Obat Pembasmi Gulma Tanaman Jagung

Gulma yaitu tanaman pengganggu yang tumbuh diantara tumbuhan utama. Gulma mengganggu karena bersaing dengan tumbuhan utama terhadap kebutuhan unsur hara, air, pendar dan ruang tumbuh, sehingga produksi pohon menjadi tidak optimal. Berdasarkan morfologinya spesies gulma yang tumbuh diantara tumbuhan milu antara bukan : 1. diversifikasi gulma golongan berdaun sintal (
broad leaves) seperti : krokot (Portulaca sp), bayam (Amaranthus sp); 2. Spesies gulma golongan rumput (grasses) seperti : rumput grinting (Cynodon dactylon), lulangan (Eluisine indica); 3. Jenis gulma berpokok golongan teki (Sedges) seperti : rumput teki (Cyperus rotundus).

Teknik pengendalian gulma pada dasarnya bisa dilakukan dengan berbagai teknik seperti mana secara manual, mekanis, teknik budidaya maupun dengan penggunaan bahan ilmu pisah (herbisida). Bahkan pemakaian herbisida ternyata mampu menaikkan produktivitas orang tani seperti mana eksploitasi karyawan yang kian terbatas, waktu pelaksanaan pengendalian gulma relatif sumir serta biaya yang lebih murah.

Beralaskan karakteristik herbisida, kebanyakan dikenal tiga macam saat pengaplikasiannya yaitu : 1. Herbisida pratumbuh (pre-emergence herbicides), yang diaplikasikan sebelum gulma bersemi; 2. Herbisida pascatumbuh (post-emergence herbicides), diaplikasikan setelah gulma tumbuh; 3. Herbisida pascatumbuh mulanya (earyl post-emergence herbicides), diaplikasikan di mulanya pertumbuhan skor-skor gulma. Selain itu dalam pengusahaan herbisida, ada istilah herbisida pilih-pilih adalah herbisida yang mampu mengendalikan gulma incaran tanpa meracuni pokok kayu pokoknya. Contohnya yang berbahan aktif atrazin, ametrin nan membedabedakan terhadap tanaman jagung. Sedangkan herbisida yang non selektif adalah herbisida nan meracuni damping semua jenis tumbuhan, terutama yang masih hijau, termasuk tanaman modalnya. Contohnya bahan aktif Gliposat, sulfosat dan paraquat.

Menurut gerakannya pada gulma incaran, herbisida dibagi menjadi dua yaitu herbisida perikatan dimana herbisida ini membunuh jaringan gulma yang dihinggapi langsung maka dari itu herbisida tersebut,begitu juga paraquat,diquat dan propanil. Sementara itu suatu lagi jenis herbisida berdasarkan gerakannya adalah herbisida sistemik dimana herbisida ini bisa masuk ke dalam jaringan tumbuhan dan ditranslokasikan ke babak pokok kayu lainnya, seperti 2,4-D dan glifosat.

Pemanfaatan pengetahuan akan halnya teknik permohonan, herbisida non-pilih-pilih bisa digunakan buat menguasai gulma lega tumbuhan jagung, khususnya herbisida kontak seperti paraquat. Teknik pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan teknik
direct spray
yang menggunakan sungkup atau corong hendaknya tidak mengenai tanaman jagung. Tetapi dewasa ini telah suka-suka beberapa keberagaman herbisida nan bisa diaplikasikan sambil keatas tanaman jagung . Herbisida selektif ini punya bahan aktif senyawa atrazin dan mesotrion serta berbahan aktif tersendiri ametrin yang dapat diaplikasikan pada saat jagung berumur 7 sampai 14 musim dengan kondisi tanah nan lembab, dan jagung mempunyai 3-4 helai daun. Keuntungan lainnya herbisida ini ketat dan tidak meracuni tanaman milu, dengan dosis 1,5 liter/ha dan volume semprot 400-600 liter masing-masing hektar.

Eksploitasi herbisida selektif lega pokok kayu jagung memberi keuntungan kepada petani secara ekonomis sekitar Rp. 1.500.000/ha dibandingkan dengan penyiangan secara manual. Sedangkan keuntungan lainnya adalah hemat waktu, tenaga serta hasil panen yang lebih baik dikarenakan tidak terjadi persaingan kebutuhan unsur hara antara tanaman milu dengan gulma.(Astri Anto)

Source: http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi-mainmenu-47-47/teknologi/245-teknik-pengendalian-gulma-pada-tanaman-jagung

Posted by: holymayhem.com