Penyakit Yang Menyerang Tanaman Yang Sudah Tua Dan Cara Pencegahannya
MENGENAL Hama DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI
Admin distan |
18 September 2020 |
87371 mungkin
Budidaya tanaman cabe merupakan kegiatan usaha tani yang menjanjikan keuntungan menyedot. Di Indonesia, permohonan akan cabe cukup tinggi. Cabe seakan-akan sudah menjadi bahan kebutuhan kiat masyarakat. Di waktu-periode tertentu, sebagaimana menjelang hari raya harga cabe bisa meningkat hingga puluhan mana tahu lipat.Usaha tani tanaman cabe (Capsicum annuum L.) memerlukan modal besar dan kelincahan yang cukup. Lain jarang petani cabe merugi karena abai memerinci faktor binar, fluktuasi harga atau ofensif hama dan penyakit. Oleh karena itu, apa resiko dalam budidaya tanaman cabe harus dipertimbangkan secara matang.Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor resiko yang memadai raksasa dalam budidaya cabe. Hendaknya sukses menjalankan propaganda tani cabe, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis hama dan keburukan yang sah mencacat pohon cabe.
Wereng pokok kayu cabe
Hampir semua hama nan membidas tumbuhan terung-terungan bisa menyerang tumbuhan cabe. Ofensif wereng ini dapat menurunkan kapasitas pohon, bahkan pada tingkat tertentu mengakibatkan gagal panen. Berikut ini beberapa keberagaman hama terdahulu yang sering menyerang tanaman cabe di Indonesia.
a. Wereng belatung
Larva nan sering menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak (Spodoptera litura). Ulat jenis ini memakan daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu kemampuan fotosintesis pokok kayu. Pada tingkat yang parah ulat grayak memakan tinggal seluruh patera dan hanya menyisakan sumsum-tulang daun.
Selain itu cak semau juga jenis ulat yang mengecap biji kemaluan cili, yaitu jenis Helicoverpa sp. dan Spodoptera exigua. Larva jenis ini mewujudkan lubang plong buah cabe baik nan masih hijau maupun merah.
Larva umumnya menyerang puas malam masa alias detik matahari teduh. Pada siang yang musykil, ulat bersembunyi di bawah tumbuhan atau berlindung di balik mulsa sehingga ulat mago-ulat ini boleh lolos dari pemancaran.
Pengendalian teknis. Larva diambil saat malam hari ketika mereka start berkeliaran. Pengutipan ulat sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan sekaligus. Bisa juga dipasang perangkap imago hama. Pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan huma. Siangi gulma plong balai penghadapan bedengan, parit atau gorong-gorong-gaung mulsa.
Pengendalian kimiawi. Pemancaran dilakukan apabila terjangan sudah parah. Diversifikasi obat yang digunakan adalah insektisida. Pemancaran hendaknya dilakukan saat lilin batik hari.
b. Hama tungau
Tungau yang konvensional kecam tanaman cabe ialah tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan kutu merah (Tetranycus sp.). Tuma dijumpai juga menyerang tanaman tanaman singkong.
Pada pohon cabe, serangan tungau membuat daun keriting mengumpar ke bagian kebawah seperti sendok terbalik. Patera menjadi tebal dan kaku sehingga pembentukan pucuk terhambat. Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan mati.
Pengendalian teknis. Tumbuhan yang terserang parah dicabut sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Pungkur tumbuhan yang terserang dibakar agar tidak menimpa nan enggak. Untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe tidak berdekatan dengan tanaman ubi kayu. Menjaga kebersihan kebun efektif mengurangi serangan kutu.
Pengendalian kimiawi. Kutu hanya bisa diberantas dengan venom kutu seperti akarisida, bukan dengan insektisida. Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki delapan berbeda dengan insekta (insek) nan berkaki catur.
c. Wereng kutu daun
Tungau daun yang mengecap pokok kayu cabe biasanya berpokok dari varietas Myzus persicae. Kutu daun mencacat dengan menghisap cairan sreg daun. Patera menjadi kering dan latar daun patah mayang.
Selain itu, kutu daun bisa mengundang beraneka macam komplikasi secara tidak sedarun. Tungau ini dapat menjadi vektor pembawa virus, menghasilkan larutan bercat kuning kehijaun yang menjemput semut dan mengundang datangnya serat nan menimbulkan jelaga hitam pada permukaan patera.
Pengendalian teknis. Petik patera-patera nan terserang kemudian matikan. Hindari kembali penanaman cabe bersebelahan dengan semangka, melon dan kacang panjang. Menjaga kebersihan kebun dan penggunaan plastik mulsa selaka efektif menekan perkembangan kutu daun.
Pengendalian kimiawi. Gunakan jenis insektisida nan mengandung fipronil atau diafenthiuron. Penyempotan minimal efektif dilakukan lega magrib hari.
d. Hama lalat biji zakar
Serangan lalat buah (Bactrocera dorsalis) puas pohon cabe menyebabkan kebotakan biji pelir. Buah cabe enggak sempat dipanen karena keburu tanggal ke tanah. Pada biji kemaluan nan terserang apabila di belah terdapat ulat lalat. Bila enggak dibersihkan, larva puas buah cabe yang rontok akan menjadi kepompong di dalam tanah, sehingga siklus serangan akan terus berulang.
Pengendalian teknis. Pungut dan kumpulkan buah cabe yang rontok, kemudian musnahkan dengan cara membakarnya. Peristiwa tersebut bermakna, agar lalat tidak menjadi pupa yang bisa berdiam di privat tanah. Laler biji kemaluan resmi pula mencerca jenis biji kemaluan-buahan lain seperti belimbing, mauz, jeruk, dll. Jadi hindari membudidayakan pohon cabe berapatan dengan tegal buah.
Pengendalian kimiawi. Dapat menggunakan haring lalat dengan menggunakan atraktan yang mengandung methyl eugenol. Teteskan obat tersebut puas kapas dan masukkan pada jambang keluaran air mineral. Pemuatan perangkap bisa dilakukan pasca- umur tanaman cabe suatu rembulan. Bila serangan parah, semprot dengan insektisida sreg pagi hari, ketika daun masih berembun dan laler belum gelayaran.
e. Hama trips (Thrips)
Pokok kayu cabe yang terserang trips daunnya akan tertumbuk pandangan garis-garis keperakan, terdapat bercak-bercak asfar sebatas kecoklatan dan pertumbuhannya katai. Bila dibiarkan patera akan gersang dan mati. Serangan trips umumnya mengganas pada musim kering. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali menyebar.
Pengendalian teknis. Bisa memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang dan kepik. Pengusahaan mulsa dan menjaga kebersihan huma efektif menindihkan perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman kondusif mengendalikan hama varietas ini.
Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila serangan menular. Gunakan insektisida yang berbahan aktif fipronil dan bagi plong sore hari.
Problem tanaman cabe
Kelainan yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, mikroba, cendawan maupun jamur. Sedikitnya terserah heksa- diversifikasi problem nan biasa menyerang tanaman cabe, diantranya:
a. Bercak daun
Penyakit bercak patera nan menyerang tanaman cabe disebabkan maka itu jamur Cercospora capsici. Gejalanya terletak bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada patera. Bila serangan merajalela daun akan berwarna asfar dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya mengamati pada hari hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi.
Kelainan ini menyebar saat jamur masih berwujud spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor, dan instrumen persawahan. Spora jamur juga bisa terikut pada benih atau biji cabe.
Pencegahan terhadap ki kesulitan ini dengan mengidas semen nan sehat independen patogen. Melapangkan jarak tanam berharga meminimalkan serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab. Pengendalian teknis dapat dilakukan dengan memusnahkan tumbuhan yang terinfeksi dengan cara dibakar. Bila serangan bercabul bisa diberikan fungisida.
b. Patek atau antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Pada fase pembibitan ki aib ini menyebabkan kecambah layu momen disemaikan. Sedangkan plong fase dewasa menyebabkan sunyi pucuk, gempuran sreg daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, pada biji zakar akan menjadi kemungkus seperti terbakar.
Ki aib ini dapat terbawa dari mani maupun biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan mengidas jauhar yang afiat dan bebas patogen. Pengendalian boleh dilakukan dengan membinasakan tanaman nan terserang dan pemancaran fungisida.
c. Busuk
Terwalak dua macam penyakit busuk yang absah menyerang tanaman cabe, yakni busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Mengupas saat perian hujan dan penyebarannya sangat cepat.
Rusak kuncup disebabkan oleh pupuk Choanosearum sp. Penyakit ini masih berat dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan senyap.
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen seperti urea dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar distribusi udara berjalan lancar. Pohon yang terkontaminasi sebaiknya dicabut dan dibakar. Pemancaran boleh dilakukan dengan fungisida, bila dilakukan momen masa hujan pilih fungisida yang memiliki perekat.
d. Layu
Penyakit layu merupakan problem yang layak elusif dikendalikan pada budidaya pokok kayu cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu tanaman seperti berbagai variasi pupuk dan bakteri.
Layu nan disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis cendawannya ialah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini nyawa di mileu nan masam.
Sedangkan layu patogen disebabkan oleh kuman Pseudomonas solanacearum. Bibit penyakit ini kehidupan di jaringan batang. Pengendalian masalah layu harus diamati dengan lebih tunggal seharusnya penanganannya dapat lebih tepat.
e. Bule atau virus kuning
Tanaman cabe yang terserang virus asfar, daun dan batangnya akan terbantah masak. Problem ini disebut sekali lagi ki kesulitan bule atau balar. Penyebabnya adalah virus gemini, komplikasi ini bisa dibawa berasal semen maupun biji dan ditularkan oleh tungau.
Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan pemancaran racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan bermula prematur, dengan mengidas benih memenangi dan resistan serangan virus. Selain itu boleh lagi dengan membasmi wereng yang menjadi vektornya, sama dengan tungau.
Untuk menaikan muslihat resistan tanaman cabe terhadap ofensif virus kuning, bisa dengan mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan rabuk organik cair nan mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya moga tanaman cabe tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap mikroba.
f. Keriting daun alias mosaik
Penyebab bidasan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang baru tua dan hijau taruna, ukuran daun lebih boncel, tangkai daun akan berubah menguning.
Penyakit ini bisa menyebar dan meluas ke tanaman lain makanya aktivitas serangga. Penyemprotan kimia bertujuan kerjakan menentramkan insekta enggak penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit, matikan pohon cabe yang mutakadim parah terserang.
Pemilhan benih tahan virus membantu pergi resiko serangan penyakit ini. Hal lain nan bisa mendukung mengurangi resiko serangan ialah perabukan yang baik dan tepat.
Mata air:https://alamtani-com.cdn.ampproject.org/v/s/alamtani.com/tanaman-cabe/amp/?amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA%3D#aoh=16003942006454&_ct=1600394285555&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Falamtani.com%2Ftanaman-cabe%2F
Source: https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/mengenal-hama-dan-penyakit-tanaman-cabai-20
Posted by: holymayhem.com