Makalah Budidaya Jenis Tanaman Obat
BUDIDAYA Tumbuhan Obat DI Petak PEKARANGAN (Herbal Potensial untuk Meningkatan Sistem Imun Jasad)
- Details
- Parent Category: Info Teknologi
- Created: Sunday, 19 July 2020 17:00
- Last Updated: Monday, 06 December 2021 11:02
- Published: Tuesday, 21 July 2020 13:38
- Written by Retna Qomariah dan Susi Lesmayati
- Hits: 17951
Pohon Obat di Lahan Pelataran
Mahajana Indonesia secara bebuyutan sudah terbiasa mengkonsumsi peminta tradisional (herbal) seperti jamu dan sifat ini sudah menjadi kearifan domestik dalam menjaga kesehatan. Pengetahuan tradisional dalam memanfaatkan tanaman perumpamaan sumber obat-obatan diwariskan cara bebuyutan dari generasi ke generasi. Jamu berkembang bersendikan pengalaman kumulatif internal penyembuhan masyarakat sejak zaman karuhun kita. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, perunding tradisonal (herbal) semakin berkembang. Kronologi obat tradisional semakin pesat pun karena ditunjang dengan pendekatan ilmiah buat verifikasi khasiat, keamanan, maupun teknik pengolahannya.
Tumbuhan obat sangat berguna bagi masyarakat, selain buat tujuan kesegaran sekali lagi berfungsi sebagai pohon pangan, tanaman hias, dan bumbu masak. Tumbuhan nan dapat digunakan sebagai bahan pengobatan bisa diambil dari adegan akar, layon, bunga, biji kemaluan, alias fragmen enggak maupun keseluruhan dari tanaman. Tanaman obat dapat djadikan penanggulangan mula-mula dari suatu keburukan atau sebagai pengobatan alternatif dari pengobatan yang dilakukan secara modern. Teknik pengobatan ini dianggap banyak orang seumpama pengobatan yang murah dan aman, serta dapat kontributif meningkatkan derajat kesegaran seseorang yang mengkonsumsinya secara benar sesuai fungsi ataupun khasiatnya. Oleh sebab itu kerjakan memudahkan akses anggota keluarga terhadap tumbuhan pelamar tersebut, maka dulu cocok takdirnya dibudidayakan di persil jerambah rumah.
Ada sejumlah tumbuhan obat yang secara empiris dapat dimanfaatkan bikin meningkatkan sistem imun alias rahasia resistan raga sehingga baik dikonsumsi kepentingan mencegah berbagai penyakit atau perawatan kesegaran, termasuk pemeliharaan kesehatan andai salah suatu upaya pencegahan terhadap terjangkitnya virus Covid-19.
Tanaman obat seperti kunyit, temulawak, dan si pedas (tumbuhan rimpang/empon-empon), patera sirih maupun diversifikasi pohon obat lainnya sangat mudah dibudidayakan, termasuk di lahan pekarangan rumah. Lahan pekarangan kondominium yang dimanfaatkan buat budidaya tanaman obat tersebut akan berfungsi sebagai kedai obat hidup untuk anggota anak bini. Keluarga akan memiliki tanaman berkhasiat di rapat persaudaraan kondominium tempat adv amat buat pelestarian kesehatan anggota anak bini (mencegah alias mengobati penyakit dengan herbal/pengobatan alternatif) sehingga dapat mengurangi pendayagunaan obat-obatan kimiawi secara berlebihan. Sebab berdasarkan hasil penyelidikan, bahwa penggunaan remedi kmia secara terus-menerus atau jebah dapat menimbulkan surat berharga samping berupa timbulnya penyakit yunior begitu juga adanya kerusakan buah pinggang dan hati sebagai akibat residu dari eksploitasi pemohon kimia terlalu lama.
Menambah jenis tanaman obat internal kegiatan optimalisasi lahan pekarangan tanggungan diharapkan akan dapat menambah derajat kebugaran anggota tanggungan. Oleh sebab itu setiap keluarga diharapkan boleh memanfaatkan petak pekarangannya dengan tanaman pembeli dan memanfaatkannya secara mandiri cak bagi menjaga kesehatan dan memelihara stamina/ki akal resistan tubuh anggota keluarganya.
Tanaman pembeli yang dibudidayakan di lahan pekarangan bermanfaat juga laksana penanggulangan pertama suatu problem bagi anggota keluarga yang murah dan aman, selain membusut keasrian rumah. Bagi lahan pekarangan apartemen yang sempit alias tanpa jerambah terserah alternatif teknik budidaya yang boleh dilakukan seperti penggunaan wadah (pot/polybag/barang bekas), digantung, dijalarkan, atau dengan teknik vertikultur (bertingkat). Oleh sebab itu pohon perunding yang ditanam di lahan pekarangan harus ditata sedemikian rupa sesuai luas lahan pekarangan dan kebutuhan keluarga, serta dengan rabaan estetika bagi memberikan keindahan lega lingkungan rumah.
Tumbuhan Obat buat Imun Badan
Tanaman obat menjadi alternatif masyarakat bak keseleo satu mandu lakukan meningkatkan sistem imun maupun gerendel tahan tubuh terhadap serangan epidemi COVID-19 sekarang. Variasi pokok kayu nan banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai herbal atau jamu bakal menjaga stamina tubuh atau kesehatan disaat taun COVID-19 ini seperti kunir, temulawak, deringo, serai dan patera kinang.
Pohon kunyit, temulawak, dan jahe mengandung bahan senyawa kurkumin nan punya potensi terapeutik nan beragam sebagai halnya antibiotik, antiviral, antioksidan, antikanker, penanganan penyakit Alzheimer, dan lain-lain. Rebusan batang serai ditambah ketiga rimpang target tersebut atau mengkonsumsi secara khas tanaman obat tersebut diyakini masayarakat juga boleh meningkatkan daya tahan tubuh terhadap bidasan keburukan COVID-19. Tanaman sirih selain daunnya bisa dikunyah cak bagi mencegah batuk, mayit dan patera sirih dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik atau disinfektan.
Tanaman lain nan diketahui berpotensi misal imunomodulator ialah jeruk nan mengandung fusi hesperidin. Senyawa ini n kepunyaan manfaat bak imunomodulator, anti inflamasi dan antioksidan. Hesperidin kembali ditemukan sreg kunir, lengkuas, dan secang, selain itu pun terdapat lega kemangi, jahe, lengkuas, temu ireng, sambiloto, jerangau, pegagan, meniran, dan lain-lain. Tanaman–tumbuhan ini diketahui berpotensi misal tanaman yang mampu meningkatkan pokok tahan tubuh atau imunomodulator. Tanaman tidak yang berkepribadian antiviral yang dapat ditanam di pekarangan yaitu rente telang, seledri, serasa merah, pancasuda, dan merunggai.
Beberapa macam tanaman obat sebagai herbal untuk pemelihara daya tahan fisik nan mudah dikembangkan di petak pekarangan rumah keluarga perumpamaan berikut:
Kunir (Curcuma domestica)
Kandungan:
- Kurkuminoid 6,5 – 11%, minyak atsiri 3 -5%, zat pati 40 – 50%, mineral dan vitamin.
Kebaikan:
- Secara ilmiah untuk menjaga stamina deuritik, bentrok oksidan, anti radang, anti diare, immunomodulator dan anti kanker.
- Secara empiris untuk menempatkan kolesterol, sebagai pelamar malaria, obat memilin, maag, memperbanyak ASI, mengobati keseleo, memar, dan rheumatik
Budidaya:
- Kunyit dikembangkan dari rimpang indung atau rimpang anakan nan fit, berusia 9 -10 bulan, bila rimpang diipatahkan akan terlihat banyak serat, kulit rimpang enggak lopak-lapik, lain mudah terkelupas, warna mengkilat dan berharta.
- Rimpang dipotong-potong membujur dengan langka 20-30 gr tiap-tiap potongan dan jenjang 3 – 7 cm.
- Rincihan rimpang disemaikan di atas tanah gembur maupun tanah beralas jerami berlapis (3 – 5 lapis) agar cepat bertunas. Sehabis 3 – 8 minggu di persemaian, puas rimpang mulai tumbuh 2 -3 recup dan siap dipindahkan ke lahan atau kancah (pot/polybag) pada awal masa hujan abu.
- Perabukan dilakukan kapan pengolahan lahan dengan pupuk bawah (pupuk kandang) sebanyak 1 – 2 kg lubang tanam alias per pot/polybag dan dibiarkan selama 1 – 2 minggu baru rimpang nan sudah bertaruk dipindahkan.
- Pemeliharaan dilakukan untuk menukar ekstrak nan enggak tumbuh, gebyur pokok kayu pada musim pertumbuhan (6 bulan selepas tanam/BST), dan penyiangan cak bagi membuang gulma.
- Rimpang kunyit siap dipanen kalau semua daun dan batang sudah menguning dan meringkai, umumnya pengetaman plong umur tanaman bertambah semenjak 9 wulan. Caranya rimpang diangkat dari tanah kemudian persil dan akar yang mepet di rimpang dibersihkan dengan air mengalir, ditiriskan, dan dikeringanginkan baru disimpan.
Pengolahan:
- Buat pembuatan simplisia, rimpang dicuci bersih, ditiriskan, kemudian diiris tipis beruntung dengan ketebalan 2 – 5 mm, dijemur di radiks terang matahari dan ditutup cemping hitam sebatas kodrat air 9 -10% alias dikeringkan dengan oven pada suhu 40 – 600C. Simplisia yang tandus dikemas dalam palagan kedap awan yang tidak mudah bereaksi dengan bahan lain, bisa melindungi semenjak pengaruh kurat, oksigen, dan embun, cemaran mikroba, endap-endap, dan serangga. Paket diberi logo (tanggal dan tempat produksi, berat salih). Simplisia privat kemasan di ruang yang lugu, sejuk (hawa 10 -150C) dan kering.
Bentuk pasokan:
- 25 g rimpang segak dicuci,, diperas, disaring, ditambah 1 spatula makan madu, diminum 2 X sehari.
- Seduhan serbuk 1,5 – 3 g/musim.
- Rebusan rimpang kering 0,5 – 1 g, 3 X sehari
Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza)
Peranakan:
- Kurkuminoid 4,59 -5,22% minyak atsiri 5,49 – 9,8%, xantrorrizol 0,81 – 0,97%, protein: sari 48,9 -53,1%, serat 2,37 – 3,44%
Khaisiat:
- Secara ilmiah: sebagai hepatoprotektor, analgesik, berlawanan oksidan, berlawanan inplamasi, bentrok kanker, meletakkan plak gig, immunomodulator, menempatkan kolesterol-trigliserida, megurangi nyeri daya dan tulang.
- Secara empiris: meninggi nafsu makan, memperbaiki, fungsi lever dan pencernaan, meningkatkan ASI.
Budidaya:
- Temulawak dapat dikembangkan dari rimpang yang sudah berumur 10 bulan dan sudah punya 2 – 3 mata taruk, baik rimpang indung atau rimpang bunga. Alat peraba rimpang keras dan tak mudah terkelupas/sehat.
- Bila benih dari rimpang emak, maka harus dipotong-potong asian dengan 2- 3 alat penglihatan tunas, menengah takdirnya dari rumpang anakan maka harus memilii berat 20-30 saban rimpang anakan.
- Irisan rimpang disemaikan di atas tanah endut-endut atau tanah beralas jerami berlapis (3 – 5 lapis) mudah-mudahan cepat bertunas. Setelah 2 – 4 minggu di persemaian, sreg rimpang mulai tumbuh 2 -3 tunas dan siap dipindahkan ke persil atau wadah (pot/polybag) pada awal hari hujan abu.
- Pemupukan dilakukan plong saat perebusan lahan dengan pupuk dasar (pupuk kandang) sebanyak 1 – 2 kg lubang tanam ataupun per pot/polybag dan dibiarkan selama 1 – 2 minggu baru rimpang yang sudah bersemi dipindahkan. Atau ditanam dengan posisi rebah dan taruk menghadap ke atas. Tanah di seputar benih dipadatkan agar kokoh adv amat ditutup dengan tanah.
- Preservasi dilakukan cak bagi mengganti ekstrak nan lain bersemi (penyulaman), mengguyur pokok kayu sreg tahun pertumbuhan (6 bulan setelah tanam/BST), dan penyiangan untuk membuang gulma dan pembumbunan.
- Rimpang temulawak siap dipanen jika semua daun dan batang sudah lalu matang dan mengering, umumnya panen plong kehidupan tanaman lebih dari 9 – 10 rembulan BST. Caranya rimpang diangkat dari tanah kemudian tanah dan akar yang menempel di rimpang dibersihkan dengan air mengalir, ditiriskan, dan dikeringanginkan baru disimpan.
Pascapanen:
- Bagi pembuatan simplisia, rimpang dicuci bersih, ditiriskan, kemudian diiris tipis beruntung dengan ketebalan 2 – 7 mm, dijemur di bawah semarak matahari dan ditutup kain hitam sampai kadar air 9 -10% atau dikeringkan dengan oven pada suhu 40 – 600C. Simplisia yang kersang dikemas dalam panggung kedap udara yang bukan mudah bereaksi dengan objek tidak, dapat mereservasi berpunca kontrol cahaya, oksigen, dan uap air, cemaran kuman, kotoran, dan serangga. Kemasan diberi stempel (tanggal dan bekas produksi, berat asli). Simplisia n domestik kemasan di ulas yang asli, sejuk (suhu 10 -150C) dan tandus.
Bentuk sediaan dan dosis:
- Irisan rimpang kering 5-10 g direbus dengan 500 cc air hingga tinggal minus makin 300 cc, disaring, diminum 2 X sehari @ 150 cc.
- Serbuk rimpang kering 3 g, diseduh dengan air matang suam, diaduk, diminum beserta ampasnya 1 X sehari.
- Rincihan rimpang sehat 20 – 25 g diseduh dengan air mendidih selama 5 menit, setelah hangat diminum air seduhannya, 1 X sehari.
Jahe (Zingiber officinale)
Kandungan:
- Oleorosin 2,39 – 8,87%, minyak atsiri 0,78 – 4,80%, gingerol 0,49 – 1,37%, shogaol, zingeron, sari 39 39 -45%, serat 5,60 – 8,60%, zat makanan dan mineral.
Khasiat:
- Memperlancar peredaran darah, memperbaiki faedah pencernaan, membersihkan pembawaan, antio oksidan, meningkatkan kunci resistan tubuh, mengobati mual dan muntah, memperkuat otot usus, menuntaskan batu berdahak, anti tumor.
Budidaya:
- Jerangau bisa dikembangkan dari rimpang memiliki tunas atau dengan anakan yang telah berumur 9 bulan dan sudah memiliki 2 – 3 mata recup, kulit rimpang kisut dan lain mudah menggelopak, mengkilat, dan ki berjebah.
- Bila mani terbit rimpang maka harus dipotong-runjam dengan matra 30 – 60 per rimpang untuk jahe putih raksasa dan 30 – 60 gr dan untuk si pedas tulus kecil dengan dimensi 20 – 40 gr.
- Potongan rimpang diselupkan ke dalam larutan disenfektan adv amat dikeringanginkan maupun ditaburi abu dapur maupun sekam pari di bagian atas media semai.
- Potongan rimpang disemaikan di atas lahan gembur maupun kapling beralas jerami/alang-alang berlapis (3 – 5 lapis) dan diletakkan di tempat yang teduh seyogiannya cepat bersemi. Selama tahun penyemaian dilakukan penyiraman sesuai kebutuhan dengan cara disemprot (jangan disiram).
- Setelah benih/semaian rimpang mulai bersemi dengan tinggi semi 1-2 cm siap ditanam ke lahan atau wadah (pot/polybag) lega awal musim hujan angin dengan kedalaman tanam 5 – 7 cm. Pati si pedas diletakkan dengan posisi putri malu dan tunas menghadap ke atas.
- Fertilisasi dilakukan pron bila penggodokan lahan dengan pupuk dasar (baja kandang) sebanyak 0,5 – 1 kg lubang tanam maupun per pot/polybag dan dibiarkan sepanjang 2 – 4 minggu yunior rimpang yang sudah bertunas dipindahkan. Atau ditanam dengan posisi rebah dan recup menghadap ke atas. Tanah di seputar mani dipadatkan agar kokoh lalu ditutup dengan lahan.
- Konservasi dilakukan untuk menukar ekstrak yang enggak tumbuh (penyulaman), menyiram tanaman pada masa pertumbuhan (6 wulan sesudah tanam/BST), dan penyiangan untuk membuang gulma dan pembumbunan muali umur 3 bulan.
- Rimpang deringo siap dipanen jika semua daun masak dan matig, umumnya penuaian pada umur tanaman lebih dari 9 – 10 bulan BST. Caranya rimpang diangkat mulai sejak kapling kemudian tanah dan akar tunggang yang menempel di rimpang dibersihkan dengan air mengalir, ditiriskan, dan dikeringanginkan yunior disimpan.
Pascapanen:
- Untuk pembuatan simplisia, rimpang dicuci bersih, ditiriskan, kemudian diiris tipis bernasib baik dengan ketebalan 2 – 5 mm, dijemur di atas lampit yang nirmala di bawah sinar matahari dan ditutup karet hitam sampai kadar air 9-10 % alias dikeringkan dengan oven pada hawa 40 – 600C.
- Simplisia yang kering dikemas internal ajang kedap gegana yang tidak mudah bereaksi dengan bahan lain, boleh melindungi berpunca pengaruh kurat, oksigen, dan uap air, cemaran mikroba, kotoran, dan serangga. Sampul diberi tanda (sungkap dan palagan produksi, langka salih). Simplisia kerumahtanggaan kemasan di urat kayu yang suci, sejuk (temperatur 10 -150C) dan cengkar.
Bentuk cadangan dan dosis:
- Seduhan tepung 2-4 g sehari
- Seduhan jerangau segar 10-15 g sehari
- Tandon kemasan ada sreg produk wedang, timbrung angin, permen anti mual
Sambiloto (Andrographis paniculata)
Rezeki:
- Ki gua garba senyawa aktif: diterpen lakton (andrografolid/zat pahit sebanyak 0,64 – 4,10%, neoandrografolid, deoksiandrografolid, didehidroandrografolid, serta homoandrografolid), flavonoid polimetoksi, alkaline, keton, aldehd, mineral (alium, zat kapur, natrium), cemberut kersik, damar.
Khasiat:
- Berlawanan diabetes, bentrok inflasi, hepatopprotektor, darah tinggi, mengobati demam, disentri, kolera, sakit paru-paru, influenza, bronchitis, gigitan ular, dan rematik.
Budidaya:
- Sambiloto dikembangkan dengan nilai atau stek. Seandainya nilai, maka harus direndam lebih lagi dahulu selama 24 jam, dikeringanginkan, mentah disemai pada sarana semaian campuran petak, pasir, dan rabuk kandang dengan perbandingan 1;1;1. Selepas bersemi dengan 2-3 daun, bibit dipindahkan ke bedengan atau polybag. Kalau bermula setek, maka diambil bermula pucuk tanamn induk nan sudah berumur 1 perian. Bibit siap dipindahkan (di tanam simultan d lahan/polybag/pot) sesudah bersemi akar (21 hari).
- Bibit ditanam sreg lubang tanam yang sebelumnya diberi rabuk kandang sebanyak ½ kg/gaung.
- Proteksi cak bagi membuang gulma sesuai kondisi perkembangan gulma san penyiraman disesuaikan dengan keperluan.
- Pengetaman dilakukan momen menjelang tanaman berasal atau momen 50% pohon sedang berbunga (ketika tanaman berumur 3-4 bulan) dengan cara memangaks kunarpa utama puas sekitar 10 cm di atas permukaan tanah, panen erikutnya bisa dilakukan setiap 2 wulan.
Pascapanen:
- Daun sambiloto yang dipanen dicuci safi sreg air nan bergerak atau direndam dalam bak pencucian lalu ditiriskan. Jemur di atas tikar yang sejati di asal sinar surya dan ditutup kain hitam mudahmudahan mutu simplisia baik dan warna patera konstan hijau tua. Jika dikeringkan dengan alat pengering, maka pada hawa < 500
sampai kadar air tinggal 10%. - Simplisia yang kersang dikemas dalam panggung kedap peledak yang tidak mudah bereaksi dengan mangsa tidak, bisa melindungi bermula dominasi cahaya, oksigen, dan uap air, cemaran mikroba, berak, dan serangga. Kelongsong diberi tanda (copot dan tempat produksi, berat bersih). Simplisia dalam kemasan di ruang nan bersih, sejuk (suhu 10 -150C) dan kering serta tak kena kirana matahari sekaligus.
Bentuk sediaan dan dosis:
- Rebusan 3-9 g herba sangar atau 25-75 g herba afiat, diminum 2 kali sehari sebelum makan
- Rasa rebusan maupun seduhan sangat pahit sehingga banyak nan tidak tahan, sehingga herba kersang boleh dimasukkan privat kapsul. Sebanyak 3 gram duli sambiloto dimasukkan kedalam 4 kapsul No. 0, diminum 2 mungkin 2 kapsul sehari
Lidah Buaya (Aloe vera Linn)
Kandungan:
- Kandungan gel patera lidah buaya mengadung campuran kimia antara lain mannans asetat, polymannans, antrakuinon, berbagai lektin, saponin, 18 cemberut amino esensial, vitamin (A, B1, B2, B3, B12, C, dan E), kolin, isosttol, cemberut folat serta mineral (Ca, Mg, Na, Fe, Chromium).
Kurnia:
- Secara ilmiah: menempatkan tekanan darah, antihipertensi, hipoglikemik, immunomodulator, dan antiinflamasi.
- Secara empiris: mengatasi gastritis/mag, mengobati radang tenggorkan, mengontrol garis hidup gula darah.
Budidaya:
- Pati berasal pecah anak uang yang bertunas di sekeliling pokok kayu emak, sehat, berumur di atas 1 tahun, ajarak anatar rente dr pohon indung makin kurang 10 – 20 cm.
- Anakan nan digunakan untuk bibiit dengan hierarki 25 – 30 cm, total pelepah 3 – 4 helai, anakan berumur 1 – 2 bulan denagn besar seukuran ibu deriji, dandan hijau, dan perakaran sehat.
- Pati alat perasa buaya katak ditanam di bedengan yang telah dipupuk kandang terlebih sangat dengan jarak tanam 20 x 20 cm atau polybag. Kalau bibit lidah buaya sudah berusia 3 – 4 rembulan pati lih buay sdah bisa dipindahkan ke lahan nan mutakadim tergarap malah dahulu (pembersihan, pemupukan dan pengapuran) atau pot/polybag.
- Bibit lidah buaya dipindah ke lubang tanam di persil atau vas/polybag nan diberi fusi tanah + pupuk organik sebanyak 250 gr/lubang tanam + serdak sebanyak 250 gr/korok malah dahulu (3 – 4 perian sebelum tanam). Lubang ditutup kembali tanah dan disiram sesudah bibit ditanam. Mulsa dari serasah atau jerami padi bisa diberikan bilamana tanam kerjakan mengatasi gulma.
- Pemeliharaan tumbuhan berupa penyulaman tanaman yang mati, penyiraman secukupnya, serta penyiangan gulma dan pembumbunan sesuai kebutuhan.
- Panen pertama dilakukan setelah tanaman lidah buaya berumur 12 – 18 bulan, pelepah daun sudah berida dan bewarna hijau cukup umur, calit salih di bawah daun sudah menginjak hilang. Panen selanjutnya dilakukan setiap bulan dengan menyelit bawah pelepah yang paling sumber akar dengan menggunakan pisau.
Pascapanen:
- Patera lidah buaya hasil panen nan bukan suka-suka proses pembusukan dibungkus dengan koran per pelepah, dimasukkan dalam peti kayu yang diberi jeruji untuk pertukaran udara. Pelepah yang sudah dikemas di tempat yang kering dan ceria dan bukan terkena cerah rawi secara langsung.
Meniran (Phyllanthus niruri)
Kandungan:
- Kandugan kimia: phyllanthin, hypophyllanthin, niranthin, nirtetrali, nirurin, nirurinetin, norsecurinine, phyllanthenol, phyllantheol, phyllnirurin, phylltetrin, quercitrin, quercetin, ricinoleic acid, rutin, salicylic acid methyl ester, gallic acid, ascorbic acid, hinokinin, hydroxy niranthin, isolintetralin, isoquercitrin. Paduan lain riil beta-glucogallin, beta-sitosteroy senyawa baru lain nan bau kencur ditemukan adalah seco-4-hidroksilintetralin, seco-isoarisiresinol trimet eter, hidroksinirantin. dibenzilbutirolakton, nirfilin, dan neolignan.
Kebaikan:
- Secara empiris dan klinis, herba meniran berfungsi sebagi anti bakteri maupun antibiotik, antihepatotoksik (mencagar hati dan venom), antipiretik (pereda demam) anti tusif (pereda batuk darah, bentrok radang, berlawanan virus, diuretik (peluruh air kencing dan mencegah pembentukan kristal kalsium oksalat), ekspektoran (peluruh dahak), hipoglikemik (menurukan ketentuan glukosa talenta), serta sebagai immunostimulan (merangsang sel imun bekerja lebih aktif), anti inflamasi sehingga dapat melantangkan imunitas jasmani.
- Seca klinis ekstrak meniran juga berkhasiat internal membantu pengobatan keburukan tuberkulosis, hepatitis, dan vulvovaginitis.
Budidaya:
· Meniran lalu mudah dibudidayakan, lebih-lebih dianggap sebagai gulma (tanaman pengganggu), tumbuh secara liar di wadah berbatu dan lembab, seperti mana di riol bengawan, pantai, semak, petak jebolan sawah, tanah terlantar di anatara rerumputan, hutan maupun ladang, maupun bertaruk di sekitar pekarangan kondominium.
· Pergandaan dilakukan secara generatif atau menggunakan semen sebagai sendang bibit. Biji pokok kayu yang sudah tua dikeringkan sebagai sumur sperma.
· Ki alat tanam terdiri-dari sekam, pupuk kandang, dan tanah, dengan skala 1:1:1, diaduk rata dan taruh di atas nampan, diratakan. Sebarkan nilai ke atas nampan. Diamkan sejauh sekitar 1 minggu, sampai tunas bibitnya muncul baru dipindahkan ke polybag/jambang. Biarkan bertunas sejauh 3 ahad atau bisa dipindahkan ke lahan dengan jarak 20 x 20 cm. Siram dan siangi gulma secara teratur.
Pascapanen:
- Meniran dipanen pada umur 2 – 3 bulan setelah tanam dengan ciri tumbuhan meniran yang siap dipanen yaitu patera tampak hijau tua hampir matang dan biji pelir agak keras jika dipijit. Meniran bisa digunakan dalam bagan segar atau tandus.
·
Meniran yang telah dipanen dikeringanginkan sepanjang bilang jam, lalu dijemur di radiks sinar mentari langsung atau menggunakan oven.
Bentuk pasokan dan dosis:
- Rebusan herba 15-30 g dalam 250 mL air, diminum 2-3 boleh jadi sehari
- Sediaan kemasan, doang harus lever-lever jika terdapat kombinasinya dengan jinten hitam, akan menyebabkan hepatotoksik.
Sirih
(Piper betle
L.)
Alat pencernaan:
- Daun sirih sirih mengadung alkaloid, flavonid, terpenoid, cyanogenic, glucoside, isoperonoid, karvakrol, polevenolad, eugenol, tannin dan nonprotein amino acid, serta beraneka macam minyak esensial.
Khasiat:
- Secara empiris patera sirih ber fungsi lakukan mengobati hipertensi, radang liver, radang prostat, radang alat penglihatan, keputihan, maag, kanker payudara, sakit sendi, penurun dan penyelia kadar gula darah, kosmetika, obat gangguan jantung, TBC benak, keputihan akut, tumor tetek, antiseptik kerjakan mengeliminasi mikroorganisme dari alat peraba maupun luka, andai disebabkan maka dari itu
Candida albicans. Bak obat kumur dapat kontributif mencegah pembentukan plak gigi dan radang isit, obat batuk ekspektoran. - Secara klinis daun sirih sebagai anti-inflamasi, anti-septik, dan pendingin selerang/menyegerakan penyembuhan luka bakar, membantut pendarahan, mengatasi alai-belai saluran pencernaan, meningkatkan nafsu bersantap/meningkatkan energi, membantu membedakan dahak/menjaga kesehatan bacot dan gigi, menyelesaikan bujukan pernapasan, serta meletakkan kolesterol, impitan bakat, dan menempatkan gula darah.
Budidaya:
- Teknik stek: (1) Siapkan alat angkut tanam berupa campuran persil, serabut kompos, dan pasir dengan komposisi 3:3:1. (2) Masukkan media ke n domestik polibag hingga penuh. (3) Bibit stek dapat diperoleh pecah memotong batang tanaman serasa yang sudah berida sekitar 2 ruas habis berkubang dalam air invalid makin 15 menit, sangat tancapkan sari stek kerumahtanggaan ki alat. (4) Tanaman sirih bisa disiram setiap pagi dan sore periode, jika sudah lalu muncul akar tunggang, tanaman bisa dipindahkan ke tanah atau palagan tanam yang lebih raksasa.
-
Teknik stek air: (1)
Siapkan batang julai yang mutakadim wreda, potong, dan berkubang internal air. (2) Bertambah kurang satu ahad akan unjuk akar susu serabut, dan segera pindahkan ke wahana tanam (langsung di tanah atau pot/polybag lautan). -
Teknik merunduk: (1)
Pilih batang sulur nan panjang lalu atur agar dapat merunduk dan menempel puas media tanam. (2) Bakal pendirusan secara terintegrasi agar sulur melepaskan akar susu. (3) Potonglah sulur dan pindahkan ke tanah baru. - Lokasi tanam serasa diusahakan di kancah yang teduh dan tak terlalu terpapar panah matahari. Gunakan juga pupuk yang berasal dari kotoran ayam atau baja organik sebaiknya bersemi subur. Selain itu agar merecup dengan baik, tanaman sirih diberikan sandaran bagi hidup maupun menjalar.
Pascapanen:
- Patera sirih dipanen pada hayat paling kecil 4 bulan (pokok kayu telah pempunyai daun 16 – 20 lawai dengan format tataran 15-20 cm atau terjemur jenis sirihnya. Daun sirih yang bertongkat sendok, tertentang kudus dan berwarna mengkilap rata-rata mempunyai kadar alamat aktif sirih memadai jenjang.
- Pengetaman dimulai mulai sejak ruas patera episode pangkal mendekati ke atas, sortir, patera nan bagus dicuci dan direndam dalam air untuk menyucikan kotoran/debu yang menempel pada patera hingga jati, kemudian ditiriskan. Lebih lanjut patera sirih dirajang dengan lebar 1 cm dan dikering anginkan di atas tampah/badang yang dialasi jeluang setakat kadar di bawah 12% sepanjang kurang 3 – 4 periode. Simplisia nan mutakadim kering dimasukkan dalam plastik pandang bening kedap air bersama silika gel baru ditutup berkembar dan diberi nama (copot produksi). Bungkusan simplisia patera kinang disimpan di palagan kering dan asli, dapat bertahan sejauh 1 tahun. Selain itu simplisia patera kinang dapat pun dikonsumsi dalam rang teh, serbuk, dan ekstrak kapsul.
- Duli daun sirih dibuat berasal simplisia yang telah kering dan digiling dengan grinder sampai ukuran 40 mesh, baru dikemas kerumahtanggaan plastik transparan dan diberi label (tanggal produksi).
- Pati kapsul dibuat dari bubuk daun kinang yang diekstrak dengan menggunakan etanol 70%. Ekstrak kental ditambah pengisi bubuk beras 50% dan dikeringkan dengan oven pada suhu 4000C, sekiranya telah kering mentah dimasukkan ke dalam kapsul.
Bentuk sediaan dan dosis:
- Simplisia patera sirih sebanyak 3 – 4 bacok rajangan direbus dengan segelas air hingga mendidih, sesudah dingin baru diminum.
Sumber:
- Peluang Tumbuhan Rempah dan Peminta sebagai Adjuvant Pengobatan Inveksi Covid-19. Oleh Suwijiyp Pramono (Dosen Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta). Materi Webinar Peran TRO di Tengan Pandemic Covid-19 yang diselenggarakan oleh Balittro Balitbangtan rontok 19 Juni 2020.
- Resep Saku Budidaya Pokok kayu Obat. Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan Tanaman Perunding. Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Perladangan. 2015.
- http://www.satuharapan.com/read-detail/read/meniran-meningkatkan-sistem-keimunan-jasmani
- https://www.generasibiologi.com/2016/05/meniran.html
- https://www.haibunda.com/moms-life/20200612204741-76-146051/3-teknik-mengetanahkan-serasa-di-lahan-sempit-agar-bertunas-hijau-segak
Source: http://kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=933%3Aadministrator&catid=14%3Aalsin&Itemid=43
Posted by: holymayhem.com