Nama Latin Virus Kuning Pada Tanaman Cabai Merah Besar
MENGENAL Hama DAN Kelainan Pokok kayu Embalau
Admin distan |
18 September 2020 |
86266 kali
Budidaya tanaman cabe merupakan kegiatan usaha tani yang menjanjikan keuntungan menganjur. Di Indonesia, tuntutan akan cabe layak janjang. Cabe seakan-akan sudah menjadi objek kebutuhan sendi masyarakat. Di masa-masa tertentu, seperti mana menjelang musim raya harga cabe bisa meningkat hingga puluhan siapa lipat.Persuasi tani tumbuhan cabe (Capsicum annuum L.) memerlukan modal besar dan keterampilan yang patut. Lain jarang petani cabe merugi karena abai memerinci faktor cuaca, kegoyahan harga atau bidasan wereng dan penyakit. Maka itu karena itu, apa resiko privat budidaya tanaman cabe harus dipertimbangkan secara matang.Serangan hama dan penyakit merupakan salah suatu faktor resiko yang sepan lautan kerumahtanggaan budidaya cabe. Agar sukses menjalankan aksi bercocok tanam cabe, ada baiknya kita mengenal jenis-diversifikasi hama dan problem yang lazim menyerang pohon cabe.
Hama pokok kayu cabe
Hampir semua wereng nan mencerca pokok kayu terung-terungan dapat menyerang tanaman cabe. Ofensif hama ini dapat menurunkan produktivitas tumbuhan, terlebih pada tingkat tertentu mengakibatkan gagal penuaian. Berikut ini beberapa macam wereng penting yang sering menyerang tanaman cabe di Indonesia.
a. Hama ulat
Larva yang caruk menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak (Spodoptera litura). Bernga diversifikasi ini meratah daun hingga bolong-bolong sehingga menganggu kemampuan respirasi tanaman. Lega tingkat yang parah ulat grayak memakan tinggal seluruh daun dan doang menyisakan benak-pelepah.
Selain itu ada pula spesies ulat nan mengupas buah merica, yaitu jenis Helicoverpa sp. dan Spodoptera exigua. Ulat jenis ini membuat gua puas biji pelir cabe baik nan masih hijau maupun bangkang.
Ulat biasanya menyerang sreg malam tahun atau saat matahari teduh. Pada siang yang terik, belatung bersembunyi di dasar tumbuhan atau bernaung di mengot mulsa sehingga ulat mago-ulat mago ini bisa lolos dari penyemprotan.
Pengendalian teknis. Ulat diambil saat lilin batik hari ketika mereka mulai berkeliaran. Pengambilan ulat hendaknya dilakukan secara mendunia dan serempak. Bisa pula dipasang perangkap imago hama. Pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan kebun. Siangi gulma pada selasar bedengan, sungai buatan atau gorong-gorong-lubang mulsa.
Pengendalian kimiawi. Penyemburan dilakukan apabila serangan sudah parah. Jenis obat yang digunakan ialah insektisida. Penyemprotan sebaiknya dilakukan saat malam hari.
b. Wereng tungau
Tungau yang biasa memperhatikan tanaman cabe ialah kutu kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp.). Tungau dijumpai pula mengkritik tanaman tanaman ubi.
Plong tanaman cabe, serangan tungau menciptakan menjadikan patera keriting menggulung ke bagian kebawah seperti mana sendok menjengkelit. Patera menjadi tebal dan kaku sehingga pembentukan pucuk terhambat. Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan mati.
Pengendalian teknis. Pokok kayu yang terserang parah dicabut sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Pungkur pokok kayu yang terserang dibakar mudahmudahan tidak menjangkiti yang enggak. Cak bagi mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe tidak berdekatan dengan pohon kaspe. Menjaga kebersihan kebun efektif mengurangi serangan tungau.
Pengendalian kimiawi. Kutu hanya boleh diberantas dengan venom tungau seperti akarisida, bukan dengan racun serangga. Dilihat berpangkal fisiknya, tuma berkaki delapan berbeda dengan insek (insek) yang berkaki empat.
c. Wereng kutu patera
Tungau patera nan menyerang pohon cabe biasanya berasal dari jenis Myzus persicae. Kutu daun memperhatikan dengan menghisap cairan pada daun. Daun menjadi kering dan permukaan patera patah mayang.
Selain itu, kutu daun dapat menjemput berbagai problem secara tak serempak. Tuma ini bisa menjadi vektor pengusung virus, menghasilkan enceran bercat kuning kehijaun nan ulem semut dan mengundang datangnya serat nan menimbulkan jelaga hitam pada permukaan daun.
Pengendalian teknis. Petik daun-daun yang terserang kemudian perangi. Hindari pula penanaman cabe berdekatan dengan keramboja, melon dan kacang panjang. Menjaga kebersihan ladang dan pendayagunaan plastik mulsa perak efektif menindihkan perkembangan kutu patera.
Pengendalian kimiawi. Gunakan jenis racun serangga yang mengandung fipronil ataupun diafenthiuron. Penyempotan minimal efektif dilakukan pada sore hari.
d. Wereng lalat buah
Serangan lalat biji pelir (Bactrocera dorsalis) plong tumbuhan cabe menyebabkan kerontokan buah. Buah cabe tidak sempat dipanen karena keburu rontok ke tanah. Pada biji pelir yang terserang apabila di belah terdapat larva laler. Bila tidak dibersihkan, larva pada biji pelir cabe nan rontok akan menjadi kepompong di dalam tanah, sehingga siklus serangan akan terus iteratif.
Pengendalian teknis. Cuplik dan kumpulkan biji pelir cabe yang rontok, kemudian musnahkan dengan cara membakarnya. Hal tersebut utama, sepatutnya lalat lain menjadi pupa nan bisa bersemayam di internal tanah. Lalat buah formal pula memaki jenis buah-buahan tidak seperti belimbing, pisang, sitrus, dll. Jadi hindari membudidayakan tanaman cabe berdekatan dengan kebun buah.
Pengendalian kimiawi. Bisa menunggangi perangkap lalat dengan menggunakan atraktan yang mengandung methyl eugenol. Teteskan pelamar tersebut sreg kapas dan masukkan sreg botol palagan air mineral. Pemasangan perangkap dapat dilakukan setelah semangat tumbuhan cabe satu bulan. Bila bidasan parah, suntikan dengan racun serangga pada pagi hari, ketika daun masih berembun dan laler belum berkeliaran.
e. Wereng trips (Thrips)
Tanaman cabe yang terserang trips daunnya akan tampak garis-garis keperakan, terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya katai. Bila dibiarkan daun akan gersang dan lengang. Serangan trips rata-rata menghebat pada tuarang. Hama ini kembali main-main bagaikan pembawa virus dan mudah sekali menyebar.
Pengendalian teknis. Boleh memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif menekan perkembangannya. Selain itu, rotasi tumbuhan kondusif tanggulang hama varietas ini.
Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila gempuran meluas. Gunakan insektisida yang berbahan aktif fipronil dan lakukan pada sore waktu.
Keburukan tanaman cabe
Masalah yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan maupun jamur. Sedikitnya cak semau enam macam penyakit nan biasa memaki tumbuhan cabe, diantranya:
a. Noda patera
Penyakit bercak daun yang mencela pokok kayu cabe disebabkan maka dari itu cendawan Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-calit melingkar berwarna serdak-tepung dengan pinggiran coklat pada daun. Bila gempuran menghebat daun akan bercat kuning dan karenanya berlepasan. Penyakit ini lazimnya menyerang pada waktu hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi.
Masalah ini menyebar saat kawul masih berupa spora dan bisa dibawa maka itu angin, air hujan, hama vektor, dan perabot pertanian. Spora serabut pun bisa terikut pada benih maupun nilai cabe.
Pencegahan terhadap problem ini dengan memintal benih yang sehat independen bakteri. Melonggarkan jarak tanam berfaedah meminimalkan serangan kiranya lingkungan tak terlalu lembab. Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan pohon nan terkontaminasi dengan pendirian dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan fungisida.
b. Patek maupun antraknosa
Keburukan ini disebabkan oleh kawul Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Pada fase pembibitan ki aib ini menyebabkan kecambah layu ketika disemaikan. Padahal plong fase dewasa menyebabkan nyenyat pucuk, bidasan pada daun dan mayit menyebabkan kemungkus tandus. Padahal, pada buah akan menjadi busuk sebagai halnya tutung.
Kebobrokan ini dapat terbawa dari mani atau poin cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan memilih benih yang afiat dan independen mikroba. Pengendalian bisa dilakukan dengan membasmi tanaman yang terserang dan pemancaran fungisida.
c. Rusak
Terdapat dua macam ki kesulitan tembelang nan protokoler menyerang tanaman cabe, yakni busuk cagak dan tembelang kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat.
Rusak kuncup disebabkan maka dari itu cendawan Choanosearum sp. Ki kesulitan ini masih rumit dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman bercelup hitam dan lama kelamaan antap.
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen seperti urea dan ZA. Kemudian mengeset jarak tanam seyogiannya persebaran udara berjalan lancar. Tanaman yang terinfeksi mudah-mudahan dicabut dan dibakar. Pemancaran bisa dilakukan dengan fungisida, bila dilakukan saat musim hujan angin pilih fungisida yang memiliki perekat.
d. Layu
Keburukan layu merupakan penyakit nan cukup selit belit dikendalikan pada budidaya tanaman cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh majemuk fisik penganggu tanaman seperti berbagai diversifikasi cendawan dan bakteri.
Layu yang disebabkan jamur disebut layu fusarium. Varietas cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Baja ini usia di lingkungan nan masam.
Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bibit penyakit Pseudomonas solanacearum. Patogen ini sukma di jaringan buntang. Pengendalian penyakit layu harus diamati dengan makin istimewa agar penanganannya dapat makin tepat.
e. Bule atau virus kuning
Tanaman cabe yang terserang virus asfar, daun dan batangnya akan terpandang masak. Penyakit ini disebut juga ki kesulitan bule maupun albino. Penyebabnya adalah virus mintuna, penyakit ini bisa dibawa berpokok benih alias kredit dan ditularkan oleh tuma.
Penyakit yang disebabkan virus lain akan mempan dengan penyemprotan racun-venom ilmu pisah. Pengendalian harus dilakukan semenjak prematur, dengan memilih sperma menjuarai dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi wereng yang menjadi vektornya, seperti kutu.
Untuk menaikan kunci resistan tanaman cabe terhadap serbuan virus asfar, dapat dengan menumbuhkan pemupukan, misalnya penggunaan serat organik cair nan mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya agar pohon cabe bertunas subur sehingga lebih tahan terhadap patogen.
f. Ikal daun maupun mosaik
Penyebab serangan ki aib mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna patera bertelang-telang baru renta dan hijau muda, ukuran daun lebih kerdil, tulang daun akan berubah matang.
Kelainan ini bisa menyebar dan rembet ke tanaman lain oleh aktivitas serangga. Pemancaran kimia berujud bagi meredam emosi insek tidak penyakitnya. Untuk mengurangi problem, musnahkan tumbuhan cabe yang telah parah terserang.
Pemilhan benih tahan virus mendukung menghindari resiko terjangan penyakit ini. Hal lain yang bisa membantu mengurangi resiko bidasan adalah pemupukan yang baik dan tepat.
Sendang:https://alamtani-com.cdn.ampproject.org/v/s/alamtani.com/tanaman-cabe/amp/?amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA%3D#aoh=16003942006454&_ct=1600394285555&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Falamtani.com%2Ftanaman-cabe%2F
Source: https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/mengenal-hama-dan-penyakit-tanaman-cabai-20
Posted by: holymayhem.com