Nishob Tanaman Dan Buah Buahan Dan Cara Menghitungnya

Zakat perkebunan merupakan zakat yang secara unik diberlakukan atas semua tipe tumbuhan rimba nan menjadi makanan rahasia di suatu negeri.

وتختص زكاة النباتات بالأقوات

“Zakat perkebunan hanya dikhususkan untuk jenis tanaman makanan pokok.”

Ada dua kelompok pohon hutan yang dipungut sebagai zakat, yaitu:

1. Bermula kelompok biji zakar-buahan, meliputi
   ruthab
   (kurma) dan
   ‘inab
   (anggur).
2. Dari kelompok biji-bijiian, meliputi sorgum, beras, dan segala tipe tumbuhan biji-bijian nan bisa dijadikan mangsa makanan pokok serta bisa disimpan.

Syarat Terbiasa Tanaman Dijadikan Ob
jek Zakat

Bukan semua diversifikasi tanaman yang masuk kelompok kredit-bijian dan buah-buahan bisa dijadikan objek zakat
zuru’
dan
tsimar
(zakat pertanian). Secara umum, harus terwujud syarat dan takdir misal berikut:

1. Tanaman itu bertunas karena dibudidayakan oleh manusia
2. Harus terdiri dari tanaman yang bisa dijadikan makanan pokok dan bisa disimpan.
3. Sudah persisten dan siap disimpan (buduw al-shalah) dalam kondisi sangar
4. Menjejak nishab

Nishab Zakat

Pertanian

Qada dan qadar nishab zakat pertanian adalah 5 wasaq, berdasarkan sabda Nabi saw:

ليس فيما دون خمسة أوسق من التمر صدقة

“Tidak ada zakat untuk sesuatu yang kurang pecah 5 wasaq tamar.”

Suatu wasaq setimbang dengan 60 sha’, sementara 1 sha’ setinggi dengan 4 mud. Berdasarkan kitab
Fathul Qadir fi ‘Ajaibil Maqadir
karya Mbah Kiai Ma’shum, Kwaron, Diwek Jombang, diketahui pendekatan rumit 1 mud, adalah sebagai berikut:

• 1 mud  beras sosoh = 679,79 gram
• 1 sha’ beras sosoh = 2718,19 gram = 2,72 kg
• 1 nishab beras putih = 815,758 kg
• 1 nishab Kacang Hijau = 780,036 kg
• 1 nishab Bin Tunggak = 756,697 kg
• 1 nishab Padi = 1631,516 kg = 1,631 Ton Gabah Cengkar
• 1 nishab Antah Kretek = 1323,132 kg = 1,323 Ton Padi Kering

(Mbah Bapak Ma’shum,
Fathu al-Qadir fi ‘Ajaib al-Maqadir, pelataran 20-21).

Kuantitas Pengeluaran Zakat Pertanaman

Penghitungan zakat pertanaman juga dipengaruhi oleh jenis irigasi tanaman, ialah:

1. Diambil 5 persen bila mempekerjakan tali air berbayar.
2. Diambil 10 uang jasa bila memakai irigasi tadah hujan alias semenjak dari kanal irigasi tidak berbayar.

Cara Penghitungan Zakat Pertanian

Kasus 1

Seorang pekebun telah berhasil memanen padi dengan besaran intiha gabah kering seberat 2 ton. Pengairan padinya menggunakan pengairan berbayar.

Pertanyaan:

1. Berapakah zakat yang harus dikeluarkan?
2. Bagaimana bila irigasinya berasal dari tadah hujan atau air irigrasi tidak berbayar?

Jawab:

Jenis pengairan
= tali air (5%)

Total panenan gabah kering
= 2 Ton = 2000 kg, lebih besar berpangkal nishab antah 1,631 ton gabah ataupun 1,323 ton gabah padi kretek

Zakat yang harus dikeluarkan
=  5% x 2000 kg gabah kering = 100 kg pari kersang = 1 kuintal

Jika tali air sawah dari mulai sejak irigasi cuma-cuma, maka zakat nan harus dikeluarkan ialah sebesar 10%. Sehingga
zakat yang harus dikeluarkan, adalah:  10% x 2000 kg padi kering = 200 kg pari kering = 2 kuintal

Kasus 2

Seorang penanam telah panen pari dengan total pengunci beras kering nan didapat adalah seberat 1,5 ton. Pengairan padinya menggunakan pengairan berbayar.

Tanya:

1. Berapakah zakat nan harus dikeluarkan?
2. Bagaimana bila irigasinya berasal dari tadah hujan abu maupun air irigrasi tak berbayar?

Jawab:

Jenis tali air
= irigasi (5%)

Total panenan kerumahtanggaan bentuk beras sejati kering
= 1,5 Ton = 1500 kg, makin raksasa berpokok nishab beras putih 815,758 kg beras.

Zakat yang harus dikeluarkan
=  5% x 1500 kg gabah gersang = 75 kg beras = 0,75 kuintal beras

Jika irigasi sawah berasal dari tali air prodeo, maka zakat yang harus dikeluarkan ialah sebesar 10%. Sehingga
zakat yang harus dikeluarkan, adalah:  10% x 1500 kg beras = 150 kg beras = 1,5 kuintal beras.

Ustadz Muhammad Syamsudin

, Peneliti Satah Ekonomi Syariah Aswaja NU Center PWNU Jatim

---