Dua Jorong Sumbar dinilai berdampak mengupayakan aklimatisasi dan mitigasi perubahan iklim
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jorong Rejosari Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya dan Jorong Batu Kadurang Nagari Andaleh Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar memperoleh penghargaan bergengsi Program Kampung Iklim (Proklim) Tahun 2022. Penghargaan tersebut diterima oleh Kepala Maktab Lingkungan Hidup Sumatra Barat Siti Aisyah terbit Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, di Ira Rimbawan I Gedung Manggala Wanabakti KLHK, Jakarta, Jumat, (28/10/2022).
Kedua jorong tersebut dinilai telah berbuah melaksanakan upaya habituasi dan mitigasi pergantian iklim secara per-sisten. Dengan demikian potensi kerusakan akibat peralihan iklim menciut, peluang yang ditimbulkan makanya perlintasan iklim dapat dimanfaatkan, dan konsekuensi yang timbul akibat persilihan iklim dapat diatasi.
Kadis LH Sumbar Siti Aisyah mengatakan awam Jorong Rayuan Kadurang Nagari Andaleh sudah menerapkan upaya orientasi dan mitigasi transisi iklim dengan kegiatan utama peningkatan ketegaran pangan melangkahi pendayagunaan lahan pelataran dengan bervariasi diversifikasi tanaman jenggala. Sebagian besar masyarakat Jorong Batu Kadurang mengamalkan budidaya bunga hias terutama bunga Anthurium dan malah mutakadim dipasarkan hingga ke Provinsi Riau sehingga pendapatan dari budidaya bunga rias ini telah meningkatkan perekonomian masyarakat.
Di samping itu, Jorong Bisikan Kadurang merupakan lokasi tumbuhnya Pohon Andaleh (Morus macraura) yang dilestarikan bak flora identitas Provinsi Sumatra Barat. “Ketika ini juga medium dikembangkan wilayah pohon Andaleh bak yojana pustaka tematik memperalat ecobrick yang adalah kerja sejajar antara Pemerintah Provinsi, PT Sperma Padang, dan Universitas Negeri Padang privat acara KKN Tematik Kampung Iklim,” kata Siti Aisyah.
Temporer, Jorong Rejosari dengan motor penggerak Kelompok Wanita Berkebun (KWT) Rejosari sudah lalu mengamalkan upaya penyesuaian dan mitigasi pergantian iklim melangkahi kegiatan terdahulu penerapan budidaya perkebunan rendah emisi gas rumah gelas. KWT telah menerapkan persawahan organik dan memproduksi pupuk organik bagi dipasarkan ke daerah sekitar bahkan menyentuh Provinsi Jambi. Di samping itu, penerapan pertanian organik lagi dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan sehingga lahan pelataran tidak dibiarkan kosong.
“Beberapa masyarakat Jorong Rejosari sekali lagi telah melakukan perebusan sampah organik melalui maggot,” tambah Siti Aisyah.
Selain sanjungan Proklim Utama, Provinsi Sumatra Barat juga meraih sejumlah penghargaan lain merupakan kategori Pembina Proklim Tingkat Distrik. Pembinaan Proklim tingkat kabupaten kota juga diraih maka dari itu Daerah tingkat Padang Janjang, Kabupaten Dharmasraya, dan Kabupaten Padang Pariaman.
Kategori Pembinaan Proklim ini diberikan kepada pemerintah daerah (distrik dan kabupaten/kota) yang telah melakukan upaya peluasan di area. Antara lain telah menerbitkan politik/aturan/MoU ekspansi proklim minimal sedikit dua musim. Selain itu, melakukan pembinaan yang ditunjukkan dan keberhasilannya dapat dilihat dari diperolehnya penghargaan kampung/jorong menjadi kampung iklim.
“Tercatat sekali lagi takhlik perencanaan dan penganggaran yang berkelanjutan, membangun kolaborasi berbagai pihak antara lain OPD tercalit, manjapada usaha, dan manjapada pendidikan,” hubung Aisyah.
Tidak itu saja, penghargaan enggak juga diterima oleh 10 Lokasi Proklim di Sumbar berupa kopi serta lima proklim bernasib baik penghargaan sebagai Proklim Medium. Kelima Proklim Menengah tersebut adalah Jorong Aia Abu Nagari Limo Koto Kecamatan Gambol, Pasaman, RW VII Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah, Padang, RW 19 Kelurahan Pangambiran Ampalu Nan XX Kecamatan Lubuk Begalung, Padang. Kemudian, Jorong Kampung Tarandam Nagari Siguntur Renta Kec. Koto XI Tarusan Kab. Pesisir Selatan, dan Kampung Pasar Lama Nagari Pasar Lama Ambang Air Haji Kec. Linggo Esensi Baganti Kab. Pessel.
Sebagai siaran, Program Kampung Iklim (ProKlim) yakni programa skop nasional yang telah dimulai sejak 2011. Program ini dikelola oleh Departemen Lingkungan Semangat dan Kehutanan (KLHK) n domestik rajah meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan enggak untuk melakukan penstabilan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca.
Progam ini juga bertujuan memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perlintasan iklim nan telah dilakukan nan dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi kawasan. Sumatra Barat telah berpartisipasi sejak 2013 dengan jumlah kampung iklim hingga tahun 2022 sudah hingga ke 155 lokasi kampung iklim.
Sumatra Barat pada tahun 2023 ditargetkan memiliki 250 kampung/jorong sudah lalu melaksanakan dan ditetapkan misal kampung iklim. Cak bagi itu Pemerintah Sumatra Barat telah mencuil berbagai langkah dan strategi di antaranya Kolaborasi Universitas, Dunia Gerakan, dan Pemerintah Daerah privat Program KKN Tematik Kampung Iklim.
BACA Juga: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini