Nama Spesies Virus Kuning Yang Menginfeksi Tanaman Cabai




Menanam cabai dewasa ini rasanya sukar untuk terbebas berpangkal permasalahan penyakit klasik berupa patera mengeriting, pucuk daun mengkerut, ataupun rona daun menguning dempet berbarengan. Para peneliti patogen tumbuhan sekata menengarai masalah tersebut diakibatkan maka dari itu infeksi virus yang mengupas sel-rumah tahanan pokok kayu. Virus memasuki jaringan tanaman melalui uluran tangan atau perantaraan insekta wereng yang mengisap larutan tanaman dengan menusukkan “stilet” alias semacam indra perasa penusuk ke sela-pelana rumah tahanan tanaman. Dalam
saliva
(ludah) insek terdapat molekul virus nan super-mikro ukurannya. Virus tersebut ikut memasuki sel-sel tanaman dengan mudah dan akhirnya berkembang biak di dalam jaringan tanaman hingga memunculkan dampak sebagai halnya disebut di awal tadi.





Virus tanaman adalah zarah cemberut nukleat nan menyebabkan penyakit lega tanaman. Karena berujud partikel, maka virus bukanlah benda nasib. Mereka namun boleh bereplikasi / melipatgandakan diri dengan memanfaatkan lembaga pemasyarakatan-sengkeran tanaman inang, sehingga menimbulkan ki kesulitan pada pohon. Virus disebarkan dari suatu tanaman ke pokok kayu lain oleh vektor, seperti tangan bani adam, serangga, alat persawahan, nematoda, dan cendawan.



Virus yang Menyerang Cabai



Diversifikasi-tipe virus yang paling umum mengamati tumbuhan cabai di Indonesia diantaranya :





1.  Virus mosaic / Tobacco Mosaic Viruses (TMV)





Awalnya menyerang tumbuhan tembakau. Kemudian menginjak banyak menyerang tanaman golongan
solanaceae
/ terung-terungan termasuk tomat dan embalau. Ciri mulai sejak serangan TMV berupa corak-warna kekuningan pada daun. TMV umumnya ditularkan oleh serangga thrips dan aphids (kutu daun). Mereka menyerap cairan tanaman sambil menularkan virus tersebut ke privat jaringan bui tanaman.






2.  Virus juja / pepper yellow leaf curl virus (PYLCV)





Virus ini menyebabkan daun-daun lombok berwarna kuning merata terutama dimulai dari daun-perempuan muda berpunca pucuk hingga daun-daun dewasa. Vektor / perantara virus mintuna adalah serangga kutu kebul /
bemisia tabacci
yang juga menyerang tembakau dan terong. Virus mintuna ini memblokir pembentukan klorofil sehingga tanaman tidak mampu berfotosintesis secara normal, sehingga pertumbuhan dan produktivitas terhalang.







3.  Virus patah mayang / chilli leaf curl



(ChiLCV)



Ciri serangan virus ini yakni daun mengeriting baik pada patera-daun jompo maupun daun-daun yang baru tumbuh. Plong daun-daun tua vektornya merupakan thrips, aphid, kepik pengisap daun (hemiptera). Padahal pada pucuk-pucuk patera muda vektor utamanya adalah
kutu. Tungau termasuk insekta berkaki 8, dan timbrung n domestik golongan
acarina.
Buat mengendalikannya menunggangi akarisida (bukan insektisida biasa).Sreg serangan akibat tuma seringkali memperlihatkan warna pucuk kuning alias cokelat cukup umur dan rajah daun sempit, kecil dan memanjang. Selain cabai, virus ini lagi bisa menimpa pohon tomat, lada, melon, semangka dan keluarga terung-terungan.




Penanganan Serangan Virus


Pengendalian kebobrokan oleh virus tidaklah mudah. Hingga saat ini tidak ada objek kimia nan efektif dalam mematikan virus karena virus bukanlah benda hidup. Perkembangan virus hanya boleh dihambat oleh tanaman itu koteng dengan pembentukan senyawa-senyawa fenolat. Meminimalkan serangan virus haruslah terpadu tiba mulai sejak pencegahan infeksi oleh serangga vektor, meningkatkan toleransi tanaman, hingga memulihkan kondisi tumbuhan setelah serbuan.



1. Pencegahan



  • tanggulang wereng-hama vektornya dengan

    racun serangga

    dan

    akarisida (pembasmi tungau)

    yang tepat bahan aktif, dosis dan intervalnya.


  • merotasi variasi pohon dengan tanaman yang lain sesaudara juga dapat menghambat mata rantai penularan virus.


  • menanam varitas tanaman yang masih resisten terhadap virus. Pohon yang masih resisten terhadap virus adalah varietas-macam baru tertentu, atau keberagaman tempatan yang masih gemuk memproduksi senyawa fenol secara alamiah bikin membalas virus.



2. Meningkatkan resistensi tumbuhan


Tanaman mempunyai mekanisme saintifik dalam bersitegang berbunga alai-belai apapun dengan pembentukan
fusi fenolat. Selain untuk beradaptasi melawan cuaca, fenol digunakan untuk membendung replikasi virus. Sahaja ketika godaan terlalu sukar dan bermacam-tipe, tanaman akan kerepotan. Pembentukan
zat fenol  ini selain membutuhkan unsur hara yang cukup, juga membutuhkan energi yang adv amat lautan. Pohon memperoleh energi berpunca sinar matahari dan paduan
Adenosine Triphosphate (ATP). Saat memasuki fase generatif ataupun di saat menghadapi peralihan cuaca yang tak stabil energi tanaman terkuras. Itulah sebabnya sreg fase-fase tersebut penyakit kian mudah masuk dan berbuntut pada pohon.


Lantas bagaimana sekiranya kita sudah memberikan pupuk fosfat secara layak sekadar kondisi tanaman masih lemah? Hal ini menandakan anasir P tidak terserap secara optimal karena berbagai kendala pada persil seperti pH dan sifat fisik tanah. Unsur P sahaja cukup bagi pembentukan organ-organ begitu juga rente, biji, tunas dan percabangan, tanpa sederhana cak bagi pembentukan energi tanaman. Kerjakan itu berikan unsur P agak melebihi kebutuhan kriteria pokok kayu terutapa pada fase-fase peralihan.

MORDEN-FOL

merupakan pupuk spesial fosfat dan magnesium n domestik rencana cair yang paling sekata untuk keperluan tersebut.



3.  Rekonstruksi tanaman


Ini bagian yang bukan kalah utama dan lazimnya kita lupakan. Tanaman yang terdampak oleh virus tentu akan melandai kualitas pertumbuhan dan produktivitasnya, sehingga perlu gelojoh kita pulihkan kondisinya.
Propaganda rekonstruksi ini “tidak” harus menunggu setakat virus dan hama-hama vektornya berhasil dikendalikan. Sahaja harus dilakukan secara rutin dan membenang.
Perlu diketahui, setiap tumbuhan nan terserang virus selalu berusaha untuk memulihkan dirinya sendiri secara alamiah agar dapat bertahan hidup. Namun seringkali pokok kayu kewalahan menghadapi perkembangan virus yang cukup massive. Untuk mendukung tanaman dalam memulihkan kondisinya, teradat dibantu dengan anugerah

VITARON
nan mengandung unsur-partikel mikro dalam komposisi yang tepat, disamping pemupukan dan pengendalian hama secara berkesinambungan. Detik tanaman berdampak dipulihkan tugas seterusnya adalah  mempertahankan kapasitas alias mengejar kerugian nan terjadi sepanjang tanaman terdampak virus. Aplikasi

KALINET
yaitu saringan minimum tepat cak bagi mengejar produktivitas panen.


Cak semau sebuah pertanyaan:

“Mengapa tanaman cabai varitas tempatan (non hibrida) bertambah tahan terhadap virus?”
. Jawabannya, karena varitas-varitas lokal masih belum mengalami rekayasa genetika, dimana resan-kebiasaan ketabahan alamiahnya (termasuk daya resistan terhadap dampak virus) masih bertahan. Farik dengan varitas hibrida yang memang didesain bikin menghasilkan produktivitas nan janjang, sehingga sifat-sifat genetik daya resistan alamiahnya tergantikan oleh sifat kemampuan kapasitas tinggi dengan kualitas panen yang lebih baik. Namun pecah pantauan kami, dimana kewedanan-kewedanan tertentu yang tinggal intensif menanam varitas domestik pun karenanya tak luput juga berasal serbuan virus. Bagi si virus sebagai pepatah
“tak suka-suka rotan, akar lagi makara. Tak cak semau pokok kayu hibrida, lokal pun mau”.

Source: https://mitrabertani.com/artikel/detail/Minimalkan-Dampak-Serangan-Virus-pada-Tanaman-Cabai

Posted by: holymayhem.com