Cabai Budidaya Tanaman Hama Dan Penyakit Dan Pestisida
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU Pohon (OPT) Puas BUDIDAYA CABAI Sirah TOMAT DAN MENTIMUN
Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) ataupun hama dan keburukan bersendikan konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dapat dilakukan secara preventif atau kuratif.
PENGENDALIAN SECARA PREVENTIF
A. Modifikasi mileu
Upaya memodifikasi lingkungan dapat dilakukan secara kultur teknis sebagaimana pe- ngaturan konseptual tanam, pengaturan sistem tanam, pemilahan varietas, pengolahan tanah, pengapuran, solarisasi, memodifikasi iklim mikro, dan pemupukan.
1. Dominasi model tanam
Ditinjau berbunga segi pengendalian OPT kekuasaan hipotetis tanam bertujuan buat memutus siklus spirit hama dan kebobrokan di suatu area atau negeri lahan tertentu. Oleh karena itu dalam pengaturan cermin tanam harus diupayakan pergiliran pokok kayu dengan tanaman yang tidak mulai sejak berbunga satu keluarga/ famili. Takdirnya pergiliran tanaman dilakukan dalam satu famili, OPT akan selalu mendapatkan inang, sehingga siklus hidupnya berlantas. Contoh upaya memutus siklus hidup OPT cabai merah di dataran kurang yaitu sebagai berikut:

2. Pengaturan sistem tanam.
Bakal mengurangi ofensif OPT sistem tanam bisa dilakukan dengan sistem tumpangsari, tumpanggilir, memakamkan tanaman perangkap, menanam pokok kayu penghadang, atau mengetanahkan di kerumahtanggaan rumah kasa.
3. Pemilihan spesies
Selain karena selera pasar, produktivitas tinggi dan kesesuaian dengan kondisi petak, faktor penting lain dalam memilih varietas merupakan yang tahan terhadap serbuan OPT. Berikut ini adalah beberapa diversifikasi yang tahan terhadap OPT:
-
- Lada biram spesies Tanjung 1 asa toleran terhadap hama pengisap seperti trips dan kutudaun
- Mentimun keberagaman Saturnus, Marikh, dan Pluto agak tahan terhadap penyakit virus ZYMV
4. Perebusan persil
Ditinjau dari sudut pengendalian hama dan penyakit, pengolahan tanah yang baik dan ter-hormat bertujuan untuk menekan populasi OPT tanah. Oleh karena itu jeda hari nan diperlukan dari saat penggarapan kapling awal sampai dengan siap tanam minimal 1 bulan.
Rangka 5. Tahapan perebusan kapling lakukan budidaya tanaman sayuran dan palawija pada persil sawah di lembang minus
Dengan interval tahun yang hierarki, patogen dan cerih-hajat pupa berpunca hama di privat tanah akan tergantung oleh sinar surya sehingga akan ranah.
Gambar 6. Tahapan perebusan kapling cak bagi budidaya tanaman sayuran dan palawija pada lahan kering di dataran menengah dan tingkatan
5. Pengapuran
Tanaman dapat tumbuh baik pada petak yang n kepunyaan kisaran pH tertentu, karena pH kapling berpengaruh terhadap penyerapan anasir hara oleh tanaman. Kalau pH lahan lain sesuai, maka pertumbuhan tanaman menjadi kurang optimum, sehingga rentan terhadap serangan OPT. Pada umumnya kemasaman tanah untuk tanaman sayuran dan palawija berkisar puas pH 5,6-6,8. Kalau pH tanah kurang bermula kisaran biji tersebut dapat dilakukan pengapuran menggunakan dolomit alias kaptan yang dilakukan minimum 1 rembulan sebelum tanam. Banyaknya dosis kapur yang dibutuhkan jika pH tanah < 6,0 adalah sebagai berikut.
Diagram 1. Daftar kebutuhan kapur lakukan setiap pH tanah
No. |
pH kapling asal |
Kebutuhan kapur (ton/ha) |
1 |
5,50 |
5,80 |
2 |
5,00 |
7,80 |
3 |
4,50 |
10,70 |
4 |
4,00 |
13,00 |
6. Solarisasi
Solarisasi adalah penutupan rataan tanah menggunakan plastik polietilin selama 1,5 rembulan. Solarisasi dilakukan sehabis pencangkulan permulaan. Tujuannya merupakan menaikkan suhu persil sampai ± 50o C mudah-mudahan OPT kerumahtanggaan tanah seperti mana nematoda, orong-orong, uret, patogen kebobrokan, dan ulat tanah sirep.
Gambar 7. Solarisasi:
penyudahan petak dengan plastik polietilin selama 6 ahad sebelum tanam untuk menekan OPT dalam tanah
7. Penggunaan mulsa plastik hitam perak
Plong umumnya serangga wereng berkepompong di dalam lahan. Makanya karena salah suatu tujuan penggunaan mulsa plastik hitam perak ialah cak bagi memutus siklus hidup wereng. Situasi ini disebabkan hama seperti trips, ulat buah, ulat mago grayak tidak dapat berkepompong di kerumahtanggaan tanah di seputar pohon karena terhambat oleh mulsa plastik tersebut.
Rang 8. Penggunaan mulsa plastik hitam argentum bakal menindihkan serangan OPT
8. Modifikasi iklim mikro
Modifikasi iklim mikro boleh dilakukan dengan pengaturan jarak tanam. Plong perian hujan diupayakan jarak tanam lebih rata gigi dibandingkan dengan jarak tanam pada musim kemarau.
9. Perabukan
Tanaman memerlukan unsur makro dan mikro nan sesuai dengan kebutuhannya agar dapat tumbuh optimal. Tanaman yang kelebihan atau kekeringan unsur hara akan rentan terhadap bidasan OPT. Perabukan Nitrogen yang jebah akan mengakibatkan ukuran sel tanaman membesar dengan dinsing sel yang kian tipis. Akibatnya patogen dan hama kian mudah menembus. Kekurangan unsur Fosfat dan Potasium akan mengakibatkan tanaman mudah terserang oleh penyakit. Dengan demikian pemupukan harus berimbang. Oleh karena itu sebelum tanam perlu dilakukan analisis tanah bahkan terlampau kiranya rahmat pupuk tepat.
B. Perlakuan sperma/ ekstrak
Perlakuan semen menggunakan pestisida dilakukan bikin menekan serangan OPT tular kapling dan tular benih.
-
- Bakal menindihkan serangan kebobrokan tular tanah, sebelum ditanam/ disemai benih direndam dalam larutan fungisida Propamokarb hidroklorida (1 ml/l) sepanjang 0,5 jam atau dalam air panas kuku suam-suam kuku selama 0,5 jam.
- Bakal mengimpitkan ofensif kutukebul terhadap bibit merica, mentimun, dan tomat, dilakukan penyiraman cairan insektisida Tiametoksam (0,5 ml/l) dengan dosis 50 ml/ tanaman pada hidup 2 dan 4 pekan setelah semai.
C. Perlakuan petak
Perlakuan tanah dilakukan buat menekan bidasan OPT dalam tanah. Tipe perlakuan tanah nan dapat dilakukan ialah laksana berikut.
-
- Sekiranya ditemukan nematoda sebanyak 300 ekor/ 1 kg teoretis tanah ataupun 300 sista nasib NSK/ 1 kg komplet lahan, maka persil diberi perlakuan dengan nematisida Karbofuran sebanyak 60 kg/ha
- Jika ditemukan uret atau orong-orong, maka tanah diberi perlakuan dengan insektisida Fipronil 0,3 G sebanyak 15 kg/ha
- Kerjakan provinsi endemik terjangan komplikasi layu basil dan layu fusarium, petak diberi perlakuan dengan bakterisida Oksitetrasiklin (konsentrasi formulasi 1 ml/liter) dengan dosis 200 ml/ lubang tanam yang diaplikasikan suatu hari sebelum tanam
D. Pemuatan perangkap OPT
Pemasangan perangkap OPT berujud buat menekan populasi awal OPT agar perkembangannya tidak menimbulkan kecelakaan. Bilang macam perangkap OPT adalah sebagai berikut.
-
- Untuk menekan populasi trips, kutudaun, kutukebul, dan tungau dipasang jerat lekat warna kuning sebanyak 40-50 buah/ ha. Perangkap tersebut dipasang pada momen tanam.
- Untuk mengamankan wereng laler biji pelir dipasang haring Metil Eugenol sebanyak 40-50 biji pelir/ha. Lega pohon merica pemasangan perangkap Metil Eugenol dilakukan ketika pohon mulai pecah
Tulangtulangan 9. Macam-macam perangkap OPT:
(a) jerat Metil Eugenol dan (b) jebakan lekat warna asfar
E. Pemancaran fungisida secara preventif
Pada pengendalian keburukan tanaman, strategi pemanfaatan racun hama nan disusun berdasarkan kaidah penangkalan ataupun pencegahan, bukan menunggu sampai timbulnya gejala serangan ataupun kuratif. Strategi ini tampak sangkil berbeda dengan mandu pengendalian hama nan memunculkan agar dilakukan pengamatan terlebih dahulu sebelum dilakukan tindakan pengendalian menggunakan pestisida. Hal ini disebabkan berasal hasil beberapa penelitian dan pengalaman menunjukkan bahwa dengan ketatanegaraan pengendalian keburukan secara preventif, besaran penggunaan pestisida kian sedikit dibanding dengan jumlah penggunaan pestisida pada pengendalian secara kuratif. Strategi ini sekali lagi mujarab memperkecil risiko kegagalan panen. Sebagai transendental bagi mencegah serangan penyakit busuk biji pelir antraknos pada tanaman cabai dilakukan penyemprotan fungisida Asilbenzolar s-metil + Mankozeb sejak tanaman cabai berbunga dengan interval 1 ahad. Jangan menggunakan fungisida tersebut jika pertanaman cabai mutakadim terserang maka dari itu komplikasi rusak buah, karena akan memperparah serangannya.
Tabel 2. Efikasi beberapa diversifikasi fungisida untuk memecahkan penyakit noda daun alternaria dan kemungkus daun fitoftora pada ubi benggala dan tomat
Tabel 3. Efikasi beberapa jenis fungisida bakal mengendalikan masalah pada tanaman dari famili Cucurbitaceae
PENGENDALIAN SECARA KURATIF
Pengendalian OPT secara kuratif dapat dilakukan jika populasi hama alias kesungguhan serangannya telah mencapai angka ambang pengendalian. Beberapa ponten muara pengendalian hama sreg pohon cabai, tomat, dan mentimun yaitu sebagai berikut.
Tabulasi 4. Ambang pengendalian beberapa jenis hama pada tanaman cili, tomat dan mentimun
Sumber Materi
BALITSA, WUR The Netherlands & PT. Ewindo. 2014.
Source: https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/pengelolaan-opt/1124-pengendalian-organisme-pengganggu-tumbuhan-opt-pada-budidaya-cabai-merah-tomat-dan-mentimun
Posted by: holymayhem.com