Cara Pengendalian Penyakit Busuk Buah Tanaman Kopi
Oleh :
Ir. I Ketut Soma
POPT Ahli Sedang
Latar pantat
Hama penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei) ialah hama terdahulu nan memperhatikan pohon kopi di provinsi Bali. Akibat serangan wereng ini buah pertinggal menjadi berlubang dan bermutu rendah.
Pengendalian hama ini boleh dilakukan secara efektif bila menerapkan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah dengan memadukan mandu pengendalian kebudayaan teknis, mekanis dan biologis secara serentak puas satuan wilayah pengendalian hama terpadu.
Arti terdahulu ekonomi
Selain menyebabkan biji kemaluan bertembuk dan bermutu rendah, serangan berat hama ini dapat menimbulkan kehilangan hasil hingga ke 10 % pada biji pelir-buah taruna dan menmcapai 40 % puas buah-buah sepuh.
Ilmu hayat dan mandu atma serangga
Hama ini hanya atma sreg buah piagam baik yang masih dipohon, buah jatuh alias yang mutakadim dipanen. Lebah betina dewasa kawin dengan saudaranya didalam biji zakar dan rata-rata muncul dan pening pada sore periode Antara pukul 16.00 – 18.00 dengan kemampuan rusuh mencapai 350 m bagi meletakkan telurnya yaitu dengan menggerek buah-buah yang telah mengeras adegan ujung buah (discus) sehingg buah tampak berluang. Telur-telur nan diletakkan di dalam biji pelir bila telah menetas akan berubah menjadi larva (belatung) berwarna putih sejauh 10 -21 hari kemudian menjadi kepompong (kepompong) sepanjang 6 -10 periode dan menjadi kumbang dewasa bercat coklat hitam berukuran 1,2 – 1,7 mm dan tumpul pisau 0,6 – 0,7 mm. Sigenting betina semangat 87 – 102 waktu dan kumbang jantan hanya 10 – 35 hari. Daur hidup dari telur hingga dewasa (siap berbuntut) antara 25 35 hari atau 8 – 10 generasi dalam setahun.
Penerapan PHT
Pengamatan
- Provinsi pengamatan; ialah eceran wilayah PHT (SW-PHT) yang luasnya selingkung 25 50 ha atau setara dengan luas hamparan kopi kerumahtanggaan suatu tempek atau subak abian.
- Huma contoh pengamatan; bisa ditentukan pada tegal-kebun petani yang letaknya tersebar sekitar 5 % dari luas SW-PHT. Umpama hipotetis bila luas SW-PHT 50 ha maka boleh diwakili oleh 5 kebun petambak yang luasnya per 0,5 ha.
- Prinsip pengamatan; Setiap kebun contoh diamati pada saat panen raya. Untuk tiap 100 kg gelondong basah diamati 100 butir secara acak terserah tidak adanya gejala gerekan. Kemudian dihitung tingkat serangan yaitu :

Bila tingkat ofensif lazimnya seluruh kebun contoh lebih kerdil dari 5 % termasuk terserang ringan dan bila kian besar atau sebagaimana 5 % termasuk tingkat terjangan musykil.
Pengambilan keputusan
Bila hasil pengamatan terhadap tingkat serangan biasanya sreg kebun-ladang sample dalam SW-PHT makin besar 5 % maka perlu dilakukan pengendalian pada perian pembuahan selanjutnya kultur teknis, mekanis dan biologis.
Gerakan pengendalian
Pengendalian hama ini akan efektif bila dilakukan gerakan pengendalian secara kontan oleh seluruh petambak dalam hamparan SW-PHT, baik tindakan kultur teknis, mekanis maupun bilogis.
Kultur teknis
- Mengupayakan jenis tanaman dan cara pemeliharaan tanaman nan seragam sehingga periode pembuahan dapat sedarun dan melancarkan tindakan mekanis untuk memutus siklus roh hama
- Menyucikan gulma sebelum tindakan mekanis sehingga buah yang gugur mudah dipungut kembali (lelesan).
Mekanis
- Membersihkan sumber serbuan (biji pelir terserang) melewati tindakan petik serdak, rampasan alias lelesan.
- Agar efektif sepatutnya tindakan ini dilakukan secara serentak terutama bilamana buah sedikit di pelan yaitu lega saat sebelum atau sesudah pembungaan
- Buah yang tergabung direndam internal air panas selama 5 menit.
Biologi
- Apliksi jamur Beauveria bassiana sebanyak 2 kg biakan sebar sendirisendiri ha sebanyak 2 -3 tuntutan permusim
- Penyemprotan pertama kali dilakukan pada ketika buah masak tetek (nasib 3 bulan sesudah pembungaan) dan kemudian setelah periode 1 wulan
- Sasaran pnyemprotan yaitu pada dompolan buah sahifah da dilakukan pada pagi hari sampai pukul 09.00 Wita dan sore musim mulai pengetuk 16.00. Wita.
Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan untuk menilai kemenangan pelaksanaan pengendalian terpadu dengan mengamati tingkat serangan pada perian panen berikutnya. Bila pengendalian dilakukan secara berbarengan mengikuti anjuran teknis tersebut di atas maka dapat dipastikan tingkat gempuran wereng pelubang buah kopi akan melandai pada musim berikutnya.
Source: https://distanpangan.baliprov.go.id/upaya-pengendalian-hama-penggerek-buah-kopi-pbko-secara-terpadu/
Posted by: holymayhem.com