Cara Penanaman Stek 7 Ruas Pada Tanaman Lada

Mengenal Budidaya Lada







I. PEMILIHAN Mangsa Pokok kayu

Penentuan variasi bahan tanaman lada nan akan ditanam harus berdasarkan produk yang akan dihasilkan (lombok putih atau lada hitam). Di Indonesia suka-suka tujuh tipe lada nan telah dilepas merupakan Petaling I, Petaling II, Natar I, Natar II, Chuncuk, LDK dan Bengkaya. Bahan tanaman/stek diambil berbunga pokok kayu nan bugar (objektif serangan wereng dan ki kesulitan) dengan kapasitas tinggi (stabil tinggi selama tiga tahun maupun bertambah). Jangan mengambil incaran tanaman dari tegal cili nan telah ada gejala penyakit kerdil/keriting daun nan disebabkan oleh virus. Sumber target pohon baik berasal dari stek/sulur panjang nan tidak terlalu tua tapi sudah berkayu


a)


Stek janjang (3-5 kancing) digunakan apabila sumber bahan pohon tersedia cukup banyak. Stek tingkatan boleh ditanam di lapang dengan terlebih tinggal di akarnya (stek panjang berakar)


b)


Stek pendek (satu kancing berdaun spesifik) dijadikan perigi bibit dengan cara disemai/dibibitkan terlebih dahulu. Untuk merangsang pembentukan akar susu dapat digunakan larutan gula 1-2 % air kelapa atau IBA







II. PEMBIBITAN

Kendaraan cak bagi pembibitan adalah campuran tanah, pasir dan korban organic dengan nisbah 2:1:1 atau 1:1:1. Hendaknya media tersebut disterilkan dengan cara strelisasi uap ataupun perlakuan solarisasi (sterilisasi dengan bantuan matahari). Segera pasca- kastrasi, wahana tersebut diinfentasi dengan patogen nan menguntungkan seperti Trichoderma spp, pseudomonas flurescens dan mikoriza (AM maupun VAM). Ki alat pembibitan nan sudah disediakan dimasukkan dalam polibag. Stek satu buku berdaun tunggal ditanam kerumahtanggaan polibag tersebut. Kemudian diberi ruangan/tutup plastik nan boleh dilalui oleh cahaya matahari 60-70% dan bila memungkinkan diberi pengaman jarring/net dengan tujuan mereservasi bibit embalau dari serangan –serbuan hama. Monitoring persemaian atau pembibitan harus dilakukan secara rutin. Apabila terjadi ofensif wereng atau penyakit, taajul laukan pengendalian. Lokasi pembibitan harus dipindah setelah digunakan 2-3 tahun. Pati sahang siap ditanam di lapang apabila telah bertaruk mencecah 5-7 gerendel.








III. Reboisasi


a)


JARAK DAN Liang TANAM

Jarak tanam cabai yang direkomendasikan adalah 2,5 x 2,5 m (1600 tanaman/Ha) alias 3,0 x3,0 m (1100 tanaman/Ha), sedangkan ukuran gorong-gorong tanam untuk lada adalah 45 cm x 45 cm sampai 60 cm x 60 cm (panjang x lebar x n domestik). Petak lombong dibiarkan terbuka (kena mentari) minimal selama 40 hari sebelum tanam.


b)


TAJAR

Jarak tanam lada yang direkomendasikan ialah 2,5 x 2,5 m (1600 tanaman/Ha) alias 3,0 x 3,0 m (1100 tanaman/Ha), sedangkan ukuran lubang tanam bikin lada adalah 45 cm x 45 cm sampai 60 cm x 60 cm (panjang x tumpul pisau x dalam). Tanah galian dibiarkan terbabang (kena matahari) minimum sejauh 40 hari sebelum tanam. Tanah yang berpangkal dari bagian atas dicampur dengan bahan organic/tanah daun dan mikroba berguna begitu juga mikoriza, trichoderma spp, pseudomonas flourescens, petisi dolomite dapat dilakukan apabila diperlukan.


c)


Reboisasi Sari

Sebelum bibit di tanam, plastic polibag harus dibuka dan dibuang, ekstrak lada yang telah berotot dan tumbuh menjadi 5-7 buku ditanam dengan prinsip diletakkan pencong condong ke tajar 3-4 buku episode bawah (sonder daun) ditanamkan menentang ke tajar sedang sisanya 2-3 anak kunci (berdaun) disandarkan dan diikat pada tajar. Kemudian tanah di sekitar dipadatkan. Kejadian yang serupa dilakukan apabila menggunakan bahan tanaman stek pangkat (3-5 buku) nan dilakukan terlebih dulu adalah menambahkan 2-3 kunci bagian pangkal (tanpa patera).

Ekstrak yang ditanam diberi perawatan/naungan agar terlindung pecah cuaca mentari. Bahan bakal naungan dapat riil daun ilalang atau lainnya yang mudah diperoleh. Naungan dibuka/diangkat apabila tumbuhan embalau telah kuat. Lega daerah dengan curah hujan rendah penyemaian ekstrak ada yang baru ditanam perlu dilakukan sejauh 6-9 rembulan. Pada daerah dengan curah hujan abu tinggi, diperlukan pembuatan saluran drainase agar tidak terjadi kubangan air hujan abu terutama di sekeliling bibit cili yang yunior ditanam.





IV.




PEMANFAATAN Petak DAN PEMELIHARAAN


a)


PEMANFAATAN LAHAN

Tanaman akhir tanah (cover crop) yang dapat digunakan sebagai ki gua garba ternak dan mudah didekomposisi seperti mana Arachi pintoi, centrosema
pubescens, calopogonium mucunoides, dapat ditanam diantara pokok kayu lada. Disamping itu tumbuhan tersebut dapat juga digunakan sebagai perigi bulan-bulanan organic untuk pohon lada. Pada penghutanan merica secara monokultur pemanfaatan persil bisa dilakukan kapan tanaman lada masih muda, yakni dengan memakamkan tanaman yang memerlukan pengolahan petak paling diantara pokok kayu cabai sebagai halnya palawija. Tanaman lada juga dapat ditanam dengan tanaman lain begitu juga tanaman kopi, kepala dan pinang.


b)


PEMELIHARAAN


1)


MENGIKAT Sulur

Penyatuan sulur menaiki dan pembentukan tulangtulangan tanaman cabai. Pemangkasan pokok kayu sahang dengan pamrih membuat lembaga tumbuhan dengan baik, dilakukan tiga kali sebelum tumbuhan diproduksi.

Pangkas pertama dilakukan bilamana tanaman telah merecup hingga ke 6-9 buku (berumur 5-6 wulan pasca- tanam), pangkas puas keagungan 25-30 cm berpunca satah tanah (diatas 2 buku yang telah melekat langgeng pada tajar).

Pemangkasan kedua dilakukan pada saat pokok kayu sudah tumbuh mencapai 7-9 buku (±12
bulan), yaitu pada saat buku yang tidak mengeluarkan cabang buah. Pemangkasan ketiga dilakukan pada saat tanaman berusia 24 bulan (tinggi tanaman ±2,5 m), sehingga akan terjaga rangka tanaman lada yang memiliki banyak cabang berlimpah/silang biji kemaluan.


2)


Menyuruti Carang

Pemangkasan sulur meliputi sulur gantung dan carang tanah/cacing. Kedua julai tersebut merupakan sulur panjat tapi karena tidak melekat sreg tajar maka berubah menjadi sulur gantung atau sulur cacing yang tidak dapat menghasilkan buah. Jadi kedua sulur tersebut sahaja dibuang/diapngkas secara rutin.


3)


MENYIANG

Penyiangan gulma/suket dilakukan secara terbatas. Penyiangan nirmala hanya dilakukan di sekeliling tanaman lombok (radius ± 60 cm) pemberian mulsa daun alias bahan organic boleh dilakukan sreg musin kemarau, yaitu di sekeliling tanaman embalau dengan tujuan mengimpitkan pertumbuhan gulma/jukut.


4)


Memulangi TAJAR

Pemangkasan tajar setidaknya dilakukan 3-5 kali pertahun seyogiannya tumbuhan lombok mendapat cahaya surya yang cukup. Pemangkasan harus dilakukan sebelum pemupukan pohon lada dengan intensi untuk mengoptimalkan masuknya sinar matahari dan menindihkan kejuaraan pemungutan unsure hara dan air diantara pohon lada dan tanaman panjatannya/tajar.


5)


Membaja

Analisis petak sebaiknya dilakukan bagi menentukan kandungan hara lahan. Dosis dan aplikasi pupuk akan diberikan ditentukan berdasarkan hasil kajian tanah, dan merefleksikan keragaman tanaman, vitalitas dan potensi produksinya.


a)


Pemberian kawul

Pemberian pupuk organic kerjakan tanaman muda sebanyak 5-10 kg/tanaman madya bikin tumbuhan lada subur jamur diberikan 10-15 kg/tanaman. Pemberian dapat dipilih/dibagi 2 boleh jadi atau lebih. Abu yang berasal dari pembakaran kayu dapat diberikan sebagai pelengkap unsure potasium dan rock phosphate sebagai sumber fospor. Disamping itu dapat pula ditambahkan formulasi baja yenag terdiri bersumber paduan patogen berguna dengan tujuan meningkatkan kesehatan tanaman. Secara awam pada waktu pertama pertumbuhan diberikan 5 kg bahan organic/pokok kayu dan pupuk anorganic sebanyak 100 g/masa (12:12:17 NPK) . Pembagian pupuk anorganik dipilih/dibagi 4 kali yaitu 30 g, 60 g, 90 g, dan 120 g dengan interval 3 bulan. Pohon merica yang belum berproduksi dipupuk 5-10 kg bahan organik/pohon. Hidayah pupuk NPK diberikan 600g/perian dengan cara diplit 4 kali ialah 40%, 30%, 20% dan 10%. Pemupukan dilakukan selama musim hujan, pemberian pertama dilakukan plong awal musim hujan.


b)


Prinsip pemberian pupuk

Pemberian pupuk anorganik dilakukan dengan cara kerik (mengangkut) lapisan tanah disekeliling pohon lada secara eklektik kemudian pupuk disebarkan di seluruh permukaan tanah kemudian ditutup bahan organic dan tanah yang tadi diangkat ditambah petak yang berasal dari antara tanaman lada.


6)


Penapisan Kebun SECARA Ajek

Monitoring kebun harus dilakukan secara periodik apabila terlihat ada gejala ofensif hama alias keburukan maka raksasa lakukan pengendalian misalnya membuang maupun memberantas putaran pokok kayu yang terserang dan alat perladangan yang dipakai harus dibersihkan dahulu apabila akan dipakai bagi tanaman lada yang tidak.



Source: https://disbun.kaltimprov.go.id/artikel/mengenal-budidaya-lada

Posted by: holymayhem.com