Penyakit Pantek Tanaman Cabai Pdf
Kekuasaan Irigasi PADA TANAMAN Lada
DISUSUN OLEH DWI ARISTA PURWANI (10712011)
PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN Jenggala POLITEKNIK Area LAMPUNG 2012
I.
PENDAHULUAN
1.1 Permukaan Belakang
Air yakni keseleo satu sumber sendi umbul-umbul nan tinggal esensial bikin sistem produksi pertanian, dan air menentukan potensi perpanjangan areal tanam ekstensifikasi dan intensifikasi pertanaman, serta kualitas hasil produk (Kemustajaban, 2004). Ketersedian air sangat menentukan keberhasilan produksi tanaman, baik secara vegetatif maupun generatif. Oleh karena itu, air habis diperlukan dalam pertumbuhan tanaman. Kekurangan air lega embalau akan menyebabkan tanaman kecil, buah menjadi kerdil dan mudah gugur, maka penggunaan air harus di lakukan seefisien mungkin.
Kualitas air pengairan harus memenuhi syarat
kualitas sebaiknya tidak berbahaya bakal tanaman yang akan diairi, karena dalam jangka panjang bisa mempengaruhi kualitas hasil (Setiadi, 1987 dan Schwab et al, 1981). Kebutuhan air tanaman bisa diketahui melewati hasil-hasil riset, sebagai halnya memperalat lisimeter, tensiometer atau di tetapkan berdasarkan pendugaan antara tidak dengan metode Thornthwaite 1948, Penman 1956, serta Blaney dan Criddle 1962. Parameter-parameter tersebut antara lain iklim, tanah, dan faktor pokok kayu. Proses metabolisme pertumbuhan tanaman, membutuhkan air dalam jumlah nan berbeda, bergantung pada keberagaman tanaman, umur dan fase
pertumbuhan, waktu tanam dan pola tanam serta jenis petak (Doorenbos dan Pruitt, 1997). Pengairan berniat lakukan memberikan tambahan air puas air hujan dalam jumlah yang cukup dan sreg waktu di perlukan tanaman.
Secara umum,
pengairan berguna cak bagi mempermudah penggarapan petak, mengatur suhu tanah dan iklim mikro, membersihkan alias membasuh tanah dari garam-garam yang sagu belanda alias asam-senderut tingkatan, membersihkan cerih kerumahtanggaan saluran air dan menggenangi tanah bikin memusnahkan tanaman pengganggu dan hama penyakit. Lahan yang camar terkena air, menyebabkan kapling di seputar tanaman menjadi padat dan memadat, sehingga kalau di biarkan berkesinambungan berakibat kurang baik. Akhirnya, yakni air tak laju meresap ke internal lahan, keadaan sekeliling pohon menjadi becek dan menimbulkan beraneka ragam macam gangguan. Gangguan yang ketimbul antara lain, jamur yang menyerang babak bawah pohon dan tembelang akar. Apabila tanah terlalu padat, mengakibatkan distribusi oksigen n domestik kapling tidak laju, sedangkan akar memerlukan oksigen nan cukup untuk kelangsungan sukma tanaman tersebut (Setiadi, 1987).
1.2 Tujuan •
Mengetahui pengaruh tali air terhadap petak dan hasil tanaman cabai
•
Mengerti varietas pengairan dan cara pemberian air sreg tanaman
II PEMBAHASAN
Pengairan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil produksi pokok kayu cabai. Secara garis besar, Schwab et al 1981 membagi pengairan ke dalam empat cara, merupakan: 1. Pemberian air di permukaan tanah (surface irrigation) Meliputi penggenangan, lazimnya di persawahan, dan pemberian air melalui susukan-saluran dan intern angkatan pokok kayu. 2. Pemberian air di dasar parasan tanah (subsurface irrigation) Hidayah air ini, dilakukan dengan memperalat pipa yang dibenamkan ke dalam tanah. 3. Pendirusan (sprinkle) Mencangkup oscillating sprinkler dan rotary sprinkler nan disebut lagi overhead irrigation karena air diberikan atau disiramkan mulai sejak atas seperti mana hujan. 4. Pengairan ceng (drip or trickle irrigation) Air diberikan dalam kecepatan yang sedikit di sekitar pohon menunggangi emitter. Terbit berbagai cara pengairan tersebut, menurut hasil penelitian Vadari 1998 menyatakan bahwa pemberian air dengan irigasi tetes dapat meninggkatkan ketersediaan air tanah dan memperpanjang waktu tanam. Interval pemberian air sangat berpengaruh terhadap kelengasan tanah, baik bakal setiap jenis tanaman maupun fase pertumbuhannya (Kemustajaban, 2002). Apabila air diberikan setiap hari, kelembapan tanah masih di atas 30% volume,
sehingga karunia air tersebut lain efesien (tabel 1). Pemberian air dengan interval 2-4 hari masih memungkinkan pokok kayu merecup dengan baik, karena kelembapan tanah masih cukup tangga (19,50-24,80% debit).
Namun,
hidayah air setiap 4 hari dapat menurunkan hasil tanaman patut bermakna (tabel 2) Berlainan dengan fase inisiasi, pemberian air setiap 3 hari pada fase vegetatif dan 5 periode pada fase generatif menyebabkan perbedaan humiditas kapling.
Semakin lebih roh tanaman, kebutuhan air tanaman bakal
evapotranspirasi dan perkolasi kembali bertambah, sehingga humiditas persil pada fase generatif semakin rendah, karena air yang ada di dalam lahan digunakan kerjakan pembungaan dan pembentukan biji pelir atau biji.
Tabel 1. Kelembapan tanah plong setiap interval belas kasih air pada tanaman lombok Interval belas kasih air (% volume) Fase pertumbuhan Setiap hari 2 tahun
3 hari
4 hari
5 hari
Fase penobatan (0-10 musim)
32,20
23,10
22,40
21,40
20,10
Fase vegetatif (11-45 musim)
32,20
23,10
21,40
19,50
18,60
Fase generatif (45-60 musim)
32,20
23,10
22,40
21,40
20
Sendang: Kurnia et al. 2002
Grafik 2. Hasil cabai sreg berbagai ragam interval kasih air Interval hidayah air (waktu) Jenis pohon
Cabai
2
3
4
5
15,60
13
7
6
Sumber: Kurnia 2002 Hasil cabai masih cukup baik sampai jeda hidayah air setiap 3 tahun, namun bila interval pemberian air makin dari 3 waktu, hasilnya melandai drastis. Berdasarkan hasil penelitian tersebut secara umum bisa dinyatakan bahwa jeda 2 musim mengasihkan hasil nan paling tinggi. Semakin sering air diberikan, semakin cepat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Namun, bila jumlah air yang diberikan semakin banyak, kelebihan air menjadi lain bermanfaat maupun tidak efisien.
III PENUTUP
Deduksi dan Saran Air lampau diperlukan n domestik pertumbuhan tanaman embalau. Kekeringan maupun kelebihan air pada tanaman cabai akan menyebabkan tumbuhan kerdil, biji pelir cili menjadi kerdil dan mudah gugur, serta mempengaruhi hasil produksi cabai. Air pengairan yang digunakan harus memenuhi syarat kualitas agar bukan mencemari tanah, tanaman, dan lingkungan.
Daftar bacaan
Kemustajaban, u. 2004.peluang pengairan pertanian tanaman semusim.bogor:balai penggalian litbang persawahan.
Source: https://adoc.pub/pengaruh-pengairan-pada-tanaman-cabai.html
Posted by: holymayhem.com