Dasar-dasar Teknologi Hidroponik

N domestik upaya memproduksi pohon atau makanan secara hidroponik, diperlukan bilang peralatan dasar agar pohon dapat tumbuh dengan baik seperti mana kewedanan perakaran harus memperoleh cukup udara, air dan atom hara/gizi, sehingga boleh menghasilkan tanaman dan kandungan yang berkualitas.

Peralatan dasar yang diperlukan untuk memenuhi kriteria di atas merupakan :

  • Gelanggang tumbuh tumbuhan, sebagai halnya umpama atau kolam penghimpun, pot, dan bedengan.Diusahakan agar tempat bertunas pokok kayu dijaga kebersihannya secara berkala dengan menerangkan dan menghilangkan tumbuhan ataupun pohon lain yang bukan diinginkan (terutama dalam bedengan atau kolam pengumpul).
  • AeratorAlat ini dipakai lakukan tercukupinya oksigen cak bagi pergantian udara dalam daerah perakaran. Kesuntukan oksigen akan mengganggu pengisapan air dan gizi oleh akar dan respirasi.
  • Cair Zat makananEnceran nutrisi bagaikan sumber suplai air dan mineral vitamin merupakan faktor penting cak bagi pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman hidroponik, sehingga harus tepat berbunga segi jumlah, komposisi ion nutrisi dan suhu. Molekul hara ini dibagi dua, yakni unsur makro (C, H, O, N, P, S, K, Ca, dan Mg) dan mikro ( B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, dan Zn).

Pada umumnya kualitas larutan zat makanan ini diketahui dengan electrical conductivity (EC) cairan tersebut. Semakin tinggi konsentrasi larutan semakin tinggi arus listrik yang dihantarkan (karena pekatnya kandungan garam dan pengumpulan ion mempengaruhi kemampuan bikin menghantarkan listrik larutan vitamin tersebut). Larutan nutrisi boleh dibuat koteng dengan melarutkan baja nan diramu unik untuk tanaman hidroponik ataupun membeli pupuk hidroponik secara bisnis.

Larutan zat makanan juga dapat dipertahankan dan dikontrol sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan tujuan buat mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal ini mendasari adanya sistem kontrol secara tertinggal maupun faali sreg larutan gizi.

Selain EC dan pemusatan hancuran zat makanan, suhu dan pH ialah komponen nan sering dikontrol lakukan dipertahankan pada tingkat tertentu lakukan optimalisasi tanaman. Suhu dan pH hancuran nutrisi dikontrol dengan intensi mudah-mudahan perubahan yang terjadi oleh penyerapan air dan ion nutrisi tanaman (terutama privat hidroponik dengan sistem yang tertutup) dapat dipertahankan.

Hawa yang sesak adv minim dan terlalu tinggi pada larutan nutrisi dapat menyebabkan berkurangnya pengisapan air dan ion nutrisi, untuk tanaman sayuran hawa optimal antara 5-15 derajat C dan tanaman buah antara 15-25 derajat C. Bilang tanaman sayuran dan buah dipertahankan mempunyai tingkat pH dan EC tertentu yang optimal.

TIPE Permohonan HIDROPONIK

Secara umum tipe aplikasi hidroponik dapat dibedakan menjadi 3 jenis :

  • Pot culture system
  • Floating Hidroponic System (FHS)
  • Nutrient Gambar hidup Technique (NFT) System

 1.Pot Culture System

Kalo kita menguburkan tanaman di n domestik apartemen menggunakan medan plastik alias gelas dengan air seumpama kendaraan maka ini dapat dikatakan bagaikan
jambangan culture system
nan sederhana. Sahaja, sesuai dengan kebutuhan tanaman agar tumbuh dengan baik maka harus diperhatikan bilangan-ketentuan pangkal sama dengan aerasi dan larutan vitamin internal pot atau tabung dengan media air ini.

Buat aerasi dapat digunakan pompa gegana cak bagi akuarium (kalau ukuran pot atau tabungnya tidak terlalu samudra). Selain dua situasi tersebut terbiasa sekali lagi diperhatikan suhu larutan nutrisinya, kerjakan ini dapat digunakan pengadem atau perapian buatan yang boleh dikendalikan.

Lega gambar 1, ditunjukkan pot culture system yang ditumbuhkan dalam ruang merecup (growth chamber) dengan penyorotan bikinan (artificial lighting) dengan suhu kolom yang terkontrol, kemudian berkurangnya larutan nutrisi maka itu transpirasi dan penghirupan oleh tanaman dapat diketahui dari potometer dan suhu daerah perakaran boleh dikontrol menggunakan pengatur suhu dengan penyejuk dan pemanas pada bak air.

Untuk otomatisasi, berkurangnya enceran nutrisi maka itu transpirasi dan penyerapan tanaman dapat juga dideteksi menggunakan timbangan faali yang dapat diletakkan dibawah jambang dan digresi dihubungkan dengan komputer. Kemudian bisa kembali ditambahkan tangki larutan nutrisi dan dihubungkan dengan cangklong atau selang kecil untuk penambahan kodrati. Konsentrasi enceran nutrisi dapat juga diukur dengan menambahkan pemeriksaan ion, pH alias EC dalam larutan vitamin.

2. Floating Hidroponics System (FHS)

Floating hidroponic system (FHS) merupakan suatu budidaya tanaman (khususnya sayuran) dengan cara menanamkan /menusukkan tanaman puas terowongan styrofoam yang mengapung diatas permukaaan larutan nutrisi privat satu bak pengumpul atau tambak sehingga akar tanaman terapung atau tergenang dalam larutan nutrisi. Metode ini dikembangkan pertama siapa oleh Jensen (1980) di Arizona dan Massantini (1976) di Italia.

Plong sistem ini larutan nutrisi tak disirkulasikan, namun dibiarkan plong perumpamaan penadah dan dapat digunakan sekali lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam paser waktu tertentu. Situasi ini perlu dilakukan karena dalam paser yang cukup lama akan terjadi pengkristalan dan pengendapan pupuk cair intern dasar tambak yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Sistem ini mempunyai beberapa karakteristik seperti terisolasinya lingkungan perakaran nan mengakibatkan fluktuasi hawa larutan gizi lebih rendah, boleh digunakan buat daerah nan perigi energi listriknya kurang karena energi yang dibutuhkan tidak sesak tergantung plong energi listrik (mungkin hanya lakukan mengalirkan larutan nutrisi dan pengadukan larutan nutrisi saja).

Pada Gambar 2 di bawah ditunjukkan pengusahaan system FHS pada tanaman patera dasun kerumahtanggaan greenhouse. Tanaman ditancapkan pada gua dalam styrofoam dengan sambung tangan pelembungan (hendaknya tumbuhan tetap tegak) serta ditambahkan penyangga tanaman dengan tali. Lapisan styrofom digunakan sebagai penjepit, isolator panas dan untuk mempertahankan tanaman agar tetap terapung intern cairan nutrisi.

Agar pemakaian sepuhan styrofoam resistan lama biasanya dilapisi maka dari itu plastik mulsa. Dalam susuk pula ditunjukkan adanya ibarat larutan gizi dengan penyangganya, biasanya bak penampung ini mempunyai kedalaman antara 10-20 cm dengan kedalaman enceran nutrisi antara 6-10 cm.

Kejadian ini ditujukan agar oksigen internal mega masih terletak di bawah permukaan styrofoam. Untuk mekanisasi dalam FHS enggak berbeda jauh dengan cara bagi
pot culture
system.

3.Nutrient Film Technique (NFT) – Taufiq Susanto / Farikin Harmadi

Nutrient bioskop technique
(NFT) merupakan salah satu spesies khas dalam hidroponik nan dikembangkan permulaan kali maka itu Dr. A.J Cooper di Glasshouse Crops Research Institute, Littlehampton, Inggris pada akhir tahun 1960-an dan berkembang lega awal 1970-an secara memikul.

Konsep dasar NFT ini ialah satu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman tumbuh plong sepuhan gizi yang cetek dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen. Tanaman tumbuh dalam sepuhan polyethylene dengan akar tanaman terbenam dalam air yang kebal larutan vitamin nan disirkulasikan secara terus menerus dengan pompa.

Wilayah perakaran internal larutan nutrisi bisa berkembang dan tumbuh dalam cairan gizi nan dangkal sehingga bagian atas akar susu tumbuhan berada di satah antara cair gizi dan styrofoam, adanya adegan akar dalam udara ini memungkinkan oksigen masih boleh terpenuhi dan mencukupi bagi pertumbuhan secara normal.

Bilang keuntungan pendayagunaan NFT antara lain : dapat memudahkan pengendalian daerah perakaran tanaman, kebutuhan air bisa tersalurkan dengan baik dan mudah, keseragaman vitamin dan tingkat konsentrasi enceran vitamin yang dibutuhkan makanya tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman, tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan masa tanam yang ringkas, silam baik untuk pelaksanaan penelitian dan eksperimen dengan lentur yang dapat terkontrol dan memungkinkan bakal meningkatkan daya produksi tanaman dengan high planting density.

Belaka NFT mempunyai beberapa kelemahan seperti investasi dan biaya perawatan yang mahal, terlampau tersidai terhadap energi listrik dan penyakit nan merayapi tanaman akan dengan cepat menular ke pohon lain.

Pada sistem NFT, kebutuhan radiks yang harus terpuaskan adalah:

Bed
(pialang), tangki penampung dan pompa.
Bed
NFT di bilang negara bertamadun sudah diproduksi secara massal dan disediakan maka itu beberapa perusahaan supplier
greenhouse
dan perladangan, di Jepang terbuat dari styrofoam, namun di Indonesia belum diproduksi sehingga banyak pekebun Indonesia memakai calo rumah tangga (lebar 13-17 cm dan panjang 4 meter).

Tangki penghimpun dapat memanfaatkan tempat maupun simpanan air. Pompa berfungsi bakal mengalirkan larutan zat makanan berpokok tangki pengumpul ke bed NFT dengan bantuan jaringan maupun ujar-ujar sirkuit.

Beberapa hal nan teristiadat diperhatikan internal NFT ialah : kemiringan talang (1-5%) kerjakan pengaliran cairan nutrisi, kecepatan aliran turut lain boleh terlalu cepat (dapat diatur makanya pembukaan kran berkisar 0.3-0.75 L/menit) dan demes talang yang layak kerjakan menghindari terbendungnya cair zat makanan [1, 3, 11].

Dalam rencana dibawah ditunjukkan NFT system dengan tumbuhan tomat menggunakan suhu, peredaran dan total air (larutan nutrisi) yang terkontrol dengan computer.

OTOMASI HIDROPONIK

Proses pengontrolan dalam hidroponik merupakan proses yang dilakukan secara kontinyu, kerumahtanggaan jangka periode yang panjang dan memerlukan akurasi pengontrolan yang panjang (apalagi sekiranya luwes yang dikontrol sepan banyak). Lakukan itu perlu dilakukan pengontrolan otomatik agar tidak terjadi permasalahan sama dengan puas pengontrolan secara manual antara lain :

  • kelelahan
  • subyektifitas
  • kejemuan
  • ketidakseragaman
  • ketidaktelitian turunan

Pada kontrol otomatik ini, tahapan kontrol seperti menimbang, membandingkan, cak menjumlah dan merevisi dilakukan oleh instrumen secara berulang. Dengan kontrol otomatik dapat dicapai tujuan kelajuan aksi, pengendalian keamanan dan mutu barang [11].

Secara umum pengontrolan yang dilakukan n domestik hidroponik boleh dilakukan untuk mengontrol : air (penjadwalan, sirkulasi dan distribusi), larutan gizi (kas dapur konsentrasi nutrisi, pH, master, EC dan oksigen) dan juga faktor ekternal seperti lingkungan dalam greenhouse.

Pengontrolan air dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan persuasi kontrol
on-off
(begitu juga yang diterapkan internal rang 3 untuk sistem NFT). Lakukan pengontrolan larutan zat makanan diperlukan sensor-sensor yang akan mengaji kandungan cair zat makanan (pemeriksaan ion), sensor pH, sensor suhu dan sensor oksigen (DO penapisan).

Sebagai teoretis yang dilakukan maka dari itu beberapa peneliti internal mengontrol komposisi cair nutrisi baik dengan pendekatan matematik atau simulasi atau penerapan privat sistem NFT.

Bakal pengontrolan konsentrasi larutan zat makanan secara faali diperlukan :

  1. dispensing technology
  2. tangki pencampur
  3. pompa pengukur, penapisan untuk mengukur pemusatan larutan gizi (per ion gizi atau memperalat ISFET (ion selective field effect transistor), EC dan pH
  4. software computer
    buat menakar, mengontrol dan komunikasi termasuk arketipe dan algoritma bakal menentukan set point dan kebutuhan air dan nutrisi.

Adanya kemajuan teknologi sensor, komputer jinjing dan elektronika memungkinkan adanya adaptasi wireless teknologi buat mengendalikan hidroponik secara lebih komprehensif, terutama untuk membereskan faktor eksternal lingkungan dalam greenhouse serta pengendalian air dan larutan nutrisi.

PEMBUDIDAYAAN

  1. Persemain

Gelanggang persemaian yang digunakan nyata bak plastic nan bagian bawahnya telah dilubangi dan dasarnya diberi strimin. Wadah ini diisi dengan sarana hidroponik yang sudah lalu disiapkan bisa menggunakan cocopeat maupun rockwool.

Kemudian, sperma disebar dan ditutupi dengan media lagi siram air dengan menggunkan sprayer. Untuk menjaga kelembaban, medan semaian ditutup dengan plastic dan ditempatkan di tempat yang gelap. Apabila benih sudah lalu berkecambah, plastic dibuka dan benih dipindah ke ajang atau pot yang lebih osean.

  1. Penanaman

Wadah yang digunakan berupa botol atau polybag yang berdiameter 15-20cm. Wadah yang digunakan dibuat lubang 3-4 lubang untuk mengalirkan air yang berlebih. Bagian dasar diberi strimin agar media tidak lolos keluar pot.

Sesudah itu, wadah diisi sarana hidroponik selevel 2-3cm berusul bibir pot. Liang tanam di tengah kendaraan dibuat dengan bantuan pensil. Suatu wadah cuma 1 esensi. Bibit dicabut secara hati-lever dan ditanam intern lubang tanam. Disela-selanya ditutupi sarana, selanjutnya penyiraman hingga lembab.

  1. Perawatan

Perawatan pokok kayu yang utama adalah penyiraman air nan dicampur dengan nutrient. Nutrien nan digunakan berupa pupuk yang mempunyai unsure N jenjang karena sayur ini dipanen daunnya. Dosis pupuk harus sesuai anjuran. Penyiraman dapat dilakukan 1-2-3 kali sehari, nan terdahulu media tidak kering.

Ditulis Oleh :
H Agus Hendra

Perigi : Affan, M. F.F, 2004, High temperature effects on root absorption in hydroponic system, Master thesis, Kochi University