Memulai Usaha Tanaman Hidroponik Industri

SOLOPOS.COM – Owner AA818 Hydroponic, Anggi Pito Lukmanto, memeriksa tanaman hidroponik miliknya di Ngringo, Jaten, Karanganyar, Selasa (5/5/2020). (Espos/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, Idiosinkratis —
Berapa sih keuntungan ketika membuka aksi alias membahu hidroponik yang detik ini menjadi tendensi?

Hidroponik saat ini menjadi tren di kalangan masyarakat, terutama di waktu pandemi Covid-19. Pasalnya, berpatut tanam di wahana air ini sekarang menjadi hobi bagi mengisi kebosanan ketika di rumah saja.

PromosiAngkringan Omah Semar Tersendiri: Spot Nongkrong Solo Mempunyai Menu Wedang Jokowi

Bukan hanya sekedar hobi tetapi, hidroponik juga dinilai menjadi tren gaya hidup bugar di tengah masyarakat karena bisa diterapkan sistem persawahan organik.

Baca Lagi: Gaji Rp2 Juta Nasib di Tersendiri, Sepan Tidak Sih?

Selain itu, menurut dosen di Institut Perladangan Bogor (IPB), Herry Suhardiyanto, budidaya pertanian melangkahi hidroponik ini mempunyai risiko rendah karena tidak membuutuhkan kapling nan luas dan tanah yang banyak. “Hidroponik berisiko lebih rendah. Tidak terserah pengerjaan pemerataan lahan, gulma, dan mudah dalam pengaturna kasaman dan dosis unsur hara,” ujar Hery, dikutip berbunga
Okezone.com, Senin (22/11/2021).

Dengan beragam fasilitas itu, kira-duga beruapa keuntungan jika hidroponik menjadi salah suatu lahan manuver?

Baca Sekali lagi: Oalah, Ini Ternyata Arti Nama dari Sragen

Jika dilakukan dengan serius dan telaten, memikul hidroponik ini ternyata menjanjikan karena disebut-sebut bisa memberikan keuntungan segara.

Dirut PT Nudira Sumberdaya Indonesia, Nursyamsu Mahyudin, sayuran hidroponik yang dijual di pasaran dijualnya per 200 gram. Hal ini berlainan dengan sayuran yang ditanam dengan budidaya legal di kapling, dihitungnya sendirisendiri kilogram.

Baca Lagi: Serunya Asmirandah Perlop di Candi Cetho Karanganyar, Ini Foto-fotonya

“Jadi kita bisa bertanam sejauh waktu. Contohnya sayuran konvensional kalau kita beli di pasar harganya Rp5.000 sebatas Rp10.000 per kilogram. Kalau hidroponik tidak [dijual)] tiap-tiap kilo, tapi per 200 gram, kalau 200 gram harganya Rp10.000, artinya satu kilogramnya Rp50.000. Rentangnya antara Rp30.000 hingga Rp70.000 per kilogram,” jelas ia.

Keuntungan dan Modal Persuasi Hidroponik

Tentatif itu, salah satu pelaku usaha hidroponik, Lia Dahlia mengaku dapat meraup omset sampai ratusan miliun rupiah masing-masing bulannya dengan modal awal selingkung Rp500 miliun.

Melansir
Bisnis.com, modal Rp500 juta itu, engkau gunakan bakal pembuatan
green house
seluas 400 meter.

Baca Juga:  Video Siswi di Kudus Bugil 30 Detik Bikin Heboh, Doang Dibalut Selimut

Keuntungan persuasi hidroponik itu ia gapai berbunga berbagai spesies sayuran, mulai berasal pakcoi sawi putih, pakcoy, kale, bayam biram, bayam hijau, kangkung, melon, sampai tomat cherry.

Akan tetapi, untuk saat ini, usaha hidroponik nasib baik Lia ini makin titik api ke bayam jepang Horenzo. “Kami fokus ke Horenzo karena bagi pasaran harganya cukup lumayan dibandingkan dengan varietas sayur lainnya. Apalagi masa ini sayuran Horenzo ini lagi menjadi primadona,” ungkap dia.

Baca Pun: Prinsip Dapat Set Top Box Prodeo TV Digital dari Kominfo

Dengan keuntungan sebesar itu, ia melakukan proses pemasaran usaha hidroponik melalui supermarket premium sebanyak tiga mana tahu sepekan dan juga menjualnya secara
online. Selain itu, ia juga melayani pembuatan suvenir atau pengemasan sesuai keinginan pelanggan.

Diakui olehnya bahwa penjualan untuk suvenir lebih menguntungkan dibandingkan harga di supermarket. Misal contoh untuk penjualan di supermarket tiap-tiap pak hanya sekitar Rp15.000 maupun Rp20.000, sedangkan suvenir tiap-tiap potnya alias per 200 gram boleh setakat Rp75.000 hingga Rp100.000.

Baca Pun:  Dipelihara Konglomerat Sukoharjo, Berapa Harga Harimau Benggala?

“Kemungkinan hidroponik ini cukup bagus apalagi jikalau memiliki passion di tanaman akan lebih bagus lagi. Saja, bakal mengembangkannya titit kebulatan hati, rajin dan disiplin,” pungkas dia.