Penyakit Penting Pada Tanaman Cabai

Penyakit Tumbuhan Cabai Biram Tomat Dan Mentimun

OPT Cabai Mentimun Tomat

PENDAHULUAN

Tanaman sayuran   adalah   keseleo   satu   komoditas   hortikultura   yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertambahan pendapatan pekebun dan kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia, tumbuhan sayuran seperti cabai, tomat, dan mentimun, merupakan produk tanaman sayuran yang banyak diusahakan oleh petani, karena punya angka ekonomi yang cukup janjang. Dalam budidayanya peladang selalu dihadapkan oleh berbagai kendala dan keseleo satu diantaranya yaitu serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) maupun hama dan penyakit, yang  dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar.

Pada pokok kayu cabai,  serangan trips boleh menyebabkan  kehilangan  hasil panen  sebesar  80%,  padahal  kehilangan  hasil  oleh  serbuan  ulat  grayak hingga ke 30%. Serangan lalat buah bisa menimbulkan kerugian pada pohon cabai sebesar 12-17%, sedangkan kehilangan hasil penuaian tomat maka itu ofensif ulat biji zakar (Helicoverpa armigera) dapat mencapai 56%. Keadaan ini menolak petani sayuran cak bagi melakukan pengendalian OPT secara intensif.

Kemenangan pengendalian OPT lewat tergantung pada identifikasi terhadap jenis OPT yang mengaibkan. Hal ini disebabkan dengan diketahuinya jenis OPT yang menyerang akan boleh ditentukan prinsip pengendalian yang tepat.

Pada pohon sayuran banyak sekali jenis OPT nan menyerang, semata-mata hanya beberapa spesies OPT yang secara ekonomi bisa menimbulkan kerugian secara langsung alias secara tidak kontan sebagai vektor penyakit. OPT sreg tanaman sayuran dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:

  1. Gerombolan hama tanaman, yaitu Ulat mago tanah, uret, orong-orong, siput, lalat pengorok daun, oteng-oteng, ulat grayak, larva buah, wereng kapas, kutukebul, kutudaun persik, trips, tungau, dan lalat buah
  2. Keramaian masalah tanaman, merupakan Bercak daun Cercospora, bercak daun Alternaria, tembelang buah Antraknosa, busuk daun/ biji kemaluan Phytopthora, busuk basah, embun tepung, ibun bulu, layu bakteri, layu Fusarium, rebah kecambah, virus kegandrungan, virus asfar gemini, dan nematoda nyonyor akar tunjang

Kelompok Ki kesulitan TANAMAN

Kelompok penyakit pohon ialah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti:
jamur, bakteri, dan virus.  Penyakit tanaman  yang  sering menimbulkan  kerugian  plong budidaya cili, tomat dan mentimun disajikan pada Diagram 2.

Diagram 2. Daftar penyakit pokok kayu lada, tomat dan mentimun

Line002

No.

Stempel umum keburukan

Barang

Cabai

Tomat

Mentimun

1

Bercak patera serkospora

x

x

x

2

Calit patera alternaria

x

x

x

3

Busuk biji pelir antraknos

x

x

x

4

Busuk daun/ buah fitoftora

x

x

5

Tembelang basah

x

x

6

Embun serbuk

x

x

x

7

Embun bulu

x

8

Layu bakteri

x

x

x

9

Layu fusarium

x

x

x

10

Daun hidup kecambah

x

x

x

11

Virus kompleks

x

x

x

12

Virus kuning gemini

x

x

x

13

Nematoda nyonyor akar

x

Line002

1. Kelainan bercak daun CerCospora

Penyakit bercak patera serkospora atau mata kodok disebabkan oleh cendawan
Cercospora capsici.  Patogen  penyakit disebarkan  melalui  udara. Serangan  pada patera berupa calit boncel berbentuk melingkar dan kering dengan diameter ± 0,5 cm (Gambar 1). Pusat  bercak  berwarna  pucat lesi sebatas suci dengan  rona got lebih  jompo.  Daun menguning dan jadinya gugur. Selain daun keburukan ini mengamati pun batang dan tangkai buah. Tanaman inangnya antara bukan yaitu buncis, cabai, kacang tinggi, kangkung, labu, mentimun, oyong, paria, seledri, tomat, dan semangka. Gambar 1. Gejala serangan keburukan bercak daun serkospora pada tanaman cabai

2. Penyakit bercak daun alternaria

Penyakit calit patera alternaria maupun kebobrokan calit tandus disebabkan oleh kawul
Alternaria
sp. Bibit penyakit ditularkan melalui udara. Gejala awal timbulnya noda kecil di daun-patera bagian sumber akar, kemudian berkembang dengan diameter mencecah ± 15 mm. Warna bercak coklat dengan gudi-galengan sepusat (Buram 2). Perian konidia yang berwarna kelabu hingga hitam terlihat di atas bercak. Suhu optimum lakukan  perkembangan  penyakit  ini  berkisar  antara  28-30o  C  dengan  kelembaban tinggi. Tanaman inangnya antara enggak merupakan kentang, tomat, kacang panjang, labu, mentimun, gambas, paria, seledri, tomat, mendikai, dan terung. Gambar 2. Gejala serangan penyakit bercak daun alternaria sreg tanaman tomat

3. Penyakit busuk biji pelir antraknosa

Penyakit busuk buah antraknos disebabkan maka itu cendawan
Colletotrichum
sp. dan
Gloeosporium
spp. Patogen ditularkan melalui udara dan biji. Gejala serangan dimulai dengan timbulnya noda coklat kehitaman sreg permukan buah, kemudian bercak menjadi sabar (Gambar 3). Pada bagian perdua noda terdapat pusparagam bintik hitam yang merupakan kelompok spora (Tulangtulangan 3A). Puas serangan musykil menyebabkan seluruh permukaan biji zakar kerimut dan meringkai dan warna jangat buah seperti jerami padi. Pada saat kilat erotis dan lembab penyakit ini akan cepat berkembang. Tanaman inangnya antara lain yakni cabai, tomat, buncis, kacang panjang labu, mentimun, gambas, paria, keramboja, dan terung. Gambar 3. A. Gejala bidasan ki kesulitan busuk buah antraknos puas buah cabai biram. B. Gejala serangan penyakit busuk buah antraknos sreg buah tomat. C. Gejala serbuan penyakit busuk buah antraknos pada buah mentimun

4. Kelainan kemungkus patera/ biji kemaluan PHYTOPHTHORA

Penyakit   kemungkus   daun   dan   buah   Phytophthora disebabkan   maka dari itu   cendawan
Phytophthora
spp. Kuman ditularkan melangkaui mega dan air. Gejala semula maujud bercak kebasah-basahan sreg bagian selokan atau tengah daun (Bentuk 4A). Noda selanjutnya menyimpang dan terbentuk negeri nekrotik yang berwarna coklat. Noda dikelilingi maka dari itu perian sporangium yang berwarna putih dengan meres belakang yunior kelabu. Serbuan dapat menyebar ke batang, gagang cangkul, umbi dan biji zakar (Rencana 4B). Serangan penyakit ini bisa berkembang dengan cepat pada musim hujan dengan kelembaban di sekitar kanopi >95% dengan guru sekeliling 5o C. Tanaman inangnya  antara  lain  ialah  kentang,  tomat,  cabai,  labu,  oyong,  semangka,  dan terung. Rangka 4. A. Gejala gempuran penyakit kemungkus daun fitoftora sreg patera tomat. B. Gejala serangan penyakit busuk buah fitofora puas biji kemaluan tomat.

5. Penyakit busuk basah

Masalah busuk basah disebabkan oleh bakteri
Erwinia carotovora. Patogen ini ditularkan melangkahi air, pupuk kandang, dan kapling. Gejala serangan penyakit ini ditandai adanya bercak rusak basah (Rang 5) berwarna coklat kehitaman pada daun, mayat dan krop kubis. Noda lebih lanjut membesar dan gentat dan bentuknya tak beraturan. Pada tumbuhan tomat, kentang, dan wortel ditandai oleh tumbuhan layu. Pada ubi kentang dan wortel ditandai dengan singkong yang membusuk. Pohon inangnya antara lain yakni kubis, kubis anak uang, kailan, sawi hijau, ubi benggala, tomat, wortel dan tanaman sayuran lainnya. Gambar 5. Gejala serangan penyakit busuk basah pada buah embalau biram

6. Masalah embun tepung

Penyakit nyamur tepung maupun powdery  mildew  yang menyerang tanaman sayuran disebabkan maka itu kawul:
(1)
Erysiphe
spp. yang menyerang tanaman tomat, labu-labuan, dan brokoli dan (2)
Leveillula taurica
nan mengaibkan tanaman lada  dan  terung.  Patogen  masalah  ditularkan  melalui  angin. Gejala serangan ditandai adanya bercak zakiah seperti tepung pada permukaan atas dan bawah daun (Buram 6). Patera  nan  terserang  menjadi  kuning,  hening  dan  ranggas. Kondisi  optimum  untuk jalan  penyakit  ini  yaitu  pada  suhu  15,6-32o C  dan  ternaungi.  Spora sensitif terhadap temperatur > 32o C dan cahaya matahari langsung. Gambar 6. Gejala serangan komplikasi embun serbuk sreg daun tumbuhan mentimun (A), tomat (B), cabai (C)

7. Problem embun bulu

Penyakit embun rambut ataupun kemungkus patera (downy mildew) disebabkan maka dari itu serat
Pseudoperonospora cubensis. Patogen komplikasi embun surai ditularkan melewati  angin.  Gejala  bidasan  sreg  tanaman  kucai  abang  ditandai  daun berwarna pucat lesi dan  menguning (Gambar 7).  Bila udara lembab,  patera  yang terserang  akan menunjukkan bintik-bintik berwarna ungu dan membusuk, sementara itu bila awan kering daun nan terserang akan menunjukkan bintik-bintik putih. Gejala puas mentimun plong daun terletak calit bersudut klorotik lembab, bagian asal daun menjadi  abu-abu  coklat  hingga  hitam  keunguan.  Daun  menjadi  nekrotik  dan mengeriting ke atas. Kondisi optimum untuk perkembangan keburukan ini ialah lega suhu 15˚C dan kelembaban panjang terjadi selama 6-12 jam. Rancangan 7. Gejala bidasan penyakit embun rambut pada daun mentimun

8. Kelainan layu bibit penyakit

Ki kesulitan layu bakteri (Bagan 8) disebabkan oleh bakteri
Ralstonia solanacearum. Patogen ini ditularkan melintasi air. Gejala awal adalah tanaman menjadi layu nan dimulai mulai sejak pucuk menjalar ke babak bawah tanaman sampai seluruh daun layu dan akhirnya pohon  mati.  Penyakit  akan  berkembang  pesat  pada  musim  hujan.  Tanaman inangnya antara lain ialah cabai, tomat, ubi belanda, dll. Gambar 8. Gejala serbuan kebobrokan layu bakteri tanaman cabai (A), tomat (B), mentimun (C)

9. Penyakit layu fusarium

Penyakit layu fusarium (Gambar 9) disebabkan oleh serat
Fusarium oxysporum. Patogen ditularkan melalui udara dan air. Gejala serangan ditandai pokok kayu menjadi layu, mulai dari patera bagian sumber akar. Anak tulang daun menguning. Jaringan bangkai dan  akar  bercelup  coklat.  Tanaman  inangnya  antara  bukan  ialah  buncis,  lombok kentang, kacang panjang, labu, mentimun, oyong, paria, seledri, mendikai, tomat, dan terung. Gambar 9. Gejala serangan kelainan layu fusarium puas tanaman tomat (A), mentimun (B), lada (C)

10. Penyakit rebah kecambah

Penyakit kejut-kejut kecambah banyak menyerang tanaman muda di persemaian. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
Rhizoctonia solani
Kurn. dan
Pythium
spp (Rancangan 10). Gejala  terjangan  yang  disebabkan  makanya  serangan  cendawan
R.  solani  ditandai adanya jejas berwarna coklat di pangkal bangkai, sehingga mayit tersebut patah dan hasilnya  mati.  Gejala  bidasan  yang  disebabkan  maka itu  cendawan
Pythium
spp. ditandai dengan adanya warna coklat di asal akar susu dan memburuk. Tumbuhan inangnya antara bukan ialah cabai, tomat, kubis, paria, mentimun, dan pohon muda lainnya. Gambar 10. A. Gejala serangan
R. solani
di pangkal batang tanaman lombok merah. B. Gejala ofensif
Pythium
di sumber akar akar tunggang tanaman cabai.

11. Penyakit virus kompleks

Ki aib virus kompleks (Bentuk 11) boleh disebabkan oleh berbagai macam virus, seperti virus mosaik, virus patera memuntal, virus Y, dll. Pada lazimnya penyakit virus ditularkan oleh serangga vektor seperti kutudaun atau oleh tangan, peralatan pertanian, dll. Gejala serangan virus kegandrungan sangat beraneka ragam. Hanya demikian gejala umum yang tampak plong daun-daun muda terdapat bayangan mosaik nan mempunyai beberapa dandan. Episode patera nan klorosis boleh berwarna hijau cukup umur sampai asfar, bahkan mendekati putih. Seringkali permukaan daun menjadi tidak rata atau tampak mempunyai lengkung-lengkung hijau tua renta. Pohon inangnya antara tidak ialah tomat, ubi benggala, cabai, kacang-kacangan, mentimun dan umbi lapis-bawangan. Rangka 11. Gejala serangan penyakit virus kompleks pada tanaman tomat (A), cili ahmar (B), dan mentimun (C).

12. Komplikasi virus kuning gemini

Virus kuning gemini tergolong dalam anak bini Geminiviridae. Gejala yang ditimbulkan berlainan-beda, tergantung lega genus dan spesies tanaman nan belangkin- infeksi. Gejala pada cabai  (Rangka 12B) pertama kali muncul pada patera muda atau pucuk nyata calit kuning di sekitar tulang daun, kemudian berkembang menjadi otot daun bercat kuning, konkaf dan mengkerut dengan warna mosaik ringan atau asfar. Tanaman  inangnya  antara  lain  merupakan  lada,  tomat,  kacang  tinggi,  terung, mentimun, buncis, dll. Rang 12. A. Gejala serangan virus kuning gemini pada jukut babadotan (wedusan). B. Gejala serangan virus kuing gemini pada pokok kayu cili merah

13. Penyakit nematoda bengkak akar

Problem nematoda bengkak akar tunjang disebabkan maka itu
Meloidogyne
spp (Rang 13). Mikroba ini ditularkan melalui tanah yang sudah terkontaminasi, rabuk kandang, dan ubi bibit yang telah terinfeksi. Gejala serangan tampak sreg perakaran terdapat benjolan-benjolan seperti jerawat. Jika serbuan berat pada perakaran terbimbing benjolan-benjolan yang tidak beraturan. Pokok kayu inangnya antara enggak ialah kentang, tomat, terung dan wortel. Gambar 13. Gejala serangan ki aib nematoda bengkak akar puas perakaran tomat

DAFTAR PUSTAKA

  • CIP. 1996. Keburukan, hama, dan nematoda utama tumbuhan ubi benggala. 15 situasi.
  • Gunawan, Udara murni.S., E. Suryaningsih, dan A.S. Duriat. 1997. Ki kesulitan-penyakit penting pohon tomat dan pendirian pengendaliannya. hal. 94 – 117. Dalam: A.S. Duriat, W.W. Hadisoeganda, A.H. Permadi, R.M. Sinaga, Y. Hilman, R.S. Basuki. Teknologi Produksi Tomat. Balitsa.
  • IRRI. 1983. Permasalahan lapangan adapun antah di daerah tropik (edisi Bahasa Indonesia). Program Nasional PHT Daya. 173 peristiwa.
  • Kalshoven, L.G.E. 1981. Pests Crops in Indonesia. Revisi maka dari itu P.A. van der Laan. PT. Ichtiar Baroe-van Hoeve. Jakarta.
  • Kranz, J., H. Schumutterer, dan W. Koch. 1978. Diseases, pests and weeds in tropical crops. John Wiley & Sons, Chichester, New York, Brisbane, and Toronto. 668 pp.
  • Koestoni, T. dan S. Sastrosiswojo. 1993. Pengujian kuala kendali thrips (Thrips parvispinus Karny) pada tanaman embalau di dataran sedikit. Laporan Hasil Penajaman  Kerjasama  Balithort  Dataran  dengan  Ciba  Geigy  R  &  D Lembang. 9 kejadian.
  • MacNab, A.A., A.F. Sherf, dan J.K. Springer. 1983. Identifying diseases of vegetables. Published  by  the  Pennsylvania  State  University,  College  of  Agriculture University Park, Pennsylvania.
  • Sastrosiswojo,  S.  1990.  Pest  management  of  selected  vegetables  for  Indonesia Papers to be presented during the regional symposium on Pest Management of Vegetables, 8-12 Oct. 1990. 10 pp
  • Sastrosiswojo, S., Tepi langit. Koestoni M & A. Sukwida. 1989. Status resistensi Plutella xylostella L. strain Dataran terhadap beberapa tipe insektisida golongan Organofosfat, Piretroid Sintetik dan Benzoil Urea. Bul. Penel. Hort. 18 (1):85-93.
  • Semangun, H. 1989. Penyakit-ki kesulitan tanaman hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 850 situasi.
  • Setiawati, W. 1997. Wereng-wereng penting tumbuhan tomat dan kaidah pengendaliannya. peristiwa. 81 – 93. Dalam: A.S. Duriat, W.W. Hadisoeganda, A.H. Permadi, R.M. Sinaga, Y. Hilman, R.S. Basuki. Teknologi Produksi Tomat. Balitsa.
  • Setiawati, W., B.K. Udiarto, dan A. Muharam. 2005. Pengenalan dan pengendalian hama-hama terdepan pada tanaman cabai merah. Panduan Teknis PTT Cabai sirah No.3. Balitsa. 56 hal.
  • Suhendro,  M.   Kusnawiria,   I.   Zulkarnaen,   A.   Triwiyono,   Lengkung langit.K.   Moekasan,   L. Prabaningrum.  2000.  Hama  dan  penyakit  utama  pokok kayu  merica  dan pengendaliannya. 67 situasi.
  • Suryaningsih, E., R. Sutarya, dan A.S. Duriat. 1996. Penyakit tanaman cabai dan pengendaliannya.   Dalam:  A.S.   Duriat,   A.W.H.   Hadisoeganda,   T.A. Soetiarso, dan L. Prabaningrum (Eds.). Teknologi produksi embalau merah. Balai  Investigasi  Tanaman Sayuran,  Rahasia  Penelitian  dan  Pengembangan Hortikultura, Raga Litbang Pertanian. Hal. 64-84.
  • Vos, J.G.M. 1995. Integrated crop management of hot pepper (Capsicum spp.) In Tropical Lowlands. Ph.D. Thesis. Wageningen University, The Netherlands.188 pp.

Source: https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/pengelolaan-opt/1126-penyakit-penting-tanaman-cabai-merah-tomat-dan-mentimun

Posted by: holymayhem.com