Penyakit Yang Menyeran Tanaman Tua Dan Cara Penyendaliannya


06 Agu 2015 15:51:14 – IPB DIGITANI

Berikut ini diuraikan beberapa spesies hama dan penyakit yang menyerang tanaman teh beserta pendirian pengendaliannya.

Hama

1. Kepik pengisap patera teh (Helopeltis spp.)

Kepik pengisap daun atau Helopeltis kecam pucuk daun muda. Kepik ini meradak dan mengisap patera teh sehingga menjadi bercak-bercak hitam. Terjangan sreg ranting bisa menyebabkan puru ajal simpang. Serangga betina meletakkan telu duga-nyana 80 butiran. Telur dimasukkan ke urat daun teh atau cabang pucuknya secara tersembunyi untuk menghindari serangan predator. Telur juga dimasukkan ke n domestik ujung simpang hijau yang baru dipangkas. Nimfa (“mikung”) bercelup oranye kemerah-merahan. Dewasa (“indung”) berwarna hitam-putih menjadi hitam-merah buat antonii maupun hitam-hijau bakal theivora. Helopeltis dewasa mempunyai tiang kecil seperti pencucuk yang menonjol bermula tengah punggungnya (thorax). Jangka kehidupan nimfa dari menetas sampai dewasa adalah 3 setakat dengan 5 minggu, sedangkan serangga dewasanya bisa setakat 2 minggu.
Pengendalian: Melakukan pemetikan dengan daur petik 7 waktu, pemupukan berimbang, sanitasi, mekanis. Helopeltis ini memiliki banyak antitesis alami seperti laba-laba lompat, walang sembah, capung dan predator enggak sebagai agen pengendalian hayati.

2. Belatung penggulung patera

Bernga penggulung patera takhlik ajang berlindung puas daun teh; caranya dengan menyambungkan dua (atau lebih) daun bersama-seperti benang sutra, atau dengan menggulung satu daun lalu menyambungkan pinggirnya. Daun yang terserang tidak dapat dipetik sebagai hasil panen teh. Ngengat Homona mengeluarkan telur yang berbentuk menjemukan. Telur tersebut tersusun dalam kelompok nan berjejer-jejer di atas permukaan daun teh. Larva yang menetas akan mulai memakan daun teh muda sehingga mengurangi hasil panenan karena daun tersebut nan dimanfaatkan manusia. Sehabis ulat bersemi hingga panjangnya 18-26 mm, kamu menjadi kepompong, kemudian anda keluar sebagai ngengat dewasa. Ngengat aktif hanya malam musim.
Pengendalian: Secara mekanis, melepas musuh hayati seperti Macrocentrus homonae, dan Elasmus homonae.

3. Bernga jengkal (ulat mago kilan)

Ulat jengkal mengupas daun, pupus patera dan pentil teh. Terjangan langka menyebabkan daun berlobang dan pucuk pohon sulah, sehingga tinggal petiolus sahaja. Ketiga jenis ulat mago jengkal tersebut dapat makan bermacam tanaman lain selain teh. Belatung Hyposidra talaca boleh meratah tumbuhan piagam, kakao, kina, Aleurites, jambu klutuk, rami dan beberapa keberagaman kacang-kacangan. Ectropis bhurmitra bisa gado tanaman kina, gambir, kakao, jerukpisang, polong tanah, ubi dan Sambucus. Larva Buzura suppressaria dapat memakan mangga, Aleurites, Eucalyptus, Litchi dan jambu poin. Variasi-diversifikasi pohon yang merupakan tanaman inang bagi ulat jengkal ini sebaiknya tidak ditanam di kebun teh, karena keberadaannya akan membantu hama ini berkembang-biak.
Ngengat lebah ratulebah bertelur (tempatnya tersampir spesies). Sesudah menetas, larva (ulat) meratah daun teh. Pasca- berganti kulit bilang kali, belatung menjadi kepompong. Kesudahannya dewasa (gagat) keluar berpangkal kepompong dan kawin.
Pengendalian: Dengan menjaga kebersihan tegal, memusnahkan belatung/kepompong setiap bisa jadi memetik teh, dan menunggangi pestisida nabati. Pengendalian dengan mandu hayati merupakan mandu yang amat terdahulu, dan akan berjalan sendiri jika kutub alami tersedia dan dilestarikan.

4. Ulat penggulung pucuk

Ulat penggulung pucuk menyerang penggalan tanaman teh yang akan dipanen oleh pembajak, jadi wereng ini memiliki potensi cukup besar bagi merugikan peladang. Bernga tersebut menggelendong daun pucuk dengan memakai benang-rayon halus untuk mengikat daun pucuk sehingga tetap tergulung. Cara dia menggelendong daun cukup khas. Ngengat betina bertelur dengan menurunkan suatu atau dua telur masing-masing patera teh, biasanya lega daun yang masak di putaran atas pohon teh. Selepas larva (ulat mago) menetas, anda berjalan ke pucuk dan masuk ke dalamnya. Setelah masuk, dia mulai makan. Bernga yang baru menetas hanya bisa nyawa lama di dalam pucuk. Biasanya terdapat saja satu ulat masing-masing pucuk. Belatung secara bertahap membuat semacam sarang dan makan bersumber dalamnya. Dua hari sebelum menjadi pupa, ulat mago mengetem makan dan mulai melipat patera di pinggirnya. Internal lipatan daun, ulat mewujudkan kokon masif. Dewasa (ngengat) keluar dari kepompong pada siang hari, umumnya antara jam 8:00 dan 15:00. Ngengat susunan pada pagi atau malam.
Pengendalian: Secara mekanis, hayati dengan melepas saingan alami Apanteles

5. Ulat jago merah (Setora nitens, Parasalepida, Thosea)

Ulat jago merah badan berbulu dengan panjang seputar 2,5 cm. Ulat ini menyerang bagian daun nan mulai dewasa dan bertongkat sendok. Serangan hama dapat menyerang selama waktu dan terberat pada tuarang. Daur nyawa ulat api untuk fase telur 7 hari, ulat 6 minggu, pupa 3 pekan dan dewasa 3-12 waktu. Kecelakaan tanaman teh karena larva memakan daun pucuk sehingga produksi memendek. Kaidah mengendalikan ulat bisa dilakukan secara mekanis dengan mengumpulkan kepom-pong sehingga produksi menyusut, prinsip memintasi dapat dilakukan secara mekanis merupakan mengumpulkan kepompong, menggunakan cara hayati dengan parasit Rogas, Wilt dieses nan disebabkan oleh virus dan pendayagunaan insektisida sesuai dengan rekomendasi.
Pengendalian: Secara mekanis, hayati dengan melepas pasilan

6. Kutu kuning

Tuma kuning adalah kutu kecil sekali, dengan panjang badan yang umumnya 0,25 mm. Tungau kuning berkaki delapan.Tungau ini umumnya tertentang pada satah bawah berpangkal pucuk muda dan sekali lagi di tunas. Tungau ini unjuk sreg pucuk muda, khususnya di pohon teh yang baru dipangkas. Tungau menggali lobang di parasan tanah dan masuk ke lobang itu sebatas sahaja boleh kelihatan atas badannya. Serangannya lebih umum terjadi pada hari hujan. Tungau ini dimangsa oleh musuh alami efektif. Musuh alami itu juga semacam tungau asfar. Tungau asfar musuh alami itu berkaki lebih panjang dan larinya lebih cepat daripada tungau kuning hama tersebut.
Betina kutu kuning menghasilkan 25 telur. Telurnya kecil sekali dan tersebar secara terpisah di latar daun, ranting, rente, dan wadah lain pada tanaman teh. Telur menetas dan ulat keluar berkaki enam. Ulat mago berganti jangat dan menjadi nimfa, nan berkaki okta-. Setelah berpaling kulit sejumlah kali menjadi dewasa. Lebah ratulebah dapat berbuah tanpa perpautan.
Pengendalian: Secara mekanis, pengendalian gulma, pemupukan berimbang, pemangsa Amblyseius

7. Tungau jingga (Brevipalpus phoenicis)

Hama ini menyerang daun tua puas babak bawah patera. Pada awal serangan terjadi becak-becak mungil pada sumber akar daun dimana tungai ini membentuk koloni. Serangan selanjutnya kutu akan menyerang sampai ke ujung daun sehingga daun bercat kemerahan dan mengering. Serangan hama ini dapat terjadi sepanjang perian terutama musim kemarau. Kerugian yang ditimbulkan berdampak puas daun wreda yang copot sehingga tertinggal ranting-ranting tanaman. Semenjak segi daur hidup hama ini, gambar telurnya 14 hari, larva 5 masa, protonin 6 hari, deutonin 7 musim, dan dewasa mencapai 33 hari. Selain tanaman teh, hama ini dapat umur di antara gulma khususnya yang berdaun lebar.
Pengendalian: Secara mekanis, pengendalian gulma, pemupukan berimbang, predator Amblyseius

8. Empoasca sp.

Hama ini sepantasnya wereng terdahulu plong tumbuhan kapas. Akibat pengaruh lingkungan momen ini mencerca juga pohon teh. Ofensif terdapat pada pucuk dan daun muda dengan cara mengisap cairan patera. Bertelur pada pagi dan sore tahun, serta menetas sekitar 6 hari. Stadia nimfa lamanya sekitar 15 hari dengan 4 instar yang atma di pangkal daun. Tanaman inang hama ini sebagai halnya: leguminosa, serabut hijau, dadap, cabe, dll. Pengendalian boleh dilakukan dengan insektisida dan sanitasi kendaraan panen.

Ki kesulitan

1. Racau daun (Exobasidium vexans Massee)

Penyakit lincah daun teh nan disebabkan oleh kawul E. vexans bisa menurunkan produksi pucuk basah setakat 50 persen karena menyerang daun ataupun ranting nan masih mulai dewasa. Umumnya serangan terjadi lega pucuk peko, patera permulaan, kedua dan ketiga. Gejala awal tertentang noktah-noktah kecil tembus semarak, kemudian bercak melebar dengan pokok tidak berwarna dibatasi oleh cincin berwarna mentah, lebih plonco dari sekelilingnya dan menonjol ke bawah. Kiat bercak menjadi coklat tua lontok akhirnya senyap sehingga terjadi lobang. Ki kesulitan tersebar melalui spora yang terbetot angin, serangga ataupun bani adam. Jalan ki kesulitan dipengaruhi maka itu kelembaban udara yang tinggi, angin, ketinggian lokasi kebun dan resan tanaman. Banyaknya bulu daun sreg peko dapat mempertinggi kesabaran terhadap penyakit gesit.
Pengendalian penyakit dilakukan dengan pengaturan naungan agar kurat rawi boleh ikut ke kebun. Pemangkasan teh di musim kemarau semoga pohon yang baru dipangkas dapat berkembang karena pron bila ini cacar teh sukar berkembang. Pengaturan daur petik kurang pecah 9 hari dapat mengurangi mata air penularan baru karena pucuk terserang sudah terpetik. Lakukan penangkalan, sebaiknya ditanam klon teh yang tahan terhadap penyakit ketumbuhan patera.

2. Kelainan akar tunggang

Penyakit akar tunjang yang signifikan pada pokok kayu teh yaitu: (1) Penyakit akar bangkang anggur (Ganoderma pseudoferreum); (2) Keburukan akar berma bata (Proria hypolateritia); (3) Penyakit akar hitam (Rosellinia arcuata dan R. bunodes); (4) Penyakit leher akar (Ustulina maxima); (5) Penyakit kanker belah (Armellaria fuscipes).
Kelima penyakit ini menular melalui sangkut-paut akar sakit dengan akar susu sehat atau melampaui benang pupuk yang menjalar bebas privat lahan ataupun lega sampah-sampah di atas bidang tanah (jamur puru ajal belah). Gejala puas tanaman terserang ialah daun masak, layu, luruh dan akibatnya tanaman nyenyat. Untuk memahami penyebabnya, harus melintasi pemeriksaan akar. Mayit tanaman teh rumbing dari bagian sumber akar ke atas, kayu menjadi rusak kering dan panjang usus sehingga mudah peroi (problem kanker belah). Elemen yang mempengaruhi penyerantaan penyakit yakni ketinggian wadah, diversifikasi/kondisi tanah dan jenis pohon penaung.
Pengendalian dilakukan dengan penghijauan pohon penaung yang tahan, membongkar tanaman teh yang terserang, menjaga kebersihan kebun dan pemberian Trichoderma sp. 200 gram tiap-tiap pohon pada lobang lulusan tanaman yang dibongkar dan tanaman disekitarnya pada awal perian hujan, di ulang setiap 6 wulan sekali setakat tidak ditemukan gejala kelainan akar di daerah tersebut. Tanaman teh disekitarnya diberi pupuk kandang maupun pupuk organik.

3. Ki kesulitan busuk daun (Cylindrocladium scoparium dan Glomerella cingulata)

Keburukan rusak daun disebabkan oleh C. Scoparium dan G. cingulata yang mengamati tumbuhan teh di pesemaian, boleh mengakibatkan matinya setek teh. Ekstrak terserang, timbul bercak-calit coklat pada daun induknya, dimulai dari fragmen ujung maupun mulai sejak katek daun.
Plong serangan lanjut, daun induk terlepas dari nanyan, akhirnya setek meringkai /mati. Serangan lain dimulai mulai sejak ujung semi,kemudian menular ke bawah akibatnya seluruh tunas mengering. Penyebaran keburukan melalui konidia yang dapat tarik urat lama di intern kapling.
Pencegahan penyakit dilakukan dengan mengatur kelembaban di pesemaian dan membuat parit penyalur air untuk mencegah penggenangan (drainase). Apabila ditemukan gejala, sedarun dilakukan penyemprotan fungisida kontak yang mutakadim direkomendasikan.

4. Ki kesulitan nyenyat ujung (Die back)

Penyakit mati ujung disebabkan oleh jamur Pestalotia theae yang menyerang tanaman terutama melalui luka atau bagian daun nan rusak. Gejala pada patera dimulai bercak kerdil berwarna coklat, kemudian melebar. Pusat bercak keabu-abuan dengan tepinya berwarna coklat. Dapat mengecap ranting yang masih hijau, dengan gejala sama seperti di patera. Serangan jamur bisa menjalar sampai ke semi sehingga ranting dan tunas meringkai. Pemetik teh mempunyai peranan kerumahtanggaan menyebarkan jamur. Kebobrokan ini akan ketimbul pada tanaman yang lemau karena kekurangan unsur hara (N dan K), pemetikan nan berat, kekurangan, angin kencang dan kurat syamsu yangkuat.
Pengendalian dilakukan dengan proteksi kondisi pohon nan baik yaitu perabukan berimbang, membuang episode pokok kayu yang terinfeksi dan pengaturan naungan sehingga latar petiknya tidak dijalari sinar matahari langsung.

5. Penyakit Sedikit Penting

Kebobrokan lain yang tergolong kurang penting pada tanaman teh diantaranya: (a) Pupuk akar coklat (Fomas noxius); (b) Jamur leher akar tunggang (Ustulina maxima); (c) Jamur kemungkus akar (Sphaerostilbe repens); (d) Jamur akar tunjang hitam (Xylaria thwaitensii)

Fungisida yang dianjurkan buat memberantas penyakit terdepan lega pohon teh bahan aktifnya terdiri atas: tembaga oksiklorida 50%, tembaga hidroksida 77%, bitertanol 30%, triadimefon 25%, tridemorf 75%, propiconasol 25%, klorotalonial 75%, tembaga amonium karbonat 8%, methylbromida, natrium metan, tembaga 50%, benomyl, benomyl+tiram dan mankozeb 80%.


Sumber: Musuh Alami, Hama dan Keburukan Tanaman Teh. Direktorat Penjagaan Perkebunan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Persawahan Departemen Pertanian, 2002



06 Agu 2015 15:42:39 – IPB DIGITANI

Berikut adalah jawaban dari Buya Irdika Mansur (Juru Kehutanan IPB):

Saya bantu bikin wereng dan penyakit sengon yang semua belum ada obatnya. Purwa adalah hama perforator mayit yang disebut boktor (Xystrocera festiva). Rata-rata mencerca tumbuhan nan umurnya bertambah dari 7 masa oleh karena itu akan lebih aman jikalau sengon dipanen sebelum umur 7 tahun.

Tutul awal gempuran hama boktor adalah adanya luka pada batang. Kebanyakan telur diletakkan pada jeruji luka di batang. Telur mentah ditandai utuh, belum berlubang-lubang; bila telur sudah berlubang-terowongan dimungkinkan bahwa telur sudah menetas. Sejak ulat mago keluar semenjak telur yang bau kencur beberapa saat menetas, larva mutakadim merasa lapar dan lekas melakukan aktivitas penggerekan ke internal jaringan kulit batang di sekitar lokasi dimana larva kaya. Bahan makanan nan disukai larva boktor yakni adegan satah tiang gubal (xylem) dan bagian permukaan kulit bagian dalam (floem). Adanya serbuk gerek halus nan bersanding lega permukaan indra peraba batang adalah petunjuk terjadinya gejala serangan sediakala.

Wereng berikutnya bernga kocek yang memakan patera sengon biasanya mengkritik dalam jumlah ki akbar dan menyebabkan pokok kayu plontos. Tidak mematikan nanti patera tumbuh lagi. Wereng ulat kantong (Pteroma plagiophleps : Lepidoptera) menyerang daun-daun tanaman sengon. Wereng ini tidak memakan seluruh bagian patera, hanya parenkim daun yang lunak; menyisakan bagian patera yang berlilin. Daun-patera kepala karangan yang terserang terdapat bercak-bercak coklat bekas aktivitas ulat. Bilamana populasi ulat tinggi boleh menyebabkan kerugian yang serius.

Selanjutnya (seperti pada gambar), itu adalah penyakit karat puru maupun tumor yang tunbuh di pucuk patera alias ranting-ranting. Mematikan. Penanggulangannya: ranting yg terjangkit langsung dipotong dibakar atau dipendam dalam tanah.


Source: http://cybex.ipb.ac.id/index.php/artikel/detail/Topik/324

Posted by: holymayhem.com