Cara Pengendalian Virus Pada Tanaman
Pengendalian kebobrokan akibat infeksi virus Kentang Y (PVY)dapat dilakukan secara mekanis, kebudayaan teknis, serta biologis. Hal tersebut dilakukan sebagai penangkalan (garis haluan penangkalan), ataupun secara kimiawi nan dilakukan ibarat cara pengendalian terakhir sebagai garis haluan kuratif.
Pengendalian yang dapat dilakukan, merupakan:
- Penggunaan benih sehat
Benih yang cegak akan menghasilkan tanaman dengan pertumbuhan nan baik. Tanaman nan cegak memiliki ketahanan nan lebih baik terhadap hama dan penyakit.
- Pengelolaan intensif pada pembibitan
Pengelolaan yang baik pada saat pembibitan dapat menghindarkan tanaman terinfeksi virus ketika masih esensi. Tempat persemaian disungkup dengan kelambu dari kain kasa atau plastik yang dilubangi untuk menghindari infestasi tuma daun. Pemilihan gelanggang persemaian diutamakan yang jauh dari lahan nan sudah terinfestasi penyakit.
-
Pengisian
sticky trap
Pemasangan
sticky trap
produktif membantu mengurangi populasi kutu patera.
Sticky trap
berwarna asfar dan berbentuk persegi hierarki kian efektif mengait tungau daun dibandingkan
sticky trap
dengan warna dan bentuk tidak. Selain sebagai metode pengendalian, pengisian
sticky trap
sekali lagi digunakan untuk memantau populasi hama di pertanaman.
Sticky trap
yang digunakan berjumlah 2 buah tiap-tiap 500 m2
dan dipasang pron bila tumbuhan cabai berumur 2 pekan.

- Penggunaan mulsa reflektif
Pemasangan mulsa plastik yang bercelup reflektif seperti mana warna perak terbukti dapat mengendalikan tungau patera umpama vektor PVY. Corak yang reflektif pada mulsa boleh memantulkan sorot matahari yang mengganggu serangga vektor. Mulsa kembali berfungsi untuk menghalangi gulma tumbuh di pertanaman.

- Penanaman tanaman pagar/penghalang
Tanaman tertentu dapat digunakan sebagai tanaman pagar untuk mencegah kutu patera ke pertanaman, seperti tanaman milu ataupun gandum. Tanaman pengempang (barier) dengan tanaman milu yang rapat dapat kontributif mengurangi migrasi tuma patera. Tanaman jagung selain bermanfaat misal pengempang raga masuknya tuma daun ke pertanaman juga bisa berfungsi sebagai inang bagi insekta predator kutu daun, sebagai halnya kumbang
Menochilus sexmaculatus.
Dengan adanya tanaman jagung di sekeliling pertanaman boleh melestarikan dan meningkatkan musuh alami nan mutakadim ada dengan memanipulasi lingkungan, sehingga menguntungkan kemampuan berseregang hidupnya. Penanaman jagung dilakukan bertambah awal, sekitar 3 sampai 4 pekan sebelum tanaman lada.
- Sanitasi gulma
Bilang gulma dapat menjadi inang alternatif PVY, yang bisa menjadi sumber inokulum di pertanaman. Sanitasi persil dengan menyungkur gulma dilakukan secara teratur sesuai kondisi tanah atau paling seminggu sekali. Gulma yang terinfeksi virus dikubur di asing pertanaman atau dibakar.
- Eradikasi pokok kayu sakit
Infeksi virus lega tanaman bersifat sistemik, sehingga keseluruhan bagian tanaman gempa bumi dapat menjadi sumber inokulum virus di perladangan. Pokok kayu yang menunjukkan gejala lekas dicabut dan dimusnahkan supaya tidak menjadi perigi penularan ke tumbuhan enggak yang segak. Tanaman yang bergejala dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur di luar perkebunan serta dapat diganti dengan pokok kayu yang sehat.
- Air yang memadai dan pemupukan berimbang
Tanaman akan tumbuh dengan baik jika kebutuhan air dan unsur hara tercukupi. Tanaman akan tumbuh sehat, sehingga punya ketahanan nan kian baik terhadap hama dan penyakit.
- Pengaturan musim tanam
Kontrol tahun tanam dapat dilakukan dengan menyelamatkan bertambah awal atau menunda waktu tanam. Pengaturan waktu tanam dapat menghindari periode migrasi dan serangan tungau daun yang lebih besar. Pengaturan musim tanam kembali dapat menjauhi waktu tanam yang tidak bersama-sama sreg hamparan kapling (tumpang tindihnya masa tanam) serta mengeset periode tidak adanya tanaman inang tuma patera. Penanaman boleh dilakukan lebih awal secara bersama-sama pada satu hamparan.
- Rotasi tanaman
Menghindari penanaman tanaman nan sama dan melakukan penghutanan bergilir dengan tanaman noninang dapat dilakukan lakukan mencegah insidensi kebobrokan di musim tanam selanjutnya. Tanaman noninang yang dapat digunakan lakukan perputaran pokok kayu, antara lain bawang-bawangan, jagung, dan cante.
-
Tumpang sari embalau dengan bawang patera
Budi ki akal dengan sistem taruh sari boleh meningkatkan varietas pohon sreg lahan, sehingga lebih ramah secara ekologis. Bawang daun dapat mengganggu alat pencium penciuman kutu patera
M. persicae. Tumpang sari antara cabai merah dengan umbi lapis daun dapat mengurangi kebinasaan yang terjadi dibandingkan dengan sistem monokultur.
- Konservasi musuh alami
Tuma daun, termaktub
M.persicae
dan
A. gossypii, memiliki musuh alami baik predator atau parasitoid. Predator kutu daun antara tidak
Menochilus
sp.,
Micraspis
sp., dan
Coccinella
sp., sedangkan parasitoidnya antara enggak
Aphelinus
sp.,
Aphidius
sp.,
Allothrombium
sp., dan
Lipolexis
sp.. Konservasi dilakukan dengan tidak membunuh musuh alami di perladangan sehingga dapat mengendalikan populasi tuma daun
secara alami. Penggunaan pestisida secara berlebihan terbiasa dihindari untuk menjaga populasi jodoh alami di pertanian. Pemeliharaan juga dapat dilakukan dengan menjantur lingkungan, sebagai halnya menamam tanaman milu yang dapat menjadi habitat predator kumbang koksi
Menochilus sexmaculatus. Pemakan ini n kepunyaan daya cari alamat tinggi, hingga ke 0,8 ekor/jam dan berlimpah menemukan sasaran di seluruh parasan tanaman. Pelampiasan predator
M. sexmaculatus
menunjukkan keefektifan pengendalian yang sama dengan aplikasi insektisida lamdasihalotrin.

- Tuntutan jamur entomopatogen sebagai biopestisida
Spesies cendawan yang mahajana digunakan adalah
Lecanicilliumlecanii,
Bauveria bassiana, Paecilomycesfumosoroseus,
dan
Metarhizium anisopliae. Selain berpunca produk yang telah dijual bebas, kawul entomopatogen bisa didapatkan di pertanaman dengan mengoleksi bangkai serangga yang hening terinfeksi kemudian diperbanyak. Cendawan
B. bassiana
yakni entopatogen terbaik buat mengendalikan kutu daun
A.gossypii. Tuntutan
B. bassiana
dengan 5×107
cfu/ml efektif dalam mengendalikan mortalitas nimfa tuma daun
A. gossypii
dengan kemampuan membereskan hingga 77,71%. Secara umum, aplikasi cendawan boleh dilakukan setiap hari, pengendalian makin efektif dengan frekuensi permintaan lebih demap dan jumlah makin banyak.

- Penggunaan PGPR
Aplikasi PGPR dapat dilakukan sebagai perlakuan jauhar, dicampurkan ke privat tanah untuk pembibitan, atau saat pindah tanam. PGPR mengandung basil
Pseudomonas fluorescens
dan
Bacillus sp., dan bisa menekan insidensi problem melalui mekanisme induksi ketahanan secara sistemik maupun menghasilkan hormon bertaruk.
- Penggunaan sabun batangan cair
Sabun cuci cair boleh digunakan ibarat cara pengendalian. Sabun batangan sebagai insektisida efektif digunakan buat mengendalikan hama serangga kerdil bertubuh lunak, sebagaimana tuma, thrips, kutu patera, dan kutu kebul, minus mengganggu populasi insekta bermanfaat. Aplikasi sabun mewujudkan serangga nyenyat lemas, dehidrasi, ki menenangkan amarah lilin semenjak kutikula serangga, dan mengganggu membran sel.
Sabun cair yang digunakan merupakan sabun larutan yang kecil-kecil, pemfokusan nan digunakan adalah 1,5–2 cc/liter. Perkariban permohonan sabun cair dan insektisida nabati maupun kimiawi boleh meningkatkan efektivitas racun serangga.
- Aplikasi insektisida nabati
Insektisida nabati nan dapat menekan populasi kutu daun, antara tidak esensi nimba, bawang ceria, dan babadotan. Pemanfaatan insektisida nabati dapat ditambahkan dengan surfaktan (bahan perekat) mudah-mudahan makin efektif. Petisi sari babadotan dengan konsentrasi 44% ditambah surfaktan dengan konsentrasi 0,05% efektif mengendalikan kutu patera
M. persicae
dengan persentase mortalitas 73,33%.
Selain itu, tuntutan insektisida nabati juga dapat dikombinasikan dengan penggunaaan sabun bubuk cair agar efektivitasnya meningkat. Aplikasi insektisida nabati perlu dilakukan secara berkala karena trik basmi yang kian rendah dibandingkan insektisida kimia.
- Proteksi simpang
Proteksi cabang atau imunisasi merupakan metode pemeliharaan tanaman menggunakan strain litak virus lakukan melindungi tanaman bermula superinfeksi virus strain ganas. Konservasi cagak dilakukan dengan menginokulasi vaksin CARNA 5.1 dan CARNA 5.2 dapat menghambat infeksi PVY. Inokulasi vaksin sebagai agens proteksi silang dilakukan seawal mungkin sebelum terjadi infeksi oleh virus strain ganas.
-
Pengendalian dengan incaran kimia sintetik dapat dilakukan dengan permohonan
insektisida untuk menindihkan populasi vektor.
Bahan aktif insektisida nan bisa digunakan pada tanaman embalau, antara lain abamektin, dimetoat, metomil, imidakloprid, emamektin benzoat, dan lamdasihalotrin. Penggunaan insektida kimia harus dilakukan secara bijaksana, menggunakan dosis nan tepat, dan berbuat rotasi mangsa aktif untuk mencegah terjadinya resistensi, resurgensi, dan hilangnya antiwirawan alami.
Penulis: Widodo, Hermanu Triwidodo, dan Niky Elfa Amanatillah | Editor: Exciyona Adistika
Source: https://digitani.ipb.ac.id/cara-pengendalian-virus-kentang-y-pvy-pada-tanaman-cabai-bagian-3/
Posted by: holymayhem.com