Spesies
Areca catechu

Edit the value on Wikidata




Linnaeus, 1753

Pinang
[1]


atau

nangpi

(Areca catechu) (bahasa Inggris:

Betel palm
) adalah keseleo suatu jenis tumbuhan monokotil yang tergolong palem-paleman. Pohon pinang timbrung ke dalam famili
Arecaceae
pada ordo
Arecales.
Pohon ini merupakan salah satu tanaman dengan kredit ekonomi dan potensi nan cukup strata. Tanaman yang memiliki buntang literal dan renceng ini memiliki banyak sekali manfaat dan umum dikenal sebagai tanaman obat. Penggunaan tumbuhan pinang selain bakal ekspor ke Tiongkok dan beberapa negara Asia Selatan, di beberapa daerah Sumatera dan Kalimantan dimanfaatkan untuk acara seremonial seperti ramuan sirih pinang lakukan upacara adat. Kemajuan ilmu pemberitaan dan teknologi saat ini telah mengingkari komplet pemanfaatan tumbuhan jambe seperti untuk keperluan farmasi dan pabrik, temporer India dan Tiongkok saat ini telah mengolah pinang menjadi permen.

Maman
adalah sejenis palma yang tumbuh di daerah Pasifik, Asia dan Afrika bagian timur. Pinang pun yakni merek buahnya yang diperdagangkan orang. Pelbagai nama provinsi di antaranya adalah
pineung
(Aceh),
urai
(Komering),
pining
(Batak Toba),
penang
(Md.),
jambe
(Sd., Jw.),
bua, ua, wua, pua, fua, hua
(aneka bahasa di Nusa Tenggara dan Maluku),[2]
buah
(Bali),
rapo
(Makassar), hena (Ternate), dan berbagai sebutan lainnya.[3]

Deskripsi

[sunting
|
sunting sumber]

Pohon maman. Benggala barat, India

Mayat lurus langsing, boleh mencapai ketinggian 25 m dengan diameter lk 15 cm, meski ada pula yang bertambah besar. Tajuk tidak rimbun.

Pelepah daun berbentuk tabung dengan jenjang 80 cm, tangkai daun pendek; helaian daun panjangnya setakat 80 cm, anak daun 85 x 5 cm, dengan ujung tersobek dan bergerigi.

Tongkol bunga dengan seludang (spatha) yang panjang dan mudah copot, muncul di bawah patera, panjang kian terbatas 75 cm, dengan tangkai pendek berjupang rangkap, upet ujung sampai panjang 35 cm, dengan 1 bunga betina puas asal, di atasnya dengan banyak rente jantan tersusun dalam 2 ririt nan tertancap dalam alur. Anak uang kosen panjang 4 mm, kuning langsat; lembar sari 6. Bunga betina panjang lebih adv minim 1,5 cm, hijau; bakal biji zakar beruang 1.

Biji pelir buni buntak telur terbalik ki bertambah, ahmar merah jingga, tingkatan 3,5 – 7 cm, dengan dinding buah yang berserabut. Poin 1 berbentuk telur, dan memiliki gambaran seperti jala.[4]

Di Jawa, jambe bertunas setakat ketinggian 1.400 m dpl.

Varietas

[sunting
|
sunting sumur]

Di Indonesia, terletak variasi unggul yaitu Maman Batara dan terwalak banyak jenis Pinang, namun nan mutakadim dilepas Menteri Perladangan merupakan Maman Betara, sedangkan di India memiliki variasi pinang unggul seperti Pinang Mangala, Sumangala, Subamangala, Mohitnagar, Srimangala, Samruthi (Andaman), Hirehalli dwarf, VTLAH 1, 2 dan Thirthahalli dwarf.

  • Pucang Betara

Jambe Betara pecah dari Betara, Tanjung Dempul Barat, Jambi. Saat akil balig, buahnya berwarna baru jompo dan berwarna merah jingga ketika matang. Bentuknya oval seperti telur dengan sabut bercelup zakiah agak kecoklatan pada bagian dalamnya, sedangkan babak luarnya bercat lembayung. Tempurungnya berwarna putih kekuningan, sedangkan bijinya bercelup agak kecoklatan. Tanaman ini berkembang di persil gambut di mana umur 4-5 tahun merupakan umur mulai mulai sejak dan 6-7 musim adalah sukma mulai pengetaman.

  • Jambe Aceh
  • Pinang Bulawan

Pinang Bulawan merupakan varietas unggul yang berasal berpokok Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara. Pinang ini n kepunyaan etiket pada ukuran buah yang besar, kadar tannin yang tinggi serta potensi produksi yang tinggi.

  • Pinang Merah

Maman merah (Gyrtostachys lakka Becc) atau absah disebut maman raja diduga kuat mulai sejak dari Ancol Malaka, Pulau Sumatera, dan Pulau Kalimantan. Ciri-ciri pinang ini antara lain memiliki batang yang langsing, daunnya majemuk menyirip warnanya baru, dan pelepahnya bercat kemerahan. Tanaman ini pun tumbuh secara merumpun. Pucang merah bisa tumbuh hingga tingginya mencapai 10 m dengan diameter sekitar 12 cm. Pinang abang n kepunyaan bunga yang berbentuk malai. Posisi rente dakar dan anakan betinanya berada dalam kedudukan yang berselang-seling. Sedangkan buah jambe merah berukuran kerdil, bentuknya oval, dengan matra hierarki sekitar 1 cm dan kaliber terlebar 6 mm. Batang pohonnya nan telah tua sering digunakan bikin membuat antan karena mempunyai tekstur yang keras.

  • Pinang Hutan

Pucang hutan (Pinanga Kuhlii
B1) tumbuh kaya di daratan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pertumbuhan pinang ini secara merumpun dengan gambar batang yang langsing dan berbuku-buku. Pinang hutan bisa merecup sebatas mencapai tinggi 2–6 m dan diameternya antara 2–5 cm. Pinang ini mempunyai petiolus nan panjangnya hingga 60 cm, penampang petiolus berbentuk persegi tinggi, memiliki tembakau, serta berwarna cokelat kemerahan. Bunga yang dimiliki pokok kayu jambe wana berbentuk bulir, panjangnya seputar 15–20 cm, dan mengandung 5-20 anak bulir. Seluruh bunga ini tersusun internal dua deretan sreg anak bulirnya. Temporer lakukan anak buahnya berbentuk bulat telur dengan ujung yang runcing. Tanaman pinang jenggala biasanya mengoptimalkan rente pada bulan Mei atau Juni. Pokok kayu ini boleh tumbuh dengan baik apabila ditanam di tanah yang berada di ketinggian 10-1.600 m di atas permukaan laut.

  • Pinang Irian

Pinang irian (Prychosperma macarthurii Nicholson) merupakan pinang asli Pulau Irian Jaya. Saat ini, Pinang Irian telah memencar luas ke seluruh penjuru Indonesia, bahkan larap manis sebagai tanaman hias di Benua Eropa. Pinang Irian tumbuh secara merumpun dengan tinggi mayat dapat mencapai 4–5 m. Jambe ini mempunyai daun yang bersirip genap, rupa ujung anak daunnya berbiku-biku, serta pelepah patera meliputi ujung batangnya. Rente pinang irian punya bentuk malai menggantung dan berapatan. Setiap bunga lebah ratulebah caruk diapit oleh dua rente berani sekaligus. Tumbuhan Jambe Irian n kepunyaan buah yang berbentuk buntak bujur telur. Biasanya para pekebun melipatkan pohon ini menunggangi biji alias anak uang. Pinang Irian juga mengandung banyak zat tannin yang beracun.

  • Pinang Biru

Jambe biru (Pinanga coronata
B1
Mart) adalah jenis tumbuhan pinang yang tumbuh merumpun dengan tataran tanaman seputar 5–6 m. Tumbuhan pinang sensasional mempunyai daun nan bersirip dan bersel ebi dengan dandan cokelat kemerahan. Farik dengan anak asuh daunnya yang memiliki 10-25 mole yang berbentuk menyerupai pita/lonjong. Pinang ini minimum banyak ditemukan di hutan basah yang terdapat di ketinggian 10–600 m dpl. Tanaman maman biru mempunyai bunga yang berbentuk bulir dan terdiri atas 5-20 korespondensi memanjang. Rente tersebut terletak merunduk dan bercat putih kekuningan. Bunga kesatria berbentuk bulat telur, sedangkan bunga betina berkelopak dengan rupa mahkota nan mirip. Tanaman pinang biru pula n kepunyaan buah berwarna hijau yang berbentuk lonjong meruncing ke episode ujung. Sesudah masak, buah tadi akan berubah warna menjadi jingga kemudian ungu kemerahan.

  • Pinang Kelambir

Pinang kelapa (Actinorhytis calapparia
BI
Wendi) ialah pinang yang asalnya dari Pulau Sulawesi. Semata-mata pokok kayu ini sudah menyebar luas ke seluruh pelosok negeri sebagai tanaman hias. Masyarakat tungkai jawa biasa menyebut pohon ini misal jawar. Berbeda dengan masyarakat suku sunda yang bertambah suka menyebutnya jambe sinagar. Metode perkalian pinang kelapa bisa dilakukan melalui biji dan anakan. Istilah kelapa nan disematkan plong tanaman pinang ini bukan lantaran bentuknya menyerupai tumbuhan nyiur. Tetapi tumbuhan ini dinamakan pinang kelapa karena bisa tumbuh kian strata dan lebih ki akbar daripada keberagaman-jenis pinang nan tidak. Tanaman pinang kelapa mampu tumbuh sebatas tingginya mencecah lebih dari 20 m. Keistimewaan lainnya dari pinang ini adalah rupa tajuknya yang indah sekali. Sedangkan konsentrat buah pinang kelambir bisa dimanfaatkan sebagai perona pipi bayi dan keperluan menyirih
[5]

Bagian yang bisa digunakan beserta manfaatnya

[sunting
|
sunting sumur]

Pinang terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya. Biji ini dimanfaatkan orang sebagai salah satu campuran saat gayem sirih, selain gambir dan kapur.

Bagian utama tanaman pinang yang biasa dimanfaatkan adalah biji dan batangnya. Ponten pinang mengandung alkaloid seperti mana misalnya arekaina (arecaine) dan arekolin, yang cacat banyak berperilaku racun dan adiktif, boleh merangsang pelopor. Sediaan simplisia biji pinang di apotek biasa digunakan untuk menyembuhkan cacingan, terutama bikin mengatasi cacing pita.[6]
Provisional itu, sejumlah variasi pinang bijinya menimbulkan rasa pening apabila dikunyah. Zat tidak yang dikandung biji pelir ini antara lain
arecaidine, arecolidine, guracine (guacine), guvacoline
dan beberapa elemen lainnya. Secara tradisional, biji pinang digunakan privat ramuan kerjakan menyembuhkan sakit disentri, diare berbakat, dan kudisan. Biji ini lagi dimanfaatkan andai perakit zat pewarna merah dan bahan penyamak.[2]
Selain digunakan bagaikan ramuan kerumahtanggaan memulihkan sakit disentri, biji pinang juga dapat mengobati luka kulit, mengecilkan rahim setelah melahirkan, memulihkan ain rabun dan cacingan, menghasilkan zat pewarna merah, penyamak dan masih banyak manfaat lainnya. Publik Biak dan Serui (Papua) memanfaatkan biji maman muda sebagai penawar bakal mengecilkan lambung setelah melahirkan oleh kabilah wanita dengan prinsip memantek biji pelir pinang muda tersebut dan airnya diminum sepanjang satu minggu. Angka dan selerang biji bagian intern sekali lagi dapat digunakan lakukan mengencangkan gigi repas bersama-begitu juga sirih (penyamak). Air rendaman biji pinang muda digunakan kerjakan penawar sakit ain maka itu tungkai Dayak Kendayan di Kalimantan Barat.[7]
Biji pinang mengandung alkaloida sebagaimana arekaina (arecaine), arekolina (arecoline), guvakolin, guvasine dan isoguvasine yang dapat bersifat racun, adiktif dan merangsang otak bila privat nafkah berlebih. Paduan arekolin nan terwalak dalam buah jambe berkhasiat sebagai pembeli cacing dan penenang.
Arecoline
yang merupakan sebuah ester metiltetrahidrometil-nikotinat maujud petro basa keras. Senyawa lain nan terkandung dalam poin pinang adalah
arecaidine
maupun
arecaine,
choline
atau
bilineurine,
guvacine,
guvacoline
dan tannin berpokok keramaian ester glukosa yang menggandeng sejumlah gugusan pirogalol. Sifat astringent dan hemostatik bersumber zat tannin inilah yang berkhasiat untuk menguatkan gusi dan menghentikan perdarahan. Selain itu, buah pinang juga mengandung tannn, eco, tajin dan resin. Tannin dan alkaloida merupakan dua senyawa yang dominan pada nilai pucang di mana perut tanin berkisar 15% yang tergolong fusi polifenol yang dapat larut dalam gliserol dan alkohol, alkaloid berkisar 0,3-0,6%, sedangkan komposisi kecilnya adalah
arecaidine,
guvacine,
guvacoline
dan
arecoline. Unsur pokok nan lain pada pinang terdiri dari enak, karbohidrat, protein dan lain-lain. Angka pinang juga boleh diolah menjadi minyak atsiri untuk menjadi bahan dasar pengganti solar[8]

Buah pinang yang masih muda di pohonnya

Sementara itu batangnya kerap diperjual belikan, terutama di kota-ii kabupaten ki akbar di Jawa menjelang perayaan Siaran Kedaulatan 17 Agustus, seumpama kendaraan buat tanding menaiki pucang. Meski cacat semacam itu awet, kayu maman yang tua pula dimanfaatkan kerjakan incaran perkakas atau pagar. Kunarpa pinang tua nan dibelah dan dibuang tengahnya digunakan kerjakan menciptakan menjadikan pialang atau saluran air. buntang pokok kayu pinang halal digunakan privat salah satu adu yang identik dengan kemerdekaan. Selain itu juga dapat dimanfaatkan kerumahtanggaan pembuatan talang atau parit air.

Selain bagian poin dan batangnya, bagian lain seperti umbut maman remaja dapat digunakan untuk mengobati patah tulang dan sakit pinggang (salah urat) serta boleh dimakan sebagai lalapan atau acar.

Daun maman berguna bikin memintasi keburukan tidak nafsu makan dan sakit pinggang. Selain umpama obat, pelepah daun digunakan untuk pembungkus makanan dan incaran campuran untuk topi. Sabut jambe yang rasanya hangat dan pahit digunakan buat mengobati masalah pencernaan, sembelit dan edema.

Selain itu, bagian lain nan banyak dimanfaatkan semenjak pokok kayu yang boleh mencapai ketinggian total 1400 mdpl ini ialah akarnya yang biasa digunakan perumpamaan incaran peracun untuk melepaskan kebalikan puas zaman dahulu, pembungkus kue dan rezeki.

Akar pinang jenis
pinang itam, pada zaman dulu digunakan andai bahan peracun bagi mengasingkan kutub atau orang yang tidak disukai. Pelepah daun yang seperti tabung (dikenal sebagai
upih) digunakan misal pembungkus kue-kue dan makanan. Umbutnya dimakan bak lalapan atau dibikin acar.

Pinang sekali lagi gelojoh ditanam, di asing maupun di intern ruangan, misal pohon rias maupun ornamental.


Persyaratan tumbuh, diseminasi, kelajuan bertaruk dan produksi

[sunting
|
sunting sumber]

Geografis tanam

[sunting
|
sunting sumber]

Pohon pinang merupakan tanaman tropis yang lebih sensitif dibandingkan dengan tanaman tropis lainnya di mana pokok kayu pinang lalu mudah sangar dan mudah-mudahan ditanam di kapling tanah liat dengan pengairan yang mencukupi lakukan tumbuh secara maksimal. Pucang umumnya ditanam di pekarangan, di taman atau dibudidayakan dan kadang-kadang tumbuh liar di tepi sungai atau di gelanggang-tempat tak. Pohon pucang merecup tegak dan tingginya 10–30 m, diameternya 15–20 cm dan batangnya tidak bercabang. Maman tersurat jenis tanaman yang cukup dikenal luas di masyarakat karena secara alami penyebarannya kembali memadai luas di berbagai daerah.[9]
Etiket lain dari pinang yang tenar di Indonesia yaitu Pucang, Penang, Woham, Pineng, Pineung (Jawa), Batang Mayang, Mayat Bungkal, Batang Pinang, Pining, Bonai (Sumatera), Gahat, Gehat, Kahat Laam, Hunoto, Luguto, Poko Rapu, Amongun (Sulawesi), Biwa, Biwasoi, Mucillo Palm (Maluku).[10]
Tanaman Pinang dapat berproduksi optimal puas ketinggian 0-1.000 m dpl (meter di atas rataan laut). Tanaman pinang idealnya ditanam pada ketinggian di sumber akar 600 m di atas permukaan laut.

Persyaratan bertunas

[sunting
|
sunting perigi]

Lahan nan baik buat pengembangan pinang yaitu petak beraerasi baik, solum tanah internal sonder lapisan padas, jenis tanah laterik, tanah liat merah dan alluvial, pinang membutuhkan curah hujan antara 750-4.000 mm/tahun dengan bulan basah antara 3-6 bulan atau tersedia air sejauh perian (pada persil pasang surut). Selain itu,  pinang bisa tumbuh dengan baik pada suhu optimum antara 20 °C-32 °C, dengan kelembaban udara antara 50-90%, keasaman (pH) tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman pinang ialah sekitar 4-8 dan memerlukan penerangan langsung bagi pertumbuhannya di pelan sekitar 6 hingga 8 jam sendirisendiri masa cak bagi memperoleh produksi secara optimal
[11]

Sirkulasi dan Produksi

[sunting
|
sunting perigi]

Distribusi geografis pinang

Distribusi geografis jambe[12]

Asal usul tanaman pinang (Areca catechu
L.) sampai ketika ini belum diketahui dengan pasti. Namun, tumbuhan ini diduga merupakan tanaman tahir Asia Kidul. Penyebarannya meliputi Asia Selatan, Asia Tenggara serta sejumlah pulau di Laut Pasifik. Spesies terbesar dari pohon ini terdapat di Semenanjung Malaya (Malay-Archipelago), Filipina dan Kepulauan Hindia Timur (East Indies Island). Pola penyiaran spesies
Areca
di Indonesia terutama di Malaya, Kalimantan dan Sulawesi nan terdiri berpokok 24 macam. Kelompok Hindia Timur adalah daya diversitas tanaman pinang terbesar.[13]
Luas tanaman pinang di Indonesia ±147.890 ha dengan penyiaran hampir di semua wilayah Indonesia, terutama di Pulau Sumatera 42,388 ha, Nusa Tenggara/Bali 42.388 ha, Kalimantan luas 4,475 ha, Sulawesi 2.407 ha, dan Maluku/Papua 1.428 ha. Produksi biji kering bisa mencapai 69.881 ton dengan volume ekspor pada tahun 2009 sebesar 197,197 ton.[8]

Linneaus menamakan
Areca catechu
kapan melakukan deskripsi pada tahun 1753.
Areca
berasal dari kata Melayu
adeka
ataupun
adaka. Kata
Catechu
berpunca berasal bahasa Portugis
cacho
(intern bahasa Inggris
cutch), kemudian ditranskrip ke dalam bahasa Jepang sebagai
catechu
dan digunakan andai prolog tulen buat pembeli-obatan dari alas kata
Acacia catechu, yang diimpor dari Jepang ke Jerman puas abad ke-17 misal
Terra japonica. Budidaya pinang secara membahu hanya dilakukan di India, Bangladesh dan Sri Lanka. Di Indonesia, tanaman pinang bertunas secara liar maupun ditanam misal tanaman halaman kecuali di beberapa daerah di Sumatera sebagian petani sudah lalu tiba memiara biarpun bukan dalam areal yang luas. Pinang sudah lalu mahajana dimanfaatkan di India, Sri Lanka, Maldives, Bangladesh, Myanmar dan sebagian ki akbar masyarakat di Kepulauan Asia Pasifik. Juga populer di Indonesia Thailand, Kamboja, Malaysia, Vietnam, Filipina, Lengkuas dan Cina
[14]

Heterogenitas karakter jambe berdasarkan genetiknya patut luas. Sejumlah karakter nan boleh dijadikan sebagai penyelaras antarvarietas antara tak, tinggi kunarpa, warna buah, dimensi biji pelir dan produksi buahnya. Di India, terletak 5 diversifikasi primadona yang didasarkan puas produksi buah matang/pohon/masa. Kelima macam tersebut adalah: a) Mangala 10 kg buah matang/ pohon/ masa; b) Sumangala 17,25 kg biji zakar masak/tumbuhan/tahun; c) Sree Mangala 15,63 kg biji zakar matang/pohon/ tahun; d) Mohitnagar 15,8 kg biji kemaluan matang/pohon/waktu; dan e) Calicut 18,89 kg biji kemaluan matang/ pohon/tahun. Sejak masa 1980-an Balai Penelitian Pohon Palma telah melakukan eksplorasi pinang memenangi di beraneka ragam wilayah di Indonesia, dan berhasil mengoleksi 41 aksesi maman. Internal himpunan tersebut, 24 aksesi diantaranya memiliki logo produksi. Karakteristik ke-24 aksesi pucang Indonesia tersebut dapat dilihat sreg Tabel Karakteristik kumpulan
ex telaga
pucang di Ladang Percobaan Kayuwatu, Sulawesi Utara.[8]

Berdasarkan produktivitas buah per tandan saban pohon, beberapa aksesi memperlihatkan produktivitas tingkatan, aksesi-aksesi tersebut adalah Dewa (131.35 butir), Bengkulu-1 (119 butir), Sumbar (100 butir), Nifasi-1 (91 butir), Oyehe (83 butir), Sumbar-2 (81 butir), Sumut-2 (79 butir), Jaharun (79 butiran), Sumut-1 (75.38 butir), Kuala Sabak Timur3 (73.07 butir), Kalisusu (71 butiran), Molinow-2 (67 butir), Sumbar-3 (65.36 butir), Kampung Harapan (65 butir), Kaliharapan (63 butiran), Bengkulu-2 (61.92 butiran), Galangsuka (60 granula), Mongkonai (59 butir), dan Muara Sabak Timur-2 (53.17 butir). Keberagaman pinang yang sudah lalu dilepas Nayaka Perladangan Indonesia dan menjadi varietas menjuarai yakni Pinang Betara.[8]

Ketersediaan pohon induk pucang produksi tinggi umpama sumber benih yakni persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengembangan tanaman pucang. Seleksi tumbuhan induk dilakukan dalam suatu populasi tanaman alias suatu blok pertanaman. Beberapa tahap dalam menghasilkan bahan tanaman yang berkualitas membentangi evaluasi Blok Pereka cipta Tinggi, pemilihan Pohon Emak, seleksi semen dan teknik perkecambahan yang baik. Dalam memperbanyak tanaman pinang, persyaratan yang habis penting adalah benih berasal dari pohon indung unggul. Beberapa kepribadian yang menjadi persyaratan dalam memilih pohon indung unggul pucang adalah: (1) Dari lebih tadinya  sampai dengan 7 periode); (2) Persentase biji kemaluan jadi atau
fruit set
tinggi; (3) Jarak antar nodus (ruas mayat) ringkas; (4) Jumlah daun banyak (minimal 7, tergantung varietas); (5) Produksi tandan minimal 4 tandan tiap-tiap hari dan (6) Produksi biji pelir masing-masing tandan minimal di atas 50 butir. Selain itu, disarankan tidak mengidas pohon indung nan bermula bersumber blok pertanaman yang sudah lalu berumur lebih pecah 25 periode karena menuju menurun produktivitasnya.[8]

Kelancaran tumbuh

[sunting
|
sunting sumber]

Pada umumnya tumbuhan pinang mulai berbunga pada sukma 4-5 tahun dan mulai panen pada sukma 6-7 tahun[15]

Cara tanam

[sunting
|
sunting mata air]

Produksi maman yang tinggi akan dicapai dengan penerapan teknik budidaya yang baik. Beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman pinang adalah sebagai berikut.

A. Persiapan Jauhar

  1. Jumlah Semen

    • Budidaya tumbuhan pinang dilakukan mulai dari penyemaian kredit. Walaupun kancing kecambah pucang tergolong tingkatan ialah kian dari 90%, kebutuhan angka bagi disemaikan sebaiknya dicadangkan sebanyak 25% berpunca besaran mani yang dibutuhkan dalam setiap hektar areal tanam. Misalnya, penanaman dengan jarak tanam 2,7 m X 2,7 m membutuhkan 1300 tanaman/ha sehingga disiapkan sebanyak 1625 benih bakal disemaikan.
  2. Kriteria Biji zakar untuk Benih

    • Sejumlah kriteria akan halnya biji pelir pinang yang baik bakal dijadikan benih merupakan dimensi, jarang dan hidup biji zakar. Khusus lakukan ukuran buah, suntuk terampai sreg varietas pinang. Ukuran buah pinang berbagai macam dari ukuran kerdil sampai besar. Kriteria buah maman untuk benih adalah: (a) buah diambil yang berukuran besar dan seragam dengan acuan biji zakar nan besar berpotensi menghasilkan baka dengan buah besar juga ; (b) berat biji zakar yang dijadikan benih sekitar 60 biji zakar/kg atau invalid lebih bobot buah seputar 35 g/butir; (c) hayat tumbuhan yang baik bertambah berpokok 10 tahun dan telah stabil berproduksi sampai umur 25 waktu; (d) buah untuk benih harus matang secara fisiologis nan ditandai dengan dandan biji pelir oranye atau telah berusia invalid makin 12 bulan; (e) lain terserang hama dan penyakit.
  3. Persiapan Tanah

    • Sebelum mengecambahkan biji, pesemaian perlu disiapkan terlebih dahulu. Untuk kebutuhan benih pada penghijauan di lahan seluas 1 ha, maka luas pesemaian nan diperlukan berkisar 4–5 m² atau sekitar 400 biji/m2. Langkah-langkah persiapan pesemaian sebagai berikut: (a) pesemaian harus cukup baik atau subur dan tenang dan tenteram dari bujukan individu, peliharaan dan organisme pengganggu lainnya; (b) lahan dibersihkan dari rumput dan digemburkan; (c) dibuat bedengan memanjang sesuai kebutuhan dan kondisi lahan dengan gempal 1 m yakni dengan menggurdi terusan drainase diantara dua bedengan dan kapling galiannya ditimbun ke tengah sambil diratakan.
  4. Perkecambahan

    • Tahapan perkecambahan nilai adalah bagaikan berikut: (a) biji zakar pinang tersaring disusun plong bedengan dengan posisi melintang. Penyusunan harus bersanding agar kiat tampung bedengan maksimal; (b) buah pinang tersebut ditutup dengan lahan berpasir; (c) bedengan diberi naungan sepatutnya kelembaban terbimbing dan terhindar mulai sejak teriknya penerangan surya langsung; (d) bedengan diberi pagar seharusnya terhindar dari gangguan binatang. Perkecambahan berlangsung selingkung 1,5 hingga 3 bulan. Saat itu, akar atau tunas berusul buah diperkirakan sudah bermunculan dan rahasia kecambah buah pinang boleh mencapai 90%. Pemindahan buah yang sudah berkecambah ke pembibitan serempak dipindahkan ke dalam madya tanam dalam polybag. Pembibitan dilakukan dalam dua tahap, sebagai berikut.
  5. Pembibitan

    • Pembibitan Tahap Purwa

      • Kecambah buah dibibitkan sreg tanah dengan lebar 1 m dan panjang disesuaikan dengan kondisi alun-alun dan bedengan diberi dinding keliling berpokok papan sebanding polybag (15 cm). Tujuannya agar polybag bisa disusun tegak dan rapi. Polybag yang digunakan berukuran 25 cm x 25 cm atau volume 1 kg alat angkut tanam. Polybag harus memiliki gaung di bagian bawahnya moga drainasenya baik. Polybag diisi dengan kapling hingga setinggi 3/4 adegan, lalu dipadatkan. Poin pinang yang sudah berkecambah ditanam di dalam polybag pada kedalaman 4 cm maupun posisi rata dengan tanah. Setiap polybag diisi suatu kecambah. Selanjutnya, kecambah ditutup dengan petak secukupnya agar kelihatan rapi. Bedengan diberi naungan dengan tinggi tiang naungan sekitar 2,5 m. Naungan terbuat semenjak patera kelapa, nipah dan alang-alang. Naungan start dikurangi setelah esensi berusia 2 bulan. Pengurangan ini dilakukan sebatas bibit akan dipindahkan plong pembibitan kedua alias sudah berumur 5 bulan. Sepanjang dalam pembibitan, bibit teristiadat dipelihara dengan pendirian ibarat berikut: (a) Pendirusan dilakukan setiap pagi atau tunggang masa sebanyak 0,25 L/polybag, atau kondisi tanah dalam polybag sudah jenuh air; (b) Penyiangan gulma dilakukan bila di dalam dan disekitar polybag tumbuh gulma; (c) Belas kasih pupuk majemuk NPK dilakukan dengan dosis 4 g/polybag; (d) Preventif hama dan penyakit dilakukan dengan memercikkan insektisida dan fungisida; (e) Seleksi konsentrat yang baik adalah bibit nan berpangkal relatif besar berbentuk sebagai halnya botol dan helaian daun memeting.
    • Pembibitan Tahap Kedua

      • Sreg pembibitan tahap kedua ini, sari puas pembibitan pertama dipindahkan ke dalam polybag format 40 cm x 50 cm. Tanah yang digunakan dapat dilakukan di lahan pembibitan tahap pertama. Jarak antar polybag pada pembibitan tahap kedua seputar 30 cm x 30 cm. Lahan harus datar agar polybag tidak putri malu. Ke n domestik polybag, diisi persil subur 2/3 bagian dan dapat sekali lagi ditambah tanah daun. Dari 2/3 penggalan polybag nan akan diisi dengan alat angkut tanam, 50% adalah tanah daun plus (sreg bagian asal) dan 50% sisanya diisi tanah biasa (pada bagian atas). Sari dari polybag kecil pada pembibitan tahap pertama bisa dipindahkan ke dalam polybag tersebut di atas dengan cara meretas polybag kecil dan selanjutnya konsentrat ditanam kerumahtanggaan polybag besar. Lahan internal polybag harus relatif padat dan dasar batang esensi tepat pada satah polybag. Agar pertumbuhan tumbuhan di polybag sempurna, perlu dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK dengan dosis 20 g/polybag. Lokasi pembibitan sebaiknya diberi pagar keliling hendaknya terlindung dari gangguan ternak maupun sato lainnya. Lokasi pembibitan kedua ini sebaiknya dekat dengan sumber air. Konservasi pembibitan tahap kedua ini dilakukan sepanjang 12 bulan sebelum dipindahkan ke lapang.
    • Seleksi Bibit

      • Sebelum dipindahkan ke lapang, seyogiannya dilakukan seleksi bibit yang vigor atau kekar dengan kriteria misal berikut: (a) Umur bibit nan akan dipindahkan ke lapang sekitar 12 hingga 18 rembulan; (b) jumlah daun minimal 5 helai; (c) tinggi sekeliling 60–75 cm dengan lingkung batang yang kekar; (d) bukan terserang hama dan kelainan.[15]

B. Ancang Lahan Penanaman

Tahapan yang harus dilakukan setelah lokasi tanam ditentukan adalah persiapan lahan yang dimulai dari pengenalan lahan (seandainya tanah substansial hutan samun, alias hutan lainnya) sampai dengan pembuatan lubang tanam

  1. Pengenalan Lahan

    • Petak yang dapat ditanami pohon pinang yaitu lahan samun samun, lahan tidur atau tanah pekarangan.
  2. Penentuan Jarak Tanam

    • Jarak tanam yang publik digunakan di lapang adalah 2,7 m x 2,7 m segi empat. Jarak tanam ini dianggap cukup efisien untuk pertumbuhan tanaman. Dengan jarak tanam demikian, diantara tanaman pinang intern barisan dapat ditanami dengan tanaman lain seperti mana pohon palawija sebagai pokok kayu tumpang sari.
  3. Pemancangan Tiang Ajir

    • Pemancangan gawang ajir akan memudahkan penentuan letak terowongan tanam dan jarak menjadi lebih integral. Peralatan yang digunakan bagi pengajiran merupakan tali rami tiruan, meteran dan tiang ajir dari bambu setara 1,75 m. Lembar nilon disiapkan sepanjang 100 m. Kemudian diberi tanda dengan menambatkan potongan makao nilon yang warnanya berbeda dengan benang indung. Takat setiap tera selama 2,7 m disesuaikan dengan jarak tanam anjuran (2,7 m x 2,7 m). Sehabis peralatan siap, pemancangan papan ajir bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut: (a) menentukan arah timur dan barat serta menentukan satu tutul di ki perspektif Barat dan satu titik lainnya di kacamata timur; (b) mencucukkan tiang ajir puas kedua bintik tersebut dan membentangkan untai nilon 100 meter (sesuai kebutuhan) nan menghubungkan kedua ajir tersebut; (c) memasang simpul sepanjang lungsin (simpul semenjak tali nilon dengan warna berbeda berusul lembar mula-mula) dengan jarak antar simpul 2.7 meter. Tali bersimpul ini merupakan baris pertama (tidak urutan baris pertanaman); (d) membentuk saf kedua. Pada baris pertama, ditentukan suatu noktah secara acak (tepat lega keseleo satu simpul) dan dari tutul tersebut ditarik meteran sejauh 8 meter; (e) dari titik yang sebanding, ditarik meteran ke arah samping (kiri atau kanan) sepanjang 6 meter tegak lurus dengan deret pertama dan mengikat titik pada ujung titik 6 meter dengan ujung dari titik 8 meter puas baris pertama sehingga menciptakan menjadikan segitiga siku-siku. Penarikan garis ini harus diatur hingga membentuk sisi dengan tahapan 10 meter mengimak Rumus Pitagoras; (f) Sesudah diperoleh segitiga siku-sikunya, maka ditarik garis lurus sreg sisi 6 meter dari segitiga siku-siku tersebut, diperoleh baris kedua; (g) pembuatan baris ketiga dilakukan pada babak jihat berpokok jajar pertama atau baris kedua dengan cara nan setimpal seperti point (d) hingga point (f); (h) selanjutnya, dengan menggunakan kenur sutra tiruan jenjang yang telah diberi simpul berjarak 2,7 meter, baris purwa, kedua dan ketiga dihubungkan sambil memancangkan kusen ajir sampai seluruh persil terisi dengan tiang ajir
  4. Pembuatan Lubang Tanam

    • Lubang tanam bikin pinang dibuat dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm. Lubang tanam harus sudah dibuat 1 wulan sebelum penghijauan karena wajib dibiarkan membengang terkena terang rawi. Selepas itu, gaung dapat diisi kapling lapisan atas yang telah dicampur dengan pupuk hijau alias pupuk kandang sebanyak 1 kg. Selain itu, tanah lapisan atas tersebut bisa dicampur pupuk NPK sebanyak 50-75 g/lubang. Tanah tercampur pupuk tersebut dimasukan ke lubang hingga 2/3 bagian.[15]

C. Sistim Penanaman

Ada dua sistim penanaman pinang yang bisa dilakukan, yaitu penghutanan dengan sistim monokultur dan penanaman dengan sistim tumpang bibit, merupakan:

  1. Penanaman Sistim Monokultur

Dalam sistim ini hanya suatu variasi tumbuhan menghasilkan. Penanaman kiranya pada musim penghujan. Bibit yang ditanam sudah merupakan hasil penyortiran.

  1. Reboisasi dengan Sistim Tumpang Sari

Penghijauan sistem tumpang pati mengasihkan nilai tambah peladang karena tanaman pucang baru berproduksi puas umur 5 periode. Pohon titip sari yang lazim ditanam adalah pohon palawija antara enggak jagung dan polong-kacangan. Tanaman tumpang sari lega pertanaman pinang akan memberikan manfaat ganda pada petani, yakni pendapatan sebelum tanaman berproduksi dan efektivitasnya pelestarian tanaman pinang.[15]

D. Perawatan Tanaman

  1. Penyulaman,
    dilakukan bikin pohon-pohon yang mati atau rusak. Sebaiknya privat penyiapan sari lakukan dipindahkan ke lapang, disisihkan sebanyak 25% bersumber kuantitas kebutuhan pokok kayu kerjakan satu hektar tanah yang akan ditanami sebagai pokok kayu bordiran.
  2. Perabukan,
    dilakukan dua bisa jadi dalam 1 tahun, yaitu pada awal musim penghujan dan pada penghabisan musim penghujan.
  3. Penyiangan Gulma,
    yang boleh dilakukan dengan
    Gelang-gelang Weeding
    ataupun pembersihan blok pertanaman
  4. Pengairan,
    bermakna dilakukan lega daerah yang mempunyai musim kering panjang karena pinang sangat peka terhadap kekeringan. Tanaman perlu diairi sekali dalam 4 sampai 7 hari terampai jenis kapling dan iklim.[15]

Perdagangan

[sunting
|
sunting mata air]

Ketika ini biji pinang sudah menjadi dagangan penggalasan. Ekspor dari Indonesia diarahkan ke negara-negara Asia selatan sebagaimana India, Pakistan, Bangladesh, alias Nepal. Negara-negara pengekspor maman terdahulu yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Myanmar.

Biji pinang nan diperdagangkan terutama adalah yang telah dikeringkan, dalam keadaan utuh (bulat) ataupun dibelah. Di negara-negara importir tersebut biji pinang diolah menjadi semacam permen sebagai makanan kecil.

Inovasi intern industri

[sunting
|
sunting sumur]

Pucang sangat banyak manfaatnya, khususnya dalam industri makanan atau energi sebagai biofuel. Pemanfaatan biji zakar pinang sebagai ramuan nan dimakan bersama sirih, sudah mendarah daging secara roboh temurun pada beberapa daerah tertentu di Indonesia, saja konsumennya terbatas. Secara empiris biji maman dapat mengamankan berbagai jenis penyakit. Beraneka macam kebaikan yang dapat diperoleh dari pemanfaatan biji pinang merupakan sebagai berikut: 1) seumpama kebutuhan pokok, perigi energi dan bikin upacara aturan, 2) sebagai pengganti rokok, mengatur pencernaan dan mencegah ngantuk, 3) seumpama mangsa kosmetik dan pelangsing, 4) misal bahan resmi penawar, dan 5) bak antidepresi. Semoga aneka manfaat biji maman dapat dinikmati banyak orang, maka perlu cak semau inovasi untuk memanfaatkan biji pinang intern pengolahan beraneka rupa dagangan hutan sehingga mudah dikonsumsi. Dengan demikian akan lebih banyak konsumen yang merasakan kelebihan biji pinang terutama buat kesehatan. Berikut akan diuraikan kemungkinan buat memanfaatkan poin pinang dalam pengolahan komoditas pangan. Berikut merupakan beberapa peluang pemanfaatan biji pinang kerumahtanggaan pengolahan produk pangan.[16]

Permen

[sunting
|
sunting perigi]

Permen merupakan dagangan pangan nan sangat digemari semua kalangan. Jika sebagian anak adam sudah lalu ada yang mengkonsumsi angka pinang yang telah diiris dengan matra 1 cm x 1 cm, layaknya seperti mengkonsumsi permen, sahaja bagi sebagian besar awam barangkali masih sulit bikin melakukannya. Sehingga diperlukan inovasi dalam mengolah biji pucang menjadi permen nan lazim dikonsumsi. Mengingat bahwa tumbuhan jambe ada nan menyelamatkan di antara tanaman kelapa, maka akan menjadi harmonis jika memanfaatkan daging buah kelapa bagi diperas santannya dan diformulasi dengan tepung biji pinang, sehingga menghasilkan produk baru yaitu ”ini permen mahal”.[16]

Makanan ringan

[sunting
|
sunting mata air]

Di Indonesia, mengkonsumsi rezeki ringan mutakadim menjadi gaya hidup unik, terutama pada masyarakat perkotaan. Kejadian ini terlihat dengan semakin banyaknya tipe kandungan ringan yang beredar di pasar tradisional dan pasar swalayan. Mangsa seremonial yang digunakan bermacam-macam, dari golongan umbiumbian, buah-buahan dan hasil samping peliharaan, berupa bagian kulitnya. Konsumen makanan ringan lain mengenal batas usia, dari kalangan balita, anak-anak, remaja sampai dewasa. Oleh karena itu sangatlah tepat apabila biji pinang dapat diselesaikan menjadi tepung kemudian diformulasi dengan komponen alamat hutan enggak, seperti tepung umbiumbian, polong-kacangan atau juga tepung jagung nan diproses menjadi makanan ringan. Sehingga semua lapisan pengguna dapat menikmati khasiat dari poin pinang. Namun intern melakukan formulasi diperlukan kalkulasi untuk menentukan takaran nan sesuai sehingga surat berharga sampingan sebagaimana mual, muntah, galau dsb. yang disebabkan senyawa alkaloid tidak akan dialami konsumen.[16]

Bahan halal tindasan

[sunting
|
sunting sumber]

Sebagian konsumen di China, menganggap bahwa mengkonsumsi ponten jambe dapat lagi mencegah rasa kantuk, maka hal ini dapat menjadi suatu inspirasi untuk godok angka jambe menjadi abuk dahulu diformulasi dengan tepung biji inskripsi, sehingga dapat menghasilkan formula baru, yaitu kopi-pinang. Akan hanya perlu diuji coba lakukan menentukan perumusan yang tepat kemudian dilakukan sejumlah pengujian, antara lain sifat badan, kimia dan organoleptik, sehingga dapat diperoleh formula yang tepat.[16]

Potensi pinang di Indonesia

[sunting
|
sunting sumber]

Pinang adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat, tetapi belum dianggap sebagai komoditas penting di Indonesia. Produksi biji pelir pinang bisa mencapai 50-100 biji zakar/mayang dan 150-250/mayang lakukan ukuran buah makin kecil. Tahun 2003, debit ekspor pinang hingga ke 77.126.347 kg dengan nilai US$ 22.960.446. Pemanfaatan buah pinang sebagai ramuan yang dimakan bersama kinang, telah menjadi air mandi secara turun temurun pada beragam kawasan tertentu di Indonesia, hanya konsumennya terbatas.[17]

Di Jawa Barat sendiri, pinang merupakan pelecok satu komoditas favorit tipe domestik. Budidaya jambe dapat menjadi salah satu kontributor utama kerumahtanggaan perekonomian dan kedamaian masyarakat di Jawa Barat. Hal ini didukung dari sisi geografisnya sendiri di mana pertanaman di Provinsi Jawa Barat memiliki luas 488.168 hektar, yang terdiri dari persawahan besar negara seluas 68.850 hektar, pertanaman lautan swasta 54.633 hektar dan perkebunan rakyat seluas 364.685 hektar. Selain itu, perigi resep manusia petani yang terlibat dalam pembangunan pertanaman di Jawa Barat sebanyak 1.381.775 penasihat anak bini, 5.543 kelompok tani dan 10 asosiasi komoditas pertanaman.[18]
Produksi pinang pada tahun 2017 sekitar 186 ton dengan rata-rata produksi 404 kg/Ha. Ditilik dari potensinya yang layak besar, maka diperlukan terobosan lakukan memanfaatkan biji maman n domestik pengolahan berbagai barang pangan sehingga mudah dikonsumsi sehingga akan bertambah banyak konsumen yang merasakan manfaat biji pinang terutama untuk kesehatan. Malar-malar harga pinang sendiri mengalami penurunan yang lewat drastis sejak tahun 2018 di wilayah Sumatera Barat. Harga jual buah maman hanya mencecah angka Rp 7.100,00/kg. Padahal, plong tahun 2017, harga jual pinang sempat melejit sebatas Rp 18.300,00/kg. Berpangkal catatan Perantaraan Asosiasi Petani Pertanian Indonesia (Gapperindo), harga pinang di Sumbar seorang menunjukkan
trend
pertambahan sejak 2015. Pada 2015, harga pinang tercatat Rp11.600/kg. Tahun 2016 harganya naik menjadi Rp13.200/kg dan puncaknya pada 2017 mengaras Rp18.300/kg. Ketua Gapperindo Sumatera Barat Irman mengatakan, keseleo satu faktor yang menipu harga pinang disebabkan karena minimnya tuntutan maman dari negara yang menjadi tujuan ekspor pinang yakni India dan Pakistan.[17]
Beralaskan hal tersebut, potensi pengembangan produk berbahan dasar jambe ini dapat menjadi prospek yang sangat besar, terlebih kandungan pinang yang kaya akan maslahat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain itu, diperlukan eskalasi kualitas tiap produk pinang hendaknya dapat meningkatkan nilai ekonominya serta meningkatkan pula ketenteraman umum penggagas produsen produk pinang ini.

Produk primer dan sekunder jambe beserta karakterisasi dan kualitas yang dicari

[sunting
|
sunting sumber]

Beralaskan data Dirjen pertanaman, sedikitnya terserah 13 provinsi selain Jawa Barat yang memiliki area sepan baik bagi pohon pinang, seperti Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Riau, Jawa Paruh, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Berdasarkan data perangkaan Maktab Perkebunan Jawa Barat sendiri, jambe berpotensi osean dalam perkembangannya di Jawa Barat dan keseleo satu wujud produksi penting yakni minyak atsiri. Minyak atsiri sendiri punya banyak manfaat, beberapa produk turunannya (produk sekunder pinang) diantaranya dalam industri farmasi karena dapat menyembuhkan radang dan bawah halkum, rengkung bronchial, obat antinyeri, antikanker, antiinfeksi, antibakteri dan memiliki aktivitas mendorong nyamuk alias
repelen. Selain itu, minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan baku internal perisa, pewangi dan juga dapat dimanfaatkan sebagai target sumber akar pengganti solar.

Sensor karakteristik minyak atsiri bertujuan untuk mengerti kualitas dari minyak atsiri yang dihasilkan. Pemeriksaan karakteristik yang dilakukan meliputi warna, bobot jenis, penunjuk digresi, kelarutan dalam etanol, dan bilangan cemberut. Berat tipe merupakan salah satu patokan utama n domestik menentukan kualitas mutu patra atsiri. Pelik jenis belalah dihubungkan dengan fraksi rumpil terbit komponen yang terkandung pada petro atsiri tersebut. Uji kelarutan intern etanol memberikan cerminan apakah satu petro sagu betawi atau tak. Semakin mudah larut petro internal etanol maka semakin banyak lambung senyawa polar internal minyak. Sreg umumnya minyak atsiri yang mengandung senyawa terpena teroksigenasi kian mudah larut intern alkohol daripada nan mengandung terpena tak teroksigenasi. Semakin janjang kandungan terpena tak teroksigenasi maka makin abnormal daya larutnya atau makin sukar larut intern etanol (pelarut polar), karena senyawa terpena tak teroksigenasi yaitu paduan non polar yang tidak punya gugus fugsional. Hal ini bisa disimpulkan bahwa semakin besar kelarutan minyak atsiri pada etanol, maka kualitas minyak atsirinya semakin baik. Predestinasi senderut menunjukan predestinasi asam adil dalam patra atsiri. Takdir asam nan semakin ki akbar boleh mempengaruhi terhadap kualitas patra atheysiri, yaitu senyawa-senyawa tersebut dapat mengubah bau khas berpokok patra atsiri. Oksidasi komponen-komponen minyak atsiri terutama golongan aldehid boleh takhlik asam karboksilat sehigga akan meninggi skor garis hidup asam suatu poin bilangan atsiri. Bilangan asam adalah matra dari mak-nyus bebas serta dihitung beralaskan berat zarah berpokok asam lezat alias campuran bersut legit.[19]
Selain patra atsiri, biji pinang pun mengandung tanin alkaloid. Tanin yaitu senyawa yang signifikan penggunaannya dalam meres kesegaran dan industri. Tanin diperoleh dengan mandu ekstraksi dengan pelarut air dan etanol karena tanin boleh larut n domestik pelarut tersebut. Qada dan qadar tanin yang terletak pada biji pinang memiliki kandungan nan berbeda-beda puas satu wilayah atau area, hal ini disebabkan makanya faktor keadaan iklim dan faktor lingkungan arena tumbuhnya. Faktor iklim meliputi kejadian temperatur, cuaca dan siram hujan abu, sementara faktor mileu meliputi variasi tanah, kesuburan petak, ketinggian bekas merecup dan pemeliharaan tanaman.

Beberapa produk sekunder dari ponten pucang adalah komoditas kosmetik dan pelangsing, ekstrak etanolik bak campuran antikanker, perunding cacing, permen, dsb. Bibit etanolik bak senyawa antikanker yang dapat menghambat proliferasi dan memacu apoptosis sel MCF-7 (kamp tumor ganas buah dada). Ponten pucang dikenal mengandung paduan antioksidan sehingga berpotensi sebagai antikanker. Standardisasi pati etanolik biji buah
Areca catechu
(EP) dilakukan sesuai standar BPOM.[20]

Pengujian dilakukan terhadap penunjuk non tersendiri yang meliputi penetapan takdir air, penetapan kadar abu. Poin jambe yang baik memiliki garis hidup air yang rendah sehingga dapat makin mudah disintesis menjadi pelelang. Pengujian terhadap penunjuk spesifik menutupi Identitas Konsentrat, organoleptik dan kandungan kimia pati. Cak bagi memafhumi profil adanya senyawa fenolik, flavonoid dan alkaloid dilakukan dengan menunggangi Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak Kloroform:Metanol (1:3). Deteksi adanya senyawa fenolik dilakukan dengan penyemprotan FeCl3
dan memberikan hasil positif bila calit mengalami pemadaman pada 254 nm dan fluorosensi sreg 366 nm. Deteksi flavonoid dilakukan dengan penyemprotan sitroborat dan memberikan hasil positif bila bercak berfluorosensi asfar kehijauan. Deteksi alkaloid dengan pemancaran Dragendorf dan memberikan hasil positif apabila unjuk noda merah bata dan arekolin digunakan bak standar. Ekstraksi serbuk skor buah
Areca catechu
dilakukan dengan menggunakan etanol 96%. Pengamatan sitotoksik untuk mendapatkan kredit IC50 dan penghambatan perkembangbiakan penjara (menggunakan uji
doubling time) dilakukan dengan memperalat metode MTT. Pengamatan dan pemeriksaan apoptosis dilakukan dengan pencorakan akridin lembayung-etidium bromida (double staining). Hasilnya menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak etanolik ponten biji zakar
Areca catechu
(25-100 µg/mL) sejauh 48 jam mencegat pertumbuhan lokap sebesar 13-84% (IC50 77 µg/mL), sedangkan perlakuan arekolin (10-500 µg/mL) menghasilkan penghambatan pertumbuhan sel sebesar 8-73% (IC50 180 µg/mL). Esensi tersebut lagi mampu menurunkan proliferasi sel serta mempersering apoptosis. Hasil riset ini menunjukkan bahwa ekstrak etanolik biji buah
Areca catechu
(EP) memiliki efek antiproliferatif dengan menghambat pertumbuhan dan memacu apoptosis.[21]

Selain itu, produk sekunder bukan biji jambe adalah obat cacing yang mutakadim diuji efektivitasnya, baik secara
in vitro
maupun
in vivo. Infeksi cacing tali perut begitu juga cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cemeti (Trichuris trichiura), dan cacing kait (Lengkung langit. americanus), terutama pada anak-anak, cukup memprihatinkan. Dalam kasus infeksi cacing bilang-bilang, bila larvanya sampai ke paru-paru dapat membuat sosok yang menjadi emak semangnya menderita batuk, bila cacing tersebut dapat mengimbit menjejak usus buntu dapat mengakibatkan radang perut muda dan bila sampai ke hati, abses lever nan diderita emak semangnya. Sedangkan, infeksi cacing senawat akan menyebabkan nyeri di daerah rahim, diare dan kadang-kadang anus menonjol ke luar. Selama ini perunding yang sering digunakan bakal membinasakan ketiga cacing di atas adalah pirantel pamoat, piperazin sitrat, dan mebendazol. Berpangkal ketiganya, mebendazol minimum efektif karena mujarab menghasilkan pengobatan terhadap cacing gelang 93%, cacing cambuk 91%, dan terhadap cacing kait 100%. Namun, mebendazol ternyata suka-suka efek sampingannya, diantaranya mulas, muntah, menceret dan pusing. Sehingga dewasa kini, biji pucang dapat dimanfaatkan sebagai bahan protokoler dalam pembuatan peminta cacing. Senyawa arekolina (komponen alkaloid) pada kredit pinang, ternyata memiliki ganjaran terala dan senyawa tersebut diduga berfungsi sebagai antihelmintik (anticacing). Penelitian faedah antihelmintik ponten maman ini telah diuji secara
in vitro
(dalam media buatan) terhadap cacing kait anjing. Sebagai penyelaras, digunakan obat modern pirantel pamoat dan garam faal. Dosis nan digunakan 15 mg serbuk nilai pinang kering dalam 25 cc air suling dan abu pirantel pamoat 1 mg internal 1.000 cc air suling. Hasil pengujian menunjukkan bahwa setelah direndam selama 1 jam ada 18 cacing antap dalam larutan biji pinang, padahal privat pirantel pamoat belum cak semau nan hening. Pada perendaman 4 jam jumlah cacing nan hening privat cair nilai maman dempang sebanding dengan yang dalam cairan pirantel pamoat, dan sehabis perendaman 10 jam, cacing mati semua baik n domestik larutan nilai maman ataupun kerumahtanggaan larutan pirantel pamoat. Sementara, kerumahtanggaan kerubungan kontrol (dengan memperalat garam faal), cacing mati cuma 3,3%. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai jambe secara in vitro terbukti memiliki efek antihelmintik terhadap cacing kait anjing. Padahal pengujian secara
in vivo
(dalam fisik hidup) adalah membandingkan kemujaraban kredit maman dengan mebendazol dengan menggunakan cigak yang diinfeksi larva cacing ranggit. Hasil pengujian menujukkan bahwa meskipun tak seefektif mebendazol, biji jambe dapat menurunkan jumlah telur cacing sebatas sebesar 74,3%. Sedangkan mebendazol boleh menurunkan sebatas 83%. Peristiwa ini membuktikan bahwa nilai pinang dapat digunakan umpama pemohon cacing tradisional lakukan infeksi cacing kait lega anjing.

Sahaja, pengusahaan angka pinang sebagai bahan baku peminta harus lewat diperhatikan dosisnya. Senyawa alkaloid yang dikandung pada pinang cukup berbahaya bikin sistem saraf. Yang mahajana terjadi yaitu mual dan muntah (20-30%), sakit perut, bimbang dan
nervous
(sano). Efek samping yang jarang terjadi merupakan luka lega lambung yang disertai muntah talenta. Etiket-tanda kelebihan dosis yakni banyak keluar ludah (qalivation), muntah, mengantuk dan serangan dalaman. Untuk mengurangi efek racunnya, pemanfaatan angka pucang sebaiknya yang sudah dikeringkan, atau makin baik bila biji pucang kering direbus. Kebiasaan gayem kredit pinang dapat lagi menyebabkan kanker mulut, nan telah menjangkiti sekitar 0,5% pemakai angka pinang, sehingga dianjurkan pendayagunaan abu poin pinang, sebaiknya bukan lebih dari 4 g/sekali konsumsi.

Penggalian

[sunting
|
sunting sumber]

Sampai momen ini, terwalak beberapa amatan metabolomik yang telah dilakukan intern penentuan kandungan senyawa yang terdapat internal pinang. Dalam buletin
A Metabolomic Approach to the Metabolism of the Areca Nut Alkaloids Arecoline and Aracaidine in the Mouse,
metabolisme arekolin (20 mg/kg) dan
arecaidine
(20 mg/kg) diselidiki kerumahtanggaan tikus melalui pendekatan metabolomik menunggangi analisis Ultra-Performance Liquid Chromatography–time-of-flight Mass Spectrometric (UPLC-MS) bermula urin tikus. Hasilnya diperoleh 11 metabolit arekolin teridentifikasi termasuk arecaidine, arekolin Cakrawala-oxide, arecaidine Tepi langit-oxide, Lengkung langit-methylnipecotic acid, N-methylnipecotylglycine, arecaidinylglycine, arecaidinylglycerol, arecaidine mercapturic acid, arekolin mercapturic acid, dan arekolin N-oxide mercapturic acid, bersamaan dengan 9 metabolit nan tak teridentifikasi. Arekolin yang tak berubah terdiri semenjak 0,3–0,4%, arecaidine 7,1–13,1%, arekolin N-oxide 7,4–19%, dan N-methylnipecotic acid 13,5–30,3% berbunga dosis diekskresikan dalam urin 0-12 jam setelah pemberian arekolin. Arecaidine yang enggak berubah terdiri berpunca 15,1-23,0%, dan cemberut N-methylnipecotic 14,8%-37,7% berpangkal dosis diekskresikan dalam urin 0-12 jam sesudah pemberian arecaidine. Metabolit terdahulu arekolin dan arecaidine, cemberut N-methylnipecotic, adalah metabolit baru yang kulur berusul pengurangan ikatan rangkap karbon-karbon.[22]

Metabolomik telah digunakan sebagai perabot yang kuat lakukan amatan dan penilaian kualitas pemohon-obatan atau produk nan dihasilkan produk alami. Metabolomik juga semakin banyak digunakan n domestik supremsi kualitas dan standardisasi obat-obatan yang diturunkan produk alami karena mereka terdiri dari ratusan senyawa alami. Teknik yang paling publik yang digunakan privat metabolomik terdiri dari NMR, GC-MS, dan LC-MS internal kombinasi dengan analisis statistik multivariat teragendakan analisis komponen terdahulu (PCA) dan kajian parsial least squares-diskriminant (PLS-DA). Momen ini, kontrol kualitas peminta-obatan yang diturunkan produk alami galibnya dilakukan menunggangi HPLC dan ditentukan oleh satu atau dua penunjuk. Untuk membuat kerangka kendali mutiara yang unggul dan menjauhi obat-obatan nan dipalsukan, perlu untuk boleh menentukan dan menetapkan standar berdasarkan bermacam rupa bahan menggunakan
metabolite profiling
dan
fingerprinting. Laksana pokok kayu pembeli, biji pinang memiliki biomarker atau senyawa parameter yakni
arecoline
nan bisa dideteksi dengan HPLC. Bilang platform analitis, seperti resonansi magnetik nuklir (NMR), spektroskopi inframerah-transformasi Fourier (FT-IR), dan spektrometri massa (MS) digabungkan dengan teknik pemisahan termasuk kromatografi gas (GC)-MS, kromatografi cair (LC)-MS, dan UPLC-MS telah digunakan dalam
fingerprinting metabolites
dan metabolisme.

Pada kromatogram akan terbentuk beberapa puncak atau
peak
yang dapat merepresentasikan suatu sintesis berdasarkan kredit atau proporsi di sumbu x. Neraca tersebut menunjukkan perbedaan senyawa yang dapat teridentifikasi berdasarkan gugus alifatik yang dimiliki, dsb. Baru-baru ini, teknologi yang biasa digunakan lakukan riset metabolisme global telah semakin dikombinasikan dengan teknik multi-hyphenated seperti GC × GC-periode-penerbangan (TOF), GC-TOF-MS, dan UPLC-quadrupole (Q)-TOF-MS kerjakan memungkinkan analisis campuran menunggangi majemuk perspektif metabolisme yang bertambah luas. NMR yakni teknik kajian yang umum digunakan, yang mengenali dan menakar berbagai senyawa organik. Alat ini mempunyai langkah persiapan spesimen sederhana sementara biofluida sebagai halnya urin dan serum dapat dianalisis secara serempak tanpa langkah persiapan. Selain itu, ia menilai banyak kelompok metabolit sehingga sangat seia buat menganalisis suku cadang tumbuhan pemohon yang tidak diketahui bikin penentuan kemanjuran lebih lanjur. Karena NMR berkarakter non-selektif, semua senyawa dengan berat molekul adv minim dapat dideteksi bersamaan dengan informasi sistemis, yang kembali membantu mengkarakterisasi komponen dari setiap paduan mania. Keuntungan dari NMR membuatnya menjadi teknik yang berjasa dengan sejarah jenjang digunakan dalam amatan metabolisme. Oleh karena itu, protokol dan database yang tercalit dikembangkan dengan baik, menyediakan sumur mualamat operasional nan mampu. Keterbatasan terdepan NMR merupakan bahwa kamu n kepunyaan sensitivitas yang relatif minus (uluran mikromolar) dibandingkan dengan MS (rentang picomolar). Baru-mentah ini, teknik NMR
throughput
tinggi telah mengamankan kesuntukan ini, sehingga memungkinkan deteksi biomarker problem dan penanda pengganti buat pemberian peminta dan kemanjuran. Beberapa pendalaman telah melaporkan memoar metabolik sumber daya alam menggunakan NMR dan kajian multivariat untuk kontrol kualitas. Spektrometri FT-IR adalah alat sidik jari metabolik yang berharga lainnya, nan menganalisis beragam jenis spesimen dan metabolit seperti karbohidrat, senderut amino, lipid, cemberut lemak, zat putih telur, dan polisakarida secara bersamaan. Ini juga membutuhkan persiapan sampel minimum dan pelatihan satah belakang yang relatif sedikit dan, oleh karena itu, dapat dengan mudah digunakan umpama teknik yang sangat lentur. Ia bekerja dengan mengkorelasikan penyerapan dan getaran cahaya pada panjang gelombang tertentu dengan gugus fungsi molekul untuk identifikasi metabolit nan tidak diketahui. Keterbatasan terdepan spektrometri FT-IR yaitu sensitivitas dan selektivitas yang relatif rendah. Selain itu, sampel basah sulit dianalisis karena air dapat menjadi masalah pada pertengahan IR. Hijau-baru ini, FT-IR mutakadim digunakan untuk pengendalian kualitas sumur daya umbul-umbul. MS yakni teknologi yang banyak digunakan, nan dapat mengenali metabolit dengan menyediakan data kualitatif dan kuantitatif yang cepat dan selektif dengan kepekaan dan resolusi pangkat. Alat ini beroperasi dengan pembentukan dan pemisahan ion dan deteksi ion yang terpisah, hasil internal buku harian diperlihatkan lega. GC-MS adalah sistem gabungan di mana campuran volatil senyawa dipisahkan oleh GC, dan senyawa yang dielusi kemudian dideteksi menggunakan MS. GC-MS melibatkan derivatisasi cak bagi menginduksi volatilitas dan stabilitas termal sebelum menganalisis metabolit volatil. Pasca- derivatisasi, dimungkinkan untuk memetakan ratusan metabolit secara bersamaan, tersurat asam organik, asam amino, sukrosa, alkohol gula, amina aromatik, dan cemberut lemak, dengan pemisahan dan kuantifikasi serentak. Yuridiksi kualitas ekstrak herbal yakni upaya yang menantang karena umumnya mengandung banyak
phytochemical.
Selanjutnya, amatan perangkaan multivariat diperlukan untuk mengurangi kompleksitas data dari riwayat hidup metabolik dan memfasilitasi deteksi kamil persilihan yang tercalit dengan faktor lingkungan alias genetik privat atak metabolit. PCA, analisis sebagian-sebagian kuadrat-diskriminan (PLS-DA), dan PLS-regresi (PLS-R) banyak digunakan metode analisis data multivariat. PCA adalah metode analisis multivariat tanpa pengawasan, yang banyak digunakan intern sidik deriji metabolik dan riwayat hidup. Peranti ini menunjukkan bayangan umum dari data yang diperoleh dengan mengambil alih data multivariat asli sebagai data output dimensi yang makin abnormal. Tinjauan umum ini memberikan informasi lain sekadar plong kelompok pengamatan,
trend, dan
outlier
tetapi juga tentang hubungan antara pengamatan. PCA ditentukan dengan menggunakan plot skor yang menunjukkan perbedaan perangkaan antara kerumunan dan plot pemuatan yang menampilkan fusi nan bertanggung jawab atas perbedaan antara kerubungan. PCA n kepunyaan perenggan lakukan memvalidasi model statistik karena bukan dapat mematok anggota kelas sampel uji yang tak diketahui. Sejumlah
tools
yang telah disebutkan boleh digunakan kerumahtanggaan pertambahan kualitas produk dari pucang. Seperti misalnya dalam pembuatan kopi berbahan dasar maman, boleh diketahui beberapa metabolit yang dapat merepresentasikan rasa dari tindasan tersebut dan dapat dilakukan perombakan akan halnya citarasa yang terbentuk, senyawa apa yang harus ditingkatkan alias direduksi ataupun dihilangkan[23]

Melampaui pendekatan metabolomik dengan beragam
tools
yang telah disebutkan di atas, kualitas obat cacing berbahan dasar biji pinang dapat ditingkatkan dengan membentuk kadar ataupun formula nan tepat untuk senyawa
arecoline
karena selain dapat memulihkan penjamin cacingan, fusi tersebut juga mempunyai efek samping yang harus dihindari. Selain itu, barang kosmetik dan pelangsing berbahan asal pinang juga dapat ditingkatkan kualitasnya melalui metabolomik dengan meningkatkan skala senyawa tannin dibandingkan dengan campuran
arecoline,
karena senyawa pada pinang bersifat astringent nan diketahui dapat mengendapkan protein mukus yang melapisi bagian dalam usus. Lapisan ini sukar ditembus zat sampai terjadi hambatan penyerapan makanan sehingga zat nan diserap memendek dan menyebabkan anak adam enggak menjadi gemuk. Selain itu, tanin juga bermakna dalam
peeling
atau menyabarkan sel-sel jangat ranah, sedangkan senyawa
arecoline
teristiadat ditekan sintesisnya atau tidak melebihi dosis karena bisa menyebabkan beberapa efek samping nan cukup berbahaya bagi sistem saraf seperti mual, muntah, kalut dan senewen.

Budaya

[sunting
|
sunting sendang]

Pohon pucang (tengah) di Setra Gandamayit, tempat bertempat Batari Durga (membawa lamang). Relief Candi Sukuh berpangkal abad ke-15.

Maman sudah lalu adv amat lama menjadi bagian atma sehari-musim masyarakat Nusantara. Tumbuhan ini (Jawi Kuno:
pinaṃ, pinang) adalah salah suatu dari empat jenis palma yang disebut-sebut internal Prasasti Talang Tuo dari masa 684 M.[24]

:39

Relief pada Candi Borobudur dan Candi Sukuh, keduanya bertelingkah sekitar delapan abad, sekali lagi menyorongkan ukiran tumbuhan pinang secara jelas.

Di Bandar udara Sentani, cak semau tera tabu memakan buah pinang di bandara karena membuat komplikasi, yaitu calit-bercak abang tamatan air liur. [1]

Maman juga menjadi target peribahasa, yakni:

Yakni ibarat yang camar digunakan lakukan menunjukkan rupa alias perilaku yang mirip.

Di masa lepas, biji zakar pinang memainkan peranan penting intern tali peranti plural kedaerahan di Indonesia. Leluri di Minangkabau untuk menyambut pengunjung agung, selalu disuguhkan pinang, daun kinang, sugi, dan kapur yang ditempatkan dalam satu gelanggang yang disebut
carano.

Jambe dahulu juga menjadi seserahan signifikan ketika melamar seorang calon pengantin, sehingga pada akhirnya introduksi jambe juga menjadi pembukaan kerja yakni:
meminta, yang bermakna melamar.

Referensi

[sunting
|
sunting sumur]


  1. ^


    (Indonesia)
    Pokok Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia
    “Arti kata pinang plong Kamus Ki akbar Bahasa Indonesia dalam jaringan”. Diakses tanggal 2019-10-6.



  2. ^


    a




    b



    Heyne, K. 1987.
    Pohon Berguna Indonesia, jil. 1. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 460-465.

  3. ^


    Crawfurd, John (2017).
    Rekaman Kepulauan Nusantara: Analisis Budaya, Agama, Politik, Hukum dan Ekonomi.
    1. Diterjemahkan makanya Zara, Muhammad Yuanda. Yogyakarta: Penerbit Ombak. hlm. 287. ISBN 9786022584698.





  4. ^

    Steenis, CGGJ van. 1981.
    Dunia tumbuhan, bakal sekolah di Indonesia. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Hal. 141.

  5. ^

    Abidin, Zaenal. 2017.
    Jenis-varietas Pinang Ada Banyak, Lho.
    [online]. http://pakarbudidaya.blogspot.com/2017/09/jenis-diversifikasi-maman-suka-suka-banyak-lho.html. Diakses pada 24 April 2019 pukul 20.20 WIB

  6. ^

    Sutrisno, R.B. 1974.
    Ihtisar Farmakognosi, edisi IV. Pharmascience Pacific, Jakarta. Keadaan. 155.

  7. ^

    Kristina, N.N., dan Syahid S.F., 2007,
    Eksploitasi Pokok kayu Kelapa (Cocos nucifera), Pucang (Areca catechu) dan Nira (Arenga pinnata) seumpama Tanaman Obat
    (serial online), http://balittro,litbang.deptan.go.id, diakses pada 28 Maret 2019 pengetuk 23.00 WIB
  8. ^


    a




    b




    c




    d




    e



    Anonim. 2011. Direktorat Jenderal Perkebunan.

  9. ^

    Sihombing. 2000.
    Teknik Pengelolaan Limbah Kegiatan/Operasi Peternakan. Pusat Pendalaman Lingkungan Hidup Buram Penelitian, Perserikatan Pertanaman Bogor. Bogor.

  10. ^

    Septiatin and Eatin, 2008, Apotek Umur bersumber Rempah-Rempah, Pokok kayu Solek, dan Pohon Terlarang, CV. Yrama Widya, Bandung

  11. ^

    Dinas Pertanaman Jabar. 2018.
    Pokok kayu Pucang. [online]. http://disbun.jabarprov.go.id/page/view/64-id-pinang. Diakses pada 3 April 2019 pemukul 11.00 WIB

  12. ^

    Dawn, F. Rooney. 1995.
    Bettel Chewing in South-East Asia. [online]. http://rooneyarchive.pukat/lectures/betel_chewing_in_south-east_asia.htm. Diakses sreg 3 April 2019 pukul 12.00 WIB.

  13. ^

    Bavappa, K.V.A., M.K. Nair, and T. Prem Kumar. 1988.
    The Arecanut Palm
    (Areca catechu Linn). Central Plantation Crops Research Institute. Kasaragod, Kerala,India.

  14. ^

    Gupta, P.C., and S. Warnakularuriya. 2002. Global epidemiology of areca nut usage.
    Addiction Biology
    (2002) 7, 77- 83
  15. ^


    a




    b




    c




    d




    e



    Miftahorrachman, Matana, R. Y., Salim. 2015.
    Teknologi Budidaya dan Pascapanen Pinang.
    Bogor: Balairung Penggalian Tanaman Palma. Halaman 16-31
  16. ^


    a




    b




    c




    d



    Barlina, Rindengan. 2007. Peluang Pemanfaatan Buah Pinang Untuk Wana Opportunity of Arecanut for Food Utilizing,
    Buletin Palma
    No. 33
  17. ^


    a




    b



    Warsito, Kepribadian. 2018.
    Harga Pinang Merosot Mencolok di Musim 2018.
    [online]. https://www.jawapos.com/ekonomi/10/04/2018/harga-pinang-turun-dratis-di-tahun-2018/. Diakses puas 3 April 2019 palu 13.00 WIB

  18. ^

    Ingatan Rakyat. 2017.
    Potensial, Jabar Miliki 488 Mili Hektare Perkebunan. [online]. https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2017/03/07/potensial-jabar-miliki-488-ribu-hektare-perkebunan-395497. Diakses pada 2 April 2019 pukul 15.40 WIB

  19. ^

    Susetyo R., dan Reny H. 2004.
    Kiat Menghasilkan Minyak Sereh Wangi, Jakarta, Penebar Swadaya.

  20. ^

    BPOM. 2000.
    Parameter Barometer Awam Ekstrak Tumbuhan Peminta. Depkes RI.

  21. ^

    Majalah Farmasi Indonesia. 2008. Sari Etanolik Ponten Buah Maman (Areca catechu L.) berkecukupan mencegat proliferasi dan memacu apoptosis lembaga pemasyarakatan MCF-7. Majalah Farmasi Indonesia, 19(1), 12 – 19

  22. ^

    Giri, S., Idle, J. R., Chen, C., Zabriskie, T. M., Krausz, K. W., & Gonzalez, F. J. (2006). A metabolomic approach to the metabolism of the areca nut alkaloids arecoline and arecaidine in the mouse.
    Chemical research in toxicology, 19(6), 818–827. doi:10.1021/tx0600402

  23. ^

    Lee, K. M., Jeon, J. Y., Lee, B. J., Lee, H., & Choi, H. K. (2017). Application of Metabolomics to Quality Control of Natural Product Derived Medicines.
    Biomolecules & therapeutics,
    25(6), 559–568. doi:10.4062/biomolther.2016.249

  24. ^


    Coedes, G.
    (1930). “Les inscriptions malaises de Çrivijaya”,
    BEFEO
    tome
    30(1): 29-80.

Lihat pula

[sunting
|
sunting sumber]

  • Menaiki pinang

Pranala luar

[sunting
|
sunting perigi]

  • Plant Cultures: Betelnut botany and history Diarsipkan 2008-08-27 di Wayback Machine.
  • Photos of The fruit of
    Areca catechu



Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Pinang

Posted by: holymayhem.com