Berikut Tanaman Sayuran Yang Mempunyai Kandungan Minyak Atsiri Adalah
1. Pengenalan Petro Atsiri
Patra atsiri yaitu suatu zat dengan bau khas yang terdapat di dalam tanaman. Minyak atsiri boleh diperoleh dari tanaman famili
Pinaceae, Lauraceae, Rutaceae, Myrtaceae
dan famili lainnya. Selain itu, patra atsiri dengan sebutan bukan dikenal sebagai petro menguap, patra esensial, dan minyak eter. Ketiga istilah tersebut muncul dikarenakan patra ini boleh mengalami penguapan pada urat kayu terbuka (suhu kamar).
Minyak atsiri ataupun sering disebut lagi dengan
essential oils
atau
etherial oils
ialah suatu hasil sari berpokok bahan bahan alami macam tumbuhan yang asalnya dari daun, rente, kayu, poin-bijian terlebih putik bunga yang bisa mengalami penguapan dengan komposisi dan titik didih nan berbeda-cedera dengan substansi tertentu yang dipengaruhi oleh suhu (Guenther, 2006).
Minyak atsiri mengandung puluhan atau ratusan bahan campuran yang (volatile) dengan suntuk mudah dan non volatile sehingga karakteristik aroma dan rasanya damping begitu juga jenis asalnya (Tavish dan Haris, 2002).
Sifat volatile yang terdapat di dalam minyak atsiri dapat diikindasikan laksana sidik deriji atau ciri tunggal dari suatu keberagaman tumbuhan karena setiap tumbuhan menghasilkan minyak atsiri dengan aroma yang farik, namun dalam peristiwa ini tidak semua pohon menghasilkan minyak atsiri dan yang bisa menghasilkan nya hanya tumbuhan nan n kepunyaan sel
glandula
(Indriyanti,2013).
Kunjungi juga
: Pengertian Petro Atsiri Menurut Ahli
Umumnya semua minyak atsiri mengandung paduan senyawa kimia dan biasanya campuran tersebut sangat kompleks. Bilang variasi paduan organik terkandung di privat minyak atsiri, seperti hidrokarbon, alkohol, oksida, ester, aldehida, dan eter. Berdasarkan bilang sendang ilmiah mengatakan bahwa perut satu jenis komponen kimia dengan persentase yang tinggi sangat sedikit (Agusta, 2000).
Berdasarkan sifat kimi dan fisikanya, minyak atsiri dikatakan hanya mengandung dua golongan fusi, yaitu
oleoptena
dan
stearoptena.
Oleoptena
adalah satu cairan yang termasuk ke internal bagian hidrokarbon di dalam petro atsiri. Umumnya senyawa golongan
oleoptena
ini terdiri atas senyawa
monoterpena, sedangkan
stearoptena
adalah senyawa hidrokarbon teroksigenasi yang umumnya berwujud padat dan terdiri atas fusi insan oksigen berusul terpena (Indriyanti, 2013).
Petro atsiri mengandung bermacam-diversifikasi komponen kimia yang berbeda, doang komponen tersebut dapat digolongkan ke n domestik 4 kelompok besar yang dominan menentukan sifat minyak atsiri, adalah terpen, persenyawaan berturutan literal, turunan benzena dan persenyawaan lainnya (Indriyanti,2013).
Pendayagunaan minyak atsiri dalam beragam aspek semangat anak adam telah dikenal sejak beratus-ratus yang lalu. Ketaren (1986) mengatakan bahwa spesies tanaman yang menghasilkan minyak atsiri berada pada jumlah 150-200 variasi. Tipe tersebut diantaranya tertulis ke dalam famili
Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae, Zingiberaceae
dan
Umbeliferae.
Kunjungi juga : Jenis-Jenis Pokok kayu Penghasil Patra Atsiri
2. Cara Memperoleh Petro Atsiri
Petro atsiri diperoleh berusul kegiatan isolasi. Kerahasiaan yakni proses pengambilan maupun pemisahan senyawa bahan umbul-umbul dengan menggunakan pelarut yang sesuai (Djamal, 1990). Menurut Widiastuti (2012), pengambilan minyak atsiri dari merecup-tumbuhan dapat dilakukan dengan empat cara merupakan penyulingan/destilasi (destilation), pengepresan (pressing), ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan adsorbsi maka itu nikmat padat (enfluenrasi).
a. Penyulingan (Destilation)
Penyulingan maupun lebih dikenal dengan destilasi adalah proses penceraian secara tubuh suatu campuran produk yang memiliki titik didih yang berbeda dengan cara mendidihkan terlebih lewat komponen nan mempunyai titik didih rendah sehingga dapat terpisah terbit campuran.
b. Pengepresan (Pressing)
Pengepresan adalah mengimpitkan suatu bahan menggunakan perkakas tertentu yang disebut hydraulic maupun expeller pressing. Umumnya, pengutipan minyak atsiri dengan cara ini dilakukan pada almond, limau, kulit jeruk, dan macam lainnya.
c. Ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction)
Ekstraksi adalah meragamkan petro atsiri dari suatu jenis tumbuhan dengan memanfaatkan pelarut. Kaidah ini pelalah digunakan lakukan mencuil minyak bunga nan terbatas stabil dan dapat kemungkus oleh panas.
d. Adsorbsi oleh lemak padat (enfluenrasi)
Enfluenrasi digunakan singularis cak bagi merukunkan minyak rente-bungaan. Cara ini dapat menghasilkan loklok dan rendaman minyak yang janjang (Widiastuti, 2012).
3. Resan-Resan Minyak Atsiri
Minyak atsiri memiliki sifat yang mudah bablas sreg hawa kamar, berasa getir, serta beraroma wangi sesuai dengan bau jneis tanaman penghasilnya. Minyak atsiri larut intern pelarut organik dan tidak larut n domestik air (Nurdjanah, 1992). Selain itu, Gunawan dan Mulyani (2004) mendeskripsikan rasam-sifat petro atsiri sebagai berikut:
- Tersusun oleh bermacam-macam onderdil senyawa
- Punya bau khas. Biasanya bau ini mewakili bau tanaman asalnya.
- Mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa ekstrem, mengerutak, membagi kesan panas kuku sampai panas, maupun apalagi dingin ketika sampai di kulit, tersampir semenjak jenis komponen penyusun nya.
- Dalam hal murni (belum tercemar maka itu paduan-senyawa lain) mudah menguap pada hawa kamar sehingga bila diteteskan pada selembar kertas maka saat dibiarkan menguap, tidak meninggalkan tamatan noda pada kertas yang ditempel.
- Berwatak tidak bisa disabunkan dengan alkali dan enggak bisa berubah menjadi tengik (rancid).
- Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik yuridiksi oksigen udara, nur mentari (terutama gelombang ultra violet), dan seronok karena terdiri dari berbagai keberagaman komponen penyusun.
- Indeks bias umumnya tinggi.
- Umumnya bersifat optis aktif dan mengocok bidang polarisasi dengan sirkulasi yang solo karena banyak komponen pencipta yang memiliki atom C asimetrik.
- Galibnya tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut sampai dapat memberikan baunya kepada air walaupun kelarutannya sangat kecil.
- Adv amat mudah sagu betawi dalam pelarut organik.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Patra Atsiri
Kualitas patra atsiri yang dihasilkan dari berbagai jenis pokok kayu dipengaruhi oleh bilang faktor, seperti varietas, peristiwa korban seremonial, organ yang digunakan dalam proses pemungutan petro, metode yang dilakukan, serta cara penyimpanan hasil petro. Jika semua persyaratan tersebut tidak terkabul, hasil dari dagangan minyak atsiri yang didapat tidak akan sesuai. Berikut beberapa faktor nan mempengaruhi mutu minyak atsiri diantaranya adalah bahan jamak, penanganan pasca panen, proses produksi, dan penyimpanan.
5. Manfaat Minyak Atsiri
Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri sebagai bahan pewangi alias penyedap (flavoring). Penggunaan bak bahan asal pewangi umumnya digunakan pada dagangan kosmetik dan sabun.
Petro atsiri dapat menetralisir bau yang lain sedap berbunga bahan, misalnya seperti bau tembelang pada kulit tiruan. Sebagai eksemplar ialah penambahan senyawa-senyawa aromatik ke dalam produk tertentu seperti mana karet sintetik dan lateks, ternyata lebih menguntungkan produsen (Indriyanti, 2013).
Kegunaan lain berusul minyak atsiri ialah dalam parasan kesehatan bagaikan incaran antiseptik privat ataupun eksternal, misal mangsa
analgesic, haemolitic
atau
antizymatik sebagai
sedative, stimulat
untuk obat mulas.
Kunjungi juga
: 3 Metode Ketertutupan Minyak Atsiri
Selain mempunyai bau wangi yang distingtif, petro atsiri juga boleh membantu pencernaan dengan merangsang sistem saraf sekresi, sehingga akan keluar getah lambung nan mengandung enzim seperti
pepsin, trypsin, lipase,
dan
amilase
nan disekresikan ke dalam lambung dan usus (Indriyanti, 2013).
Penghasil : Zega Hutan
Source: https://www.zegahutan.com/2021/03/minyak-atsiri-pengenalan-cara-sifat.html
Posted by: holymayhem.com