Penyakit Pada Tanaman Kubis Dan Cara Pengendaliannya

  1. ULAT Lahan/ Agrotis ipsilon

(Lepidoptera : Noctuidae)

Gejala Serangan

            Bernga aktif pada malam hari, menggigit pangkal batang kubis. Dasar batang yang digigit akan mudah patah dan hening. Bernga nan baru menetas, sehari kemudian lagi dapat menggigit permukaan daun. Ulat tanah sangat cepat bergerak dan boleh menempuh jarak puluhan meter. Seekor larva dapat merusak ratusan tanaman kol taruna.

Cara Kehidupan


Seekor betina dapat meletakkan 1.430 – 2.775 butiran telur. Telur diletakkan satu persatu menjadi kuning, lalu merah disertai titik cokelat kehitam – hitaman pada puncaknya. Stadium telur berlangsung 4 hari.

Ulat mago menjauhi panah matahari dan bersembunyi dipermukaan lahan, agak – kira 5 -10 cm maupun privat gumpalan tanah. Bernga nan mentah keluar berbunga telur bercat kuning kecoklatan dengan ukuran tingkatan 1 -2 mm. Bila diganggu  bernga akan melingkarkan tubuhnya dan tidak berputar – gerak seolah – olah nyenyat. Stadium larva kurang lebih 36 musim. Pembentukan pupa berlangsung dipermukaan kapling.

Gagat mempunyai sayap depan coklat keabuan dengan bercak – bercak hitam, sayap bokong berwarna putih keemasan dengan terpinggirkan berenda tulen. Ngengat boleh hidup paling lama 20 hari. Bila disentuh, negengat menjatuhkan diri, rajut – pura mati. Siklus umur berlangsung kurang lebih 51 perian.

Tanaman inang : jagung, gabah, tembakau, tebu, tomat,kentang, dan berambang.

Pengendalian

  1. Pengolahan lahan yang baik untuk membunuh pupa di internal persil.
  2. Sanitasi, menyucikan persil berpokok gulma yang dapat digunakan cak bagi meletakkan telur.

Secara mekanis, mengumpulkan bernga pada burit hari dengan cara mengumpan target organic yang diletakkan puas satu tempat.

  1. Bernga Patera Kubis/ Plutella xylostella

(Lepidoptera : Plutellidae)

Gejala Serangan


Larva memakan daun kol dengan perkembangan membuat lubang pada permukaan bawah daun.  Kemudian, larva menciptakan menjadikan liang – gorong-gorong korok hingga ke daun dan jaringan daun pada permukaan bawah. Bila populasi tinggi, hamper seluruh patera dimakan larva dan sekadar menjauhi tulang – tulang daunnya saja. Serangan banyak terjadi pada tanaman berumur 2 – 6 minggu.

Cara Hidup


Telur diletakkan pada malam har secara tunggal atau pasuk plong sekitar sumsum patera di parasan bawah daun, warna jati kekuningan. Setiap lebah ratulebah meletakkan kurang bertambah 320 butir telur. Telur menetas dalam waktu 3 hari.

     Larva berbentuk silindris, tidak berambut. Berwarna kuning muda, lalu menjadi yunior muda. Belatung suntuk lincah, bila disentuh memongahi diri seolah – olah mati. Lama stadium 13 waktu.

     Kepompong dibentuk pada bidang pangkal daun, berwarna cokelat dengan membentuk kokon riil benang bercat asli. Pembuatan kokon berlantas selama 24 jam.

     Ngengat kerdil berwarna cokelat kelabu dengan 3 biji pelir titik. Perbatasan sayap depan dan pinggul berkerawang. Lama spirit ngengat betina 28 periode, sedang ngengat gagah 20 hari. Siklus hdup berlangsung 20- 21 hari.

            Tanaman inang lain : petsai, selada air dan beberapa gulma.

Pengendalian

  1. Taruh ekstrak kubis dengan tomat. Daun tomat dapat mengeluarkan sasaran ilmu pisah nan bisa menyebabkan gagat P. xylostella lain kepingin berhasil sreg tanaman kol. Biasanya kubis ditanam sehabis tomat berumur taksir- kira satu wulan.
  2. Pendayagunaan tanaman perangkap. Sawi sengai dapat digunakan sebagai tanaman jebakan dan kontributif meningkatkan populasi lawan alami.
  3. Rotasi pokok kayu, dengan menanam tanaman tidak kubis – kubisan.
  4. Pendayagunaan racun serangga.
  1. Bernga KROP Kubis / Crocidolomia binotalis

(Lepidoptera : Pyralidae)

Gejala Terjangan


Belatung kecil, memakan bagian bawah daun dengan meninggalkan bekas berwujud bercak nirmala. Salutan gendang-gendang permukaan daun atas lazimnya tak ikut dimakan dan akan berlubang setelah lapisantersebut tandus sertahanya lalu tulang – tulang daunnya. Bila bagian pucuk yang terserang, pokok kayu tidak dapat membentuk krop sama sekali.

      Apabila terjangan terjadi pada kubis yang sudah membentuk krop, ulat akan menggerek ke dalam krop dan merusak fragmen tersebut, sehingga boleh menaruh biji ekkonomi krop. Bukan jarang terjadi pembusukan krop bila serangan tersebut diikuti oleh serangan jamur.

Mandu Hidup

Telur kebanyakan dijumpai terpatok pada permukaan bawah daun ataupun tepi daun secara berkawanan, berbentuk pipih dan menyerupai genting rumah, rona jernih.

Setiap betina dapat menghasilkan 30 – 80 granula telur per kelompok, garis tengah telur 1 – 2 mm, lama stadium 3 hari. Larva yang baru keluar terbit telur berbentuk silindris, warna kuning akil balig pucat tebak semerawang.

Larva bergerombol pada bagian pangkal patera kubis, menjauhi cahaya surya dan timbrung kedalam krop kol sekalian memakannya. Larva mencagar diri dengan benang – rayon yang dikeluarkan dari mulut untuk menciptakan menjadikan jaringan berlapis – lapis.

Pupa dibentuk dipermukaan tnahdengan membuat kokon dari petak. Stadium pupa berlangsung 9 hari. Siklus hidup 20 – 24 hari.

Ngengat berwarna asfar muda yang pucat kesi. Sayap depan berwarna abu – abu dengan bintik – bintik warna kelabu putih lesi dan tepi luar sayap agak gelap. Panjang jasmani berkisar 10,5 – 15,0 mm.

Tanaman inang lain : petsai, sawi dan brokoli

Pengendalian

  1. Pengaturan waktu tanam. Kubis yang ditanam antara nopember – pebruari akan bisa mengurangi serangan belatung.
  2. Secara tubuh/mekanik, mengumpulkan telur dan larva nan ditemukan di pertanaman kemudian dimusnahkan.
  3. Sirkuit tumbuhan, dengan menguburkan tanaman bukan kubis – kubisan.
  4. Menggunakan fungisida

Penulis : Rinto

Sumber :

BPP Muara Bengka, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur

Source: http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/85088/Hama-Dan-Pengendalian-Tanaman-Kubis-Dan-Sawi/

Posted by: holymayhem.com