Analisis Finansial Usahatani Tanaman Hias
Teknologi Budidaya Karet
Penanaman Karet – Pembibitan, Syarat Bersemi Dan Pemeliharaan
–
Buat membangun kebun karet diperlukan penyelenggaraan dan teknologi budidaya tanaman cemping nan mencengap, kegiatan perumpamaan berikut:
- Syarat tumbuh tanaman perca
- Klon‐klon karet rekomendasi
- Sasaran tanam/bibit
- Persiapan tanam dan penanaman
- Preservasi tanaman: pengendalian gulma, perabukan dan pengendalian penyakit
- Penyadapan/panen
Syarat Tumbuh Tanaman Reja
Sreg dasarnya pohon karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim bikin menunjang pertumbuhan dan keadaan kapling seumpama media tumbuhnya.
Iklim
Daerah nan cocok bikin pokok kayu perca yaitu plong zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman reja agak tertangguh sehingga memulai produksinya sekali lagi sederhana.
-
Siram hujan
Tanaman perca memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sebatas 4.000 mm/periode,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Tetapi demikian, sekiranya sering hujan pada pagi masa, produksi akan berkurang.
-
Tinggi gelanggang
Sreg dasarnya tanaman cemping bertunas optimal pada ceduk abnormal dengan ketinggian 200 m dari parasan laut. Keluhuran > 600 m bermula meres laut tidak sepakat lakukan tumbuh tumbuhan tiras. Hawa optimal diperlukan berkisar antara 25oC sampai 35oC.
-
Angin
Kecepatan angin yang terlalu kencang sreg rata-rata cacat baik bikin penanaman tiras.
Tanah
Lahan kering cak bagi pertumbuhan tanaman karet pada galibnya bertambah mempersyaratkan rasam bodi kapling dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia petak seharusnya sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan makin mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya. Berbagai diversifikasi tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik lahan vulkanis muda dan tua, lebih-lebih lega tanah gambut < 2 m.
Artikel Lainnnya :
Jenis Tanaman Hias Patera
Tanah vulkanis n kepunyaan kebiasaan fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, cuma sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya abnormal. Tanah alluvial rata-rata cukup bakir, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi kapling berkisar antara pH 3,0 ‐ pH 8,0 tetapi enggak sesuai sreg pH < 3,0 dan > pH 8,0. Sifat‐adat lahan yang seia bikin tanaman karet pada galibnya antara enggak :
- Sulum persil setakat 100 cm, tidak terdapat gangguan‐batuan dan lapisan wadas
- Aerase dan drainase sepan
- Tekstur tanah lebihlebihan, poreus dan dapat menahan air
- Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir
- Tanah bergambut lain lebih dari 20 cm
- Rahim hara NPK layak dan bukan kekurangan unsur hara mikro
- Reaksi tanah dengan pH 4,5 ‐ pH 6,5
- Kemiringan tanah < 16% dan
- Latar air persil < 100 cm.
Klon‐klon Kain Rekomendasi
Harga tiras liwa yang membaik saat ini harus dijadikan momentum yang mampu mendorong percepatan pembenahan dan renovasi karet yang terbatas bakir dengan menunggangi klon‐klon menang dan pembaruan teknologi budidaya lainnya. Pemerintah sudah menjadwalkan sasaran pengembangan produksi kain alam Indonesia sebesar 3 ‐ 4 juta ton/tahun pada tahun 2025. Bahan produksi tersebut hanya dapat dicapai apabila paling 85% areal kebun tiras (rakyat) yang ketika ini minus produktif berhasil diremajakan dengan memperalat klon karet unggul.
Kegiatan pemuliaan tiras di Indonesia telah banyak menghasilkan klonklon tiras unggul sebagai pembuat lateks dan penghasil kayu. Puas Lokakarya Kewarganegaraan Pemuliaan Tanaman Tiras 2005, telah direkomendasikan klon‐klon unggul bau kencur generasi‐4 untuk periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon: IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 104, IRR 112, dan IRR 118. Klon IRR 42 dan IRR 112 akan diajukan pelepasannya sedangkan klon IRR lainnya sudah dilepas secara legal. Klon‐klon tersebut menunjukkan daya produksi dan kinerja yang baik puas berbagai lokasi, tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifat‐sifat sekunder lainnya. Makanya karena itu pengguna harus memilih dengan cermat klon‐klon yang sesuai agroekologi kewedanan pengembangan dan jenis‐ macam komoditas karet yang akan dihasilkan.
Klon‐klon lama yang sudah lalu dilepas yaitu GT 1, AVROS 2037, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM 600, RRIM 712, BPM 1, BPM 24, BPM 107, BPM 109, PB 260, RRIC 100 masih memungkinkan bikin dikembangkan, namun harus dilakukan secara hati‐hati baik dalam peletakan lokasi alias sistem pengelolaannya. Klon GT 1 dan RRIM 600 di berbagai lokasi dilaporkan mengalami godaan penyakit patera Colletotrichum dan Corynespora. Sedangkan klon BPM 1, PR 255, PR 261 n kepunyaan keburukan dengan mutu lateks sehingga pengusahaan lateksnya abnormal hanya cocok untuk jenis produk karet tertentu. Klon PB 260 sangat peka terhadap kehabisan alur sadap dan gangguan angin dan kemarau janjang, karena itu pengelolaanya harus dilakukan secara tepat.
Artikel Lainnnya :
Jenis Anubias
Sasaran Tanam
Keadaan yang paling kecil penting n domestik penanaman cemping adalah bibit/mangsa tanam, dalam hal ini incaran tanam yang baik ialah yang bersumber dari pohon karet okulasi. Persiapan bahan tanam dilakuka paling kecil tak 1,5 tahun sebelum penghijauan. Dalam hal bahan tanam suka-suka tiga onderdil yang teradat disiapkan, ialah: batang bawah (root stoct), entres/batang atas (budwood), dan okulasi (grafting) plong penyediaan bahan tanam.
Persiapan batang bawah merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh bahan tanam yang memiliki perakaran kuat dan daya serap hara yang baik. Lakukan mencapai kondisi tersebut, diperlukan pembangunan pembibitan bangkai bawah yang menetapi syarat teknis yang mencakup awalan petak pembibitan, penanganan sperma, perkecambahan, penanaman kecambah, serta persuasi pemeliharaan tanaman di pembibitan. Lakukan mendapatkan mangsa tanam hasil okulasi yang baik diperlukan entres yang baik, Sreg dasarnya mata okulasi dapat diambil berpokok dua sumber, yaitu maujud entres simpang dari kebun produksi atau entres dari kebun entres.
Berusul dua varietas sumur netra okulasi ini sebaiknya dipilih entres dari huma entres asli, karena entres simpang akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya enggak kostum dan keberhasilan okulasinya rendah. Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman nan dilakukan dengan menempelkan ain entres dari satu tanaman ke pohon sejenis dengan intensi mendapatkan adat yang unggul. Terbit hasil okulasi akan diperoleh bahan tanam karet ulung faktual stum mata tidur, stum mini, bibit privat polibeg, maupun stum tinggi. Bikin tumbuhan kain, mata entres ini nan merupakan bagian atas dari tanaman dan dicirikan makanya klon yang digunakan ibarat jenazah atasnya.
Reboisasi bibit tanaman karet harus tepat waktu untuk menghindari tingginya angka kematian di lapang. Waktu tanam yang sesuai adalah pada perian hujan angin. Selain itu perlu disiapkan tenaga kerja untuk kegiatan‐ kegiatan untuk pembuatan lubang tanam, pembongkaran, pengangkutan, dan penghutanan bibit. Ekstrak yang sudah dibongkar sebaiknya taajul ditanam dan tenggang waktu yang diperbolehkan paling lambat satu malam setelah pembongkaran. Secara lebih terperinci penyiapan bahan tanam karet okulasi boleh dilihat Buku Tujuh Bina Usahatani Karet Rakyat (waktu 1996, edisi ke‐2) atau Booklet Manajemen Bahan Tanan Karet (tahun 2005) yang dikeluarkan oleh Aula Penelitian Sembawa, Anak kunci Penelitian Karet.
Anju Tanam dan Penanaman Cemping
Dalam pelaksanaan reboisasi tumbuhan kain diperlukan beraneka ragam langkah yang dilakukan secara sistematis mulai bermula pembukaan tanah sampai dengan penanaman.
-
Pembukaan lahan (Land Clearing)
Kapling tempat tumbuh tanaman karet harus lugu semenjak berak‐cirit tumbuhan hasil rambah tebang, sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan dengan jadwal penghutanan. Kegiatan pembukaan tanah ini meliputi : (a) pemlontosan semak samun, (b) penebangan tanaman, (c) perecanaan dan pemangkasan, (d) pendongkelan akar kayu, (e) akumulasi dan pembilasan. Seiring dengan kata lahan ini dilakukan penataan lahan dalam blok‐blok, penataan jalan‐kronologi ladang, dan penataan sungai buatan drainase internal pertanian.
Artikel Lainnnya :
Budidaya Tanaman Hias – Konotasi, Jenis, Faedah Dan Fungsinya
- Penataan blok‐blok
Lahan kebun dipetak‐petak menurut runcitruncit terkecil dan ditata ke dalam blok‐blok berukuran 10 ‐20 ha, setiap beberapa blok disatukan menjadi satu hamparan nan memiliki hari tanam yang relatif sama.
- Penataan Urut-urutan‐jalan
Jaringan jalan harus ditata dan dilaksanakan lega waktu pembangunan tanaman baru (periode 0) dan dikaitkan dengan penataan petak ke dalam blokblok tanaman. Pembangunan jalan di areal ki boyak dan berbukit dengan pedoman bisa menjangkau setiap areal terkecil, dengan jarak pikul maksimal sejauh 200 m. Sedapatkan mungkin seluruh jaringan ditumpukkan/ disambungkan, sehingga secara keseluruhan yakni satu pola jaringan jalan yang efektif. Lebar jalan disesuaikan dengan jenis/kelas bawah jalan dan alat angkut yang akan digunakan.
- Penataan Saluran Drainase
Setelah pemancangan jarak tanam selesai, maka pembuatan dan penataan saluran drainase (field drain) dilaksanakan. Luas penampang disesuaikan dengan guyur hujan abu pada runcitruncit periode tertentu, dan mempertimbangkan faktor peresapan dan penguapan. Seluruh keefektifan air plong field drain dialirkan pada susukan‐sungai buatan pembendungan cak bagi selanjutnya dialirkan ke saluran pembuangan (outlet drain).
-
Langkah Lahan Penanaman
Privat mempersiapkan kapling pertanaman karet juga diperlukan pelaksanaan beraneka macam kegiatan nan secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang sesuai dengan persyaratan. Beberapa diantara persiapan tersebut antara tak :
- Pemberantasan Alang‐alang dan Gulma lainnya
Pada lahan nan telah selesai tebas tebang dan lahan lain nan n kepunyaan vegetasi alang‐alang, dilakukan pembasmian alang‐alang dengan menggunakan bahan kimia antara bukan Round up, Scoup, Dowpon maupun Dalapon. Kegiatan ini kemudian diikuti dengan penumpasan gulma lainnya, baik secara kimia maupun secara mekanis.
- Pengolahan Persil
Dengan tujuan efisiensi biaya, pengolahan persil lakukan pertanaman karet bisa dilaksanakan dengan sistem minimum tillage, ialah dengan membentuk larikan antara barisan suatu meter dengan prinsip membajak selebar 20 cm. Tetapi demikian pengolahan tanah secara mekanis bikin lahan tertentu dapat dipertimbangkan dengan setia menjaga kelestarian dan kesuburan lahan.
- Pembuatan teras/Petakan dan Kubu/Piket
Sreg areal kapling nan n kepunyaan kemiringan bertambah dari 50 diperlukan pembuatan teras/petakan dengan sistem kontur dan kemiringan ke privat selingkung 150. Kejadian ini dimaksudkan untuk menghambat prospek terjadi erosi oleh air hujan angin. Pesek teras berkisar antara 1,25 sampai 1,50 cm, tergantung pada derajat kemiringan lahan. Buat setiap 6 ‐ 10 pohon (tergantung derajat kemiringan kapling) dibuat benteng/piket dengan tujuan mencegah abrasi lega latar petakan.
Artikel Lainnnya :
10 Ide & Peluang Usaha Kerajinan Dari Bahan Limbah “Pulang ingatan Ruang”
- Pengajiran
Puas dasarnya pemancangan air adalah untuk menerai tempat lubang tanaman dengan qada dan qadar jarak tumbuhan sebagai berikut :
- Lega areal kapling nan nisbi membosankan / landai (kemiringan antara 00 ‐ 80) jarak tanam ialah 7 m x 3 m (= 476 liang/hektar) berbentuk pasukan lurus mengikuti arah Timur ‐ Barat berparak 7 m dan arah Utara ‐ Selatan bercerai 3 m (lihat Gambar 1).
Kerangka 1. Prinsip Pengajiran sreg Lahan Datar
- Plong areal lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan 8% ‐ 15%) jarak tanam 8 m x 2, 5 m (=500 lubang/ha) sreg teras‐teras yang diatur bersambung setiap 1,25 m (penanaman secara kontur), lihat Gambar 2. Sasaran ajir dapat menggunakan potongan bambu tipis dengan ukuran 20 cm – 30 cm. Plong setiap titik pemancangan ajir tersebut merupakan tempat pengkhususan lubang bakal tumbuhan.
Kerangka 2. Cara Pengajiran Menurut Garis bentuk
- Pembuatan Liang Tanam
Ukuran lubang untuk tanaman dibuat 60 cm x 60 cm bagian atas , dan 40 cm x 40 cm bagian dasar dengan kedalaman 60 cm. Pada waktu melubang, tanah bagian atas (top soil) diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian pangkal (sub soil) diletakkan di sebelah kanan (Rencana 3). Lubang pohon dibiarkan selama 1 bulan sebelum ekstrak karet ditanam.
- Penghijauan Kacangan Pengunci Persil (Legume cover crops = LCC)
Penanaman kacangan akhir tanah ini dilakukan sebelum bibit kain start ditanam dengan maksud cak bagi menghindari kemungkinan pengikisan, menyunting struktur fisik dan kimia lahan, mengurangi pengupan air, serta untuk mewatasi pertumbuhan gulma.
Tulang beragangan 3. Pembuatan Gua Tanam
Komposisi LCC untuk setiap hektar lahan yakni 4 kg. Pueraria javanica, 6 kg Colopogonium mucunoides, dan 4 kg Centrosema pubescens, yang dicampur ke intern 5 kg Rock Phosphate (RP) seumpama alat angkut. Selain itu juga dipetuakan bagi menyisipkan Colopogonium caerulem yang tahan naungan (shade resistence) ex angka atau ex steck internal polibag boncel sebanyak 1.000 bibit/ha. Tanaman kacangan dipelihara dengan melakukan penyiangan, dan pemupukan dengan 200 kg RP per hektar, dengan pendirian menyebar rata di atas tanaman kacangan.
Artikel Lainnnya :
Potensi Perkebunan Di Indonesia
-
Seleksi dan Penanaman Ekstrak
- Seleksi bibit
Sebelum bibit ditanam, tambahan pula adv amat dilakukan seleksi konsentrat cak bagi memperoleh target tanam nan memeliki sifat‐sifat masyarakat yang baik antara tak : berproduksi tinggi, paham terhadap perangsangan hasil, resitensi terhadap serangan wereng dan ki aib daun dan kulit, serta rekonstruksi luka kulit yang baik. Beberapa syarat yang harus dipenuhi ekstrak siap tanam merupakan antara lain :
- Sari karet di polybag yang sudah berpayung dua.
- Mata okulasi moralistis‐benar baik dan telah mulai bertunas
- Akar tunggang tunggang bertunas baik dan memiliki akar susu lateral
- Bebas dari kelainan jamur akar (Kawul Akar susu Asli).
- Kebutuhan esensi
Dengan jarak tanam 7 m x 3 m (bakal tanah landai), diperlukan bibit pohon perca buat reboisasi sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman sebanyak 47 (10%) sehingga untuk setiap hektar tipar diperlukan sebanyak 523 bangkai bibit karet.
Penanaman
Lega umumnya penanaman tiras di pelan dilaksanakan puas musim penghujan yakni antara bulan September sebatas Desember dimana guyur hujan sudah cukup banyak, dan waktu hujan angin telah lebih dari 100 hari. Kapan penghijauan, petak penutup terowongan dipergunakan top soil yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP ‐ 36 sebesar 100 gram ibarat pupuk dasar.
Pemeliharaan Tanaman Karet
Pemeliharaan yang umum dilakukan lega perkebunan tanaman reja meliputi pengendalian gulma, perabukan dan pemberantasan ki kesulitan tanaman.
-
Pengendalian gulma
Areal perkebunan karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tumbuhan sudah menghasilkan (TM) harus adil dari gulma sebagai halnya alang‐alang, Mekania, Eupatorium, dll sehingga tanaman boleh tumbuh dengan baik. Untuk mencapai peristiwa tersebut, penyiangan pada periode pertama dilakukan berdasarkan umur tumbuhan seperti berikut:
Tabel 1. Frekuensi Pengendalian Gulma dengan Herbisida beralaskan Umur Pohon
Aplikasi MiG‐6PLUS
- Fase Pembibitan: Berikan larutan MiG‐6PLUS (10ml MiG‐6PLUS : 1 liter air) berikan secukupnya pada media tanam yang terdapat pada polybag, kemudian ulang setiap 10 hari sekali, sampai sari pohon berumur 16 bulan.
- Fase sebelum menghasilkan: kebutuhan perpohon berikan cair 10 ml MiG‐6PLUS (dicampur dengan air secukupnya), untuk 4 biji kemaluan lubang (kedalaman 30cm Ø 3‐5cm; bagi pakai linggis cuma) dengan jarak sekelumit kepala karangan, kemudian ulangi setiap 4 bulan sekali.
- Fase telah produksi: kebutuhan perpohon, berikan enceran 10 ml MiG‐6PLUS (dicampur dengan air secukupnya), buat 4 buah terowongan (kedalaman 30cm Ø 3‐5cm; kerjakan pakai linggis saja) dengan jarak secebir tajuk, kemudian ulangi setiap 3 bulan sekali.
Artikel Lainnnya :
15 [Cara Lengkap] Menyelamatkan Pohon Kelapa Hibrida Dan Perawatannya
- Program Pemupukan
Selain baja asal yang telah diberikan pada detik penghutanan, programa pemupukan secara berkelanjutan pada tanaman tiras harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua kali hadiah privat setahun. Jadwal fertilisasi plong semeseter I yakni pada Januari/Februari dan puas semester II ialah Juli/Agustus. Seminggu sebelum pemupukan, gawangan makin dahulu digaru dan piringan tanaman dibersihkan. Pemberian SP‐36 kebanyakan dilakukan dua minggu kian dahulu pecah Urea dan KCl. Programa dan dosis pemupukan tumbuhan cemping secara mahajana dapat dilihat plong Tabel berikut.
Tabel 2. Rekomendasi Umum Perabukan Tumbuhan Belum Menghasilkan
Tabel 3. Rekomendasi Umum Pemupukan Pokok kayu Menghasilkan
Sementara itu untuk tumbuhan picisan penutup tanah, diberikan baja RP sebanyak 200 kg/ha, yang pemberiannya dapat dilanjutkan hingga dengan tahun ke‐2 (TBM‐2) apabila pertumbuhannya kurang baik.
- Pemberantasan Kebobrokan Tanaman
Keburukan perca caruk menimbulkan kerugian gemi di perkebunan kain. Kecelakaan yang ditimbulkannya tidak hanya positif kehilangan hasil akibat kerusakan tanaman, tetapi pun biaya yang dikeluarkan privat upaya pengendaliannya. Oleh karena itu persiapan‐persiapan pengendalian secara terpadu dan efisien guna memperkecil kerugian akibat komplikasi tersebut perlu dilakukan. Lebih 25 jenis ki kesulitan menimbulkan kerusakan di pertanian karet. Kebobrokan tersebut boleh digolongkan berlandaskan skor kecelakaan irit yang ditimbulkannya. Penyakit tanaman karet yang umum ditemukan pada perkebunan adalah :
- Cendawan Akar Zakiah (Rigidoporus microporus)
Kebobrokan akar tunggang kudus disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus (Rigidoporus lignosus). Ki kesulitan ini mengakibatkan kerusakan sreg akar pohon. Gejala pada patera terlihat pucat kuning dan tepi alias ujung daun terlipat ke dalam. Kemudian daun ranggas dan ujung ranting menjadi tenang. Cak semau kalanya terlatih daun muda, maupun anak uang dan buah lebih awal. Plong perakaran pokok kayu sakit tampak benang‐tali jamur berwarna putih dan tebak tebal (rizomorf).
Jamur kadang‐kadang membentuk badan biji pelir mirip topi berwarna jingga kekuning‐kuningan puas dasar akar susu tanaman. Pada serangan musykil, akar tanaman menjadi kemungkus sehingga pokok kayu mudah tumbang dan ranah. Kematian tanaman sering merambat lega tanaman tetangganya. Penularan cendawan lazimnya berlantas melalui kontak akar tanaman segar ke tunggultunggul, tinja akar tunjang tanaman atau perakaran tanaman gempa bumi. Ki aib akar kalis camar dijumpai pada pokok kayu perca umur 1‐5 perian terutama puas pertanian nan bersemak, banyak tunggul maupun sisa akar tunjang tumbuhan dan pada tanah kenyet-kenyut atau berpasir.
Kata sandang Lainnnya :
Pengertian Sarana Tanam
Pengobatan tumbuhan sakit sebaiknya dilakukan pada tahun serangan dini untuk mendapatkan kemajuan terapi dan mengurangi resiko kematian tanaman. Bila pengobatan dilakukan puas waktu ofensif lanjut maka keberhasilan pengobatan hanya mencapai di pangkal 80%. Kaidah penggunaan dan spesies fungisida anjuran yang dianjurkan adalah :
- Pengolesan : Calixin CP, Fomac 2, Ingro Pasta 20 PA dan Shell CP.
- Penyiraman : Alto 100 SL, Anvil 50 SC, Bayfidan 250 EC, Bayleton 250 EC,
- Calixin 750 EC, Sumiate 12,5 WP dan Vectra 100 SC.
- Penaburan : Anjap P, Biotri P, Bayfidan 3 G, Welirang dan Triko SP+
- Kesuntukan Silsilah Sadap (Tapping Panel Dryness, Brown Bast)
Keburukan kehabisan alur sadap mengakibatkan kehabisan galur sadap sehingga lain mengalirkan lateks, sahaja problem ini bukan mematikan tanaman. Ki aib ini disebabkan maka dari itu penyadapan yang berlebih comar, terlebih jika disertai dengan penggunaan objek perangsang lateks ethepon. Adanya kekeringan alur sadap mula‐mula ditandai dengan tak mengalirnya lateks pada sebagian alur sadap.
Kemu‐dian dalam sejumlah minggu saja kese‐luruhan alur sadap ini kersang tak berpenyakitan‐ngeluarkan lateks. Bagian nan kersang akan berubah warnanya menjadi cokelat karena pada bagian ini terbentuk gum (blendok). Kekeringan jangat tersebut dapat meluas ke kulit lainnya yang seumur, hanya tidak menular dari kulit perempuan ke jangat pulihan atau sebaliknya. Gejala lain yang ditimbulkan ki kesulitan ini adalah terjadinya semenjak‐mulai sejak lega selerang dan pembesaran ataupun titik berat sreg layon tumbuhan.
Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan: Menghindari penyadapan yang sesak gegares dan mengurangi pemakaian Ethepon terutama pada klon yang rentan terhadap kering galur sadap yakni BPM 1, PB 235, PB 260, PB 330, PR 261 dan RRIC 100. Bila terjadi penerjunan kadar karet kering nan terus menerus puas lateks yang dipungut serta peningkatan kuantitas pohon yang tertimpa gersang silsilah sadap sampai 10% pada seluruh areal, maka penggoresan diturunkan intensitasnya dari 1/2S d/2 menjadi 1/2S d/3 ataupun 1/2S d/4, dan penggunaan Ethepon dikurangi atau dihentikan untuk mencegah agar pohon‐pokok kayu lainnya tak mengalami kering silsilah sadap.
Pengerokan kulit yang kering sampai batas 3‐4 mm bersumber kambium dengan mempekerjakan pisau sadap atau perkakas pengerok. Selerang yang dikerok dioles dengan bahan perangsang pertumbuhan kulit NoBB alias Antico F‐96 sekali satu wulan dengan 3 ulangan. Pengolesan NoBB harus diikuti dengan penyemprotan pestisida Matador 25 EC pada putaran nan dioles sekali seminggu bakal mencegah masuknya kumbang penggerek (Gambar 4.10).
Penyadapan boleh dilanjutkan di asal kulit yang kering atau di panel lainnya yang sehat dengan ketekunan terbatas (1/2S d/3 atau 1/2S d/4). Hindari eksploitasi Ethepon pada tanaman nan kena kekeringan alur sadap. Pohon yang mengalami kekurangan galur sadap perlu diberikan pupuk ekstra cak bagi mempercepat rekonstruksi kulit.
Penyadapan/Panen
Produksi lateks terbit pokok kayu karet disamping ditentukan oleh kejadian kapling dan pertumbuhan pohon, klon unggul, juga dipengaruhi maka itu teknik dan penyelenggaraan penyadapan. Apabila ketiga kriteria tersebut dapat terwujud, maka diharapkan tumbuhan karet sreg hidup 5 ‐ 6 tahun mutakadim menunaikan janji standar matang sadap. Kriteria matang sadap antara lain apabila keliling lilit batang pada ketinggian 130 cm dari satah persil telah mencapai paling kecil 45 cm. Jika 60% dari populasi tanaman telah memenuhi standar tersebut, maka areal persawahan telah siap dipanen.
- Tataran bukaan sadap
Tinggi bukaan sadap, baik dengan sistem torehan ke bawah (Down ward tapping system, DTS) atau sistem sadap ke atas (Upward tapping system, UTS) adalah 130 cm diukur dari permukaan kapling.
- Waktu bukaan sadap.
Waktu bukaan sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada (a) purwa periode hujan (Juni) dan (b) permulaan waktu intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Makanya karena itu, tidak secara kodrati tanaman nan mutakadim menguning sadap lalu simultan disadap, tetapi harus menunggu waktu tersebut di atas mulai.
- Kemiringan irisan sadap
Secara umum, permulaan sadapan dimulai dengan sudut kemiringan irisan sadapan sebesar 400 bersumber garis horizontal. Puas sistem sadapan bawah, besar sudut rajangan akan semakin mengecil sebatas 300 bila berorientasi “kaki gajah” (kontak kancah okulasi). Puas sistem sadapan ke atas, sudut irisan akan semakin membesar.
- Pertukaran tanaman bermula TMB ke TM
Secara teoritis, apabila didukung dengan kondisi pertumbuhan yang cegak dan baik, tanaman karet telah memenuhi kriteria masak sadap pada spirit 5 – 6 tahun. Dengan mengacu pada barometer tersebut, berguna menginjak plong arwah 6 tahun pokok kayu karet bisa dikatakan sudah merupakan tanaman menghasilkan atau TM. Sistem sadap Dewasa ini sistem sadap telah berkembang dengan mengkombinasikan intensitas sadap rendah disertai stimulan Ethrel selama siklus penyadap. Untuk karet rakyat, mengingat kondisi sosial ekonomi petani, maka dipetuakan menggunakan sistem sadap konvensional seperti lega tabel berikut :
Artikel Lainnnya :
Konversi Petak Adalah
Tabel 4. Bagan Penorehan Pohon Karet
Catatan: Tanaman karet diremajakan pada umur 31 tahun Keterangan :
A = Alat peraba Murni Rataan A B = Indra peraba Putih Bidang B
A = Kulit Pulihan pertama A A “= Kulit Pulihan kedua A B’ = Kulit Pulihan mula-mula B AH= Kulit Murni atas A
BH= Kulit Murni atas B
- Estimasi Produksi
Produksi lateks per satuan luas privat kurun periode tertentu dipengaruhi maka dari itu beberapa faktor antara tidak klon tiras yang digunakan, kesesuaian lahan dan agroklimatologi, perawatan pokok kayu belum menghasilkan, sistem dan manajemen sadap, dan lainnya.
Dengan hipotesis bahwa pengelolaan tipar plasma dapat menunaikan janji seluruh kriteria yang dengan dikemukakan dalam kultur tehnis perca diatas, maka rekapitulasi produksi dapat dilakukan dengan mengacu pada standar produksi yang dikeluarkan oleh Dinas Perkebunan setempat atau Balai Riset Perkebunan nan bersangkutan. Karena produksi kebun karet adalah lateks, maka anggaran produksi masing-masing hektar per tahun dikonversikan ke intern ketengan getah karet basah sebagaimana plong Tabulasi berikut :
Tabel 5. Proyeksi Produksi Kain Tandus dan Estimasi Produksi Lateks
Catatan : Ancangan produksi didasarkan atas asumsi kadar karet cengkar (KKK) = 25%
Kebutuhan Biaya Pendanaan Dan Analisis Moneter
Pohon karet memerlukan periode 5‐6 tahun untuk dapat disadap, maka itu karena itu pembangunan perkebunan kejai memerlukan pemodalan jangka panjang dengan masa tenggang 5‐6 musim. Biaya investasi dan perlindungan TBM dan TM boleh dilihat sreg Diagram 6 berikut:
Grafik 6. Biaya Investasi Kejai dan Pemeliharaan TBM dan TM (1 ha)
Dengan postulat tingkat produksi rata‐rata 1.576 kg kain kering/ha/tahun, harga FOB SIR 20 : US $ 1,50/kg dan kurs: Rp 10.000/US $ (pada rembulan Desember 2005) dan harga di tingkat pekebun 80% FOB, dilakukan perhitungan kelayakan finansial usaha perkebunan karet diukur dengan tingkat Internal Rate of Return (IRR), Jejala Present Value (NPV) dan B/C ratio. Bila IRR lebih segara dari tingkat kaki bunga yang diberlakukan yaitu 18%, maka usaha pertanaman cemping layak secara keuangan.
Bila NPV lebih besar bermula hampa (riil) maka propaganda adalah layak, puas discount rate yang ditentukan yaitu sebesar 18%. Perhitungan angka IRR dan NPV beralaskan pada arus kas sejauh 30 perian dengan hipotesis biaya tetap, cuma harga jual menggunakan 3 skenario merupakan: harga naik 20%, harga saat ini dan harga turun 10%, adalah seperti nan teragendakan di Tabulasi 6.
Tabulasi 6. Hasil Analisa Sensitivitas Pembangunan Kebun Karet (1 ha).
Tabel 6 menunjukkan bahwa proyek pada tingkat bunga 18% aksi perkebunan karet masih layak, demikian lagi pada saat harga perca turun 20%, nilai NPV masih berwujud dan IRR makin dari 18%. Apabila terserah skim kredit nan tingkat bunganya lebih minus (14%), maka tingkat kelayakan usaha akan semakin tinggi.
Artikel Lainnnya :
Keefektifan Pupuk Organik Bakal Tanaman Beserta Kepentingan Unsur Hara Makronya
Demikian penjelasan artikel diatas tentangPenanaman Karet – Pembibitan, Syarat Tumbuh Dan Perawatan
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca taat
Lahan.Co.Id
Source: https://lahan.co.id/penanaman-karet/
Posted by: holymayhem.com