Jurnal Potensi Pemanfaatan Tanaman Hias Di Lahan Pekarangan Di Jakarta
Yogyakarta (Antaranews Jogja) – Kota Yogyakarta tetap produktif mengembangkan sektor pertanian dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang ada di rumah penduduk, apalagi bisa mengetanahkan padi, meskipun luas lahan pertanian di kota ini abnormal.
“Seperti keramaian berkebun di Tompeyan yang mengembangkan padi belut. Mereka menanam padi di kontainer plastik sembari memelihara belut. Bahkan mereka mutakadim penuaian,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto di pelana Gelar Potensi Perladangan di Ii kabupaten Yogyakarta, Kamis.
Menurut anda, metode bertani dengan memanfaatkan tanah jerambah banyak dilakukan oleh kelompok bercocok tanam di hampir semua kecamatan yang cak semau di Kota Yogyakarta dengan produk yang bineka, mulai bermula tumbuhan pangan hingga tumbuhan rias.
“Banyak yang memperalat metode karakter siasat vertikultur untuk menanam berbagai sayur-sayuran. Justru, sudah suka-suka produk selada berpokok kelompok tani di kewedanan yang masuk ke pasar swalayan dan digunakan makanya salah suatu hotel berbintang di Yogyakarta,” kata Sugeng yang menyebut luas sawah di Ii kabupaten Yogyakarta sekeliling 52 hektare.
Lakukan tanaman hias, riuk satu produk yang memiliki kualitas bagus yaitu anggrek dan aglonema. Harga jual buat kedua variasi tanaman solek tersebut cukup bagus.
“Harga satu anggrek boleh setara dengan harga dua kuintal beras. Oleh karena itu, banyak kelompok tani di Kota Yogyakarta yang memilih memelihara tanaman solek karena poin jualnya lebih tinggi dan tidak membutuhkan lahan terlalu luas,” katanya.
Provisional itu, Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Titik Sulastri berharap, Gelar Potensi Pertanian tersebut bakir memberikan informasi yang makin pola kepada kelompok tani di Yogyakarta terkait perkembangan teknologi pertanian.
“Pemakaian teknologi dan metode pertanian terbaru sangat penting untuk menyiasati keterbatasan lahan seperti yang terjadi di Kota Yogyakarta, doang tetap menghasilkan produk yang optimal,” katanya.
Dengan demikian, lanjut Titik, kedamaian petani pun akan semakin meningkat dan keluasan pikiran pangan di Kota Yogyakarta konstan terjaga.
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Bersawah Perkotaan Sidodadi Eka Yulianta nan meluaskan antah belut mengatakan, sudah dua kali panen dengan hasil yang pas bagus meskipun varietas pari nan ditanam adalah macam yang banyak dibudidayakan yaitu IR 64.
Berpokok setiap kontainer plastik, bisa menghasilkan seputar 0,6 kilogram gabah dan enam hingga delapan ekor belut.
Saat ini, di Tompeyan baru ada sebanyak 40 kontainer padi belut dan akan ditambah hingga menjadi 1.500 kontainer plastik nan diharapkan bisa panen raya pada Oktober.
Ia menjuluki, tanaman antah yang dihasilkan adalah padi organik karena menggunakan sarana tanam dari batang pisang nan divermentasikan ditambah kompos daun dan hajat binatang. “Tanpa pupuk pengusaha dan tidak menggunakan pestisida apapun,” katanya.
Sebatas saat ini, Eka menyebut, tanaman pari belut yang dibudidayakan warga tidak pernah terserang wereng. “Beras yang dihasilkan lagi berkualitas baik, bahkan bisa bertahan selingkung dua hari setelah dimasak,” katanya.
Source: https://jogja.antaranews.com/berita/355071/yogyakarta-kembangkan-pertanian-dengan-memanfaatkan-pekarangan
Posted by: holymayhem.com