Cara Aplikasi Pupuk Nasa Untuk Tanaman Kakao Yang Sudah Berbuah
Teknik Budidaya Tanaman Kakao
Tanaman Kakao (Theobroma cacao) yakni salah satu komoditi andalan Indonesia yang cukup penting peranannya privat perekonomian. Kredit kakao yang dihasilkan terbit
budidaya Kakao
ini bisa menghasilkan dagangan olahan yang yang habis terkenal di masyarakat yaitu cokelat. Anda tahu kan apa itu cokelat? Semua orang tentu luang. Nah, situasi inilah nan mendorong minat para pekebun buat menggeluti khuluk daya Kakao. Namun, apabila tanah sudah semakin keras, miskin unsur hara mikro dan hormon alami, faktor hama dan kelainan tanaman, faktor iklim dan seri, serta kaidah budidaya lainnya tidak diperhatikan, maka produksinyapun akan semakin rendah dan tak berkualitas.
- Natural Nusantara dengan barang pupuk organik dan nutrisi tanamannya, berusaha membantu para peladang Kakao seyogiannya boleh meningkatkan produktivitas Kakao sebaiknya dapat bersaing dengan programa pertambahan produksi secara besaran dan kualitas, berdasarkan konsep kelestarian mileu (Aspek K-3).
Teknik Budidaya Tanaman Kakao
-
Persiapan Kapling
- Bersihkan lalang dan gulma lainnya
- Gunakan tumbuhan penutup petak (cover crop) terutama jenis bin-polongan sama dengan Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides dan C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan
- Gunakan juga pohon pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, pokok kayu ini ditanam setahun sebelum penghutanan kakao dan pada tahun ketiga kuantitas dikurangi sebatas tinggal 1 pohon penaung cak bagi 3 tanaman kakao (1 : 3)
-
Pembibitan Kakao
- Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah nan matang dan sehat dari pohon nan telah mulai dewasa
- Sebelum dikecambahkan jauhar harus dibersihkan bertambah dulu daging buahnya dengan abu gosok
- Karena poin kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus buru-buru dikecambahkan
- Pengecambahan dengan karung jute intern ruangan, dilakukan penyiraman 3 mungkin sehari
- Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan arena pembibitan
- Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag
- Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag
- Benih dapat digunakan cak bagi bibit takdirnya 2-3 hari berkecambah bertambah 50%
- Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar bala 100 cm
- Panjang naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak
- Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari
- Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan
- Pemupukan dengan T P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur ekstrak, umur 1 bulan: 1 gr/bibit, 2 bulan; 2 gr/bibit, 3 bulan: 3 gr/bibit, 4 rembulan: 4 gr/esensi. Pemupukan dengan cara ditugal
- Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 – 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya alias semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 pekan sekali
- Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan
- Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara tidak ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung ikhlas, dan larva api. Takdirnya terserang hama tersebut ki bentakan dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki maupun Natural BVR dosis 30 gr/tangki. Seandainya ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang telah dicampur serat kandang sejauh + 1 minggu pada masing-masing pohon
-
Penghijauan Kakao - Pengajiran
- Ajir dibuat berasal buluh tinggi 80 – 100 cm
- Pasang ajir induk sebagai standar dalam pengajiran selanjutnya
- Untuk meluruskan ajir gunakan lungsin sehingga diperoleh jarak tanam yang sebanding
- Terowongan Tanam
- Matra lubang tanam 60 x 60 x 60 cm sreg intiha musim hujan
- Berikan baja kandang yang dicampur dengan kapling (1:1) ditambah kawul TSP 1-5 gram per gorong-gorong
- Tanam Ekstrak
- Pron bila bibit kakao ditanam tanaman naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan tentatif sudah berumur 1 periode
- Penanaman kakao dengan system tumpang sari bukan perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa
- Pati dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah pati umur 6 wulan, Kakao Lindak spirit 4-5 bulan
- Reboisasi saat hujan abu sudah cukup dan anju naungan harus sempurna. Saat eksodus sepatutnya bibit kakao enggak tengah membuat patera muda (flush)
-
Pemeliharaan Tanaman Kakao
- Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan magrib) sebanyak 2-5 liter/tumbuhan
- Dibuat gaung pupuk disekitar pokok kayu dengan pendirian dikoak. Serabut dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam grafik di asal ini :
Tabel Pemupukan Tanaman Coklat
UMUR
(bulan)
Dosis kawul Makro (per ha)
Urea (kg)
TSP (kg)
MOP/ KCl (kg)
Kieserite (MgSO4) (kg)
2
15
15
8
8
6
15
15
8
8
10
25
25
12
12
14
30
30
15
15
18
30
30
45
15
22
30
30
45
15
28
160
250
250
60
32
160
200
250
60
36
140
250
250
80
42
140
200
250
80
Dst
Dilakukan analisa tanah
Dosis POC NASA mulai awal tanam :
0 – 24
2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekeliling pangkal mayit
setiap 4 – 5 wulan sekali
> 24
3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan selingkung asal batang
setiap 3 – 4 bulan sekali ( sesekali bisa lagi disemprotkan ke tanaman )
Dosis POC NASA pada pokok kayu yang mutakadim produksi hanya enggak dari awal mengaryakan POC NASA :
Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4 kali berencetan dengan interval 1-2 bln, Dosis 3-4 tutup/ pohon
Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali, Dosis 3-4 tutup/ tanaman
POC NASA akan lebih optimal juka dicampur dengan HORMONIK (1-2 tutup/15 ltr air)
Gubahan: Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 mana tahu/tahun dengan dosis 1 botol bakal + 200 tanaman. 1 botol SUPER NASA diencerkan intern 2 liter (2000 ml) air dijadikan enceran induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml enceran induk tadi kerjakan penyiraman setiap pohon.
-
Pengendalian Hama & Penyakit -
Ulat Kilan
( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), mengupas pada umur 2-4 bulan. Serangan sukar mengakibatkan daun muda lampau otot daunnya tetapi. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 – 10 cc / liter. -
Larva Aswa / Kuda
( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), terserah bulu-surai menggerenyam pada episode dorsalnya menyerupai gambar bulu (rambut) sreg leher kuda, terdapat puas marke 4 dan 5 bercat tulus atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan kebalikan alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA. -
Parasa lepida
dan
Ploneta diducta
(Larva Srengenge), serbuan dilakukan ganti menengok karena kedua species ini agak farik siklus roh maupun cara menaruh kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serbuan tertinggi pada patera muda, kuncup nan merupakan pusat semangat dan anak uang nan masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida makin panjang bermula puas Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA. -
Kutu – kutuan
( Pseudococcus lilacinus ), tungau berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala bidasan : infeksi plong pangkal buah di tempat nan terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah nan masih kecil, biji pelir tertahan dan kesannya mengering lewat mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas sangat dibakar, dengan padanan alami pemakan; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air alias PESTONA. - Helopeltis antonii, menghunjamkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam biji zakar yang masih cukup umur, jika tidak ada buah muda hama mencerca semi dan pucuk perempuan muda. Insek dewasa berwarna hitam, menengah dadanya merah, bagian menyerupai cula tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada noda-bercak hitam dan kering, pertumbuhan biji zakar terhenti, buah preskriptif dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah boncel cengkar lalu sirep. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari mula-mula semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada waktu ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hayat, sehingga pengendalian sopan-ter-hormat efektif, sanitasi kapling, pembuangan biji kemaluan terserang.
-
Cacao Mot
( Ngengat Biji kemaluan ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, corak kuning pucat lesi, poin n domestik buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan huma, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik nan bagian bawahnya taat terbuka (kondomisasi), pelepasan tara alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan prinsip disemprotkan, suntikan dengan PESTONA. -
Penyakit Busuk Buah
(Phytopthora palmivora), gejala ofensif terbit ujung biji pelir maupun pangkal biji zakar nampak kecoklatan pada buah nan telah besar dan buah katai akan langsung sepi. Pengendalian : membuang biji kemaluan terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural GLIO. -
Baja Upas
( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi batang maupun cabang terserang dengan Natural GLIO + HORMONIK, pemangkasan terstruktur, gempuran berlantas dipotong lalu dibakar.
Coretan
: Jika pengendalian hama penyakit dengan memperalat pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar pemancaran pestisida kimia bertambah merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan abu tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
-
Pemangkasan
- Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang setimpal dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pokok kayu pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya bertunas janjang dan baik. Pemangkasan cak semau beberapa macam yaitu :
- Pangkas Kerangka, dilakukan nasib 1 musim setelah unjuk cabang primer (jorquet) atau sampai umur 2 musim dengan meninggalkan 3 cagak primer yang baik dan letaknya simetris.
- Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan prinsip meredakan tunas air (wiwilan) sreg bangkai taktik maupun cabangnya.
- Pangkas Produksi, bertujuan seharusnya kilat dapat masuk hanya tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga suka-suka pangkas rumit pada musim hujan dan pangkas ringan lega musim kemarau.
- Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang kemungkus dan menernakkan tunas air alias dapat dilakukan dengan side budding.
-
Pemanenan Kakao
Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap biji pelir yang masak tetapi jangan sesak matang. Potong tangkai biji zakar dengan menyisakan 1/3 episode tangkai buah. Pemetikan setakat pangkal biji kemaluan akan negatif bantalan bunga sehingga pembentukan anak uang terganggu dan jika keadaan ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Biji pelir yang dipetik arwah 5,5 – 6 bulan mulai sejak berbunga, warna kuning ataupun abang. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi masa dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu setakat pecah. Kemudian skor dikeluarkan dan dimasukkan privat karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak nan tersedia.
-
Penggarapan Hasil
- Fermentasi, tahap awal perebusan poin kakao. Berujud mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan gerendel tumbuh biji, merubah dandan ponten dan mendapatkan wangi-wangian dan cita rasa yang gurih.
- Pengeringan, poin kakao yang mutakadim difermentasi dikeringkan seharusnya tidak terserang pupuk dengan sorot matahari simultan (7-9 hari) atau dengan kompor tanur suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air nan baik sedikit mulai sejak 6 %.
- Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu pecah biji kakao sesuai permintaan. Syarat mutu biji kakao merupakan tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%, serangan wereng penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran.
Itulah beberapa hal terdahulu dalam Teknik Budidaya Kakao dengan mengedepankan faktor K3 Kualitas, Total dan Kelestarian lingkungan.
Source: http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/85412/Teknik-Budidaya-Kakao/
Posted by: holymayhem.com