Cara Menanggulangi Tanaman Yang Terserang Virus

PENYAKIT Wereng hijau Plong Tumbuhan PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA


Admin distan |

26 November 2018 |

50144 kali


Penyakit tungro adalah problem padi yang disebabkan maka dari itu dua jenis virus ialah virus yang berbentuk batang atau virus buntang tungro antah Rice tungro bacilliform virus (RTBV), dan virus berbentuk buntak alias virus bulat tungro padi Rice wereng hijau spherical virus (RTSV). Kedua virus tersebut ditularkan maka itu beberapa keberagaman wereng hijau dan wereng daun lainnya. Tanaman gabah yang terinfeksi virus-virus tungro galibnya tampak kerdil dan daun bercelup kuning terutama pada perempuan muda. Sejak tahun 1981, ki kesulitan ini telah merebak dari Sulawesi Selatan ke Bali, Sahang, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Hingga saat ini dempet seluruh sentra produksi antah di Indonesia tidak tanggal dari penyakit tungro.

Gejala Masalah Tungro

Gejala penting penyakit tungro terlihat pada persilihan warna patera terutama pada patera cukup umur bercat asfar mambang kuning dimulai pecah ujung daun. Perempuan muda agak menggulung, jumlah anak uang memendek, tanaman kecil dan pertumbuhan tersuntuk. Gejala ini galibnya tersebar mengelompok lega areal pertanaman padi sehingga hamparan tanaman gabah terlihat berdelan karena adanya perbedaan tinggi tanaman antara tanaman fit dan pohon sakit. Gejala galibnya mulai tampak lega 6-15 masa sesudah terinfeksi. Tanaman akil balig lebih rentan meradang disbanding pohon jompo. Jika pokok kayu sampai berumur dua wulan terhindar berbunga infeksi, penyakit tungro abnormal berkarisma terhadap kehancuran dan kehilangan hasil.

Pengendalian Penyakit Tungro.

Mengingat banyak faktor yang mempengaruhi kronologi ki kesulitan tungro, maka  pengendalian penyakit tungro yang dipetuakan adalah dengan mengintegrasikan onderdil-komponen pengendalian internal suatu system yang dikenal dengan konsep pengendalian penyakit secara terpadu. Beberapa teknologi pengendalian tungro nan dianjurkan yakni tanam sambil, pengaturan periode tanam, varietas resistan, sanitasi mileu, dan pemancaran insektisida.

Tanam serempak.

Problem tungro akan majuh ada puas area dengan model tanam tidak serentak dan penanaman selama tahun. Kamil tanam langsung akan memutus siklus umur vektor dan dapat memperpendek perian keberadaan sendang inoculum. Lakukan mengurangi serangan penyakit wereng hijau, dipetuakan tanam serempak paling kecil pada luasan 40 ha.

Mengatak periode tanam yang tepat.

Tanam pada saat yang tepat dimaksudkan sebaiknya biar bilamana fase pertumbuhan tanaman padi peka boleh terhindar bermula serangan penyakit wereng hijau. Tahun tanam tepat diidentifikasi berdasarkan pola fluktuasi populasi wreng yunior, keberadaan virus wereng hijau dan iklim terutama curah hujan.  Fase pertumbuhan pokok kayu antah peka terhadap serangan wereng hijau yaitu pada detik tumbuhan berusia kurang dari 45 hari pasca- tanam. Dengan mencacat eksemplar kegoyahan populasi tungro dan intensitas gempuran tungro sepanjang tahun, akan diketahui detik-saat ancaman paling khusyuk maka itu penyakit wereng hijau.  Hari tanam diatur sehingga puas detik gaham tungro serius, tanaman sudah berumur makin berasal 45 hari setelah tanam. Puncak populasi wereng hijau terjadi pada 1,5-2 bulan sesudah siram hujan mencapai puncaknya. Pada saat populasi wereng hijau mencapai puncaknya, pokok kayu pari yang berumur kurang dari 45 hari setelah tanam tinggal terancam makanya serangan tungro. Dengan demikian musim tanam yang tepat adalah 30-45 masa sebelum puncak siram hujan. Waktu tanam tepat namun efektif mengendalikan penyakit wereng hijau di daerah dengan pola tanam sederum.

Tanam Jajar Legowo

Tanam lajur legowo menyebabkan kondisi iklim mikro di bawah kanopi tanaman tekor membantu perkembangan pathogen. Plong tanam jajar legowo, tungro rendah aktif berpindah antar rumpun, sehingga penularan dan pendakyahan tungro terbatas.

Varietas tahan hama hijau.

Berpedoman pada perigi gen tahan tetuanya, tipe tahan hama hijau digolongkan menjadi golongan T0-T4. Diversifikasi yang tergolong dalam golongan T0 tidak punya gen resistan. Termasuk dalam golongan T0 adalah variasi-varietas IR5, Pelita, Atomita, Cisadane, Cikapundung, dan Lusi. Varietas yang tergolong T1 punya gen tahan Glh 1. Teragendakan intern golongan T1 yaitu varietas-spesies IR20, IR30, IR26, IR46, Citarum, dan Serayu. Varietas yang tergolong dalam golongan T2 memiliki gen resistan Glh 6. Teragendakan dalam golongan ini yaitu varietas-diversifikasi IR32, IR38, IR36, IR47, Semeru, Asahan, Ciliwung, Krueng Aceh dan Bengawan Khusus. Semenjana varietas yang terjadwal dalam golongan T3 memiliki gen resistan Glh 5. Termasuk dalam golongan ini adalah IR50, IR48, IR54, IR52 dan IR64. Spesies nan terjadwal intern golongan T4 mempunyai gen tahan glh4. yang termasuk dalam golongan ini yakni IR66,IR70, IR72,IR68, Barumun, dan Klara. Hasil uji aklimatisasi hama hijau sreg berbagai varietas menunjukkan diversifikasi padi yang sesuai  bagi ditanam di Jawa dan Bali ialah sebagai berikut. Untuk di Jawa Barat  bisa ditanam macam resistan golongan T1, T2 dan T4. Di Jawa Tengah dapat ditanam semua golongan varietas tahan. Di Yogyakarta bisa dianjurkan jenis tahan semenjak golongan T2 dan T4. Di Jawa Timur dan Bali hanya dinasihatkan varietas tahan golongan T4. Di Nusa Tenggara Barat belum ada varietas tahan nan dapat dianjurkan bikin ditanam. Sementara di NTB dianjurkan lakukan menanam keberagaman tahan virus.

Varietas tahan virus

Lima jenis tahan virus yakni Tukad Balian, Tukad Petanu, Tukad Unda, Kalimas dan Bondoyudo. Pewilayahan kesesuaian varietas tahan virus wereng hijau yaitu dengan anjuran penanaman misal berikut. Tukad Petanu bisa diajurkan cak bagi seluruh daerah endemis, sedangkan varietas Tukad Unda hanya dapat dianjurkan lakukan ditanam di NTB dan di Sulawesi Daksina. Begitu kembali spesies Tukad Balian, yang hanya dinasihatkan untuk ditanam di Bali, Sulawei Selatan, dan Jawa Timur. Bondoyudo bisa dinasihatkan ditanam di Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan Kalimas hanya dianjurkan ditanam di Jawa Timur. Penanaman keberagaman resistan tidak boleh dilakukan terus-menerus. Bakal itu dianjurkan cak bagi melakukan giliran tipe tahan minimal tiap dua periode. Di samping itu, perlu diketahui bahwa kerumahtanggaan kejadian tekanan komplikasi yang strata (mata air inokulum tinggi, populasi wereng hijau tingkatan, dan kondisi lingkungan kontributif), diversifikasi tahan perlu didampingi (dikombinasi) dengan teknologi pengendalian nan lain, sebagai halnya kultur teknis dan insektisida.

Eradikasi sumber inokulum

Sumber inokulum merupakan salah suatu faktor utama penyebab terjadinya kelainan tungro. Virus tungro mampu bertahan pada tanaman inang turiang, gulma dan beberapa macam pari liar. Tummbuhan inang  tersebut dapat berperan laksana sumber infaksi penyakit tungro dan vektornya terhadap pertanaman padi di sekitarnya, terutama di distrik dengan waktu tanam tidak serempak.  Beberapa jenis inang tungro dari jenis rerumputan  yaitu Jajagoan  (Echinochloa crusgali), rumput angsa atau tuton  (Echinochloa colonum), rumput bawak (Eleusine indica), tapak jalak (Dactyloctenium aegyptium), dan padi liar. Eradikasi sumur inokulum puas tahap pratanam sangat signifikan untuk mengimpitkan perigi inoculum primer dan menghindari infeksi awal virus tungro. Oleh karena itu sangat enggak bijaksana apabila turiang dari repih-repih tanaman terserang dibiarkan dalam tahun lama karena akan menjadi sumber penularan pada pertanaman berikutnya terutama pada teoretis tanam tidak bertepatan.

Penggunaan Insektisida

Penyemprotan insktisida dimaksudkan buat menekan populasi wereng hijau untuk mengurangi kecepatan pendakyahan virus tungro. Pendayagunaan insektisida organik sebaiknya  berdasarkan pengamatan populasi wereng hijau. Diteksi ancaman penyakit tungro boleh dilakukan pada waktu pesemaian dan saat tumbuhan berumur sekitar tiga minggu sehabis tanam.  Pengamatan tungro di pesemaian dilakukan dengan seser serangga sebanyak 10 ayunan untuk mengevaluasi kepejalan populasi hama yunior.  Sreg daerah dengan arketipe tanam serempak, pemanfaatan insektisida sistemik butir dan insektisida berbahan aktif Imidakloprid, tiametoksan  dan MIPC melalui pemancaran sreg pesemaian dan pertanaman dapat menahan penularan tungro oleh vector.

Sendang : Dede Kusdiaman, Balai Besar Penelitian Tumbuhan Padi, Jl. Raya IX Sukamandi Subang

https://www.artikelpadi.com/kelainan-wereng hijau-plong-tumbuhan-padi-dan-cara-pengendaliannya/

Source: https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/penyakit-tungro-pada-tanaman-padi-dan-cara-pengendaliannya-44

Posted by: holymayhem.com