Busuk Buah Pada Tanaman Timun
Mentimun
Gejala
Gejala pada daun unjuk maujud bercak-bercak hijau pucat, berukuran katai dan berair. Bercak-bercak ini secara bertahap mengering dan mati, berubah menjadi zakiah hingga abu-tepung dan menjadi normatif. Kadang, luka-luka ini dikelilingi oleh landasan kekuningan. Penggalan tengahnya boleh sobek, memencilkan lubang-gorong-gorong bergairah di dedaunan. Gejala paling parah berkembang plong buah yang terinfeksi, dan menyerupai sengatan insek. Bercak-bercak kecil (sekitar 3 mm), abu-abu, sedikit konkaf dan mengeluarkan sipulut muncul purwa boleh jadi. Selanjutnya, bercak-noda ini menggelembung dan akhirnya menjadi sinus cekung ataupun keropeng nan farik. Buah yang dijangkiti dampak sering diserang oleh patogen oportunistik seperti mikroba busuk lunak nan menghasilkan pembusukan yang lempem dan berbau busuk. Pada buah-buah nan terlampau tahan, terutama pada labu-labu tertentu, bentuk yang tak beraturan dan menyerupai tonjolan dapat saja terpelajar.
Boleh juga ditemukan di
Apa penyebabnya?
Gejala-gejalanya disebabkan oleh jamur Cladosporium cucumerinum, yang melintasi musim cahang dalam endap-endap-sisa tumbuhan, pada belahan di tanah ataupun puas biji nan terinfeksi. Infeksi tadinya waktu semi dapat berpangkal dari salah satu sumber tersebut. Jamur tiba mengembangkan struktur perakit spora dan melepaskan spora. Spora disebarkan maka dari itu insek, pakaian maupun peralatan, maupun diterbangkan jarak jauh di awan yang lembab. Kelembaban peledak yang tinggi dan suhu madya meningkatkan resiko infeksi. Suhu selingkung 17 °C dan berubah-ubah antara 12-25 °C, bersama dengan kurat lembab, berkabut, berembun atau hujan ringan yang sering terjadi adalah kondisi yang paling kecil menguntungkan untuk peluasan jamur ini. Gejala dapat muncul 3 hingga 5 waktu setelah terjadi penetrasi jamur di jaringan tanaman.
Pengendalian hayati
Perlakuan hayati serempak terhadap keropeng mentimun tidak dimungkinkan. Gunakan fungisida berbahan dasar tembaga-amonium obsesi nan bersertifikat organik lakukan menangguhkan penyebaran patogen.
Pengendalian kimiawi
Rajin pertimbangkan pendekatan terpadu berupa tindakan pencegahan bersama dengan perlakuan hayati jikalau tersedia. Gunakan fungisida yang mengandung klorotalonil atau yang berbahan asal tembaga-amonium obsesi. Latar angka dapat didisinfeksi dengan 0,5% natrium hipoklorit sepanjang 10 menit untuk menghilangkan patogen. Fungisida yang mengandung dithiocarbamates, maneb, mancozeb, metiram, chlorothalonil dan anilazine lagi efektif melawan C. cucumerinum.
Tindakan Pencegahan
- Gunakan benih dari tanaman segak atau berpokok sumber bersertifikat.
- Tanam varietas yang tahan problem kalau terhidang.
- Memilah-milah lokasi tanam yang telah dikeringkan dengan baik untuk perladangan Kamu.
- Tanam labu-labuan selama akhir hari taruk, tahun semok dan mulanya musim gugur, karena pembentukan keropeng tidak didukung oleh suhu pesam.
- Disarankan melakukan rotasi tumbuhan (2 tahun alias lebih) dengan tanaman bukan inang, seperti jagung.
- Lakukan kontrol terhadap gulma dan tanaman labu-labuan nan tumbuh liar.
- Jangan bekerja di kapling saat pohon basah karena hujan angin ataupun uap air.
- Pastikan ada ruang dan aerasi nan patut antar tanaman untuk mengurangi kelembaban.
- Jangan menyirami secara berlebihan dan hindari irigasi pancur (pemanfaatan sprinkler).
- Pantau tanaman secara teratur cak bagi menyibuk gejala penyakit.
- Buang dan musnahkan (bakar maupun kubur) pohon dan ampas-hajat tanaman yang terinfeksi.
- Lakukan desinfeksi terhadap pot dan wadah bunga serta alat dan objek lain yang digunakan kerumahtanggaan penanaman dan pengetaman labu-labuan.
Source: https://plantix.net/id/library/plant-diseases/100039/cucumber-scab/
Posted by: holymayhem.com