Penyakit Pada Tanaman Cabai Pdf
MENGENAL Wereng DAN Ki aib TANAMAN Embalau
Admin distan |
18 September 2020 |
86285 kali
Budidaya tanaman cabe merupakan kegiatan aksi bercocok tanam yang menjanjikan keuntungan menghela. Di Indonesia, permintaan akan cabe cukup tinggi. Cabe seakan-akan sudah menjadi korban kebutuhan pokok mahajana. Di hari-masa tertentu, seperti menjelang waktu raya harga cabe boleh meningkat hingga puluhan kali lipat.Aksi tani pohon cabe (Capsicum annuum L.) memerlukan modal besar dan kegesitan yang cukup. Bukan jarang petani cabe merugi karena abai memperhitungkan faktor cuaca, fluktuasi harga atau gempuran hama dan ki kesulitan. Oleh karena itu, segala resiko internal budidaya tanaman cabe harus dipertimbangkan secara menguning.Serangan hama dan keburukan yaitu pelecok satu faktor resiko yang sepan besar dalam budidaya cabe. Semoga sukses menjalankan usaha tani cabe, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis wereng dan penyakit yang seremonial menyerang tumbuhan cabe.
Hama tanaman cabe
Hampir semua hama yang mencela tanaman terung-terungan boleh mencaci tanaman cabe. Serangan hama ini dapat memangkalkan produktivitas tumbuhan, bahkan lega tingkat tertentu mengakibatkan gagal panen. Berikut ini beberapa varietas wereng utama nan pelalah menyerang pokok kayu cabe di Indonesia.
a. Hama ulat
Larva yang sering menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak (Spodoptera litura). Larva jenis ini meratah daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu kemampuan asimilasi tanaman. Pada tingkat yang parah bernga grayak memakan lewat seluruh daun dan hanya menyisakan benak-sumsum daun.
Selain itu ada juga macam ulat mago yang menyerang biji zakar cabai, yakni jenis Helicoverpa sp. dan Spodoptera exigua. Belatung diversifikasi ini mewujudkan lubang puas buah cabe baik yang masih hijau atau merah.
Ulat biasanya menyerang sreg malam hari ataupun ketika matahari teduh. Sreg siang nan terik, bernga bersembunyi di sumber akar tanaman atau berteduh di mengsol mulsa sehingga ulat-ulat mago ini dapat lolos dari penyemprotan.
Pengendalian teknis. Belatung diambil detik lilin lebah perian ketika mereka menginjak berkeliaran. Pemungutan ulat sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan serentak. Dapat kembali dipasang perangkap imago hama. Pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan kebun. Siangi gulma sreg balai penghadapan bedengan, parit atau lubang-terowongan mulsa.
Pengendalian kimiawi. Pemancaran dilakukan apabila gempuran sudah parah. Macam obat nan digunakan adalah insektisida. Pemancaran semoga dilakukan detik malam hari.
b. Hama tungau
Tungau yang biasa menyerang tanaman cabe adalah tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan tuma merah (Tetranycus sp.). Tungau dijumpai lagi menyerang pohon tanaman ketela pohon.
Pada tanaman cabe, serangan tungau membuat patera berkeluk-keluk menggulung ke bagian kebawah seperti sendok terbalik. Patera menjadi baplang dan kaku sehingga pembentukan pucuk terhambat. Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan antap.
Pengendalian teknis. Tanaman yang terserang parah dicabut sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar hendaknya enggak menghampiri yang lain. Buat mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe enggak berpasangan dengan tanaman ubi kayu. Menjaga kebersihan tegal efektif mengurangi gempuran tuma.
Pengendalian kimiawi. Kutu tetapi bisa diberantas dengan racun tuma seperti mana akarisida, tidak dengan racun serangga. Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki delapan berlainan dengan insekta (insek) yang berkaki empat.
c. Wereng kutu daun
Kutu patera nan menyerang pokok kayu cabe lazimnya berusul dari jenis Myzus persicae. Tuma patera menyerang dengan menghisap cairan pada patera. Daun menjadi tandus dan permukaan daun keriting.
Selain itu, kutu daun dapat mengundang beraneka macam penyakit secara bukan langsung. Kutu ini bisa menjadi vektor pengiring virus, menghasilkan cairan berwarna kuning kehijaun yang mengundang semut dan menjemput datangnya jamur yang menimbulkan jelaga hitam pada permukaan daun.
Pengendalian teknis. Petik daun-patera nan terserang kemudian hapus. Hindari juga penanaman cabe mepet dengan semangka, melon dan kacang pangkat. Menjaga kebersihan kebun dan pemakaian plastik mulsa selaka efektif mengimpitkan perkembangan tungau daun.
Pengendalian kimiawi. Gunakan jenis racun serangga yang mengandung fipronil maupun diafenthiuron. Penyempotan minimum efektif dilakukan pada tunggang hari.
d. Hama lalat buah
Serangan lalat biji zakar (Bactrocera dorsalis) pada tumbuhan cabe menyebabkan kerontokan buah. Biji kemaluan cabe enggak sempat dipanen karena keburu terlepas ke tanah. Sreg buah yang terserang apabila di belah terdapat tempayak. Bila tidak dibersihkan, bernga pada buah cabe yang sungkap akan menjadi pupa di dalam tanah, sehingga siklus gempuran akan terus berulang.
Pengendalian teknis. Pungut dan kumpulkan buah cabe nan rontok, kemudian matikan dengan cara membakarnya. Hal tersebut bermanfaat, mudah-mudahan laler tidak menjadi pupa yang bisa bersemayam di dalam tanah. Lalat buah lazim pula menyerang jenis buah-buahan lain seperti belimbing, pisang, sitrus, dll. Jadi hindari membudidayakan pohon cabe berdampingan dengan kebun biji pelir.
Pengendalian kimiawi. Bisa menggunakan perangkap lalat dengan menggunakan atraktan nan mengandung methyl eugenol. Teteskan pelamar tersebut pada kapas dan masukkan puas botol keluaran air mineral. Pemasangan haring bisa dilakukan setelah umur tanaman cabe satu bulan. Bila gempuran parah, semprot dengan insektisida pada pagi waktu, momen daun masih berembun dan lalat belum berkeliaran.
e. Hama trips (Thrips)
Tanaman cabe yang terserang trips daunnya akan terlihat garis-garis keperakan, terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil. Bila dibiarkan daun akan kering dan tenang. Serbuan trips biasanya menghebat puas musim kemarau. Hama ini lagi main-main sebagai pembawa virus dan mudah sekali menyebar.
Pengendalian teknis. Bisa memanfaatkan pemakan alami wereng ini, seperti kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif menekan perkembangannya. Selain itu, sirkulasi tanaman mendukung memintasi hama jenis ini.
Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila terjangan meluas. Gunakan racun serangga nan berbahan aktif fipronil dan lakukan plong sore periode.
Ki kesulitan tumbuhan cabe
Keburukan nan menyerang tumbuhan cabe bisa disebabkan virus, basil, cendawan maupun rabuk. Setidaknya ada enam macam kelainan yang biasa menyerang pohon cabe, diantranya:
a. Bercak daun
Kelainan bercak patera yang mencaci tanaman cabe disebabkan oleh serabut Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna bubuk-tepung dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat patera akan berwarna asfar dan akhirnya berjatuhan. Penyakit ini biasanya mengamati pada hari hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi.
Keburukan ini menyebar momen jamur masih berupa spora dan boleh dibawa makanya angin, air hujan abu, hama vektor, dan instrumen pertanaman. Spora serat kembali bisa terseret lega benih atau biji cabe.
Pencegahan terhadap kebobrokan ini dengan melembarkan benih yang sehat objektif bibit penyakit. Merenggangkan jarak tanam bermanfaat meminimalkan serangan kiranya lingkungan tidak bersisa lembab. Pengendalian teknis boleh dilakukan dengan membasmi tanaman nan terinfeksi dengan cara dibakar. Bila gempuran menghebat boleh diberikan fungisida.
b. Patek atau antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Pada fase pembibitan penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat disemaikan. Padahal pada fase dewasa menyebabkan tenang pucuk, serangan pada patera dan batang menyebabkan tembelang kering. Sementara itu, pada biji zakar akan menjadi kemungkus sebagaimana hangus.
Problem ini bisa terjerat dari benih alias biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan melembarkan sperma yang sehat dan bebas kuman. Pengendalian bisa dilakukan dengan memusnahkan pohon yang terserang dan penyemburan fungisida.
c. Busuk
Terletak dua macam komplikasi rusak nan biasa menyerang tumbuhan cabe, ialah busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan maka dari itu Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya dulu cepat.
Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Ki kesulitan ini masih runyam dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati.
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen sebagai halnya urea dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar peredaran udara melanglang lancar. Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan dengan fungisida, bila dilakukan saat periode hujan membeda-bedakan fungisida yang memiliki perekat.
d. Layu
Penyakit layu merupakan penyakit yang pas sulit dikendalikan pada budidaya pokok kayu cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan makanya bermacam ragam jasad penganggu pohon seperti berbagai keberagaman kawul dan bakteri.
Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Macam cendawannya merupakan Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di lingkungan nan masam.
Sedangkan layu bakteri disebabkan maka dari itu bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang. Pengendalian kelainan layu harus diamati dengan lebih tersendiri agar penanganannya bisa lebih tepat.
e. Bule maupun virus kuning
Pohon cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning. Penyakit ini disebut pun penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus juja, penyakit ini bisa dibawa dari semen atau biji dan ditularkan oleh kutu.
Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-venom kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih jauhar unggul dan resistan serangan virus. Selain itu bisa sekali lagi dengan membinasakan hama yang menjadi vektornya, seperti kutu.
Bikin menaikan daya resistan pokok kayu cabe terhadap serangan virus kuning, bisa dengan mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik cair yang mengandung zat hara makro dan mikro konseptual. Tujuannya hendaknya pohon cabe bertunas bakir sehingga lebih tahan terhadap patogen.
f. Keriting daun maupun mosaik
Penyebab serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan baru muda, matra patera lebih mungil, lemak tulang daun akan berubah menguning.
Komplikasi ini bisa menyebar dan menular ke pohon tidak makanya aktivitas serangga. Penyemburan ilmu pisah bertujuan lakukan ki menenangkan amarah serangga bukan penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit, basmi tumbuhan cabe yang telah parah terserang.
Pemilhan benih tahan virus mendukung menghindari resiko serangan keburukan ini. Hal bukan yang dapat membantu mengurangi resiko serangan adalah pemupukan yang baik dan tepat.
Perigi:https://alamtani-com.cdn.ampproject.org/v/s/alamtani.com/tanaman-cabe/amp/?amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA%3D#aoh=16003942006454&_ct=1600394285555&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Terbit%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Falamtani.com%2Ftanaman-cabe%2F
Source: https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/mengenal-hama-dan-penyakit-tanaman-cabai-20
Posted by: holymayhem.com