Perusahaan Pembibitan Tanaman Hias Mengolah Data Pesanan

Bibit yang ditanam akan menentukan berhasil ataupun gagalnya suatu tumbuhan. Bibit nan baik akan menghasilkan tanaman yang baik radiks syarat-syarat pemeliharaannya baik. Pembibitan tumbuhan cengkeh yakni salah satu aspek dari teknis budidaya tanaman cengkeh nan menentukan kemenangan pertanian cengkeh. Sebaliknya biarpun bibitnya baik, sahaja syarat enggak kurang dipenuhi tanaman akan merana. Maka didalam persemaian yang perlu diperhatikan adalah :

Cak semau beberapa faktor nan harus dipenuhi:

a. Persil harus berbenda

b. Mudah di airi (terutama tuarang). Seboleh-bolehnya mengejar persil yang tidak miring letaknya, moga memudahkan pembuangan air. Sebaiknya memilih tanah yang miring ke timur, agar dapat menerima sinar matahari pagi.

c. Terlindung berpunca angin kencang, maksudnya yakni ada pohon pelindungnya. Selain untuk melindungi berpokok angin kencang juga berguna untuk mematahkan jatuhnya air hujan dan menyergap sinar rawi yang langka.

d. Tempat yang strategis, misalnya agar mudah dalam pengangkutannya, intim dengan ajang tanam bordir, dekat dengan sumber air supaya melicinkan pendirusan dan sanding dengan perumahan biar melajukan pemeriksaan dan pengawasan yang teristiadat dilakukan ± 2 hari sekali.

2. Memilih poin yang akan disemai.

Sebelum memilih poin, purwa-tama harus memilih pohon induk. Tanaman induk yang dipiih harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Yang sudah memadai umur, yang baik setelah menjejak semangat lebih dari 14 perian.

b. Yang produksinya strata, baik kualitas ataupun kuantitasnya, artinya berpunca lebat dan baik mutunya (diversifikasi unggul).

c. Keadaan pohon afiat, kelihatan subur dan menghijau, tahan terhadap hama dan penyakit, khususnya penyakit layu teruna.

Setelah memintal pohon induk nan menunaikan janji syarat, kemudian memilih bijinya. Biji nan baik ialah sebagai berikut:

a. Bercelup pingai dan lain memiliki noda kehitaman. Pemanfaatan skor nan memiliki calit kehitaman ataupun bercelup hitam walaupun dapat tumbuh, sahaja tidak akan menjadi bibit yang baik.

b. Besarnya medium, tidak plus osean dan tak berlebih kecil.

c. Nan produktif (bersisi), bagi mengarifi biji yang pintar sebaiknya direndam di dalam air, biji yang mengapung dibuang sedangkan yang terbenam diambil. Tetapi sungguhpun biji mengendap kalau cacat maupun memiliki bercak kehitaman seharusnya jangan digunakan.

d. Jangan sampai kering karena akan mengakibatkan daya bertunas yang invalid baik.

Semua biji yang telah terseleksi sebaiknya segaera dikuliti dan disemaikan seharusnya tidak rusak dan pertumbuhannya merata.

3. Persemaian

Terletak dua macam penyemaian, yaitu:

a. Penyemaian pendahuluan (perkecambahan)

Sebelum menyemai, biji nan terseleksi peru dikecambahkan terlebih dahulu seharusnya bibit-bibit boleh diseleksi lagi dan pertumbuhannya merata. Gelanggang perkecambahan biasanya memperalat bak-bak dari n antipoda batu merah atau menggunakan peti atau dapt juga menggunakan bedengan. Tempat perkecambahan harus diletakkan ditempat yang teduh kerjakan menjaga kelembaban dan menahan percikan air hujan abu. Hal yang teradat diperhatikan saat menyemai yakni

a) Ponten nan akan disemaikan dikupas kulitnya dengan membedabedakan jangan sampai rusak. Skor yang lain dikupas menyebabkan presentase tumbuh sedikit dan lambat sehingga pertumbuhan konsentrat tak merata.

b) Menaruh kredit jangan sampai tertunggang, bila terbalik tumbuhnya akan membias.

c) Ditempatkan puas palagan yang teduh cak bagi menjaga kelembaban dan buruk perut dilakukan pendirusan 2-3 kelihatannya sehari.

d) Penyiraman tidak dapat dilakukan secara langsung karena dapat merubuah posisi biji. Jadi bakal melakukan penyiraman, sari yang telah radu ditanam kemudian ditutup dengan karung sehingga pendirusan enggak terjadi secara sewaktu. Karung akan lebih lama menghambat air.

e) Apabila biji-nilai sudah tumbuh (akar tunggang tiba ki bertambah), semua karung dibuka dan data dipindahkan ke persemaian selanjutnya.

b. Persemaian konstan (persemaian selanjutnya)

Biji-biji yang mutakadim tumbuh perlu buru-buru dipindahkan ke persemaian lebih lanjut. Ada dua cara pemindahannya, yaitu:

a) Simultan dipindahkan ke bedengan

Tanah nan digunakan misal panggung persemaian, dicangkul sedalam ±30 cm. lebih lanjut dibuat bedengan dengan tulang beragangan trapesium dengan ukuran panjang 10 m, lebar 1,20 m, dan jarak antar bedengan 30 m. Bibit cengkeh sekadar dapat dipindahkan dengan rangka putaran, ialah konsentrat-bibit dipindahkan dengan petak disekitarnya. Prinsip pemutaran berdasarkan umur konsentrat: (i) bibit yang berumur 1 musim, putaran dibuat dengan kedalaman 20 cm dan diameternya 15 cm, (ii) sari nan berumur 2 tahun, putaan dibuat dengan kedalaman 30 cm dan diameternya 20 cm.

b) Tidak refleks

Menunggangi keranjang, plupuh alias dompet plastik.

Penulis: Muhandas Rifqi Wikana, Dwi Ayu Setyawati, Siska Ernitawati, Priska Widyaningrum, Nabilla Dias Faradila. Mahasiswa Fakultas Pertanaman, Perguruan tinggi Gadjah Mada, Yogyakarta.

Refferensi: AAK. 1973. Bagaimana Memakamkan Cengkeh. Kanisius (Anggota IKAPI). Yogyakarta.

Bambang, S. 1999. Mari Menanam Cengkeh. PD Nasional. Surabaya.

Deptan. 2010. Teknologi Unggulan Tumbuhan Cengkeh Rahasia Penyelidikan dan Pengembangan Perkebunan.<http://balittri.litbang.go.id/database/unggulan/bookletcengkeh>. Diakses pada sungkap 24 Maret 2013.

sendang gambar:

https://i0.wp.com/rimbakita.com/wp-content/uploads/2019/10/pokok kayu-cengkeh.jpg

Source: https://www.anakagronomy.com/2013/06/pembibitan-tanaman-cengkeh.html

Posted by: holymayhem.com