Materi Agribisnis Tanaman Hias Pdf
Sumur Belajar PENUNJANG PLPG 2017
MATA PELAJARAN/PAKET Keahlian
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB III. Perbanyakan Pohon
Rizka Novi Sesanti
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017
Gerbang III. PERBANYAKAN TANAMAN
A.
Kompetensi Inti: Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung indra penglihatan kursus yang diampu
B.
Kompetensi Asal: 1.
Membibitkan pohon jenggala dan hortikultura secara generatif
2.
Membibitkan tanaman pangan dan hortikultura secara vegetatif
C.
Jabaran Materi
1.
Perbanyakan Tanaman Secara Generatif Tanaman nan bermula dari proliferasi secara generatif memiliki aturan
gabungan dari induknya. Beberapa variasi proliferasi secara generatif adalah konjugasi, isogami, anisogami, dan penyerbukan. a. Konjugasi yaitu peristiwa transfer korban genetik berpokok satu insan kepada orang lainnya, dan peyatuan gamet terjadi namun puas riuk suatu basyar. Secara morfologi tidak diketahui jenis kelaminnya. Contoh konjugasi terjadi pada basil dan protozoa b. Isogami adalah penyatuan dua gamet yang secara morfologis bukan berlainan. c. Anisogami adalah penyatuan gamet nan berlainan ukuran. d. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk bunga ke pembesar putik sehingga takhlik zigot dan tanaman bau kencur.
Dari hal penyerbukan maka didapatkan sperma yang digunakan umpama bahan tanam bagi perbanyakan pohon secara generatif. Sebagian besar tanaman jenggala seperti padi, jagung, bin dan lainnya diperbanyak menggunakan mani. Buat mendapatkan pertumbuhan sperma nan baik, teradat memperhatikan hal-hal berikut adalah:
1
a. Pemilahan semen: Pertimbangan dalam penyaringan benih sebagai bahan tanam yakni seumpama berikut: 1) Genetik mani: Benih yang n kepunyaan sifat genetik yang baik merupakan benih yang berpunca dari jenis yang n kepunyaan pangkal usul dan memiliki deskripsi sifat yang jelas 2) Fisiologis benih: Benih bermutu secara fisiologis adalah semen nan memiliki kancing bertaruk tinggi, dan kecepatan perkecambahan nan tinggi 3) Fisik benih: Benih nan mempunyai fisik baik memiliki ciri-ciri jati mulai sejak residu kotoran, bernas, warna cerah, memiliki ukuran yang sah dan seragam b. Perlakuan semen: Karunia perlakukan untuk erotis perkecambahan jauhar rata-rata disebabkan benih tidak berkecambah meskipun dalam kondisi yang membantu untuk perkecambahan. Beberapa situasi yang menyebabkan mani enggak berkecambah antara tidak adalah benih terserang pathogen, dan jauhar mengalami dormansi. Bilang perlakuan nan dilakukan bikin mempercepat perkecambahan adalah: 1) Perlakuan mekanis: Semen berkecambah apabila terjadi imbibisi, hanya demikian kadang kala air dan oksigen bukan dapat timbrung kedalam mani akibat benih memiliki kulit yang terlalu tebal atau keras. Keadaan ini menyebabkan benih tidak boleh menyerap air dan oksigen sehingga tidak terjadi imbibisi pada benih. Contoh perlakuan mekanis pada benih yaitu kerik alat peraba benih, menggosok indra peraba benih dengan amril, melubangi kulit benih dan menggurdi jauhar. 2) Perlakuan kimiawi: Perlakuan kimiawi adalah perlakuan untuk memecahkan dormasi semen dengan menggunakan zat kimia. Secara umum perlakuan kimia bertujuan untuk melunakan alat peraba, membasmi pathogen semen, dan sensual
perkecambahan.
Perlakuan
ilmu pisah
dilakukan
dengancara
menggenangi benih intern larutan ilmu pisah dengan konsentrasi dan waktu tertentu. Contoh perlakuan kimia pada benih ialah benih sweet potato nan direndam cairan asam sulfat selama 20 menit. 3) Perlakuan fisis: Perlakuan ragawi adalah perlakuan yang diberikan pada benih berupa tindakan yang berkepribadian badaniah sama dengan perendaman dengan air panas, dan 2
perlakuan dengan guru tertentu. Komplet benih selada akan berkecambah jika diletakan pada hawa rendah dan akan dorman lega suhu 30—35oC. c. Penanaman benih: Bersendikan ukurannya, cara penanaman benih dibedakan menjadi dua yaitu kerjakan mani berukuran kecil dapat dikecambahkan dengan cara disemai justru dulu pada bedengan sebelum ditanam di alun-alun, sedangkan untuk sperma berukuran besarditanam langsung dilapangan.
2.
Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Perbanyakan pohon secara vegetatif merupakan cara perkalian tanaman
menunggangi babak tanaman selain biji. Sahaja demikian, puas beberapa pokok kayu sebagai halnya menggusta terdapat skor yang bersifat apomixes. Biji apomixes terbentuk dari perkembangan jaringan maternal dan lain terpelajar akibat pembenihan kelamin gagah dan betina, sehingga penggunaan biji apomixes bagi perkalian tanaman dapat dikategorikan intern perkalian vegetatif. Beberapa pustaka mengatakan bahwa perbanyakan tanaman secara vegetatif boleh terjadi secara alami ataupun buatan. Contoh perkalian pohon secara vegetatif alami adalah kredit apomixies, stolon, corm, bulb (umbi lapis), tuber (umbi buntang), rizhome, dan recup/anak uang. Selanjutnya, perkalian tumbuhan secara vegetatif imitasi ialah perbanyakan tanaman yang terjadi akibat campur tangan manusia. Bagian pokok kayu yang digunakan untuk perkalian vegetatif buatan dapat berupa batang, alat penglihatan tunas, pucuk tanaman, dan daun. bilang metode perbanyakan pohon secara vegetatif buatan adalah setek, grafting, budding/okulasi, dan menanamkan. a.
Perbanyakan vegetatif alami 1) Stolon: Stolon atau yang biasa disebut runner atau geragih adalah batang tanaman yang menjalar diatas permukaan tanah dengan lembaga seperti carang, memiliki ruas panjang berdimensi kecil dan disetiap bukunya terletak akar tunjang dan tumbuhan hijau. Beberapa teoretis tumbuhan nan dapat diperbanyak dengan stolon adalah strawberry, lili paris, arbei, pegagan, dan rumput teki.
3
Perbanyakan tanaman dengan menunggangi stolon dilakukan dengan pendirian menyelang bibit stolon rumpun nan n kepunyaan akar sulur permulaan dan kedua. Kedua akar sulur ini dipotong, kemudian bibit ditanam di dalam ataupun polibag 18 x 15 cm ampuh senyawa tanah, batu halus dan rabuk kandang (1:1:1). Setelah tingginya 10 cm dan berdaun rimbun, bibit siap dipindahkan ke kebun.
Sumber: https://membiasakan.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver =12&idmateri=20&lvl1=3&lvl2=2&lvl3=0&kl=9 Gambar 1. Stolon pada strawberi dan jukut teki
2) Corm: corm adalah salah suatu jenis umbi yang sahih disebut dengan subang atau anak subang (cormel). Komplet tanaman yang bisa diperbanyak menggunakan corm adalah gladiol.
Pergandaan tanaman dengan menggunakan corm
dilakukan dengan cara mencelah episode corm tepat ditengah subang atau dibelah menjadi tiga adegan yaitu subang fragmen paruh, episode kanan dan bagian kiri untuk subang yang berdiameter besar (lebih dari 4 cm). Setiap belahan subang harus memiliki mata tunas. Kemudian belahan subang tersebut ditanam.
4
Sumber:http://generalagriculturepk.blogspot.co.id/2014/11/gladiolusflowercultivation-and.html Gambar 2. Corm pada pohon gladiol
3) bulb (bawang): Bulb atau yang biasa disebut dengan dasun terbentuk dari salutan-lapisan sumber akar daun nan tersusun rapat berbentuk rose. Pongkol lapis farik dengan pongkol-umbi lainnya. Umbi lapis bukan mengakumulasi fruktosa dalam bentuk polisakarida. Pembesaran umbi lapis terjadi karena berkumpulnya larutan-larutan kamp. Umbi lapis tersusun atas cakram (discus) yang diselebungi oleh salutan-lapisan daun yang tebal, panjang usus dan berair sehingga seolah-olah takhlik seperti umbi. Apabila lapisan-lapisan ini besar dan ganti menghampari disebut tunica, dan apabila lapisan-lapisan ini kecil disebut aquama (sugi). Contoh pohon yang membentuk dasun adalah bawang merah dan tulip. Bagian dasun dapat ditanam dan menghasilkan pohon hijau yang memiliki adat yang sama dengan induknya. Pendirian pergandaan tanaman dengan 5
menggunakan umbi lapis adalah dengan prinsip memotong 1/3 babak dari babak atas umbi, kemudian ditanam intern polybag. Maksud pemendekan adegan pangkal pohon adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas dan recup samping.
Sumber:http://sparing-di-flat.blogspot.co.id/2015/03/rimpang-rhizoma-umbituber-dan-umbi.html Susuk 3. Dasun pada berambang sirah 4) Tuber (pongkol jenazah): Tuber atau lumrah yang disebut dengan pongkol jenazah adalah batang yang tumbuh di bawah permukaan petak dan digunakan misal tempat penyimpanan cadangan tembolok sehingga bentuknya menggelembung. Ciri-ciri pangkal pohon jenazah dibandingkan variasi umbi lainnya merupakan terletak mata tunas pada bagian umbi, yang akan membentuk recup dan pohon yunior. Adanya mata tunas ini nan membedakan umbi mayit dengan umbi akar tunjang. Umbi layon kembali berlainan dengan rhizome, karena pongkol jenazah terdidik pecah bagian distal dari buntang yang tumbuh horizontal dibawah permukaan tanah dan tidak bersistem simpodial. Eksemplar pohon yang bisa diperbanyak dengan menggunakan pangkal pohon kunarpa adalah ubi belanda, mantang, dan bengkoang. Perbanyakan tanaman dengan pangkal pohon batang dilakukan dengan cara mencelah putaran umbi kemudian ditanam. Masing-masing irisan umbi harus memilki mata tunas.
6
Sumber: https://membiasakan.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver =12&idmateri=20&lvl1=3&lvl2=2&lvl3=0&kl=9 Gambar 4. Umbi jenazah pada ubi benggala
5) Rizhome: Rizhoma ataupun rimpang merupakan batang nan tumbuhnya di sumber akar permukaan persil berceranggah, tumbuh secara melintang dan memiliki tunas dan akar susu dari ruas-ruasnya. Nan mengecualikan rizhoma dengan umbi batang adalah produk yang disimpan dalam rhizome bukan karbohidrat seperti lega pangkal pohon jenazah, melainkan metabolit tertentu sebagai halnya patra atsiri dan alkaloid nan berkhasiat kerjakan penyembuhan. Ciri-ciri rizhome yakni berdaun tetapi daun tertuju pada buku, tidak bercat hijau dan berbentuk seperti sisik tipis (gendang-gendang). Rizhome n kepunyaan kuncup-kuncup, tumbuh tidak berkiblat ke bawah atau ke air tetapi mendatar dan terkadang muncul kepermukaan tanah. Kuncup-kuncup pada rhizome boleh bersemi menjadi tunas dan tanaman bau kencur sehingga seperti rumpun. Cermin tanaman yang mewujudkan rhizome adalah bambu, dahlia, kunyit, laos, kencur, dan jahe. Cara pergandaan tanaman menunggangi si pedas ialah dengan pendirian memotong-motong bagian rizhome. Setiap potongan rizhome memiliki 1-3 mata recup.
7
Sumber: https://membiasakan.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver =12&idmateri=20&lvl1=3&lvl2=2&lvl3=0&kl=9 Gambar 5. Rizhome pada tanaman jahe
6) Tunas/rente: Tunas adalah tumbuhan baru yang keluih dari tunggul batang, ketiak patera, trik jenazah. Tunas terdiri dari batang dan daun muda, recup yang tumbuh menjadi tanaman baru memiliki calon rente, atau calon biji zakar. Tunas pun punya kebiasaan geotropism negative. Model pohon yang diperbanyak dengan taruk adalah pisang, nanas, lidah buaya, cocor bebek (tunas adventif), cemara (taruk akar)dan sansievera.
Cara perbanyakan tanaman dengan
menunggangi tunas adalah dengan memisahkan tunas berikut akarnya kemudian ditanam.
http://www.marioatha.com/2013/04/perkembangbiakan-secara-vegetatif.html Kerangka 6. Recup sreg cocor dendang laut, pisang dan eru 8
b.
Perbanyakan vegetatif sintetis 1) Setek: Setek adalah mandu perbanyakan pokok kayu dengan menggunakan bagian tanaman seperti akar, batang, dan patera dengan tujuan agar bagian tersebut membentuk akar sehingga bisa menjadi tanaman hijau. Persyaratan sasaran nan digunakan untuk stek adalah sebagi berikut; a) Berasal bermula pokok kayu yang sudah berproduksi (cak bagi memastikan buah/bunga dari tanaman) b) Format setek mengimbangkan tipe tanaman c) Bebas dari serangan hama dan kelainan d) Mangsa setek segak kelihatan segar Keuntungan menggunakan pergandaan dengan setek ialah: a) Teknik yang digunakan sederhana b) Tidak memerlukan keahlian istimewa c) Suatu tanaman induk boleh menghasilkan banyak bibit setek d) Bibit nan dihasilkan punya sifat yang sama dengan induknya Kerugian menggunakan perbanyakan dengan setek adalah : a) Tidak semua tanaman bisa di setek b) Esensi yang dihasilkan bukan n kepunyaan akar susu Faktor-faktor nan mempengaruhi kejayaan setek antara lain adalah: a) Ketajaman gunting setek yang digunakan, sehingga debirokratisasi setek enggak merusak jaringan tanaman b) Panjang potongan setek tergantung spesies tanaman yang akan di setek (umumnya 20—30 cm) c) Besaran mata tunas tergantung spesies tumbuhan yang akan di setek (rata-rata 2—3 mata tunas d) Sarana tanam setek semoga menunggangi media yang porous e) Intensitas binar persemaian setek (seharusnya dinaungi) 9
f) Ketersediaan air g) Eksploitasi zat perangsang tumbuh (ZPT) cak bagi panas akar Beberapa cara penghijauan bahan setek antara lain: a) Berdiri (tanaman buah dan tanaman hias) b) Serong (tanaman singkong) c) Tidur (Tebu)
Perigi:http://maslatip.com/perkembangbiakan-tanaman-secara-vegetatifbuatan.html Tulang beragangan 7. setek tanaman singkong 2) Grafting: Penyambungan atau enten (grafting) adalah penyimpulan dua babak tanaman yang farik sedemikian rupa sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh dan merecup sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada tamatan luka sambungan atau tautannya. Batang bawah disebut juga rootstock atau understock maupun stock.Mayat atas maupun tanaman yang disambungkan disebut scion dan adalah sepotong batang yang mempunyai lebih dari suatu mata tunas (entres), baik itu substansial tunas pucuk atau tunas samping.Pelanjutan batang bawah dan mayit atas ini biasanya dilakukan antara dua varietas pohon nan masih privat jenis yang sama. Misalnya penyambungan antar varietas pada tanaman durian. 10
Adakalanya boleh juga dilakukan penyambungan antara dua tumbuhan yang farik spesiesnya belaka masih dalam suatu famili. Misalnya tumbuhan mangga (Mangifera indica) bak kunarpa atasdisambung denga pohon kweni (Mangifera odorata) ibarat batang sumber akar.
Manfaat sambungan lega tanaman:
a) Memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil tanaman, dihasilkan gabungan tanaman baru yang mempunyai keunggulan dari segi perakaran dan produksinya, juga dapat menyegerakan periode semenjak dan berbuah (pohon berusia genjah) serta menghasilkan pokok kayu yang sifat berbuahnya sebagaimana induknya. b) Mengatur proporsi tanaman sebaiknya menyerahkan hasil yang lebih baik, tindakan ini dilakukan khususnya lega tanaman yang berumah dua, misalnya tanaman ki pelor. c)
Peremajaan tanpa menebang pohon berida, sehingga tidak memerlukan bibit baru dan menghemat biaya eksploitasi. Renovasi kuantitas bermain sebaliknya.
Syarat batang bawah cak bagi sambungan:
a) Menunggangi poin nan berukuran besar dan bersumber dari pohon nan memiliki perakaran yang baik dan tahan terhadap busuk akar tunggang. b) Batang bawah berdiameter 3-5 mm, berusia selingkung 3-4 bulan. c)
Pohon ki berjebah, kambiumnya aktif, sehingga memudahkan n domestik pengupasan dan proses merekatnya indra penglihatan tempel ke layon bawah.
d) Disarankan pendirusan memadai (sarana sepan basah). e) Mayat sumber akar dipupuk dengan Urea 1-2 minggu sebelum penempelan. f)
Gunakan ki alat tanam dengan tata letak tanah subur : petak, cendawan kandang : sekam padi (1:1:1).
g) Gunakan polybag ukuran 1 5×20 cm yang sanggup berdeging berpunca skor setakat 3 rembulan siap tempel sebatas dengan 3 bulan selepas tempel, setelah periode tersebut polybag harus diganti dengan ukuran yang lebih besar 20×30 cm, atau serentak ke polybag 30×40 cm tergantung permintaan pasar dan seterusnya semakin besar pertumbuhan tumbuhan maka ukuran polybag semakin ki akbar. 11
Kecuali untuk pengangkutan jarak jauh dalam jumlah banyak maka gunakan polybag yang lebih kecil dari biasanya.
Syarat batang atas kerjakan sambungan
a) Mayat atas atau entres yang akan disambungkan sreg batang sumber akar diambil bersumber tanaman induk nan segar dan tidak terserang wereng dan penyakit. b) Pengambilan entres ini dilakukan dengan menggunakan gunting setek maupun silet yang tajam (agar diperoleh potongan yang halus dan tak mengalami kerusakan) dan zakiah (agar entres bukan terkontaminasi oleh komplikasi). c)
Entres yang akan diambil mudah-mudahan dalam keadaan dorman (istirahat) pucuknya serta tidak terlalu tua dan kembali tidak terlalu muda (sepotong berkayu).
d) Panjangnya kurang lebih 10 cm dari ujung pucuk, dengan garis tengah sedikit kian kecil ataupun selaras besar dengan garis tengah mayat bawahnya. e) Entres privat hal dorman ini bila dipijat dengan dua jari tangan akan terasa padat, tetapi dengan mudah bisa dipotong dengan pisau silet. Selain itu bila dilengkungkan keadaannya tidak lentur cuma sudah sepan tegar. f)
Entres seyogiannya dipilih dari putaran cabang yang tertular cuaca surya penuh (enggak ternaungi) sehingga memungkinkan simpang punya mata taruk yang tumbuh sehat dan subur.
g) Bila pada waktunya pengambilan entres, situasi pucuknya sedang tumbuh tunas plonco (trubus) alias semenjana berdaun muda, maka bagian pucuk muda ini dibuang dan bagian pangkalnya sejauh 5-10 cm bisa digunakan sebagai entres. h) Lega durian bila entres nan digunakan berasal dari silang yang tumbuh merembas verbatim, maka esensi sambungannya akan bertunas agak kelam dengan percabangan ke semua sebelah atau simetris. i)
Namun bila diambil bersumber cagak yang lain, pertumbuhan bibitnya akan menumpu ke samping, berbentuk seperti kipas. Susuk ini berangsur-angsur hilang bila tanaman menjelang dewasa.
12
Jenis sambungan yang sering digunakan ialah:
1.
Sambung pucuk (top grafting) Sambung pucuk merupakan cara penerusan batang atas puas episode atas
alias pucuk dari kunarpa bawah. Caranya sebagai berikut: a.
Memintal batang bawah yang diameter batangnya disesuaikan dengan besarnya buntang atas. Tumbuhan durian, belimbing dan sirsak sudah dapat disambung bila besarnya batang bawah sudah sebesar ujung pangkal lidi. Alpukat, manggis dan mangga disambung bila batangnya sudah sebesar pensil. Hayat layon bawah pada keadaan siap sambung ini bervariasi antara 1-24 rembulan, tergantung jenis tanamannya. Bagi durian semangat 3-4 bulan, pauh dan alpukat semangat 3-6 bulan. Manggis pada jiwa 24 bulan baru boleh disambung karena sifat pertumbuhannya lambat.
b. Bangkai sumber akar dipotong setinggi 20-25 cm di atas rataan petak. Gunakan silet, pisau okulasi atau gunting setek yang drastis agar kerangka irisan menjadi beres. Batang bawah kemudian dibelah membujur sedalam 2-2,5 cm. c.
Mayat atas yang sudah disiapkan dipotong, sehingga panjangnya antara 7,5-10 cm. bagian sumber akar disayat pada kedua sisinya sepanjang 2-2,5 cm, sehingga rangka irisannya sama dengan indra penglihatan kampak. Selanjutnya layon atas dimasukkan ke dalam retakan batang radiks.
d. Penyatuan dengan tali plastikyang terbuat bersumber saku plastik 1/2 kg selebar 1 cm. Kantong plastik ini ditarik lapangan-alun-alun, sehingga panjangnya menjadi 2-3 kali panjang semula.Terbentuklah pita plastik nan tipis dan lemas. e.
Pada waktu menjaringkan entres ke pecahan mayat sumber akar perlu diperhatikan sepatutnya kambium entres bisa bersentuhan dengan kambium batang bawah. Sambungan kemudian disungkup dengan dompet plastik bening.Agar sungkup plastik tidak izin bagian bawahnya teristiadat diikat.Tujuan penyungkupan ini bagi mengurangi penguapan dan menjaga kelembaban udara di sekitar sambungan agar tetap jenjang.
f.
Tanaman sambungan kemudian ditempatkan di pangkal naungan agar terlindung bermula panasnya cerah matahari. Biasanya 2-3 pekan kemudian 13
sambungan yang berbuntut akan bertaruk tunas. Sambungan yang gagal akan berwarna hitam dan tandus. Pada ketika ini sungkup plastiknya sudah boleh dibuka. Semata-mata, reben pengikat sambungan baru boleh dibuka 3-4 minggu kemudian. Buat seterusnya kita dulu merawat sampai sari siap dipindah ke ladang.
http://smart-pustaka.blogspot.co.id/2013_02_01_archive.html Rangka X. Sambung pucuk dengan potongan baji
2.
Sambung samping (side grafting) Pada dasarnya, pelaksanaan sambung samping sama sebagaimana pelaksanaan
model sambung pucuk. Hubung samping yaitu mandu pelanjutan kunarpa atas pada fragmen samping buntang bawah. Caranya perumpamaan berikut: a) Batang bawah dipilih nan baik. Dimensi buntang atas tak perlu seperti bangkai dasar, bahkan bertambah baik dibuat kian kecil. b) Pada jenazah bawah dibuat irisan belah dengan mengupas bagian kulit sonder mengenai kayu atau dapat pun dengan sedikit menembus
putaran
kayunya.Irisan jangat batang sumber akar dibiarkan atau tidak dipotong. c)
Batang atas dibuat irisan ki memanas sreg kedua sisinya. Arah rincihan yang menempel sreg batang pangkal dibuat bertambah janjang menyesuaikan potongan di 14
batang sumber akar dari sisi luarnya. d) Buntang atas tersebut disisipkan sreg irisan belah dari batang bawah. Dengan demikian, kunarpa bawah dan batang atas akan saling berhimpitan. Kedua salutan kambium harus diusahakan seyogiannya saling bersentuhan dan bertaut bersama. e) Setelah selesai disambungkan, sambungan tersebut diikat dengan tali plastik. Untuk menjaga agar enggak terkontaminasi maupun mengering, sambungan dan batang atas ditutup dengan kantong plastik. f)
Setelah batang atas menunjukkan pertumbuhan tunas, kurang makin 2 pekan setelah penyambungan, kantong plastik serta lungsin plastik adegan atas sambungan dibuka makin dahulu, sedangkan tali plastik yang mengikat sewaktu tempelan jenazah atas dan kulit bangkai sumber akar dibiarkan, setakat tautan sambungan memadai awet.
g) Bilamana sudah lalu dipastikan bahwa batang atas boleh tumbuh dengan baik, bagian batang bawah di atas sambungan dipotong. Pemotongan perlu dilakukan cak agar tak terjadi kompetisi kebutuhan zat makanan yang diperlukan bikin pertumbuhan lanjutan berasal kunarpa atas.
http://smart-teks.blogspot.co.id/2013_02_01_archive.html Gambar x. Sambung samping
3.
Hubung susu Sambung susu adalah cara mengaduh batang atas dan batang bawah 15
tanaman, namun kunarpa atas tidak dipisahkan berpangkal pokok kayu induk. Teknik ini banyak digunakan plong tanaman kelengkeng dan nangka. Persiapan layon dasar selaras seperti batang bawah pada sambung pucuk dan sambung samping.
Mata air: http://robygumilar12ab.blogspot.co.id/
Rancangan. X Sambung payudara
3) Budding/okulasi Okulasi (budding) ialah penyimpulan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian rupa sehingga adalah satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.
Bagian bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut layon dasar (rootstock atau understock) atau sering disebut stock.
Bagian tanaman nan ditempelkan ataupun disebut batang atas, entres (scion) dan yaitu potongan satu mata tunas (entres).
1.
Syarat layon dasar kerjakan okulasi sama seperti jenazah bawah cak bagi grafting.
2.
Syarat mayat atas bikin okulasi 16
a.
Entres atau mata tunas digunakan sebagai mangsa yang akan ditempelkan sreg batang bawah. Entres tersebut nan nantinya akan menjadi batang atas.
b. Entres yang baik diambil berbunga batang nan cabangnya dalam kejadian tak terlalu tua dan juga tidak terlalu taruna (sepoteng berkayu).Warna kulitnya coklat muda kehijauan maupun abu-abu akil balig. Entres yanng diambil berbunga cagak yang terlalu tua pertumbuhannya lambat dan persentase keberhasilannya sedikit. Samudra diameter cabang untuk entres ini harus setimbang dengan besarnya buntang bawahnya. c.
Cabang entres untuk okulasi ini sebaiknya lain berdaun (daunnya sudah copot). Pada pokok kayu tertentu gegares dijumpai cagak entres yang masih ada daun melekat pada kayu cangkul batangnya. Lakukan itu perompesan patera harus dilakukan dua pekan sebelum pengambilan silang entres. N domestik hari dua minggu ini, gagang cangkul daun akan luruh dan pada lepasan arena melekatnya (wilayah absisi) akan terdidik kalus akhir luka yang bisa mencegah masuknya mikroorganisme penyebab penyakit (patogen).
d. Syarat lain yang perlu diperhatikan pada perian pengambilan entres yaitu kesuburan dan kesehatan pohon induk. Kerjakan meningkatkan kesuburan pohon induk, lazimnya tiga pekan sebelum pengambilan jenazah atas dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK. Kebugaran pohon indung ini utama karena dalam kondisi sakit, terutama problem sistemik mudah sekali ditularkan sreg bibit. e.
Entres diambil setelah kulit papan cabangnya dengan mudah dapat dipisahkan pecah kayunya (dikelupas). Interior kulit kusen ini (kambium) akan tampak berair, ini menandakan kambiumnya aktif, sehingga bila mata tunasnya segera diokulasikan akan mempercepat asosiasi dengan bangkai bawah.
3.
Faktor yang menyundul keberhasilan okulasi a.
Waktu terbaik pelaksanaan okulasi merupakan pada pagi hari, antara jam 07.00-1 1.00 pagi, karena ketika tersebut tanaman sedang aktif 17
berfotosintesis sehingga kambium tanaman juga dalam kondisi aktif dan optimum. Diatas Jam 12.00 siang patera mulai layu. Tetapi ini bisa diatasi dengan bersanding di tempat yang teduh, terhindar dari kurat surya langsung. b. Kebersihan alat okulasi, silet yang akan digunakan langsung kita belah dua saat masih dalam cangkang jeluang, sehingga silet kita loyal dalam kondisi bersih satu retakan kita gunakan sedangkan rekahan lainnya kita simpan lakukan pengubah belahan silet pertama apabila dirasa sudah lalu tidah mencolok kembali. Perawatan alat okulasi, sesudah digunakan silet dibersihkan dan dibungkus lagi dengan kertas pembungkusnya seyogiannya tidak bersekeh. c.
Peladang terampil satu bagian silet congah digunakan bikin 100 s/d 200 kelihatannya okulasi sehingga dengan dua adegan silet mampu dihasilkan 200 s/d 400 okulasi kerumahtanggaan sehari (10 jam kerja). Seorang pembibit yang berpengalaman dalam berhimpit dalam 1 jam berpunya bersampingan sekitar 40 tempelan. Kerja mulai jam 06.00-12.00 (6 jam) dilanjutkan jam 13.00-17.00 (4 jam), sehingga 10 jam kerja dalam 1 hari dihasilkan 1 0x40 = 400 tempelan.
d. Pembuatan rayon plastik dari saku plastik bertakaran ‘/2 kg (12×25 cm) atau 2 kg (20×35 cm). Gunakan plastik yang tahan santan dan minyak. Membuat irisan memanjang dengan tumpul pisau 0.5-1 cm. Pengirisan dengan silet, yang bergeraknya plastiknya enggak siletnya. Buat pemula pengirisan plastik boleh beralaskan tiang atau kaca, sedangkan nan sudah lalu lumrah pengirisan kantong plastik dapat langsung di atas paha kita. e.
Menotal kebutuhan sutra plastik, 1 kantong plastik ukuran ‘/2 kg menjadi 12 racikan bolak-mengot sehingga menjadi 24 racikan x 3 episode (8 cm) dihasilkan seputar 72 lawai plastik x /4 kg (isi 140 lembar) maka dihasilkan 10.080 utas plastik, sedangkan 1 kantong plastik ukuran 2 kg menjadi 20 irisan bolak perot sehingga menjadi 40 irisan x 4 bagian (8 cm) dihasilkan sekitar 160 tali plastik x /4 kg (isi 60 lungsin) maka dihasilkan 9.600 lawai platik. Harga 1/4 kg dompet plastik harganya Rp 3.000,-, /4 kg plastik format ‘/2 kg berisi 140 kantong plastik dan /4 kg plastik ukuran 2 kg berisi 60 kantong plastik.
18
f.
Membeningkan tali plastik dengan prinsip dipegang dengan jari direntangkan dan diketek-ketek atau digerakan kendati menjadi sejati, jangan dilap. Lazimnya kantong plastik yang habis kita iris menjadi tali plastik, kita gosokgosokan ke telapak tangan kita supaya tidak licin/lebih kesat.
4.
Mandu okulasi a) Perlakuan pendahuluan 1.
Layon radiks dengan polybagnya dipegang dan diangkat adv minim keatas lampau ditekan benyot ke pangkal sehingga posisi pokok kayu dan polybagnya menjadi miring ke arah luar, agar memudahkan mencari posisi batang yang akan di tempel dan pengerjaan penempelan, gerakan ini juga mampu menjatuhkan embun/air yang terpatok di daun, agar lebih banyak embun/air yang merosot, persuasi batang bawah sekali lagi dengan tangan.
2.
Buntang dasar dibersihkan dari tinja/debu dengan cara membelai dengan ibu jari dan telunjuk tangan kita lega bagian nan akan dibuat cabikan kerjakan okulasi.
b) Pembuatan sayatan untuk tempat berapit entres 1. Lihat dan perhatikan putaran layon sumber akar yang akan dijadikan kancah okulasi. 2. Penentuan tempat okulasi, buat ajang sayatan/kupasan/sobekan setinggi 3 kali tinggi/panjang silet berpokok batas akar dan batang, karena bila okulasi pertama gagal setelah 3 minggu kita dapat mengokulasi lagi tepat berakhir selama silet dibawah jejas okulasi mula-mula pada sisi yang bentrok, kalau okulasi ke-2 masih gagal dalam 3 pekan berikutnya kita dapat mengulang bagi yang buncit kali atau yang ke-3 berjarak selama silet pada sisi yang berlawanan dengan okulasi ke-2 maupun sama sebelah dengen okulasi ke- 1. Kalau itupun gagal kita dapat gunakan alternatif dengan teknik sambung pucuk alias kita menunggu pokok kayu tumbuh bertambah tinggi. Sahaja jangan melakukan okulasi 2 atau 3 sekaligus pada pohon karena itu akan membentuk stress tanaman. 3.
Panjang silet sekitar 4 cm, sehingga jarak tempat okulasi pertama ialah 19
setinggi sekeliling 12 cm di atas sempadan akar dan batang. 4.
Buang patera dibawah posisi palagan sayatan, untuk memudahkan penempelan atau lain membendung pandangan.
5.
Penyayatan jangat batang bawah mendatar selebar 3-4 mm dengan 2 atau 3 kupasan, tersangkut pada besar kecilnya penampang batang dasar dan diseimbangkan dengan samudra kecilnya entres, lalu ditarik ke radiks selama lebih rendah 1,5 – 3cm, sehingga menjulur seperti lidah. Sayatan ini kemudian dipotong 3/4 panjangnya atau menyisakan sedikit sayatan (<1/3 bagian) memadai untuk tempat menahan sayatan atau pola mata entres.
c.
Pengambilan netra entres 1. Kriteria mata entres nan baik dari segi dimensi: Alat penglihatan entres yang sudah plast/mekar (tidak bagus). Mata entres nan besar tapi belum plast/sedang/bentuknya sudah menonjol (terbaik kerjakan ditempel). Mata tunas kecil/dormant/istirahat (dapat digunakan tapi agak lama melekatnya dan pertumbuhannya juga relatif lama). 2. Patokan alat penglihatan entres yang baik dari segi pengerjaan dan bentuk Mudah dikupas (menyimbolkan bawah kambiumnya/jaringannya aktif). Kelihatan berlambak/sehat/fit. Diambil dari ranting nan berdiameter 2-4 mm, maupun diameternya setimbang dengan layon radiks. Warna kulit sebagaimana corak kulit bangkai bawah (ini menunjukkan kesesuaian secara fisiologis). Pengambilan/pengupasan arketipe mata entres bersumber atas ke bawah, karena nan dilekatkan/nan menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan adalah lekatan transendental entres episode radiks rapat dengan arketipe tingkap di layon bawah.Atau dengan kalimat lain bahwa yang diperlukan yaitu sisi bawah yang bersih, karena syarat mutlak seharusnya tempelan bintang sartan adalah komplet alat penglihatan entres harus tertuju/berdampingan rapat lega sebelah bawah dan salah satu sebelah samping, sementara itu sisi atas 20
dan sisi samping lainnya tidak melekatpun tidak segala-apa, tetapi bertambah sempurna kalau semua arah berapit rapat (semata-mata keadaan tersebut sulit dicapai). Ukuran sayatan mata tempel sedikit bertambah kecil dari format sayatan mayat bawah. Disayat agak n domestik sehingga menembus kayu. Tangan kiri menjabat ranting yang ingin diambil mata entresnya, ibu ujung tangan tangan kidal menahan ranting dan membantu memurukkan ke arah atas saat silet ditangan kanan menginjak bersirkulasi membuat sayatan menembus kusen, panjang sayatan sekitar 0.5-1 cm diatas mata entres dan 0.5-1 cm dibawah mata entres (sayatan alat penglihatan entes sepanjang sekeliling 1-1.5 cm), sayatan kerjakan pengambilan entres harus dengan satu gerakan mulus searah dan bukan boleh dengan gerakan terputusputus. Pasca- sayatan melewati mata entres, kemudian membuat keratan melingkar menghadap benyot ke dalam menghubungkan kedua sisi sayatan bidang acuan ain entres, kerjakan memisahkan indra penglihatan entres dengan kayu dengan cara menyirat contoh dengan ujung silet atau dengan kuku deriji dengan sontekan halus sehingga terlepaslah selerang nan membawa mata entres dengan kayu dan sayatan kayu tidak terlepas berpokok ranting. Apabila ranting yang terletak alat penglihatan entres terlalu mungil, biasanya sayatan ikut melepaskan kusen tercantol dengan sayatan, seandainya itu terjadi kita sapat merarai ain entres dengan kayu tersebut dengan sontekan ujung silet nan hati-hati. Kemudian rapikan rajangan sisi bawah entres bakal menghindari irisan sisi bawah entres dari cirit atau infeksi, yang menjadi pikiran hipotetis sayatan indra penglihatan entres harus bersih dari kayu dan apabila dilihat tak meninggalkan terowongan di alumnus kulit mata entres, maka sayatan pola mata entres tersebut siap bakal ditempelkan.
21
3. Menempelkan mata entres ke sayatan mayit bawah Ambil sayatan mata entres, masukkan, lekatkan, tempelkan,
tancapkan dan tekan entres pada pungkur robekan di buntang bawah. Prinsipnya semakin cepat penempelan berusul pengambilan entres
semakin baik, uang jasa jadinya lebih tinggi. 4. Penyimpulan Ambil tali dan tarik lawe plastik yang disiapkan untuk pengikatan,
pengikatan dari radiks tempelan melingkar ke atas dimulai seputar 0.5 cm di bawah sayatan/tingkapan, tali plastik disusun ganti tindih seperti menyusun genting, pengikatan dengan hatihati jangan terlalu kencang (mengganggu proses penyatuan batang sumber akar dan entres), atau tekor kencang/kendur (air bisa ikut ke luka tempelan, sehingga
menginfeksi
tempelan)
gunakan
perhatian
kerumahtanggaan
pengikatan. Pengikatan di dekat mata entres harus makin hati-lever, gabung bagian
bawah netra entres mendekati bagian atas mata entres, ikat sisi memalang menuju bawah mata entres, ikat fragmen pangkal netra entres, kembali menyilang ke atas ain entres usahakan sekitar ain entres terikat komplet sehingga air tak masuk ke dalam tempelan. Lanjutkan pengikatan ke arah atas sampai pergaulan membentangi 0.5 cm diatas luka sayatan batang pangkal, lalu kiat koneksi dan tarik tali plastik dan potong/rapikan sisa benang plastik. Mata entres nan besar atau menonjol, semisal pada durian tidak
ditutup tali plastik momen pengikatan, kayu cangkul daun dipotong penuh/biasanya tangkai daunnya sudah tanggal dengan sendirinya bila indra penglihatan entres telah besar. Indra penglihatan entres yang masih kecil ditutup dengan untai plastik, tetapi
disiasati dengan menyisakan racikan tangkai daun dibawahnya agak panjang kurang, sehingga walaupun di tutup tapi sisa potongan tulang daun masih congah melindungi mata entres kecil dari 22
tekanan pengikatan tali plastik sehingga cukup ruang untuk bersemi dan indra penglihatan entres tak patah.Jika mata tunasnya tidak menonjol sebagaimana pada pauh dan jeruk, mata tunas boleh ditutup berdampingan dengan pita plastic. 5.
Kegiatan sesudah okulasi a.
Untuk mendorong tumbuhnya alat penglihatan taruk maupun pertumbuhan batang sumber akar sekufu antara pertumbuhan keatas dan menyamping, sehingga pas makanan untuk proses melekatnya tempelan entres, dilakukan pemotongan pucuk (titik bertaruk) mayat bawah selepas penempelan.
b. Umumnya 2-3 pekan kemudian mata okulasi start tumbuh dan dimulailah alas kata entres. Kita buka ikatan paling atas dengan silet dan dilanjutkan dengan memutar tali ikatan berlawanan dengan jihat penggabungan secara perlahan dan eklektik ke arah pertautan yang lebih bawah. c.
Etiket berpokok keberhasilan okulasi adalah ain entres yang ditempelkan patuh hijau, segar, tidak tandus, ataupun tak patah. Mata recup tumbuh, kalaupun belum tertentang tumbuh dapat dengan menggores adv minim latar sayatan mata entres yang kita tempel apabila tetap cegak/baru berarti tempelan bintang sartan. Tempelan yang gagal mata tempelnya akan bercelup coklat kehitaman.
d. Setelah mata tunas okulasi n kepunyaan 2-3 helai daun yang dewasa dan siap berfotosintesis, lakukan pemotongan nyana-taksir 2-3 cm di atas mata okulasi batang bawahnya. e.
Sepatutnya pertumbuhan ain tunas batang atas tidak terganggu, tunas nan merecup dari kunarpa bawah harus dibuang.
6.
Pemeliharaan ekstrak pasca- okulasi a.
Penyiraman minimum lama 2 hari sekali, dilihat ada tidaknya hujan, yang harus diingat bahwa tanaman yang kita tempel mengalami pelukaan/stress sehingga memerlukan kas dapur, air dan perawatan yang lebih.
b. Pemupukan dapat dilakukan dengan memperalat kawul daun seperti Atonik, Metalik atau Gandasil D dengan konsentrasi 2 cc/l air atau menggunakan pupuk NPK (15 : 15 : 15) dengan sentralisasi 1-2 g/l air. 23
Rahmat pupuk ini dilakukan seminggu sekali. Selain itu pemupukan bisa juga diberikan melalui persil dengan dosis 1-2 gram per tanaman yang dilakukan sebulan sekali. c.
Penyemprotan dengan insektisida apabila terdapat hama. Biasanya hama nan menuduh tumbuhan di pembibitan adalah kutu tameng, kutu salih dan ulat daun. Insektisida yang digunakan, misalnya Supracide 25 WP, Decis 2.5 EC, Reagent 50 SC atau Decis 2.5 EC, Matador, Kanon dengan konsentrasi 2 cc/l air. Teradat ditambahkan lem semisal Suntick, apabila penyemburan pada musim hujan.
d. Penyemburan dengan fungisida apabila terwalak bidasan ki aib lodoh/busuk daun, gejala bercak-bercak hitam pada permukaan daun , daun memanipulasi dan melekat satu sama lainnya, lebih lanjut patera menjadi kecoklatan, kersang dan sirep. Biasanya penyakit yang menuding pohon di
pembibitan
terutama
nan
disebabkan
maka dari itu
Rhizoctonia
sp,
Phytophthora sp, Fusarium sp dan Phytium sp. Pati yang terserang supaya tidak menular segera dipisahkan dari keramaian nan masih sehat, kemudian seluruh bibit disemprot dengan Antracol 70 WP, Dithane M-45 80 WP , Benlate dengan pemfokusan 2 cc/l atau 2 g/l air. Pemancaran diulang seminggu sekali.
Sumber : http://labpemuliaantanaman.staff.ub.ac.id/files/2012/04/modul-7.perbanyakan-vegetatif.pdf Gambar X keberagaman-tipe okulasi 24
d. Cangkok Mencangkok adalah satu teknik perbanyakan tanaman dengan pendirian panas timbulnya perakaran pada cabang pokok kayu sehingga dapat ditanam umpama tanaman baru. Cara menggiurkan timbulnya akar tunggang tersebut adalah dengan memperhatikan kulit luar silang lebih lanjut simpang nan terkupas tadi diberi kendaraan lahan. 1.
Sejumlah persyaratan tanaman nan akan dicangkok tersebut merupakan a.
Bersemi baik dan bugar.
b. Berbuah banyak dan manis. c.
Rasanya gurih.
Sehabis persyaratan tersebut di atas terpenuhi dipilihlah satu cabang maupun ranting dengan persyaratan andai berikut: a.
Simpang nan baik untuk dicangkok yang tumbuhnya agak gelap ataupun condong ke kiri 45 derajat.
b.
Besarnya silang sebesar ibu jemari sebatas pergelangan tangan dewasa.
c.
Jangan mencangkok cabang yang plus akil balig atau terlalu tua lontok karena simpang terlalu tua akan berat keluar akarnya dan yang plus muda akan mudah kudung serta lambat berbuah.
d.
Panjang berpunca ujungnya cabang sebatas ajang cangkokan 50-100 cm tersangkut besar cagak nan dicangkok.
e.
Waktu yang baik bagi mencangkok adalah pada periode hujan supaya media cerbak basah.
f.
2.
Cabang tidak termaktub tunas air
Langkah-langkah multiplikasi dengan cara cangkok yakni sebagai berikut: a.
Pilihlah tanaman induk sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki.
b. Pilihlah cabang lega pohon emak yang terseleksi yang enggak terlalu gaek. c.
Kupaslah indra peraba cabang lega pelecok satu siasat selebar kira-asa 4 cm
25
d. Bersihkanlah kambium yang terdapat puas cagak yang telah dikupas, dan keringkanlah sepanjang 1 perian, untuk tumbuhan yang bergetah keringkanlah 3-4 waktu. e.
Buatlah bancuhan persil dan pupuk kandang ala kadarnya.
f.
Tempelkanlah adonan itu puas cabang nan telah dikupas dan bungkuslah dengan sabut kelapa atau .
g.
Ikatlah kedua ujung bungkusan dengan tali (Rancangan 3e).
h. Siramlah cangkokan secara integral. i.
Tunggulah hingga akar berkembang.
j.
Potonglah cangkokan di bawah buntelan bila akar mutakadim banyak.
k.
Pindahkanlah cangkokan ke polibag atau ditanam langsung.
Sumber :http://maslatip.com/wp-content/uploads/2014/07/cara-mencangkoktanaman.png Kerangka X Menyuntikkan pada tanaman
3.
Jenis tumbuhan dan teknik perbanyakan yang digunakan
No Tepi langit a m a Tanaman **
Cangkok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
* * * * * * * * *
Alpokat Blimbing manis Blimbing wuluh Cempedak Cermai Delima putih Duku Durian Jambu air Jambu biji
Okulasi Sambung pucuk * * * * * * * * * * * * * *
Stek Cabang Akar * * *
Pucuk * * * 26
11 Jambu bol 12 Jambu mete 13 Jambu semarang 14 Jengkol 15 Jeruk bali 16 Jeruk citrun 17 Jeruk keprok 18 Jeruk manis 19 Jeruk nipis 20 Sitrus purut 21 Jeruk siam 22 Kedondong 23 Kelengkeng 24 Keluwih / Sukun 25 Kemang 26 Kesemek 27 Mempelam 28 Mangga Embacang 29 Menggusta 30 Matoa 31 Anak bedil 32 Nangka 33 Petai 34 Rambutan 35 Rukam 36 Sawo 37 Sirsak 38 Srikaya Pengumuman: * = dapat; – = tidak dapat
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * –
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * * * * * * –
* –
* * –
* * * * * –
27
Source: https://adoc.pub/agribisnis-tanaman-pangan-dan-hortikultura8def8aee37e770e40bd80e04e1494a6651581.html
Posted by: holymayhem.com